Dan bagaimana cara merusak pekerjaan Kristen di tengah dunia? Bikin ibadah tidak digubris. “Ayo kita membuat ibadah untuk menarik anak muda”, bagaimana caranya? “bikin musik yang mirip dengan orang yang baru digigit ular”, saya pinjam istilah ini dari Pak Tong, ibadah adalah ketika ada nari dung-cek-cek seperti orang baru digigit ular. Kalau di sini kurang. Banyak orang terjebak dalam mitos yang salah dalam bergereja, mitosnya adalah kalau gereja itu sesuai dengan selera anak muda, maka gereja itu akan laku. Memang akan laku, tapi akan berhenti berfungsi sebagai gereja. Kalau ibadah sudah diubah sesuai dengan anak muda, ibadah itu sudah tidak ada gunanya lagi. Ini sebabnya kalau Saudara mau mengusulkan ke GRII, “tolong ibadahnya sedikit lebih friendly untuk anak muda”, saya akan mengaakan “justru anak muda yang seharusnya lebih friendly kepada ibadah”. Seperti yang Pak David Tong katakan ketika menanggapi “gereja ini kurang family friendly”, “salah, family-mu yang kurang curch friendly”. “Gereja ini kurang youth friendly”, saya akan mengatakan “the youngsters yang kurang curch friendly, yang kurang mengerti apa itu keindahan bergereja”. Itu sebabnya saya berharap kita semua menghargai ibadah, menganggap tinggi gereka Tuhan dan bernar-benar melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Yang menjadi pelayan, persiapkan hati dan kemampuan sebaik mungkin. Yang menjadi pengkhotbah, persiapkan hati dan berkhotbah sebaik mungkin. Yang datang ke kebaktian persiapkan hati untuk beribadah Tuhan. Kita tidak datang pada gunung yang mengerikan, kita datang pada Allah yang penuh kasih. Dan justru karena itu Dia ditakuti lebih lagi. Saudara tidak harus takut karena takut dihukum, takut dipukuli, itu takut palsu. Kalau Tuhan mengerikan dan mengancam kita, lalu kita takut akan Tuhan, itu bukan rohani yang sejati. Tapi ketika Tuhan mengasihi dan kita semakin takut akan Dia, itu rohani yang sejati. Maka surat Ibrani mengatakan engkau datang kepada Allah Tritunggal sebagai komunitas yang menyembah Dia dengan penuh sukacita, penuh kebebasan, penuh kasih, maka takutlah akan Dia, gentarlah akan Dia. Beribadah dengan cara yang berkenan kepadaNya dengan hormat dan takut sebab Allah tetap api yang yang menghanguskan. Ini kalimat yang membuat kita sadar bahwa standar kesucian dan penghormatan Perjanjian Lama tidak dikurangi oleh Perjanjian Baru. Ibrani tidak mengatakan “sudahlah sekarang lebih santai kalau ibadah, kalau dulu ibadah kaku dan menakutkan, sekarang lebih santai karena Tuhan baik”. Orang-orang yang memanipulasi kebaikan itu orang-orang yang tidak baik. Orang tidak baik selalu memanipulasi kebaikan. Orang baik tidak hidup sembarangan. Tuhan mengatakan “lihat Aku kirim Anak TunggalKu, mari datang beribadah”. Maka Surat Ibrani mengatakan mari datang dengan takut dan gentar karena yang mengagumkan dari Tuhan itu yang membuat Saudara sujud dan gentar beribadah kepada Dia.

Demikian Saudara menghormati Tuhan, bukan karena takut, tapi karena Allah adalah contoh untuk komunitas dan Allah adalah Allah yang menjadi contoh untuk berkat. Allah adalah contoh untuk keinginan untuk manusia hidup baik. Yang paling ingin Saudara hidup beres itu Tuhan. Maka orang yang menyembah Tuhan akan sadar perlunya ada social justice, perlunya ada sistem yang baik, perlunya orang-orang yang tidak bersalah dimunculkan dan orang-orang yang salah dihukum, perlunya memperlakukan orang lain sebagai manusia dengan adil. Dari ibadah yang baik Saudara akan menjadi orang yang mampu mengasihi orang lain, mampu memberikan pengharapan kepada orang yang lebih rendah sekali pun. Saudara bisa menghargai pembantu Saudara, menghargai sopir Saudara, menghargai tetangga Saudara yang rendah, menghargai orang miskin, menghargai orang-orang yang dianggap sampah masyarakat sekali pun dengan penghargaan bahwa mereka tetap manusia yang perlu diperlakukan adil. Adil berarti apa yang seharusnya diperoleh di dalam anugerah Tuhan itu harus diberikan kepada dia. Jangan tahan berkat yang Tuhan mau berikan kepada orang jika berkat itu disalurkan lewat Saudara. Dan jangan tahan orang fasik untuk membiarkan dia tanpa dihukum. Ini yang dikatakan oleh Miroslav Volf di tahun 90an, dia tulis buku Exclusion and Embrace, penolakan pembuangan dan memeluk kembali. Kalau Saudara peluk orang jahat, Saudara sedang meninggikan kejahatan. Orang jahat harus dihukum, tapi orang yang kemungkinan mendapatkan berkat lewat Saudara, dia harus mendapat berkat itu lewat Saudara. Ibadah yang baik akan membentuk orang untuk menghargai kehidupan sosial dengan cara Tuhan yang adalah Allah Tritunggal. Kiranya kita makin gentar beribadah kepada Tuhan dan makin mengerti bahwa ibadah adalah penantian sampai Tuhan goncangkan bukan hanya bumi saja, tapi Tuhan juga goncangkan langit untuk menyatukan sorga dan bumi dalan kesempurnaannya nanti. Sebelum itu terjadi mari mengharapkan Tuhan melalui ibadah yang penuh dengan penghormatan kepada Dia.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 4 of 4