Ini baru bicara mengenai struktur. Sekarang kita lihat bagian yang memiliki kesamaan lagi, kita lihat ayat 35, ini memberikan indikasi yang penting sekali. Memberitakan Injil Kerajaan Surga itu harus ada elemen yang ketika dibicarakan di awal dan akhir ini memberikan satu petunjuk atas apa yang dilakukan oleh Kristus. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka. Jadi digerakkan oleh belas kasihan dan dengan baca ini kita tahu seluruh bagian sebelumnya yang diapit dengan struktur ini. Hal ini memberikan kita satu informasi bahwa yang dikerjakan Kristus karena hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Mereka lelah terlantar seperti domba yang tanpa gembala. Aspek ini yang saya pikir perlu sekali untuk kita renungkan. Di dalam konteks kita berjemaat hari ini, dan kita melihat yang ada di gereja GRII, kita sendiri merasa bersyukur, kita merasa sudah dapat air yang menyegarkan, rumput yang hijau atau gambarannya dapat Firman yang baik, kita dipuaskan secara spiritual. Tetapi Saudara, banyak orang-orang yang mungkin tidak di dalam keadaan yang baik seperti ini. Sehingga mereka di dalam keadaan yang sebetulnya tercerai-berai seolah-olah lelah dan tidak bergembala. Karena itulah hati Tuhan Yesus itu tergerak oleh belas kasihan. Oleh sebab itu, di dalam bagian ini saja kita mengerti bahwa apa yang dituliskan oleh Matius ini memberikan satu dorongan kepada kita untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Tuhan. Sehingga ayat 36-38, ini memberikan indikasi apa yang nanti akan dibicarakan sampai akhir dalam kitab Matius. Kitab Matius akhirnya apa? Panggilan Injil. Jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan seterusnya, tetapi dari bagian ini sudah ada satu petunjuk. Apa itu? Kata-Nya kepada murid-murid-Nya, tuaian banyak tetapi pekerja sedikit. Karena itu minta kepada Tuhan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja untuk tuaian itu.
Kapankah kita akan berdoa seperti ini? Kalau kita melihat domba-domba Tuhan itu tidak digembalakan. Kalau hati kita digerakkan oleh belas kasihan karena banyak domba-domba Tuhan yang tersesat. Hati kita itu akan ikut terluka. Kalau Saudara mengasihi sesama saudara dan kita tahu dia lagi berjalan dari tempat yang salah, hati kita ini terluka. Makin dia ditipu, makin luka hati kita. Maka dari situ kita mulai berdoa, supaya apa? Supaya dia itu boleh dimenangkan kembali. Dan bagian ini, mengikuti bagian selanjutnya menyatakan bahwa semakin lihat pekerjaan Tuhan, kita akan makin berdoa. Bukan sikut kiri kanan seperti di kantor ya. Karena atasan kan cuma satu posisi direktur, bagaimana? Ya akhirnya sikut-sikutan. Tapi kita tidaklah demikian, kita melihat pekerjaan terlalu banyak, dan yang kerja sedikit. Tidak ada tempat untuk Yohanes, Yakobus dan Petrus pada malam terakhir sebelum Tuhan Yesus disalib, mereka meributkan siapa yang paling besar di antara mereka. Itu tidak kontekstual.
Hati yang digerakkan oleh belas kasihan itu yang mewarnai pelayanan Kristus dan harusnya juga orang yang mengikut Kristus, pelayanannya digerakkan oleh bagian ini. Satu teguran Paulus apa? Di dalam 1 Korintus bicara apa? Kita bisa saja tahu seluruh pengetahuan, tapi kalau kita ngobrol atau diskusi nanti kita tahu, ternyata semakin banyak belajar, semakin tambah tidak tahu. Misalnya kita menempatkan diri sebagai orang yang berhikmat. Akan tetapi kalau tidak ada kasih, semua itu percuma. Lalu bagi kita yang belajar bahasa-bahasa aneh, Paulus mengatakan, kamu bisa tahu seluruh bahasa manusia dan plus bahasa malaikat, tidak ada rahasia tersembunyi. Tapi tidak ada cinta, tidak ada guna. Kamu bisa saja memberi dirimu untuk dibakar, mati, sakit, tapi tidak ada cinta, tidak ada gunanya. Maka bagian ini mengingatkan kita sekali lagi apa yang hari ini kita kerjakan atas nama pelayanan, atas nama Tuhan, pertanyaannya sederhana, apakah kita digerakkan oleh cinta? Apa kita digerakkan oleh kasih? Kalau iya, kita perlu bersyukur. Kalau tidak, kita harus belajar mengasihi. Bagaimana belajar mengasihi? Ya dengan berelasi.
Ini zaman anti sosial, bahkan zaman sebelumnya juga. Saya tidak tahu di Bandung, tapi mungkin tidak seperti di Jakarta. Di Jakarta lebih banyak apartemen-apartemen, orang tinggal itu sangat susah. Dan dulu saya tinggal di kost juga sama, di tempat kost cuma kenal teman kost saja, tetangga tidak kenal satu pun. Kapan kenalan? Waktu banjir tiba, semua orang keluar. Atau kalau gempa datang, tiba-tiba kita yang dari apartemen semua turun, ramai di bawah situ. Paling tidak minimal bisa ngobrol, contoh ngobrolnya, “Gempanya kencang ya.” Semua orang jadi senasib sepenanggungan kalau ada musibah. Wkatu banjir juga begitu, listrik mati, internet mati, AC tidak nyala, apalagi di Jakarta itu panas, berbeda dengan di sini. Di sini siang hari jalan masih oke, asal tidak kena terik langsung, tapi di sana tidak. Akhirnya apa? Di luar ngobrol-ngobrol, kenalan, baru mulai ada relasi. “Oh, ternyata sebelah ini itu asik juga orangnya.” Baru kumpul-kumpul, baru mulai ada cinta, ada love muncul di sana.
Di dalam rangkaian struktur yang kita bahas ini, hari ini kita mau bahas dari Matius 8:5-13. “Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira – ini bahasa aslinya Centurion – mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya, ‘Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.’ Yesus berkata kepadanya, ‘Aku akan datang menyembuhkannya.’ Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya, ‘Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.’ Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia – ini kata heran ini amazed ya, bukan heran kaget – dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’ Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, ‘Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.’ Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.”