Tuhan menjanjikan tempat yang indah, tapi Tuhan mengijinkan sebelum tempat itu dituju ada penderitaan, kesulitan dan pengorbanan selain karena kita sudah berdosa, juga karena seluruh dunia sudah jatuh dalam dosa. Maka ada padang gurun sebelum masuk Kanaan. Tapi Tuhan tidak menyatakan diri di Kanaan, Tuhan tidak mengatakan “Israel, datanglah ke Kanaan, Aku tunggu”, Tuhan mengatakan “Aku mau kamu temui, Aku berkenan untuk kamu temui di Sinai”. Mengapa di Sinai? Karena Tuhan akan menyertai di dalam sebagian besar perjalanan Israel, bahkan seluruhnya, dari mereka di Mesir sampai keluar di Sinai, sampai mereka ke Tanah Kanaan, ada Allah yang senantiasa menyertai mereka. Allah senantiasa menyertai Israel, ini janji Kitab Keluaran. Tuhan tidak meninggalkan engkau meskipun di padang gurun, tapi Tuhan tidak menjanjikan padang gurung. Tuhan tidak meninggalkan kita meskipun di padang gurun, padang gurun kita misalnya di Indonesia, atau dimana pun Saudara pikirkan. Ini padang gurun, nanti akan ada keadaan yang jauh lebih baik di mana Tuhan akan berdiam bersama kita. Tapi sebelum itu terjadi, Tuhan sudah menyertai. Itu sebabnya penciptaan dinyatakan dengan cara yang polanya akan berulang. Awalnya akan penuh dengan kacau-balau dan kosong, tapi sesudah itu ada keindahan yang besar. Dan pasal kedua, Tuhan menciptakan taman di Eden. Inilah yang disebut dengan paradise, firdaus. Firdaus secara literal artinya adalah taman yang ditutup tembok yang besar, taman yang indah, tetapi ditutup dengan tembok. Bagi orang Yahudi pengharapan kembali ke taman ini itulah yang men-drive mereka. “Kami ingin kembali ke taman ini”. Maka bagi orang Yahudi, taman yang paling indah adalah taman kami. Taman itu tujuan final karena awalnya ada taman, tapi Adam dan Hawa diusir. Taman ini begitu baik, tapi Adam dan Hawa diusir keluar. Kalau begitu apa yang harus dikerjakan Adam dan Hawa? Taat sama Tuhan supaya boleh masuk taman itu lagi. Ini yang jadi perjalanan manusia di dunia ini. Dan Saudara bisa melihat manusia bisa membuat apa pun untuk bisa mendatangkan kemungkinan mendekat ke taman ini, Taman Eden. Semua orang berusaha membuat tempat yang bagus. Orang Yahudi mengatakan “ini terjadi karena natur kita seharusnya tinggal di Taman Eden. Taman Eden tidak lagi untuk kita karena kita sudah berdosa. Kita berusaha membuat taman, tapi sia-sia”. Itu sebabnya dalam Kitab Pengkhotbah dikatakan “aku membuat bagiku taman, aku membuat bagiku penyanyi-penyanyi. Aku menanamnya dengan berbagai macam buah”, tapi setelah itu dikatakan “sia-sia, semuanya sia-sia”. Mengapa tamannya sia-sia? Karena tamannya tidak akan menjadi Taman Eden yang baru. Kalau begitu bagaimana Taman Eden yang baru bisa terjadi? Dalam tradisi apokaliptik Yahudi, (tulisan apokaliptik Yahudi tidak banyak yang masuk Kitab Suci, mungkin cuma Daniel) dikatakan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan janji ini. Tuhan sedang menyiapkan Taman Eden, dan sekarang sedang disiapkan di surga, di langit, di atas sana, di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, Tuhan sedang menyiapkan taman yang baru. Dan ada tradisi bukan dari Alkitab, ini tradisi yang tentu kita tidak harus percaya, yang mengatakan Tuhan mengangkat orang-orang untuk bantu Dia membuat taman. Henokh diangkat, kita tidak tahu mengapa Henokh diangkat tapi orang Yahudi mengatakan “saya tahu”. Tuhan sedang menyiapkan taman yang indah ini. Inilah yang Tuhan mau berikan kepada manusia. Lalu siapa yang boleh masuk? Nanti Tuhan yang putuskan siapa yang boleh masuk. Yang pasti hanya Israel yang setia yang boleh masuk. Tetapi ketika orang Israel kembali dari pembuangan, mereka menyadari yang mereka perlukan bukan hanya taman, tapi kerajaan. Maka tema Kerajaan Allah yang ada di Kitab Suci dimunculkan kembali. Sehingga baik tema kerajaan maupun taman ini berjalan bersama-sama. Dalam tradisi Yahudi mereka tahu Kerajaan Allah akan dipulihkan, satu sisi, dan mereka tahu taman akan dipulihkan, sisi yang lain. Kerajaan ini bukan hanya power tapi juga tentang keindahan hidup. Kerajaan ini bukan hanya menyatakan penguasaan Tuhan tapi kerajaan ini juga menyatakan kenikmatan hidup dalam taman indah yang Tuhan sudah siapkan bagi manusia. Siapa bisa mendirikan ini? Orang Israel percaya yang akan mendirikan adalah Dia yang berkuasa atas kerajaan. Sehingga dari kerajaan ini, taman itu bisa diperoleh, bisa dibuat, bisa dinyatakan. Kalau begitu Mesiaslah yang akan memulihkan baik kerajaan maupun taman. Kalau Mesias itu datang dengan kerajaanNya, maka taman itu akan terjadi. Inilah pengharapan orang Yahudi, dan ini yang dipahami oleh para pembaca Lukas. Sehingga Lukas melihat kehidupan Yesus, juga peristiwa kematianNya di atas kayu salib sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh orang Yahudi. Karena Raja itu akan datang dengan kerajaanNya dan Dia akan membawa taman yang baik itu. Tetapi yang terjadi pada Yesus, Dia justru dipaku di atas kayu salib.