Siapa berusaha menafsirkan Kitab Suci, dia mesti tafsirkan Kitab Suci dengan adil. Bagaimana maksudnya adil? Maksudnya adalah dia berusaha tangkap apa yang sebenarnya penulis Kitab Suci coba sampaikan. Kita mudah sekali salah mengerti orang, kita mudah sekali membuat pernyataan-pernyataan yang menyimpulkan pemikiran orang lain dengan cara yang tidak seimbang. Kita menekankan satu aspek yang sebenarnya tidak ditekankan oleh sang penulis. Saudara baca buku, Saudara sangat mungkin salah mengerti. Saudara tafsirkan Alkitab, Saudara sangat mungkin salah tafsir. Itu sebabnya selain metoda penafsiran harus tepat, Saudara dan saya juga perlu belajar penafsiran dari orang-orang sebelum kita. Kesombongan selalu membuat kita salah mengerti, kesombongan membuat kita putar-putar terus di dalam kerangka berpikir sempit seperti seekor katak yang dikurung dalam tempurung. Sebenarnya ini tema dalam Kitab Kejadian, sayang banyak orang baca Kitab Kejadian dan melihat itu sebagai cerita kuno yang tidak relevan dengan sekarang, sayang sekali. Jadi apa itu fakta? Fakta itu adalah sesuatu yang terjadi di dalam dunia ciptaanNya Tuhan. Yang terjadi dalam dunia ciptaan Tuhan adalah Tuhan mencipta dunia ini dan berkehendak. Tuhan punya kehendak, Tuhan menghendaki untuk menjadikan bumi tempat yang penuh kesenangan bagi manusia, sehingga Dia dan manusia boleh berdiam, ini penting untuk kita pahami. Dia dan manusia berdiam di dalam tempat yang penuh dengan kesenangan. Itu sebabnya ketika Tuhan memimpin Israel keluar dari Mesir, Tuhan menjanjikan “Aku akan memberikan kepada engkau tanah yang berlimpah-limpah susu dan madu”, ada kelimpahan. Tuhan tidak mengatakan kepada Israel “Israel, Aku akan reformed-kan kamu, Aku akan keluar engkau dari Mesir, tempat yang enak itu, menuju ke tempat yang sangat tidak enak, pikul salib, sangkal diri”, “tempatnya seperti apa, Tuhan?”, “pokoknya tempatnya tidak ada kenikmatan sama sekali, ini baru kamu ikut Tuhan. Sekarang engkau ikut Tuhan dan engkau akan ke tempat yang paling sengsara”, Israel akan menangis terus “Mesir, alangkah kasihannya engkau, Tuhan menghancurkan Mesir untuk memberikan kita tempat yang mirip dengan kehancuran Mesir, sehingga kita akan berada di tanah Kanaan yang kering kerontang, penuh dengan bangkai hewan”. Ketika mereka masuk bersama Yosua, dia mengatakan “lihatlah Israel, tempat penderitaan kita”, lalu mereka bersorak “hidup Tuhan yang menjadikan kita sengsara”, tidak seperti itu. Tuhan menjanjikan tempat yang penuh kelimpahan. Tapi sebelum tempat yang penuh kelimpahan, ada padang gurun dulu, tapi padang gurun itu bukan tempat perjanjian Tuhan. Tapi heran mengapa Tuhan menyatakan diri di padang gurun? Ini semua adalah pernyataan fakta yang harus kita pahami, tapi tidak banyak orang tahu bahwa ini penting untuk kita pahami di dalam hidup.

« 3 of 7 »