Dan bukan hanya wahyu yang penting, di dalam Injil Yohanes 1 dikatakan Kristus datang untuk memanggil orang supaya mereka menjadi anak-anak Allah. Relasi Tritunggal ini dinyatakan supaya manusia bisa dipanggil untuk berbagian di dalam relasi ini. Bagaimana cara manusia dipanggil untuk berbagian di dalam relasi ini? Dengan pribadi kedua yang ada di dalam relasi Tritunggal datang menjadi manusia lalu mengadopsi kita, memanggil kita sehingga kita boleh memanggil Bapa kepada Allah seperti Dia mengatakan Bapa kepada Allah. Sang Anak datang ke dalam dunia supaya kita bisa punya Bapa di sorga. Mengapa Anak Allah menjadi manusia, mengapa Allah menjadi manusia, mengapa Kristus menjadi manusia? Supaya Saudara dan saya bisa menyebut Bapa kepada Allah, supaya kita bisa punya Bapa. Kalau kita salah mengerti doktrin Tritunggal, semua jadi rusak. Sekarang ada istilah namanya kristonomisme, yang berarti baik Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Kristus, dan ini adalah bidat. Gerakan Pentakosta ketika masuk ke Indonesia, pecah. Salah satu alasan pecah adalah karena ada kelompok yang menyebut Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Yesus Kristus, ini dikritik oleh Pentakosta yang lain. Saudara kalau tahu sejarah, Saudara akan tahu banyak sekali doktrin ngawur yang sekarang dipraktekan dan diajarkan dalam gereja tanpa diketahui. Maka belajarlah sejarah sedikit supaya tahu. Sekarang ada orang yang kalau baptis, di surat baptisannya adalah “dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Yesus Kristus”, ini ngawur. Jadi siapa Bapa? Yesus Kristus, siapa Anak? Yesus Kristus, siapa Roh Kudus? Yesus Kristus, kok tiga-tiganya Yesus Kristus? “Pokoknya Yesus Kristus itu segalanya”. Kalau Dia segalanya, Dia datang ke dalam dunia, Dia tidak punya relasi. Bukankah Bapa itu Dia? dan orang tidak mungkin berelasi dengan dirinya waktu dirinya menjadi orang lain, itu eror. Yesus tidak pernah mengatakan “Aku adalah Bapa”, tidak pernah. Tapi Yesus mengatakan “jika engkau ingin kenal Bapa, lihat Aku”, karena di dalam Surat Ibrani dikatakan Yesus adalah yang menyatakan sifat atau menyatakan personnya Bapa secara spesifik. Ini disebut dengan character di dalam Ibrani 1. Di Ibrani 1 ada beberapa istilah yang penting, Yesus adalah pancaran kemuliaan dari Allah, Sang Bapa. Dia adalah pancaran kemuliaan yang sempurna dari Allah. Yang kedua, Yesus adalah character dari substansinya Bapa, hipotasisnya Bapa. Apa itu character? Character dalam konsep Yunani adalah kalau Saudara punya cincin kerajaan, lalu Saudara mau segel sesuatu. Di dalam surat yang akan disegel diberikan lilin yang akan cair, sebelum lilin itu menjadi keras, Saudara taruh cincin itu di dalam lilin itu, jadi cap. Begitu dicabut, gambar di cincin dan di lilin sama, ini character. Jadi Yesus sama dengan Bapa, tapi bukan Bapa. Mengapa Dia harus sama dengan Bapa? Kalau tidak, kita tidak bisa kenal Bapa lewat Yesus. Mengapa Dia beda dari Bapa? Karena kalau tidak, kita tidak bisa punya relasi dengan Bapa. Maka Kristus menjadi manusia supaya kita bisa kenal Bapa. Dan Bapa mau diriNya dikenal maka Dia mengutus Yesus. Ini inti dari Injil Yohanes, Tuhan mau engkau jadi anakNya, Tuhan mau engkau menyebut Allah sebagai Bapa, Tuhan mau kita mengasihi Dia sebagai Bapa yang pelihara kita. Salah satu tema penting dari Institutio Calvin adalah Bapa yang memelihara, Allah adalah Bapa yang memberikan His fatherly care, Dia memerdulikan kita seperti bapa pedulikan anak. Dan yang dimaksud bapa adalah Bapa yang sejati, bukan yang palsu. Ada bapa-bapa yang tidak peduli anak, itu bukan bapa yang dimaksudkan. Bapa yang peduli anak, yang cinta, yang memelihara segala sesuatu seperti bapa memelihara anak. Saya pernah dengar cerita dari Pdt. Sutjipto, dia mengatakan dulu waktu belum punya anak, dia tidak terlalu mengerti apa itu cinta kasih bapa kepada anak, setelah dia punya anak baru tahu seberapa besar cinta bapa kepada anak. Cinta yang begitu besar. Dia mengatakan setiap anaknya sakit, doanya adalah “Tuhan, berhentikan sakitnya dia, biar dipindahkan ke saya”, ini doa seorang bapa. Ini cinta yang besar sekali. Maka cinta Bapa kepada Anak, tidak mungkin lebih kecil, bahkan tidak mungkin segitu, lebih besar lagi. Cinta Bapa kepada Kristus begitu besar. Tetapi karena cinta ini besar, maka Allah ingin expand cintaNya, ingin perluas supaya lebih banyak orang yang menikmati. Relasi Bapa dan Anak ingin dibagikan kepada manusia juga, supaya kita bisa menikmati Allah sebagai Bapa seperti Kristus mengalami Dia sebagai Bapa. Dan dari awal di Perjanjian Lama sudah ditekankan bahwa Allah adalah Bapanya Israel, yang memelihara, yang merawat, yang memperhatikan masuk keluarnya mereka, yang memperhatikan segala pergumulan mereka, segala kesulitan mereka, ada mata Bapa yang mengawasi dengan cinta kasih. Maka ketika Allah bilang Dia mengawasi, Dia mengawasi sebagai bapa mengawasi anaknya. Tuhan mengatakan kepada Abraham ‘berjalanlah di depanKu dengan tidak bercacat”, di depan Allah berarti Allah mengawasi dari belakang. Mengapa Bapa punya jiwa seperti itu? Karena dari kekal Dia Bapa. Mengapa dari kekal Dia Bapa? Karena Dia punya relasi dengan Sang Anak dari kekal.

« 4 of 5 »