Sekarang saya ajak kita untuk melihat terlebih dahulu konteks orang penyakit kusta di dalam konteks Perjanjian Lama. Dan mengapa Tuhan waktu menyembuhkan orang sakit kusta, ini mengkonfirmasi bahwa Dialah Allah, bukan hanya Mesias. Kita lihat di dalam 2 Raja-raja 5, tentang Raja Yoram. Setelah Ahab mati digantikan oleh Yoram, padahal Elia yang disuruh mengurapi Yoram, tapi Elia “tidak mau”, lalu Elisa yang disuruh untuk mengurapi raja ini. 2 Raja-raja 5:1-10, “Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram.” Jadi ini dalam kedaulatan Tuhan, Tuhan memberikan favour kepada Naaman. “Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada istri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, ‘Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.’ Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, ‘Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.’ Maka jawab raja Aram, ‘Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel.’ Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.” Kalau nilai tukar itu sekarang sejumlah 45 miliar, banyak sekali. “Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi, ‘Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.’ Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, ‘Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.’ Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, ‘Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.’ Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, ‘Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.’” Kalau kita lihat Naaman itu seorang panglima tentara, pahlawan yang perkasa, dia sangat disayangi dan dia juga punya kekuatan yang besar, bahkan mendapat favour dari Tuhan, tetapi ini tidak memberikan dia sukacita karena dia mungkin punya semua tapi badannya sakit kusta. Bahkan dia punya uang 45 miliar untuk membeli satu kebahagiaan. Jadi kira-kira begini, dia datang dari jauh dan kemudian surat dari Raja Aram itu disampaikan kepada Yoram, suratnya adalah “sembuhkanlah hambaku ini dari penyakit kusta”.
Sekarang bagian yang menarik, sebenarnya ada banyak bagian yang menarik pertama ini Aram yang lebih kuat dari Israel, tapi datang ke Israel karena ada nabi yang sejati. Kita perhatikan perkataan Raja Yoram. Dia mengatakan, “Allahkah aku ini sehingga aku dapat mematikan dan membangkitkan orang, dan menyembuhkan penyakit kusta?” Maksudnya Raja Yoram ini sedang memparalelkan antara menyembuhkan orang kusta dengan tindakan Tuhan yang mematikan dan membangkitkan orang. Pada zaman itu, tidak banyak kejadian orang mati lalu bangkit. Hanya Elia saja yang membangkitkan orang mati, itu cuma satu kasus. Nanti Elisa ada juga, tetapi itu tidak lazim. Sang Raja Yoram sudah menghadapi jalan buntu. Nanti kita mengetahui konteks 2 Raja-raja ini itu mengkonfirmasi Matius 8. Waktu menyembuhkan orang kusta, Kristus tidak mengatakan, “Mandi tujuh kali di Sungai Yordan.” Kristus tidak lakukan itu, berarti apa yang ada di sini jauh lebih besar daripada Elisa. Yesus cuma mengatakan, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Dan di dalam bagian ini kita harus mengerti bahwa mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus itu menyatakan konfirmasi bahwa Dialah yang dinanti-nantikan itu. Dan bahwa dia adalah Allah. Sekarang pertanyaannya, di dalam konteks KKR kesembuhan Ilahi, konteksnya itu apa? Konteksnya bukan menyatakan Kristus sebagai Allah yang sejati, yang datang juga orang-orang Kristen. Mereka itu datang bukan karena ingin menyembah Kristus, tapi mereka ingin disembuhkan secara fisik. Mereka sudah tahu Yesus Mesias, tetapi mereka datang karena ada jualan, namanya juga pengobatan gratis bukan bakti sosial. Dan ini merusak, karena nanti Kristus juga mengatakan, “Jangan beritahu siapa pun.” Ada bagian di mana tidak boleh diberi tahu, karena ini berbicara mengenai orang yang belum tahu siapa Mesias yang menderita dan mati itu. Saya jelaskan dulu ini, nanti kembali lagi ke 2 Raja-raja 5.
Maka dari itu, kalau kita lihat di dalam Matius pasal 8 dan 9, ada sebuah paralel, ada penekanan di bagian tengah. Kalau kita lihat di dalam pasal 8 itu ada tiga hal, yakni Yesus menyembuhkan orang kusta, hamba seorang Kapernaum yang bukan orang Yahudi, dan menyembuhkan mertua Petrus. Kemudian di pasal 8:18 bicara mengenai hal mengikuti Yesus, ini intinya. Lalu di ayat 23, angin ribut diredakan, itu semua berbicara mengenai Mesias yang menyatakan kuasa-Nya tetapi di tengah itu berbicara mengenai penderitaan mengikuti Dia. Di pasal 8:28 dan seterusnya, itu juga bicara orang kerasukan disembuhkan, orang lumpuh disembuhkan. Kalau orang-orang yang mengikut Tuhan itu hanya lihat Kristus yang menyembuhkan orang sakit kusta, Kristus yang meredakan angin ribut, Kristus yang mengusir setan, Kristus yang menyembuhkan orang lumpuh, dan banyak hal yang lain, maka pertanyaannya siapa yang tidak mau ikut Kristus? Kalau yang miskin jadi kaya, mau ikut tidak? Pasti mau, tidak ada yang tidak mau. Kalau kita punya kelemahan jasmani, lalu sembuh, mau tidak ikut Dia? Pasti mau. Karena itu di dalam bagian ini Kristus mengatakan, “Jangan ke mana-mana dulu, jangan beritakan ini.” Karena berita tentang Dia yang menderita itu belum dipahami. Jadi kalau hanya menekankan Kristus yang mulia, itu menghantarkan kita tepat kepada apa yang ditekankan di dalam teologi kemakmuran. Itu adalah kebenaran yang parsial dan itulah penipuan terhadap jati diri Kristus. Maka kalau kita hanya mengimani atau mengamini bagian ini, kita bukan ikut Kristus yang menderita. Kita hanya mengikuti Kristus yang mulia, dan ini bukan Kristus yang sejati. Sekali lagi, banyak sekali yang tetap saja tertipu, dan ini memang banyak sekali terjadi pada gereja di sebelah dan di gereja yang lain. Kita jangan melihat gereja dengan doktrin yang lain, kita perlu melihat kita sendiri. Kita bisa saja mengatakan mau ikut Kristus yang menderita, nanti akhirnya kompromi juga. Itu sama saja dengan mengatakan kalau kita ini mengikuti Kristus yang mulia karena kita tetap pilih jalan yang lebar bukan jalan yang sempit. Itu sebabnya Bapak/Ibu/Saudara sekalian, kalau hanya mengamini Kristus yang mulia tanpa mengenal Dia yang menderita, berarti kita belum mengikuti Dia. Kita tidak kenal siapa Dia. Kita melihat dalam cerita Naaman, waktu itu dia sudah datang jauh-jauh dari Aram, itu mungkin beberapa hari perjalanan jauhnya, dia sudah berkeliling, lalu dia mencari Elisa. Setelah sudah sampai dengan kuda dan keretanya, ini sepertinya gagah perkasa, apalagi membawa uang 45 miliar. Elisa keluar pun tidak, cuma menyuruh ajudannya saja yang menemui dan menyuruhnya untuk mencelupkan badan sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan. Naaman tersinggung. Mungkin dia ingin mengatakan, “Kamu tidak tahu siapa saya? Saya ini panglima.” Tetapi karena kusta yang dideritanya, akhirnya susah juga hatinya. “Apakah tidak ada sungai lain yang lebih bersih di daerah saya? Mengapa harus celup-celup tujuh kali di sini?” Tapi kita lihat selalu ada orang yang di dalam konteks ini, yang mengingatkan dia meskipun Naaman berharap Elisa keluar dan menggerakkan tangannya begini begitu dan menyembuhkan dia, sang hambanya Naaman mengatakan, “Kalau Elisa, nabi itu memberikan syarat yang lebih susah, kamu tentu akan melakukannya. Bukankah dia hanya suruh kamu untuk celup tujuh kali di Sungai Yordan?” Akhirnya dia dengar dan kemudian menjadi tahir. Setelah dia sembuh, dia tahu ini pekerjaan Tuhan. Oleh sebab itu ada satu testimoni menyatakan, “Aku tidak akan lagi memberikan korban kebakaran kepada allah selain Tuhan.” Ini adalah konfirmasi iman. Dan waktu dia sudah disembuhkan, dia sangat bersyukur, dia mau berikan itu semua 45 miliar itu. Kita bisa mengatakan semua ini untuk pekerjaan Tuhan dan segala macam. Tetapi di dalam konteks ini Elisa sedang menyatakan keselamatan itu gratis, “Keselamatan itu untuk kamu, kesembuhan dari Tuhan itu untuk kamu. Kamu tidak perlu bayar, tetapi ini bukan murahan karena uang 45 milyar itu tidak bisa membeli kesembuhanmu.” Sebenarnya kalimat ini yang penting. Jadi oleh sebab itu Elisa tidak mau terima. Tetapi di sisi lain nanti Gehazi, kita sudah tahu cerita itu, akhirnya Gehazi yang kena kusta keturunannya, “Kamu boleh punya uang itu dan kamu bisa belikan kebun anggur, tanah dan semua, tetapi kusta di dalam keturunanmu tidak putus-putus.” Ini sebuah ironi, ada orang yang datang dari jauh dan orang yang dari dekat terhilang. Kita melihat orang kusta di dalam PL itu adalah orang yang terkucilkan, orang yang termarjinalkan, orang tidak mau ketemu dia. Dan memang dia diusir untuk tinggal di luar perkampungan orang Israel. Jadi ibaratnya tinggal sendirian di hutan. Makanya banyak area-area tempat orang-orang kusta itu ketemu satu sama lain dan hidup bersama, dan mereka ini dianggap sudah tidak ada lagi. Jadi dianggap sudah mati. Dan kalau ada orang sehat yang melewati daerah orang kusta, orang kusta itu harus mengatakan dirinya kusta. Dan mereka juga merasa bahwa mereka itu hidup sebagai orang yang dihukum oleh Tuhan, karena mereka kusta. Jadi ini banyak sekali hal yang menyedihkan, mereka tidak bersih, orang yang ketemu mereka orang yang bersih menjadi najis, mereka dilihat sebagai sampah, dihukum Tuhan, dianggap menular, dan sebagainya.