Dan dikatakan “dan kepada Yesus, pengantara Perjanjian Baru dan kepada darah pemercikan yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”. Yang unik dari Perjanjian Lama adalah ketika orang Israel dipanggil sebagai komunitas, lalu mereka dipanggil menyembah Tuhan lewat pengantara imam, hal kedua yang harus mereka kerjakan adalah kerjakan kebenaran dan keadilan. Ini aspek yang langsung muncul sebagai aplikasi dari ibadah. Minggu lalu kita sudah bahas, mengenal Tuhan diaplikasikan di dalam menyembah Tuhan, makin kenal Tuhan makin ingin sembah Tuhan, makin kagum Tuhan makin diekspresikan melalui ibadah kepada Tuhan. Setelah saya ibadah, apa dampaknya? Dampak ibadah adalah social justice. Dampak ibadah adalah Saudara lebih peka untuk keadilan dan kekudusan Tuhan. Saudara mulai merasa marah kalau ada orang diperlakukan secara tidak adil. Saudara mulai merasa marah terhadap ketidak-adilan, itu terjadi karena ibadah. Orang bisa sangat marah terhadap ketidak-adilan dan dia bukan mengalami itu karena ibadah. Namun kalau orang beribadah kepada Tuhan dengan cara yang benar, dia tidak mungkin tidak bertambah di dalam sense keadilannya. Dikatakan “Yesus adalah Pengantara Perjanjian Baru yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”. Saudara tahu mengapa darah Habel berbicara? Karena ketidak-adilan, karena dia mau Allah jadi hakim “ya Tuhan, saya dibunuh dengan tidak adil, hakimilah antara saya dengan pembunuh saya”. Apakah orang mati bisa mengatakan itu? Tidak bisa, maka kalau ada orang yang membunuh orang lain di dalam anggapan orang yang tidak kenal Tuhan, keadilan tidak mungkin terjadi. Yang dilanggar sudah mati, dia tidak bisa berseru, apalagi matinya di padang. Di tempat di mana Habel dibunuh, tidak ada saksi. Ini adalah kejahatan sempurna, tidak ada saksi, motif pun tidak ada karena seolah-olah Kain mengasihi Habel, “Habel, jalan-jalan yuk”, Habel terharu “tidak ada yang memperhatikan saya sampai mengajak saya jalan-jalan”. Kain itu pintar akting, hatinya penuh amarah tapi wajahnya penuh kasih. Orang model begini mengerikan, senyum tapi besoknya musuhnya hilang, yang suka senyum itu bisa menakutkan. Waktu Habel dibunuh, tidak ada saksi. Waktu Habel mati, tidak ada kemungkinan perkaranya bisa diadili, tidak ada kemungkinan Habel mendapatkan keadilan kecuali dari Tuhan. Orang Israel sangat percaya ini, itu yang membuat mereka dengan mudah bisa menghilangkan perasaan kepahitan. Saudara susah menghilangkan kepahitan, karena Saudara tidak percaya kalau Allah itu Hakim. Tapi orang yang percaya Allah itu Hakim, tidak mudah merasa pahit di dalam hati. Saya pernah ditanya orang “sebenarnya kita mengampuni orang karena orang itu minta ampun atau bukan?”, saya jawab “karena orang minta ampun”. Karena pengampunan itu dua arah, kalau seseorang tidak minta ampun, Saudara tidak mungkin mengampuni dia, karena dia bahkan tidak datang untuk minta ampun kepada Saudara. Jadi pengampunan diberikan kalau orang itu minta ampun. Tapi kesimpulan yang ditarik itu selalu salah, saya terkadang khawatir mengajarkan tema penting tapi disalah-mengerti oleh jemaat. Saudara jangan sering salah mengerti. Saudara tidak diwajibkan mengampuni orang kalau orang itu tidak minta ampun, karena absurb sekali mengampuni orang yang tidak minta ampun. Tapi ini tidak berarti Saudara boleh pertahankan marah dan kepahitan, Saudara harus mencintai orang itu. Namun pemberian pengampunan kepada orang yang tidak minta ampun itu absurb. “Saya ampuni kamu”, “kapan saya minta ampun?”, itu tidak nyambung. Tapi ketika orang datang minta ampun, Saudara harus siap mengampuni karena sebelum dia minta ampun pun, Saudara sudah berhenti marah kepada dia, Saudara sudah berhenti punya dendam, Saudara sudah berhenti punya kepahitan dan Saudara sudah belajar mengasihi dia kembali meskipun pengampunan belum terjadi. Apakah Tuhan mengampuni orang yang tidak minta ampun? Tidak, saudara tidak bertobat, Tuhan tidak ampuni. Saudara tidak datang kepada Dia dan mengaku dosa, tidak ada pengampunan bagi Saudara. Tidak ada orang yang masuk sorga yang tidak sadar dirinya berdosa dan memohon pengampunan Tuhan. Kalau Saudara tidak percaya, nanti lakukan survei kepada semua penghuni sorga, Saudara akan menemukan semua orang pernah berdosa, pernah mengaku dosa, pernah sadar dirinya berdosa, dan pernah mengemis permohonan supaya Tuhan mengampuni dia, yang masuk sorga seperti itu. Tuhan tidak pernah ampuni orang yang tidak sadar dirinya berdosa kemudian memohon pengampunan dari Tuhan. Namun pengampunan dari Tuhan itu diberikan dan ditawarkan kepada semua orang karena Tuhan sudah berhenti memunyai kepahitan kepada siapa pun. Namun Tuhan tidak pernah berhenti menyatakan keadilan untuk semua orang. Waktu saya mengatakan pengampunan diberikan setelah orang lain minta ampun, saya sama sekali tidak mengatakan engkau boleh dendam. Ini yang harus diingat, tidak memberikan pengampunan karena permohonan pengampunan tidak diberikan. Namun Saudara harus memberikan kasih, melupakan kesalahannya, berani menghilangkan kepahitan dalam diri Saudara dan mengasihi dia kembali. “Tapi dia salah”, iya, tapi kasihilah dia. Dan kalau Saudara sudah kasihi dia, begitu dia minta ampun, Saudara tidak ada kesulitan mengatakan “saya sudah dari dulu siap mengampuni kamu”, justru Kekristenan yang indah ada dalam hal seperti ini. Mengapa kita bisa dengan lega membiarkan orang yang sudah terlebih dulu bersalah? Karena ada Tuhan sebagai Hakim. Saya tidak mengatakan Saudara tidak boleh mengambil tindakan keadilan. Saudara boleh menuntut keadilan, tapi Saudara tidak boleh tidak siap mengampuni. Saudara boleh mengambil tindakan hukum, bahkan harus, kalau bukan karena lembaga hukum itu ditetapkan oleh Tuhan maka Saudara tidak bisa pakai jalur itu. Tapi di dalam Kekristenan, terutama tradisi Kuyperian, kita percaya bahwa institusi negara itu dari Tuhan. Pengadilan itu dari Tuhan. Dan kalau pengadilan dari Tuhan, Saudara bukan saja boleh pakai pengadilan, Saudara harus pakai pengadilan bukan pakai main hakim sendiri. Saudara marah sama orang karena dia bersalah kepada Saudara, bawa itu ke pengadilan jika itu memang kasus yang bisa diperkarakan. Tapi pengadilan kita korup, itu isu yang lain lagi, pengadilan corrupt harus diperbaiki bukan dihilangkan dari sistem. Maka pemerintah, pengadilan dan lain-lain itu Tuhan tetapkan, mari pakai jalur itu. Namun Saudara dan saya harus berhenti mempertahankan perasaan pahit di dalam hati. Perasaan marah, perasaan tidak bisa lepas dari dendam, itu semua menghancurkan. Bagaimana lepas? Serahkan Tuhan sebagai Hakim. Kalau serahkan ke Tuhan sebagai Hakim, tidak perlu pakai jalur pengadilan? Saudara silahkan pakai jalur pengadilan, tapi Saudara tetap serahkan penghakiman kepada Tuhan, itu yang benar, sehingga Allah adalah Sang Hakim. Dan ini yang dilakukan Habel, Habel sudah mati pun masih bisa berteriak kepada Tuhan. Ini cara Tuhan untuk menyatakan sehebat apa pun kamu melakukan kejahatan sempurna, korbanmu tetap punya akses datang ke Tuhan, ini menakutkan. Korbanmu punya akses untuk datang ke Tuhan. Habel sudah mati tapi dia masih teriak. Cara bungkam orang bagaimana? “Supaya dia tidak bersaksi, matikan dia”, ini kalau film-film mafia, “dia tahu saya adalah mafia, dia harus mati”, supaya apa? “supaya tidak bisa bersaksi”. Tapi Alkitab mengajarkan itu percuma, karena mereka sudah matikan, orang itu masih punya akses untuk berteriak ke Tuhan lewat darahnya. “Kalau begitu darahnya saya keringkan”, tetap bisa, darah kering tetap bisa berseru karena dalam tradisi Bait Suci, imam besar akan membawa darah setahun sekali untuk dipercikan ke atas tutup pendamaian sampai kering. Jadi ternyata darah kering pun masih berseru kepada Tuhan. “Kalau begitu darahnya akan saya hilangkan, saya hisap seperti vampire”, Wahyu mengatakan darahnya kamu hisap, nyawanya tetap ada di mezbah Tuhan di sorga. Maka jangan melakukan tindakan tidak adil. Maka semakin Saudara beribadah, semakin perbaikan sosial Saudara juga terwujud dalam hidup. Ibadah itu sangat penting. Saudara ingin social justice, dan Saudara ingin ini diwujudkan oleh orang-orang Kristen yang terjun ke dalam masyarakat, Saudara harus berharap ada orang Kristen yang benar-benar tekun dalam ibadahnya.