Injil Lukas 1: 48-49 “Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus”.
Saudara sekalian seorang yang agung adalah seorang yang hidupnya mau dia paralelkan dengan sebuah bangsa, ini orang agung. Tidak ada orang menyangka seorang remaja bernama Maria adalah orang agung itu. Semua orang bisa melihat pemimpin besar sebagai orang agung karena pemimpin besar tidak anggap dirinya sendiri penting. Pemimpin besar mengaitkan dirinya dengan bangsanya, dia hidup untuk bangsanya, dia berjuang untuk bangsanya, yang dia putuskan akan mempengaruhi orang banyak, ini bedanya orang agung dan orang kecil. Orang kecil terus cuma pikirkan diri, tadi Pendeta Ivan di dalam klip mengatakan dari Kitab Hagai, “kamu anggap bangun rumah Tuhan belum saatnya, karena ada krisiskah, karena ada masalah ini itu kah, tapi kamu tidak pernah menganggap krisis atau masalah apapun menghalangi kamu memperbaiki rumahmu. Kamu bisa membangun rumah, kamu bisa pikirkan diri, mengapa tidak pikirkan bangunan Tuhan? Jadi kita lihat bedanya orang agung dan orang kecil, orang agung tidak tentu kaya, orang kecil tidak tentu miskin. Ada orang kaya yang kecil, ada orang miskin yang agung. Ada orang agung yang punya banyak uang, ada orang agung yang tidak punya uang, maka agung atau kerdil tidak ditentukan oleh harta dia. Tapi ditentukan oleh beban hatinya, yang masuk di hatinya paling besar itu apa. Ada orang yang seumur hidup cuma pikir diri, dia orang kerdil, “mengapa diriku kurang dapat untung, mengapa diriku kurang diperhatikan, mengapa diriku kurang mendapatkan bagian, mengapa diriku tidak mendapat keadilan?”, terus pikir diri, ini orang kerdil. Di dalam Kitab Suci terutama dalam ajaran Yesus, orang agung disebut sebagai orang yang punya kelemahan-lembutan, meek, orang yang mempunyai sifat dalam bahasa Yunani, praos. Praos ini adalah meek, praos ini adalah lemah lembut. Mengapa orang lemah lembut akan mewarisi dunia? Semikian dikatakan Tuhan Yesus. Karena orang lemah lembut punya jiwa yang besar. Definisi lemah lembut itu bukan orang yang terlalu soft sehingga tidak bisa menghadapi apapun, bukan orang yang gampang goyah, yang gampang menangis, yang gampang patah, bukan. Orang lemah lembut adalah orang yang perhatian utamanya bukan ke dirinya. Sehingga dia tidak terlalu pedulikan kalau dirinya direndahkan. Yesus Kristus pernah mengatakan “jika kamu ditampar pipi yang satu, berikan juga pipi yang lain”. Ada satu tafsiran bagus yang saya dapat dari Pendeta Eko, tafsiran yang mengatakan tampar satu pipi berikan pipi lain itu bukan untuk ditampar lagi. Memberi pipi adalah tawaran perdamaian untuk dicium. Jadi setelah ada orang tampar, dia berikan pipi yang lain, “mau ditampar lagi?”, bukan. Tapi supaya ada perdamaian. Orang agung tidak mendendam. Orang kerdil terus pikir kejahatan orang pada dia, terus sakit hati, terus merasa orang lain harus dibalas, ini orang kerdil. Maka Saudara mulai bisa nilai diri kita, termasuk saya, kita mulai nilai diri kita, kita orang agung atau orang kerdil. Kita orang yang jiwanya besar atau kita orang kecil, yang meskipun punya kedudukan besar tidak layak ada di kedudukan itu. Kalau kita gampang mendendam, kita pahit sama orang, kita terus ingat kesalahan orang, kita terus ingat kita didzolimi, kita orang kerdil. Tapi kalau kita pernah dijahati lalu kita mengatakan “mari lanjut, kita tidak boleh berdiam di sini, kita tidak boleh sibuk dengan masalah sendiri. Mari berdamai, mari kerja untuk Tuhan”, ini orang agung. Hamba-hamba Tuhan ada yang agung, ada yang kerdil, ada yang kalau sudah sakit hati sama orang, sulit kerjasama dengan orang, sulit mempunyai teman, sulit mempunyai partner kerja yang baik. Semua partner kerja ada salahnya, semua partner kerja kurang di sini situ, dia tidak bisa kerja, dia tidak bisa bangun pekerjaan Tuhan. Tapi hamba Tuhan yang agung akan mengatakan “kita ada masalah, lupakan, mari melangkah. Pekerjaan Tuhan terlalu besar, pekerjaan Tuhan terlalu banyak, kita tidak bisa sibuk dengan diri kita sendiri”. Maka siapa agung siapa kerdil tergantung penilaian dari Kitab Suci, bukan tergantung dari pandangan manusia, bukan tergantung dari pangkat yang dia miliki saat ini. Agung kerdilnya orang tergantung dari apa yang dia taruh di dalam hatinya. Apa yang Saudara taruh dalam hati Saudara? Apa yang menggerakkan hidup Saudara? Jiwamu dibakar dengan semangat api untuk kerjakan apa? Ini perlu kita pikir, sebab jika yang menggerakkan engkau adalah api yang bukan dari Tuhan, maka segiat-giatnya engkau bekerja, engkau hanya akan membuat patah dirimu, engkau akan peras tenagamu sampai habis dan engkau tidak dapat pahala dan penyertaan dari Tuhan. Tetapi jika api yang menggerakkan engkau adalah dari Tuhan, maka sekeras-kerasnya engkau bekerja, engkau tidak pernah patah, engkau tidak pernah menjadi kering karena yang engkau kerjakan adalah untuk Tuhan. Saudara, saya lihat gerakan Reformed Injili adalah gerakan yang ditunjang oleh tidak banyak orang. Pekerjaan begitu besar tetapi yang menunjang tidak begitu banyak. Saya tidak mengerti mengapa yang terlibat tidak banyak, tetapi saya mengerti satu hal yang terlibat adalah orang-orang yang siap kerjakan hal yang akan membuat orang cap mereka gila. “Untuk apa mengerjakan ini, mengapa kerja keras seperti ini?”. Dan kalau ditanya mengapa orang-orang ini mau kerja seperti itu, hampir semua jawabannya sama, “karena kami lihat Pendeta Stephen Tong”. Mengapa kalau lihat Pendeta Stephen Tong bekerja keras? Karena saya lihat orang yang tidak patah semangat meskipun kerja begitu berat dan meskipun banyak kali merasa kecewa karena pekerjaan seperti belum jadi, tapi terus kerjakan. Ini mendorong saya untuk melakukan banyak hal untuk Tuhan. Tanpa contoh dari hamba Tuhan yang rela kerja mati-matian, sulit menggerakan orang. Tapi saya berpikir meneladani Pdt. Stephen Tong, mengapa dia bisa suruh orang bekerja? Dia sendiri jadi contoh. Mengapa dia bisa gerakan orang? Dia sendiri jadi contoh. Itu sebabnya siapa mau kerja berat, dia tidak mungkin bertahan kecuali dia tahu yang dia kerjakan itu untuk Tuhan. Mari mempunyai pandangan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Di dalam topping off ada kalimat penting yang sayang sekali tidak masuk di dalam klip, kalimat-kalimat penting dari Pendeta Stephen Tong harus ditangkap. Kalau cuma bicara soal bangunan, itu sesuatu yang bisa diulang kapanpun. Tetapi ada kalimat yang Pak Tong katakan, seorang hamba Tuhan mesti mempunyai hati yang polos, termasuk Saudara, Saudara juga hamba Tuhan meskipun bukan full time. Harus punya hati yang polos. Kalau ditanya “mengapa kerjakan ini?”, untuk Tuhan. “Untuk Tuhan, kamu polos sekali”, memang, tapi pikirannya rumit. Punya pikiran rumit tapi hati polos. Jangan terbalik, hatinya rumit pikiran polos, ini tidak bisa mengerti apa-apa. Tidak punya pengertian, tidak punya ide, tidak punya konsep, tapi hatinya rumit. “Kerjakan apa?”, “untuk Tuhan, tapi juga untuk saya”, terlalu belat-belit. Hati rumit sama dengan belat-belit. Pikiran rumit sama dengan sumber berkat. Hati polos, hati cuma mau menyenangkan Tuhan, ini kunci yang besar sekali. Ini yang ditanyakan Pak Tong kepada gurunya, Bapak Andrew Gih, “apa yang men-drive kamu, apa yang membuat kau kerja begitu berat untuk Tuhan? Apa yang membuat motivasi paling penting untuk kerja bagi Tuhan?”, Andrew Gih mengatakan “cuma satu, tidak ada yang lain lagi, hanya satu, only to please God. Hanya mau membuat hati Tuhan senang”. Tuhan perbaiki saya, koreksi saya kalau saya salah, tapi saya bekerja berat untuk Tuhan. Siapa tidak mau kerja berat untuk Tuhan, tetap akan kerja berat tapi untuk setan. Saya mau tanya siapa orang bisa tidak kerja berat di dunia ini? Saudara mengatakan “saya malas kerja berat untuk Tuhan”, tapi engkau harus pikul salib, mati-matian sangkal diri tapi untuk yang lain. Karena manusia di dunia memang harus kerja berat.