Lukas 13: 1-9
Salah satu menafsirkan yang benar atau kunci untuk menafsirkan yang benar, Saudara dan saya harus tahu bahwa Injil adalah kelanjutan dari kisah yang Tuhan sudah kerjakan di dalam Israel. Injil adalah narasi puncak dari apa yang Tuhan kerjakan di dalam Israel. Jadi Perjanjian Lama dan Israel jadi narasi panjang yang makin lama makin memuncak dan hidup Kristus di bumi adalah puncaknya. Kita tidak bisa memahami keadaan puncak ini tanpa melihat bagaimana Tuhan memberikan pimpinan, penyertaan dan narasi yang makin lama makin naik, makin memuncak. Kristus adalah Sang Israel yang sejati, Kristus adalah Israel yang berhasil sedangkan bangsa Israel adalah umat yang gagal. Waktu Tuhan menyatakan Injil, Tuhan juga akan mengaitkannya dengan peristiwa kehidupan Kristus dengan peristiwa Israel. Misalnya Matius, memulai dengan membahas tentang silsilah, ini adalah apa yang sudah diingat dari Abraham, kemudian Daud, kemudian pembuangan dan pemulihan, sekarang genap di dalam Kristus. Ini bukan cerita yang berdiri sendiri. Saudara tidak bisa nonton film sekuel tanpa lihat bagian sebelumnya. Kita tidak bisa memahami narasi tentang hidup Kristus tanpa dulu memahami apa yang Allah sudah kerjakan di dalam Israel. Sering kali kita salah memahami Kitab Suci karena poin ini, yaitu bahwa kita melakukan pemisahan yang ketat antara Israel dan gereja, pemisahan yang ketat antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, padahal ini adalah kisah yang bersambung, saling berjalin, dan membentuk benang merah yang dimulai dari Kitab Kejadian dan digenapi di dalam Kitab Wahyu. Oleh sebab itu sangat aneh kalau kita memahami kehidupan Kristus tanpa melihatnya sebagai kelanjutan dari kisah Tuhan dan Israel. Tapi kita seringkali bukan hanya melepaskan kehidupanNya dari Perjanjian Lama, kita bahkan kadang-kadang tidak terlalu peduli dengan kehidupan Yesus. Jadi Kristus memperbaiki apa yang rusak dari relasi Tuhan dengan Israel. Di dalam Yeremia 31 dikatakan Tuhan akan memberikan perjanjian yang baru.
Pasal 13:1-9 sedang berbicara tentang ancaman pembuangan yang Yesus katakan kepada orang Israel. Jadi Tuhan mengatakan akan ada ancaman pembuangan, siapa yang diancam dibuang? Di dalam keadaan Israel pada waktu Yesus melayani, banyak sekali sekte-sekte di dalamnya, banyak kelompok. Satu kelompok selalu menganggap diri mereka lebih baik dari kelompok lain, sehingga mereka selalu berseru “Tuhan pasti akan pelihara kami dan akan binasakan kelompok yang lain. Kami pasti kelompok remnant itu, yang Tuhan pelihara sehingga keadaan yang baru itu akan Tuhan pulihkan. Tapi yang lain, semua gagal, semua rusak, semua kacau, hanya kami yang baik”. Ketika ada peristiwa orang disembelih oleh Pilatus, dia sedang mempersembahkan korban, Pilatus tangkap, mungkin mereka melakukan pelanggaran yang bagi Roma pantas dijatuhi hukuman mati, mereka berani lakukan, akhirnya mereka ditangkap dan dibunuh. Lalu darahnya dicampurkan dengan darah persembahan. Mengapa Tuhan tidak bertindak hantam Pilatus? Mungkin karena orang-orang itu memang berdosa, Tuhan memang akan buang kelompok ini. Jadi kelompok yang satu mengatakan “kelompok yang lain akan dibuang oleh Tuhan”. Tapi Tuhan Yesus mengatakan “jangan pikir hanya mereka yang berdosa, sebab kamu pun akan dibuang jika kamu tidak bertobat dari dosa-dosamu”, ini berbicara dalam konteks Israel dan ancaman pembuangan. Apakah kecelakaan itu akibat dosa? Tidak tentu, tapi Yesus sedang berbicara di pasal 13, kecelakaan akibat dosa. Tuhan menghukum karena mereka berdosa. Lalu orang lain mengatakan “mereka dihukum karena mereka berdosa”, tapi Tuhan peringatkan “kamu pun ada di dalam dosa yang sama dan kamu pun diancam dalam ancaman yang sama jika kamu tidak bertobat”. Jadi kita mesti lihat dulu apa yang Tuhan ancamkan kepada Israel, apa yang Tuhan nyatakan harus dikerjakan Israel tapi Israel gagal lakukan? Kita harus telusuri ini jauh ke belakang dan kita kembali di peristiwa Taman Eden. Ada seorang apologetika terkenal namanya Cornelius Van Til, dia di kelas kalau ditanya apa pun selalu akan kembali ke Taman Eden. Kejadian 1 dan 2 menceritakan tentang tugas yang Tuhan percayakan kepada manusia. Tuhan tidak menciptakan manusia hanya untuk menikmati berkat saja, tapi Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi berkat. Jadi Tuhan menciptakan manusia untuk menghasilkan buah dan buah ini adalah gambaran atau kata yang sering muncul. Alkitab itu sering memunculkan kata-kata yang seperti sederhana, sehari-hari, tanpa makna yang penting, tetapi sebenarnya memiliki makna eskatologis yang bTuhan tetap pakai manusia untuk menjalankan kehendakNya di bumi. Jadi Tuhan punya kehendak di bumi. Dan apakah kehendakNya? Banyak gereja Injili sulit menafsirkan ini, apa kehendak Tuhan di bumi? Susah ditafsirkan karena tidak mengerti bahwa Tuhan begitu cinta bumi ini dan ingin mengerjakan sesuatu yang akan digenapi di dalam zaman akhir nanti. Jadi Tuhan ingin kita di bumi mengerjakan apa yang Tuhan mau karena Dia mencintai bumi ini, Dia menyukai bumi ini dan Dia ingin bumi ini menjadi seharusnya di dalam rancangan Dia. Tuhan ciptakan bumi untuk apa? Kalau Saudara anggap bumi ini tempat ujian untuk nanti kita ke sorga, “bumi ini tempat sementara”, itu bukan teori Alkitab, itu ajaran Islam, itu ajaran dari banyak agama atau banyak sistem agama. Tuhan ciptakan bumi karena senang bumi. Dan karena begitu senangnya, Dia mempercayakannya kepada manusia, gambarNya. Mengapa Tuhan percaya kepada manusia? Supaya manusia bisa menikmati dan bisa membuat bumi jadi tempat yang dinikmati gambar Allah yang lain. Karena saya mengenal Tuhan baru saya bisa menentukan bisa memilih mana baik mana jahat. Tapi ketika pengenalan akan Tuhan dicopot, diabaikan, lalu saya memilih mana baik mana jahat tanpa peduli Tuhan, saya akan jatuh di dalam dosa yang sudah dilakukan oleh Adam juga. Jadi Saudara dan saya tidak bisa mempunyai pengertian dengan tepat dan benar sesuai dengan rencana Tuhan di bumi milik Tuhan ini, tanpa kita kembali kepada pengenalan akan Tuhan.
Jadi Adam dan Hawa mementingkan pengenalan akan baik dan jahat dengan korban, dengan biaya mengorbankan pengenalan akan Tuhan. Ini yang sering kita lakukan, mengambil sesuatu dengan mengorbankan mengenal Tuhan. Tuhan membangkitkan Israel dengan tujuan yang sama, jadi berkat, penuhi bumi dan nyatakan berkat bagi bumi. Maka Israel harusnya kerjakan ini tapi mereka gagal, mereka gagal melakukan apa yang Tuhan percayakan. Dan Tuhan minta mereka mengerjakan beberapa hal, yang pertama, mereka menyembah Tuhan dan menyatakan kepada dunia ada Tuhan yang menciptkan bumi ini, ada Tuhan yang adalah Raja bumi ini, Dialah Pemilik seluruh bumi ini dan Israel harus menyatakan ini. Kedua, Israel harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, Israel harus menjadi tempat dimana bangsa-bangsa didoakan dan menjadi berkat dan akhirnya boleh dibawa kepada Tuhan. Ini yang Tuhan mau Israel lakukan, tapi apakah Israel lakukan itu? Tidak, Saudara bisa lihat momen-momen ketika Israel sudah akan lakukan, selalu disusul dengan kegagalan. Kapan momen pertama? Pada waktu pimpinan Yosua, pada waktu mereka sudah mulai kuasai tanah itu, mereka sudah akan memulai proyek ini yaitu menyatakan kepada bangsa-bangsa bahwa ada Tuhan yang mencipta, ada Tuhan yang adalah Raja atas bumi. Lalu mereka akan memulai proyek menjadi berkat atas bangsa-bangsa dan itu mereka gagal lakukan. Karena mereka jatuh dalam penyembahan berhala, Saudara baca Kitab Hakim-hakim dan Saudara tahu yang Tuhan harap mereka lakukan, gagal. Bayangkan, Tuhan sangat mengasihi bumi ini, sangat mencintai dunia ini, dan dunia tetap dikuasai oleh setan, kira-kira ini akan menyenangkan hatiNya atau mendukakan Dia? Yohanes 3:16 mengatakan “karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, maka Dia mengirimkan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya (jadi umat) tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”, itu bahasa Yohanes jadi umat yang akan tangani tugas Tuhan di dunia ini. Tuhan mencintai dunia ini dan Tuhan ingin Israel melakukan sesuatu. Mengapa dunia dikuasai kejahatan? Mengapa dunia dikuasai oleh koruptor, mengapa dunia dikuasai oleh penjahat? dimana Israel? Mereka menjadi salah satu dari penjahat.
Banyak orang Kristen bukan menjadi berkat, justru jadi salah satu orang jahat, tambah orang jahat, tapi bedanya sekarang orang jahat yang pakai kalung salib, bedanya ini orang jahat yang masih menyanyikan lagu Haleluya Puji Tuhan di gereja. Dan herannya lambang berkat yang Tuhan sering pakai adalah pohon dan buah. Ada 3 yang paling utama yaitu pohon ara dan buahnya, pohon zaitun dan pohon anggur. Israel adalah kebun anggur, Israel akan diam di bawah pohon ara dan lain-lain. Maka waktu Tuhan mengeluarkan Israel dari Mesir, Tuhan menjanjikan “engkau akan duduk di bawah pohon aramu dan menikmati buahnya dengan tenteram. Engkau akan mempunyai kebun anggur yang engkau tidak tanam, yang hasilnya boleh engkau nikmati sepanjang tahun. Engkau akan menikmati buah zaitun yang begitu limpah di tanah itu”. Jadi Tuhan menjanjikan kelimpahan tanah, hasil buah untuk dinikmati oleh Israel. Itu sebabnya pohon ara mempunyai makna berkat, lambang berkat Tuhan bagi Israel. Tapi Tuhan juga mengatakan kalau Israel diberikan berkat buah ara atau buah anggur atau zaitun, mereka harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Lalu masuklah dalam kisah ayat 6-9 yaitu mengenai pohon ara di tengah-tengah kebun anggur. Ini aneh, ada pohon ara di tengah kebun anggur, apa maksudnya? Pohon ara adalah lambang berkat Tuhan bagi Israel, sedangkan kebun anggur adalah simbol dari Israel. Jadi di tengah-tengah Israel ada pohon ara. Dan orang Israel selalu menafsirkan pohon ara sebagai bukti berkat Tuhan atau tanda berkat Tuhan. Tapi di bagian ini Tuhan tanya “pohon aramu sudah berbuah atau belum?”. Israel bisa saja tanya “Tuhan, kan Engkau yang janjikan akan beri, mengapa sekarang tuntut kami untuk berbuah?”, justru ini poin yang Yesus mau tekankan, apa yang menjadi simbol berkat juga akan menjadi simbol tanggung jawab. Saudara dapat anugerah dalam hal apa, Saudara akan dituntut tanggung jawab dalam hal itu. Apa berkat yang Tuhan berikan? Keselamatan di dalam Kristus. Kalau begitu apa tanggung jawab yang Tuhan berikan? Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar. Apa berkat yang Tuhan berikan? Pengenalan akan Allah. Kalau begitu apa tanggung jawab yang Tuhan berikan? Berusahalah kenal Dia. Apakah yang Tuhan berikan? Kekudusan. Apakah yang harus kita lakukan? Hidup kudus.
Jadi antara simbol anugerah dan tanggung jawab ini menjadi satu. Sudahkah engkau berbuah? Pohon ara yang Aku tempatkan sudahkah menghasilkan buahnya? Buahnya apa? Buahnya adalah membuat orang mengenal Tuhan, membuat orang tahu bumi ini milik Tuhan dan membuat orang tahu menjalani apa pun di bumi harus dilakukan dengan cara Tuhan, ini yang Tuhan mau kita kerjakan. Menunjukan ke dunia bahwa dunia ini milik Tuhan. Apa yang ada di bumi? Manusia, apa yang dilakukan manusia di bumi? Berdagang, berpolitik, berelasi, bersosial, masuk dalam dunia pendidikan, menyelidiki alam, dan lain-lain, semua ini adalah hal yang Tuhan senangi. Semua ini mau Tuhan nyatakan sebagai milikNya. Semua ini adalah hal-hal yang Kristus berhak menyatakan diriNya sebagai Raja. Inilah tugas kita, memenuhi bumi dengan prinsip-prinsip tadi, dengan pengenalan akan Allah, dengan cara menjalankan segala sesuatu yang baru. Saya tahu ini tidak mudah, kita berjuang di tengah dunia ini, dan sangat sulit kita berjuang, tapi Tuhan tidak tuntut kesempurnaan dari kita, Tuhan tuntut pertumbuhan. Saudara mungkin tidak sempurna ikut Tuhan, tidak apa-apa, tapi Tuhan tuntut ada perubahan, hari ini Saudara harus bertumbuh sehingga lebih baik dari kemarin. Maka Pak Tong beri definisi kebangunan rohani, kebangunan rohani berarti saya kejar kecepatan Roh Kudus yang selama ini saya lalai ikuti. Selama ini saya jalan dengan kecepatan sendiri, saat ini saya sadar Roh Kudus sudah jalan cepat sekali, sekarang saya kejar, dan kemampuan saya mengejar itulah kebangunan rohani.
Maka marilah kita bertobat dan kembali ke Tuhan, dan mengatakan “Tuhan, ketika Engkau datang dan mengatakan pohon ara ini harus berbuah, tolong saya, saya akan berjuang tapi berikan anugerah supaya pohon ara ini benar-benar berbuah”. Di dalam hal menyatakan kemuliaan Tuhan, menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja, ini berarti penginjilan. Menyatakan bahwa ada cara yang Raja ini mau untuk hidup itu dijalani, ini namanya mandat budaya. Inilah yang harus kita kerjakan. Tapi adakah pengharapan selain dengan perintah Tuhan harus berbuah? Ternyata ada, karena di dalam Yohanes 15, Tuhan Yesus mengatakan “Akulah pokok anggur dan kalau kamu ditanamkan ke Aku, kamu akan berbuah lebat”. Jadi Saudara tidak diberikan perintah saja oleh Tuhan Yesus, Tuhan Yesus memberi diriNya supaya Saudara dicangkokan ke Dia dan mengalami buah yang limpah di dalam Dia. Israel gagal karena mereka menolak Yesus. Saudara dan saya akan berhasil kalau kita beriman kepada Yesus. Di dalam Kristus berarti mengutamakan Dia lebih dari apa pun, seperti dikatakan oleh Lukas. Di dalam Kristus berarti Saudara mengasihi Dia, seperti yang dikatakan oleh Yohanes. Di dalam Kristus berarti Saudara dikasihi oleh Dia. Di dalam Kristus berarti Saudara meneladani Dia. Ini semua pengertian berkait dengan iman. Karena di dalam konteks hidupNya di dunia ini, Yesus menjalaninya dengan memberikan contoh, memanggil murid-murid dan mengatakan “seperti yang engkau lihat ada padaKu, kamu harus kerjakan itu juga”. Jadi Tuhan Yesus meminta iman ada di dalam banyak aspek, iman berarti percaya Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang datang ke dunia. Kepercayaan saya bahwa Dia Mesias harus sama dengan kepercayaan yang dimiliki Israel, yaitu bahwa Mesias ini Raja yang akan memimpin kita hidup di dalam cara yang baru. Selama ini dunia ini menutupi kita, menangkap kita, tapi Mesias akan membebaskan kita dan kerajaanNya akan dinyatakan, itulah iman kepada Mesias. Keluar dari sini, Saudara berjuang kembali, “saya milik Tuhan selama-lamanya. Dunia boleh hancurkan, saya akan tetap berjuang dan menang di dalam Tuhan”, nyatakan cara hidup yang lain, nyatakan cara hidup yang sesuai dengan Kerajaan Tuhan, nyatakan cara hidup yang meneladani Kristus di dalam setiap aspek. Inilah yang harus dikerjakan. Maka pikirkan, gereja punya tugas yang banyak, politik yang rusak, ekonomi yang rusak, lingkungan yang rusak. Dan mari kita pikir baik-baik dimanakah kita harus mengambil bagian sebagai bagian dari gerejaNya. Apakah saya harus berdiri di mimbar ini, memperkuat di dalam supaya orang pergi keluar dengan kekuatan dan pengertian yang limpah, ataukah saya menjadi orang yang diutus keluar, itu harus Saudara gumulkan. Saya harus kerjakan apa? Harus digumulkan. Tapi apa pun yang Saudara mau gumulkan nanti, yang paling penting adalah saat ini Saudara dipercayakan apa, itu yang Saudara harus kerjakan. Mari berbuah bagi Tuhan. Doakan juga diri dan orang-orang Kristen supaya tahu bahwa ketika kita terjun kembali ke dalam kehidupan kita, kita bawa tugaa. Kita adalah image of God, gambar Allah yang harus memancarkan kemuliaan Allah di dalam bidang yang kita kerjakan. Maka saya berharap kita mulai melihat pekerjaan Saudara, keluarga Saudara, relasi Saudara, tempat Saudara tinggal, lingkungan Saudara, apa pun yang Saudara alami, konteks hidup Saudara harus dilihat sebagai tempat diman Tuhan mau kemuliaanNya dinyatakan melalui Saudara. Pemikiran ini harus ada pada kita. Mengapa engkau kerja? Bukan hanya untuk uang, tapi untuk menyatakan kemuliaan Allah akan bersinar di sini. Mengapa kita membina keluarga? Bukan hanya untuk diri atau desakan orang tua, tapi karena mengatakan kemuliaan Allah harus bersinar di sini. Mengapa membuat sekolah, membuat lembaga ini, lembaga itu? Karena menyatakan kemuliaan Allah mesti bersinar di sini. Harap ini menjadi beban kita bersama, kita rindu bumi milik Tuhan makin terang bersinar di dalam Injil Kristus. Sekarang Tuhan lakukan di Indonesia, negara dengan jutaan rasa korupsi, kekacauan, kejahatan dan lain-lain. Dan Saudara mengatakan kalau gereja Tuhan melakukan sesuatu, engkau akan lihat buah ara itu dinyatakan di sini dan Kerajaan Tuhan dinyatakan. Tapi jangan cuma mimpi, mulai kerja dari sekarang, melangkah dari sekarang. Kiranya Tuhan memberkati kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)