Di sepanjang zaman, kita melihat bagaimana Tuhan menggerakkan umat-Nya. Dan apa yang Tuhan kerjakan di dalam diri umat Tuhan sepanjang sejarah itu menjadi berkat yang kita rasakan sampai hari ini. Misalnya, baru saja kita menyanyi lagu Jangan Engkau Lalu, ini adalah suatu teriakan, suatu permohonan, suatu doa yang bisa mewakili kita juga pada waktu kita bergumul, “Yesus dengar doaku. Jangan Engkau lalui, berilah berkat-Mu.” Jadi, apa yang kita bisa lihat bagaimana Tuhan bekerja, bagaimana Tuhan memberkati umat-Nya di sepanjang sejarah, dan bagaimana Tuhan mengubah umat-Nya yang mungkin sedang berada dalam pergumulan. Kita mengenal siapa Fanny Crosby, dalam pergumulan dan kegagalannya sebagai orang tua, maksudnya dia gagal membesarkan anak, sehingga anaknya meninggal. Dalam banyak pergumulan yang terjadi dalam hidupnya, dia tentu saja bukan orang sempurna, tetapi Tuhan melibatkan dia, memakai dia, memberkati dia, sehingga pada akhirnya apa yang dia kerjakan boleh menjadi berkat bahkan bagi kita saat ini. Dan ini sesuatu yang indah. Mengapa indah? Sekali lagi, di dalam kedaulatan-Nya, Tuhan melibatkan umat-Nya untuk berbuah dan buah itu punya nilai yang kekal. Apa yang dikerjakan oleh umat Tuhan di dalam Dia pada masa mereka hidup tidak akan pernah sia-sia. Sekali lagi, banyak hal yang dikerjakan itu tidak ada arti sama sekali. Tetapi yang dikerjakan di dalam Dia itu punya satu nilai dan nilai itu kekal, karena apa yang dikerjakan itu melakukan kehendak Bapa di surga. Hari ini kita akan merenungkan satu tema penting, lanjutan dari khotbah dua minggu yang lalu. Waktu itu kita berbicara tentang melakukan kehendak Bapa dan hari ini kaitannya atau sub tema adalah di dalam memiliki satu dessertment, untuk melihat buah itu buah sejati atau buah palsu. Pertama, dari pengajar palsu atau nabi palsu. Kedua, kita mau merenungkan lebih dalam lagi, yaitu apa yang kita hidupi hari ini, apakah ini kepalsuan di dalam dunia fantasi dan tidak real atau sesungguhnya kita sedang hidup benar di dalam Dia, melakukan kehendak-Nya dan berbuah bagi kemuliaan bagi nama Tuhan. Dan yang pada akhirnya hal itu bisa jadi berkat, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk orang di sekitar kita, bahkan sampai ke masa yang akan datang, Tuhan akan pakai itu jadi kemuliaan di tangan-Nya. Kalau kita membicarakan tentang buah, maksudnya adalah berbuah di dalam Tuhan, tentu salah satu hal yang kita perlu adalah memahami buah yang asli itu bagaimana. Tanpa memahami buah yang asli, kita akan susah sekali melihat apa yang benar, kita melihat yang palsu dan malah akhirnya kita gagal memahami buah itu. Karena kita tidak tahu yang aslinya. Sama juga kalau kita tidak memahami firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, tidak menggali Firman, pada akhirnya kita tidak tahu yang berdiri itu sedang memberitakan Firman atau bukan. Apakah satu hal kita perlu tahu? Apa itu kita orang Kristen tidak bisa menebaknya atau seperti beli kucing dalam karung? Kita beli handphone saja ada analisisnya, handphone ABC, kita baca dengan teliti karena tidak kelihatan apa yang ada di dalamnya. Memang ironis, pada bagian pertama kita ingin memahami terlebih dahulu natur buah yang salah itu apa, bagaimana penyesatan itu. Dan jangan sampai akhirnya ini mempengaruhi hidup dan kita menghidupi buah yang salah. Kita pikir inilah buah sejati dan memuliakan Tuhan, namun ternyata ini bukan yang Tuhan maksudkan. Itu namanya celaka. Jadi, bagian pertama yang akan kita renungkan adalah membedakan buah asli dan palsu.

1 of 6 »