Pada ayat 23-25, kalau kita mau susun secara hierarki, ayat 23 itu kita tempatkan sebagai induk kalimat dan ayat 24-25 itu anak kalimat. Jadi bagian yang kita mau tekankan adalah ayat 23. Sekarang kita coba bandingkan terlebih dahulu. Kita lihat mengenai strukturnya. Kita perhatikan Matius 9:35, sambil tetap membuka Matius 4:23. Matius 9:35-38. “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” Matius 9:35 dengan Matius 4: 23 itu identik. Ketika kita melihat sesuatu frase atau kalimat yang identik, ini tidak pernah kebetulan. Di dalam Alkitab itu tidak pernah ada kebetulan, itu berarti ada suatu hal yang ditekankan.

Kita lihat lagi Matius 9:36-38, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya, ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.’” Ini adalah suatu hal yang menjadi hal yang paling dasar. Biasanya kerangka itu membantu untuk memahami apa yang ada di tengah. Seperti kita membaca buku atau membeli buku, bagaimana mengetahui buku itu bagus? Pertama, minta izin dulu ya, boleh tidak plastiknya dibuka. Kalau ke Gramedia atau toko buku lain atau ke Big Bad Wolf itu kita selalu lakukan itu. Kalau kita mau tahu isi bukunya, kita baca bagian pendahuluan, atau minimal daftar isi deh. Baca dulu daftar isi dan terakhir lihat halaman paling belakang. Kalau ada kesimpulan pendek boleh baca. Tapi kalau terlalu panjang agak lelah juga ya. Maka di bagian belakang sekali itu memang selalu ada sinopsis pendek. Kalau buku itu terlihat menarik tentu kita akan membelinya. Demikian juga dengan struktur. Struktur itu di awal dan di akhir itu memberikan indikasi, ini sebenarnya sedang membicarakan hal apa yang ada di tengah dan apa yang mau ditekankan.

Apa kemiripan dari Matius 4:23 dan Matius 9:35? Saya fokuskan pada satu bagian. Yesus berkeliling ke semua kota dan desa, Ia mengajar dalam rumah ibadat, memberitakan apa? Injil Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, apa yang diajarkan dengan apa yang Dia lakukan di dalam pelayanan itu; baik mukjizat atau mengusir setan dan lainnya, itu semua dalam konteks apa? Memberitakan Injil Kerajaan Surga. Ini tidak pernah terpisahkan. Kita bicara sedikit tentang KKR kesembuhan, ini tidak pernah sesuai dengan Alkitab. Alkitab itu tidak pernah memisahkan bagian ini, pelayanan dan Injil itu menjadi satu kesatuan, otoritas Kristus. Kita sudah bahas Matius 5-7 itu bicara apa? Otoritas pengajaran Kristus yang menyatakan Dia Allah. Nanti di dalam bagian berikutnya otoritas Kristus di dalam menyembuhkan itu menyatakan Dia Allah. Seperti dalam khotbah minggu lalu, waktu menyembuhkan orang kusta, itu berbicara pekerjaan Allah sendiri. Kita tahu dari apa, kalimat dari raja, yang mana waktu itu Naaman datang kepada dia. Dia berkata, “Allahkah aku ini? Sehingga aku bisa mematikan dan membangkitkan orang mati dan menyembuhkan orang kusta?” Di sini berbicara mengenai otoritas Kristus sebagai Tuhan. Kehilangan elemen ini akan menjadikan pelayanannya itu kehilangan intinya, yaitu Injil. Misalnya, kita pergi ke Burger King. Saya mau beli Burger King yang biasa dagingnya ada dua lapis dan segala macam. Itu sangat enak ‘kan ya. Sekarang dagingnya diambil, bagaimana rasanya? Hanya makan roti, bayarnya mahal hampir Rp100.000,-. Rela tidak? Tidak. Rasanya apa? Hambar. Kenapa? Karena intinya diambil. Ini gambaran yang mirip dalam memberitakan Injil, tapi tidak ada Kristus. Maka apa yang terjadi? Hambar, tidak ada isinya. Michael Horton pernah mengatakan, kekristenan tanpa Kristus itu ironis. Namanya saja sudah Kristen, arti Kristen ialah pengikut Kristus. Tapi Kristus tidak ada, mau jadi apa? Demikian gambarannya.

Jadi kalau kita melihat bagian-bagian ini di dalam struktur besar, kita akan mengetahui Matius sedang menekankan Injil Kerajaan Surga yang diberitakan di dalam konteks yang utuh. Oleh sebab itu, di dalam hidup, semua yang kita kerjakan dalam konteks ini, Kristus datang melakukan ini. Dan nanti kita akan lihat lagi di pasal 4:12-17, ini juga hal yang indah. Mengapa? Karena waktu Kristus di Nazaret itu menggenapkan apa yang sudah dibuatkan di dalam Perjanjian Lama. Akan tetapi waktu Dia pindah ke Kapernaum yang menjadi basis pelayanan Kristus. Ini sekali lagi menggenapkan nubuatan Yesaya. Jadi, Matius itu menggambarkan, memberikan informasi kepada pembacanya orang Yahudi, supaya mereka itu tahu siapa Yesus, siapa Mesias. Bagian ini juga menjadi hal yang kita perlu kontekstualisasikan, supaya waktu kita memberitakan Injil, orang itu tahu siapa Kristus. Ini  yang menjadi fokus penting, bukannya embel-embel misalnya prosperity gospel atau lain sebagainya.

« 2 of 9 »