(Lukas 6 : 12 – 16)
Di dalam ayat 12 dikatakan “pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Dia berdoa kepada Allah”. Di sini kita tidak mengerti apa yang Yesus doakan, kita tidak tahu alasan Dia berdoa, kecuali kalau kita melihat paralel dari peristiwa ini di dalam Perjanjian Lama. Banyak sekali hal dalam Perjanjian Baru menjadi jelas kalau kita balik ke Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menggenapi Perjanjian Lama, Perjanjian Baru membahas tema-tema yang sama dengan Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama sering kali digunakan kalimat “pergi ke gunung lalu berdoa di atas gunung” itu sebagai bentuk intercessory prayer, ini berarti sebentuk doa yang ditujukan untuk memohon pengampunan bagi umat. Apa pun gambaran dalam Perjanjian Lama, seringkali memakai cara menulis ada orang naik ke gunung lalu dia memohon pengampunan, ada orang naik ke gunung dia berdoa menyatakan pelanggaran umat. Musa ada di gunung lalu dia berdoa “Tuhan, ampuni umatMu yang sudah begitu rusak, yang sudah lupa Tuhan dan mereka membuat anak lembu emas”. Mungkin Saudara mengatakan “Musa naik ke gunung bukan dalam rangka doa, Musa naik ke atas gunung dalam rangka Tuhan yang suruh lalu dia dengarkan Firman. Setelah itu dia turun”, maka waktu dia naik itu bukan dalam rangka doa. Tapi kalau Saudara baca baik-baik, Saudara akan melihat dia naik ke gunung, menerima Firman dari Tuhan lalu Tuhan mengatakan “lihat umatmu di bawah mereka sudah begitu rusak tingkahnya”, maka dia turun. Waktu turun dan dia lihat benar-benar rusak, dia marah, dia naik lagi, lalu dikatakan dia naik dan semalam-malaman dia memohon kepada Tuhan supaya Tuhan mengampuni umatNya. Jadi dia terus memohon di gunung itu supaya Tuhan mengampuni, dia meratap dan dia memohon supaya Allahnya di sorga mau mengampuni umatNya. Inilah bentuk doa syafaat, doa untuk memohon pengampunan bagi yang lain, dan ini dilakukan oleh Musa. Doa yang paling agung salah satunya adalah doa Musa. Orang cuma tahu doa Musa yang di Mazmur “ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian supaya peroleh hati yang bijaksana”. Tapi bagi saya doa Musa yang paling indah adalah doa yang kalimatnya seperti kedengaran mengerikan tapi begitu indah, dia mengatakan “Tuhan, cabut nyawa saya kalau Engkau tidak mau mengampuni umatMu”, ini doa agung luar biasa. Bayangkan betapa indahnya doa ini, apalagi kalau kita yang mau dihukum, tiba-tiba ada orang yang mengentarai kita dan kita mendengar dia berdoa “ampuni dia Tuhan, dia sudah bersalah, kalau Tuhan tidak mau ampuni maka matikan saya”, ini doa benar-benar berani, ini doa adalah pengorbanan diri yang sangat besar. Maka Musa pergi ke atas gunung, memohon terus kepada Tuhan dan mengatakan “hapus nama saya dari kitab kehidupan kalau Tuhan mau menghapus umatMu”, ini pernyataan yang begitu agung. John Knox pernah berdoa yang mirip, dalam tradisi orang mengatakan John Knox berlutut dan berdoa “Tuhan, berikan saya Skotlandia, kalau Tuhan tidak mau berikan, matikan saya”, seperti mengancam, tapi ini adalah permohonan yang sangat agung supaya umat Tuhan diampuni “Tuhan, jangan marah tapi ampuni umatMu”.
Saya melihat ini paralel sekali dengan apa yang dilakukan Yesus. Yesus Kristus melihat umat Tuhan begitu rusak, maka Dia pergi ke atas gunung dan berdoa. Tahu dari mana umat begitu rusak? Dari pembacaan sebelumnya. Saudara melihat dari pasal 4-6, sebelum perikop kita, seluruh perikop cuma satu yang tidak berbicara konflik antara orang Farisi dan Tuhan Yesus. Semua berbicara Yesus ditolak, Yesus dibenci, Yesus mau dibunuh, semua bicara mereka berencana untuk mematikan Yesus. Semua bicara konflik, pemimpin agama melihat Yesus kerjakan mujizat, mereka mau bunuh Yesus, pemimpin agama lihat Yesus tolong orang, mereka mau bunuh Yesus, pemimpin agama melihat Yesus mau sembuhkan orang di Hari Sabat, mereka mau bunuh Tuhan Yesus. Maka ini adalah konflik yang sangat besar, mereka lihat mujizat Tuhan Yesus tapi mereka benci orang ini dan mereka mau bunuh Dia. Di dalam kebencian mereka terdapat tantangan yang besar terhadap Tuhan Yesus, maka Tuhan naik ke atas gunung. Dan saya percaya ini adalah intercessory prayer, jarang orang bergumul semalam-malaman kecuali ini adalah pergumulan paling besar di dalam hidupnya. Dan saya percaya kalau Tuhan Yesus bergumul semalam-malaman, pergumulan terbesar Dia bukan tentang diri, tapi tentang umat Tuhan. Ini satu bentuk keagungan di dalam diri manusia. Kita mau mengukur tingkat kerohanian kita, coba tulis doa Saudara lalu lihat apa yang paling banyak didoakan seumur hidup? Apa yang paling menuntut kita untuk benar-benar sujud dan benar-benar memohon kepada Tuhan? Kalau semua permohonan kita yang paling besar sifatnya hanya melihat diri dan pergumulan diri maka ini adalah tanda kerohanian kita belum juga lewat masuk ke dalam kerohanian yang lebih baik. Karena orang yang lebih baik secara rohani, mulai melihat kesulitan umat Tuhan, mulai melihat pemberontakan umat Tuhan, mulai teteskan air mata karena pemberontakan umat Tuhan.
Alkitab mengajarkan Roh Kudus berdoa bagi kita di dalam hati lalu kita berdoa bersama-sama Roh Kudus memanjatkan permohonan kita kepada Bapa. Kedua, Kristus ada di sebelah kanan Allah, Dia pun berdoa syafaat sebagai Imam Besar bagi kita. Jadi Kristus dan Roh Kudus berda bagi kita, mana mungkin kita tidak mau berdoa kepada Bapa. Bayangkan betapa keterlaluannya kalau Kristus mendoakan kita di sebelah kanan Allah, lalu Roh Kudus mendoakan kita di dalam hati, tapi kita sendiri tidak. Berdoa kepada Bapa dalam nama Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus sendiri berdoa kepada Bapa di sebelah kanan Allah untuk kita. Jadi Kristus dan Roh Kudus berdoa bagi kita, betapa besar anugerah ini. Kalau saya merenungkan ini, saya sangat terharu, karena seringkali kita terharu kalau ada orang lain mau doakan kita. Yesus berdoa di sebelah kanan Bapa, Roh Kudus berdoa dari hati kita, memanjatkan permohonan yang kita pun tidak bisa omongkan kepada Tuhan. Itu sebabnya ketika Dia naik ke atas gunung, ke bukit yang tinggi lalu berdoa semalam-malaman, saya percaya ini adalah respon Kristus dari penolakan umat Tuhan. Umat Tuhan menolak, Dia lalu berdoa memanjatkan intercessory prayer, Dia memanjatkan syafaat supaya umat Tuhan tidak terus berontak kepada Tuhan, dan supaya Tuhan terus berkenan memberikan kesempatan kepada umat Tuhan kembali kepada Dia. Maka selesai berdoa, di dalam ayat 13 dikatakan “ketika hari siang Ia memanggil murid-muridNya kepadaNya lalu memilih dari antara mereka 12 orang yang disebutNya rasul”, kata rasul memberikan banyak sekali pengertian kepada kita. Rasul berarti dia yang diutus, orang yang diutus tapi dengan otoritas yang sama dengan orang yang mengutus. Maka rasul itu bukan sembarangan utusan, tapi rasul adalah orang-orang yang diutus atas nama yang mengutus dengan otoritas yang sama. Kalau ada perwakilan, kalau ada utusan yang diutus itu berarti yang mengutus tidak hadir tapi utusannya yang hadir. Bukankah Yesus berjanji akan bersama murid-muridNya sampai kesudahan waktu? Ternyata yang dimaksudkan adalah Kristus akan mati, Dia akan bangkit, lalu Dia akan naik ke sorga. Dari sorga Dia akan mengirim Roh Kudus, Penolong yang sama dengan Dia, yang setara dengan Dia, tapi yang adalah Pribadi lain. Roh Kudus inilah yang akan memenuhi para rasul dan para rasul inilah yang akan menjadi utusan Kristus. Jadi Kristus ada di sorga dan utusanNya yang ada di bumi yaitu para rasul. Dan Kristus sudah memanggil mereka sejak sekarang dan di dalam cara Lukas menulis, pemanggilan para murid sekarang menunjukan bahwa tema utama dari Injil Lukas adalah perjalanan Yesus ke salib sampai Dia mati lalu Dia naik ke sorga, dilanjutkan dengan Kitab Para Rasul, Injil itu akan dibawa ke seluruh dunia. Ini namanya traveling motive, motif perjalanan sudah dinyatakan dalam pilar-pilar utama, dan salah satu pilar adalah pemanggilan murid. Jadi pemanggilan murid untuk berjalan bersama Yesus sampai kayu salib setelah itu mereka akan melanjutkan menyaksikan tentang Kristus mengerjakan apa yang Kristus kerjakan sebagai rasulNya. Berarti Tuhan Yesus sudah menyiapkan penggantiNya atau orang-orang yang meneruskan pekerjaan yang dipercayakan Bapa kepadaNya. Dan para rasul ini dipanggil sebagai pemimpin gereja. Ini berarti ada satu berita menakutkan bagi kita, Yesus bertengkar dan ditolak oleh pemimpin-pemimpin Yahudi. Tetapi setelah berdoa, Dia turun memanggil pemimpin-pemimpin gereja. Jadi pemimpin Yahudi akan disingkirkan Tuhan dan pemimpin gereja yang akan bangkit menggantikan mereka, ini mengerikan sekali. Ketika mereka memutuskan untuk tolak Tuhan Yesus, Tuhan Yesus memanggil pemimpin-pemimpin yang lain. Jangan pikir kalau kita sudah ahli melayani Tuhan maka mau tidak mau Tuhan pasti pakai kita, sama sekali tidak. Jangan pikir ketika kita mempunyai kemungkinan untuk menyatakan bakat yang besar, lalu kita menjadi orang penting dalam pelayanan, Tuhan pasti tidak punya pilihan untuk pakai kita, sama sekali tidak. Tuhan bisa singkirkan kita lalu bangkitkan orang lain untuk menjadi pengganti yang mungkin pelayanannya akan jauh lebih baik. Ini merupakan bagian yang harus kita pahami dengan sungguh-sungguh, Tuhan meningkirkan para pemimpin Yahudi dan sekarang membangkitkan pemimpin gereja.
Setelah Yesus turun dari doa, Dia melakukan tindakan yang luar biasa, yaitu Dia memilih pemimpin-pemimpin baru karena pemimpin lama sudah dianggap tidak layak. Siapa yang tolak Yesus? Pemimpin, bagaimana dengan rakyat? Rakyat senang, pokoknya Yesus bisa sembuhkan orang sakit, mereka senang. Yesus berkhotbah dengan kuasa, mereka pasti senang. Ini membuat Dia sangat populer di kalangan orang banyak. Tetapi para pemimpin agama mulai marah. Yesus jauh lebih mampu untuk galang orang-orang mengikuti Dia, Yesus jauh lebih mampu membuat orang-orang setia sampai mati mengikuti Dia. Maka rakyat tidak tolah Yesus, tapi para pemimpin tolak Yesus. Kalau Saudara tekun membaca dari Lukas sampai Kisah Para Rasul, di dalam Kitab Para Rasul Saudara akan temukan seluruh rasul dikuasai oleh Roh Kudus, seluruh pemimpin Israel tidak. Seluruh rasul khotbah, seluruh pemimpin Yahudi tidak mampu lawan khotbah mereka. Tetapi permulaan mereka begitu sederhana.
Maka dikatakan di sini “Tuhan Yesus memilih 12 orang yang disebut rasul”, ayat 14 -16 mendaftarkan nama-nama mereka. Yang pertama ada Simon yang diberi nama Petrus, kalau kita baca sekarang, kita sudah baca Lukas sampai selesai, kita sudah tahu Kisah Para Rasul, kita tahu Surat Petrus, kita hidup di zaman sekarang. Kita tahu Petrus ini pemimpin besar sekali, tapi kalau kita masuk di dalam peristiwa ini, kita masuk dalam keadaan pada waktu itu, kita akan geleng-geleng kepala “untuk apa pilih Simon Petrus?”. Karena Simon Petrus kalau dibaca di dalam beberapa perikop sebelumnya hanyalah seorang nelayan gagal. Orang kedua, dikatakan Andreas saudara Simon. Ini adalah seorang rasul yang juga luar biasa, dia saudara Simon tapi yang pada waktu ini adalah bukan siapa-siapa. Siapa Andreas? Saudara Petrus, Petrus lebih terkenal sehingga orang kenalnya Andreas sebagai saudaranya Petrus. Tetapi Andreas merupakan murid Yohanes Pembaptis sejak awal. Dia dengar kalimat dari Yohanes Pembaptis, ketika Yohanes Pembaptis mengatakan “inilah yang aku maksud waktu aku berkata akan datang Dia yang lebih besar dari aku”, maka Andreas langsung tinggalkan Yohanes Pembaptis lalu ikut Yesus. Setelah Andreas meninggalkan Yohanes Pembaptis untuk ikut Yesus, Yohanes Pembaptis tidak marah. Bahkan Yohanes Pembaptis mengatakan kepada murid-murid yang lain “engkau juga ikut Orang itu. Dia adalah Juru Selamat, saya bukan. Dia harus lebih besar, aku harus makin kecil”, inilah hamba Tuhan yang sejati. Hamba Tuhan yang sejati tidak merasa punya kerajaan, hamba Tuhan sejati tidak merasa punya klaim terhadap domba-domba Kristus, ini semua milik Kristus. Maka Andreas pergi meninggalkan Yohanes Pembaptis dan ikut Yesus. Lalu dia ajak saudaranya juga, maka Simon adalah hasil penginjilan Andreas. Kemudian selain Andreas, ada Yakobus dan Yohanes, ini adalah 2 orang muda yang ambisinya kebesaran dan emosinya terlalu meluap-luap. Satu kali waktu mereka berjalan di daerah Samaria, orang Samaria mengatakan “kamu orang Yahudi, tidak boleh lewat daerah kami”, lalu Yakobus dan Yohanes mengatakan “tenang Tuhan Yesus, kami akan berdoa minta api turun”, ini ngeri sekali, terlalu percaya diri. Di Perjanjian Lama belum pernah ada yang minta api turun untuk membakar kota. Satu-satunya kota yang hancur karena api belerang, itu adalah Sodom dan Gomora, dan yang minta api turun saat itu adalah Tuhan. Jadi para murid ini terlalu berani, Yakobus dan Yohanes minta api turun untuk hancurkan Samaria. Lalu Tuhan Yesus dengan tegas menegur mereka, lalu mereka jalan lagi. Ini anak muda yang emosional. Anak muda yang emosional dilibatkan dalam pelayanan, bisa merusak pelayanan, bukan apa-apa mereka sudah ribut dengan orang. Itu sebabnya Yakobus dan Yohanes mendapat satu catatan jelek yaitu terlalu ambisius dan tidak mengerti posisi diri. Ini murid dua sangat emosional, sangat ambisi, terlalu percaya diri, sangat keterlaluan, tapi tetap dipilih. Lalu berikutnya seorang bernama Filipus, kelemahan Filipus adalah paling lambat mengerti khotbah. Maka di dalam bagian akhir ketika Tuhan Yesus berkhotbah “Aku pergi kepada Bapa, Aku akan datang kepada Dia”, lalu Filipus tanya “tunjukkanlah Bapa itu kepadaku”, Yesus mengatakan “setelah sekian lama engkau bersamaKu, masih engkau tidak mengerti?”, berarti kita tahu yang lambat mengerti itu Filipus, tahunya dari Injil Yohanes. Filipus ini punya keunggulan, meskipun dia agak lambat mengerti, tapi dia cepat mengajak orang. Filipus ini hebat sekali, waktu tahu ada Yesus, cepat-cepat dia ajak temannya yang bernama Natanael, di bagian ini disebut Bartolomeus. Orang-orang zaman Perjanjian Baru punya banyak alias, Bartolomeus nama lainnya adalah Natanael. Filipus mengatakan kepada Natanael “kami sudah bertemu Mesias yaitu Yesus daru Nazaret”, begitu dengar kata Nazaret, Bartolomeus langsung sombong “apa itu Nazaret, Nazaret itu tempatnya penjahat, Nazaret itu tempatnya orang yang tidak mengerti teologi. Apakah ada yang baik datang dari Nazaret?”, dengan sabar, dengan tidak berdebat, Filipus mengatakan “come and see, datang dan lihat”, maka Filipus ajak Natanael atau Bartolomeus. Lalu ada orang bernama Matius, ini problem, dia adalah pemungut cukai. Kalau pemungut cukai dilibatkan dalama pelayanan lebih baik taruh di belakang, nanti orang lihat murid utama ada Matius nanti akhirnya pelayananNya jadi batu sandungan. Mengapa pakai orang begini di pelayanan utama? Mau libatkan Matius silahkan, tapi tolong taruh di pelayanan belakang saja, pelayanan belakang layar. Tapi mengapa Tuhan Yesus pilih dia di tempat utama? Tuhan Yesus meresikokan nama baikNya, meresikokan penerimaan masyarakat terhadap Dia dengan memilih orang-orang seperti ini. Setelah Matius dipilih, ada lagi orang namanya Thomas, ini orang peragu luar biasa, “Yesus sudah bangkit”, “tidak percaya”, “saya lihat sendiri”, “matamu salah, pokoknya sampai aku lihat sendiri, taruh jariku di lobang pakunya, baru aku mau percaya”.
Lalu berikut ada Yakobus anak Alfeus, sering disebut sebagai Yakobus si kecil atau yang pendek, ini adalah orang yang sama sekali tidak pernah dicatat tindakannya. Tapi yang dicatat ketika dia bertindak bersama rasul yang lain, orang yang tidak terlalu dikenal tapi melakukan yang apa rasul-rasul kerjakan, meninggalkan rumah, meninggalkan pekerjaan dan ikut Yesus menjadi salah satu pemimpin dalam Kisah Para Rasul. Lalu yang berikutnya Simon orang Zelot, ini juga problem, karena orang Zelot adalah pemeberontak. Kemudian yang berikut dikatakan ada Yudas anak Yakobus, ini adalah seorang yang bertanya kepada Yesus “mengapa Engkau menyatakan diri kepada kami? Mengapa tidak kepada dunia?”, Yesus menjawab “kepada siapa yang aku mau menyatakan relasi, kepada dia Aku berharap dia menaati FirmanKu dan Aku akan bertermu, akan datang kepada Dia, dan BapaKu pun akan datang bersama-sama”, inilah Yudas. Selain itu dia tidak pernah dicatat lagi. Dan dia bukanlah penulis Surat Yudas. Sebelum Wahyu ada Surat Yudas, ini surat yang ditulis Yudas saudara Yesus, bukan Rasul Yudas. Jadi Rasul Yudas anak Yakobus, Rasul Simon orang Zelot, itu tidak banyak dicatat melakukan apa. Yang terakhir Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Inilah kelompok orang yang Yesus kumpulkan menjadi calon-calon pemimpin, pemimpin lama berlalu, pemimpin baru diangkat. Orang langsung mencibir “inikah calon pemimpin yang akan menghancurkan seluruh tradisi Yahudi yang demikian besar? Di Kitab Injil terus ditulis kelemahan mereka, kegagalan mereka, sifat takut mereka, bahkan ketika Tuhan Yesus akan disalib, seluruhnya melarikan diri, hanya Yohanes yang kembali lihat dari jauh lalu mengikuti Yesus sampai ke bawah salib, sedangkan semua rasul lari tidak seorang pun bersama dengan Dia. Tapi setelah Tuhan pergi ke sorga duduk di sebelah kanan Allah Bapa, lalu Dia kirimkan Roh KudusNya, langsung dalam Kisah Para Rasul 2 dan seterusnya, kita lihat pilihan Tuhan disempurnakan oleh Roh Kudus, kita melihat mereka menjadi pemimpin yang benar-benar menjungkir-balikan konsep Yahudi pada saat itu. Seluruh Yerusalem melihat mereka sebagai pemimpin, waktu mereka khotbah, seluruh Yerusalem dengar, waktu pemimpin berkhotbah seluruh Yerusalem mencibir. Sekarang kita tahu yang dipanggil Yesus menjadi rasul akhirnya benar-benar jadi pemimpin yang sangat hebat. Maka gereja sekarang melanjutkan tradisi dari gereja yang pernah mempunyai pemimpin seperti mereka. Sampai sekarang kita mengenang 11 rasul ini sebagai pemimpin besar dan mungkin terbesar yang dimiliki gereja selain Kristus, dan kita tahu bahwa 11 ini plus Paulus adalah pemimpin yang harus ada dan tidak boleh tidak ada di dalam sejarah gereja.
Apapun panggilan Saudara di dalam Tuhan, biarlah kita kerjakan dengan prinsip ini bahwa saya tidak sanggup kerjakan apa yang Tuhan mau saya kerjakan, entah di dalam pekerjaan Saudara, entah di dalam pelayanan Saudara, tapi ingat para rasul pun tidak sanggup, tidak ada yang layak, tapi dengan bergantung kepada Tuhan, mereka kerjakan yang Tuhan minta yaitu mereka menjadi para rasul. Dan hal kedua yang harus kita pelajari, kita tidak boleh merasa aman dengan keahlian kita melayani Tuhan. Tapi ketika kita tahu kelemahan kita, biarlah kita tahu, seluruh murid 11 ini tidak termasuk Yudas Iskariot, karena kita tahu dia bukan murid sejati. Sebelas orang ini penuh kelemahan tapi Tuhan sempurnakan. Kiranya Tuhan menguatkan kita semua.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)