Banyak hal yang bisa kita renungkan, tetapi pertama-tama kita akan coba melihat satu situasi di Kapernaum. Kapernaum adalah kota Tuhan Yesus. Setelah dari Nazaret, Yesus masuk ke Kapernaum. Di sini orang-orang mengenal Yesus. Menurut seorang sejarawan bernama Mayers mengatakan penduduk Kapernaum itu sekitar 12.000-15.000 orang. Kelihatan cukup banyak ya, tapi ada yang menyanggah bahwa perhitungan 12.000-15.000 itu karena tidak memperhitungkan ternak-ternak yang juga tinggal di dalam rumah yang sama. Jadi kelihatan populasinya banyak padahal tidak, isinya banyak ternak. Jadi kalau dihitung dengan ternak, dikalkulasi, mungkin populasinya itu hanya 600-1.500 orang. Ini kota kecil. Kapernaum itu adalah kota yang tidak ada di dalam PL. Kota ini  baru muncul pada dinasti Hasmonean. Dinasti Hasmonean ini adalah dinasti yang terbentuk dari pemberontakan kepada Seleucid Empire di bawah Antiochus IV Epiphanes. Tetapi di dalam dinasti Hasmonean, pada abad ke-2 dan pada abad pertama Sebelum Masehi, sekitar 140-an itu baru mendirikan Kota Kapernaum. Kota Kapernaum itu berdiri di sana sampai kira-kira abad 11 Masehi, yaitu pada zaman First Crusade, tentara pasukan salib itu. Dan waktu itu ada beberapa kali terjadi gempa dan Kapernaum ditinggalkan, ini sekilas sejarah. Meskipun Kapernaum ini kota kecil, banyak nelayan, bukan kota maju, bukan kota kaya, di sana juga tidak ada banyak aktivitas perdagangan, jadi terlihat biasa-biasa saja. Dan dalam konteks ini, kita melihat bahwa Yohanes dan saudara-saudaranya, Petrus, Yakobus, mereka semua adalah nelayan, bukan pengusaha ikan. Kita perlu memahami kondisi ekonomi kota saat itu, dilihat dari pekerjaan pada zaman itu dan bukan kota kaya, sehingga ada penafsiran yang mengatakan, mereka ini bukan orang miskin. Mereka ini juga punya bisnis, bisnis apa? Perikanan, tapi mereka tinggalkan segera. Ini menyatakan suatu totalitas untuk meninggalkan semua. Ini agak berlebihan, seolah-olah ini merupakan hal yang tidak masuk akal.

Di dalam konteks seperti ini, meskipun kota ini tidak terlalu penting, tetapi ini adalah pintu masuk bagi kerajaan Roma ke daerah Israel. Di siniah persimpangan jalan dengan kota-kota, dengan beberapa area di luar. Misalnya dari Dekapolis, itu sekarang wilayah Yordania, dari daerah Syria masih sama, dari daerah bagian utara sana, itu pintu masuk untuk ke Israel melalui Kapernaum. Jadi Kapernaum ini adalah tempat orang masuk dan harus bayar pajak. Mungkin gambarannya seperti bayar tol, tetapi lebih dari tol tentunya ini ada tax, ada cukai. Dan di dalam keadaan seperti ini, kita tahu siapa pemungut cukai yang ada di Kapernaum, namanya adalah Matius. Matius ini dibenci oleh banyak orang, karena jelas keberadaan Matius ini menjadi satu tanda bahwa dia adalah pengkhianat bangsa. Dan karena ada aktivitas keuangan, meskipun tidak memperkaya Kapernaum, dan Kapernaum tidak jadi kaya karena ada pemungut pajak. Kapernaum tetap biasa saja bukan kota penting. Bahkan menurut sejarawan, ini bukan kota, ini desa. Mengapa desa? Karena tidak ada bangunan penting. Tidak ada perpustakaan, tidak ada ruang rapat, tidak ada basilica atau bangunan-bangunan yang baik. Sehingga digambarkan,  tidak ada tembok kota, berarti ini bukan kota sebetulnya, ini cuma desa. Meskipun demikian, pajak yang masuk itu penting. Oleh sebab itu, pemerintah Roma menempatkan satu pos penjagaan dan dikirim tentara-tentara dan di antara tentara-tentara itu kalau kita lihat di sini ada istilah centurion. Centurion itu yang mengepalai 100 orang pasukan, jadi ini pasukan militer untuk perang. Jadi ditempatkan di situ 100 orang. Coba bayangkan, populasi 1.000 orang tapi ada seratus tentara, itu intimidatif sekali. Berarti 10 lawan 1, itu mengingatkan orang Israel itu secara konsisten kalau mereka ini orang jajahan. Terjajah sama seperti waktu Nazi saat Perang Dunia ke-2, kapten Nazi yang ditempatkan misalnya di Prancis atau di Belanda, lalu orang-orang Belanda hari itu ditangkap, bahkan banyak juga dibunuh. Orang-orang Yahudi yang ada di Belanda itu juga diculik dan kemudian dimasukkan ke kamp konsentrasi di Auschwitz dan tempat lainnya. Keberadaan kapten-kapten itu mengintimidasi. Keberadaan mereka itu menegaskan bahwa kamu itu orang jajahan.

Dalam situasi ini seperti ini, centurion adalah kepalanya, bisa dikatakan centurion adalah orang yang yang paling evil. Maksudnya yang ini bukan hanya orang non-Yahudi, dan ini juga termasuk penjahat. Orang yang bisa menjadi centurion ini adalah orang yang paling disiplin, orang yang paling setia, orang yang paling taat. Inilah centurion yang ada di Kapernaum. Dia menjaga daerah itu. Kalau kita mau gambarkan, ini seperti pasukan KNIL yang ada di Indonesia dibentuk oleh tentara Belanda tapi isinya orang Indonesia, kita lihat mereka bagaimana? Saudaraku? Tidak. Kita lihat mereka ini pengkhiana-pengkhianat bangsa. Kalau kita hidup di dalam masa sebelum kemerdekaan, jiwa nasionalisme kita akan bertumbuh. Misalnya kita punya sepuluh kesempatan dan kemampuan teknologi segala macam untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Kita cuma boleh pilih 10 orang, kita akan pilih siapa, Saudara? Mark Zuckerberg yang lagi sakit atau Jack Ma. Kebetulan nama saya Jack, ini ada persaudaraan antara Jack. Siapa lagi? Oh, Bapak Bill Gates. Kita akan cari siapa, Saudara? Oh ada juga Elon Musk. Apakah kamu sakit? Apa penyakitnya? Sini saya sembuhkan. Kita akan cari yang paling menguntungkan, ya ‘kan? Kita tidak mencari yang paling tidak menguntungkan. Penjahat perang itu? Hmm, bagus kamu sakit. Begitu kira-kira ya. Kita akan cari siapa? Orang kusta? Yang tidak bisa lakukan apa pun, tidak bisa kasih kontribusi balik, bukan siapa-siapa dan orang kusta yang ada di dalam pasal 8 bagian pertama. Bukan seperti Naaman yang bawa 45M untuk disembuhkan oleh Elisa. Dia bukan siapa-siapa yang di sini, hanya salah seorang yang kusta, yang terbuang, terusir, kaum marjinal. Kalau kita, kita akan pilih siapa? Ya yang paling menguntungkan ya, ‘kan begitu kira-kira. Tetapi kita bisa lihat di dalam bagian ini, Kristus justru mencari mereka yang hilang, karena apa? Karena Kristus digerakkan oleh belas kasihan. Dan karena waktu Dia datang, Dia sedang menggenapkan apa yang ditulis di dalam Perjanjian Lama. Salah satunya apa? Bangsa-bangsa yang dalam kegelapan akan melihat terang. Tanah Zebulon dan Naftali dari sana terang akan terbit memancar. Dan di sinilah kita melihat satu gambaran penggenapan itu. Penggenapan itu bukan penggenapan yang spektakuler dari sudut pandang manusia. Kalau boleh pilih, misalnya ini kalau kita dalam kedagingan, yang sakit ini siapa? Oh imam besar Hanas ya, kita langsung sembuhkan dia. Kamu ada utang budi sama saya loh, ingat ‘kan? Jadi jangan sembarangan jatuhkan hukuman mati, misalnya begitu. Atau Herodes, atau Pilatus, atau siapa? Kita bisa lakukan itu. Tetapi Kristus tidak pernah lihat muka. Dia lihat domba yang tak bergembala, yang lemah, yang lagi dalam keadaan tersesat, ini yang dia cari. Nah ini gambaran yang penting.

« 4 of 9 »