Lukas 12: 49-59
Kita sudah membahas beberapa bagian sebelumnya dan ini memberikan kaitan yang indah sekali, kaitan tentang apa yang Tuhan mau kerjakan di bumi ini. Di bagian sebelumnya kita sudah membahas Allah yang menopang kita semua, Allah memberikan pemeliharaanNya, Allah yang menyertai, Allah yang memberikan belas kasihan, dan Allah yang memberikan semua yang diperlukan untuk hidup. Lalu di bagian selanjutnya kita sudah membahas Allah yang menuntut semua orang yang mengenal Dia untuk mengerjakan semua yang Dia mau. Kita adalah hamba dan Tuan itu yang adalah Allah akan datang untuk meminta pertanggungan jawab dari apa yang Dia percayakan kepada kita. Lalu secara otomatis kita mengatakan “Tuhan yang memelihara dan saya punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau Tuhan sudah pelihara saya dan saya bertanggung jawab kepada Tuhan, maka Dia akan datang lagi dan Dia mengkonfirmasi kesalehan saya, Dia akan datang untuk mengangkat saya”. Tapi bagian selanjutnya justru adalah bagian yang mengagetkan karena Yesus bicara tentang perang, tentang pedang, tentang konflik. Dia mengatakan Dia datang untuk melemparkan api ke bumi dan Dia mengharapkan betapa api itu menyala. Lalu Dia mengatakan “Aku harus menerima baptisan dan betapa susahNya hatiKu sebelum hal itu berlangsung”. Ini adalah sesuatu yang sulit untuk kita terima kalau kita mengerti apa yang menjadi pengharapan orang Israel. Apa yang diharapkan orang Israel, seperti yang dicatat di dalam Perjanjian Lama, itu yang harus kita pahami untuk bisa mengerti pesan Yesus di bagian ini. Maka di dalam pengertian Israel, Tuhan mengijinkan bumi penuh dengan kekacauan, tapi Dia akan datang kembali. Bumi tadinya penuh dengan kemuliaan Tuhan atau bumi akan menjadi tempat yang penuh dengan kemuliaan Tuhan, tapi Tuhan masih menarik kemuliaanNya, belum dinyatakan dengan penuh. Karena manusia jatuh dalam dosa.

Mengapa Tuhan menarik kemuliaanNya? Karena kemuliaan Tuhan otomatis akan menyingkirkan dosa. Jadi kalau Tuhan sudah menyatakan kemuliaanNya dengan sempurna, tidak ada lagi orang berdosa, tidak ada lagi orang fasik, tidak ada lagi orang jahat di bumi ini. Jadi ketika Tuhan akan datang kembali membawa kerajaanNya, kerajaanNya itu akan menyapu bersih semua yang kacau, semua yang kotor, semua yang fasik, semua yang kejam, semua yang jahat. Inilah pengharapan Israel. Maka Israel berdoa “Tuhan, datanglah kerajaanMu”, mereka berdoa ini karena mereka percaya bahwa kedatangan Tuhan melalui Israel. Tuhan adalah Raja dan Dia akan nyatakan kerajaanNya melalui raja yang diangkat di Israel. Ini keunikan yang agung sekali. Tuhan bertahta di langit dan di bumi, tapi tahta Tuhan di bumi diberikan kepada manusia, itu sebabnya manusia menjadi gambar dan rupa Allah. Dan mereka tunggu-tunggu, kapan Mesias datang, karena kalau Mesias ini datang, Kerajaan Allah akan masuk ke bumi, akan menghantam bumi dan membereskan semua. Tuhan akan klaim kembali tanah seluruh bumi menjadi milik Dia. Jadi di dalam pikiran orang Israel akan ada perang besar yaitu pasukan Tuhan akan datang dan seluruh bumi akan hancur. Siapa pasukan Tuhan? Israel percaya bahwa merekalah pasukan Tuhan. Jadi mereka sedang tunggu kapan Tuhan akan datang dan Tuhan akan habisi musuh. Mereka ingat peristiwa Yosua, Yosua dengan sekelompok orang yang mantan anak budak, lalu mereka masuk mengalahkan Yerikho, cuma keliling tembok, tembok bisa runtuh. Maka mereka pikir, “Roma bisa apa sama kami? Nanti kami kelilingi Kota Roma akan runtuh sendiri. Pokoknya nanti kalau Tuhan sudah bebaskan kami, semua penjajah, semua pengacau, semua yang merusak dunia akan dihantam oleh Kerajaan Tuhan”, ini yang mereka harapkan. Jadi Saudara mesti tangkap pola ini, saya tidak mau kita jadi orang Kristen yang mengabaikan apa yang Tuhan kerjakan di dalam Israel, karena itu akan membuat kita tidak mengerti Kitab Suci. Kalau kita tidak mengerti Kitab Suci, kita tidak akan mengerti hidup, dan kalau kita tidak mengerti hidup, apa bedanya kita dengan orang yang bukan Kristen? Harap kita serius dengan pemahaman Kitab Suci. Maka Tuhan sudah menjanjikan nanti ketika Mesias datang semua akan dibereskan, semua akan dihancurkan, Tuhan akan perang dan Kerajaan Tuhan akan menyapu bersih seluruh kerajaan fasik, dan Tuhan akan bertahta di bumi sekali lagi. Jadi konsep Israel adalah Allah itu Raja. Yang menjadi masalah adalah kapan Tuhan membereskan semua kerajaan fasik dan menyatakan KerajaanNya di bumi ini, kapan Tuhan akan bereskan semuanya? Inilah yang menjadi pertanyaan mereka. Dan waktu Yesus menjadi orang yang dicurigai sebagai Mesias oleh orang-orang Israel, “benarkah Dia Mesias? Sepertinya iya”, sebagian bilang begitu, sebagian lagi mengatakan “sepertinya bukan”. Jadi mereka terus berdebat, tapi Yesus terus menunjukan tanda-tanda bahwa Dia adalah Mesias. Jadi masuk Kerajaan Allah itu bukan masuk sorga, ini pengertian harus dirombak, kita semua terlalu platonis. Kerajaan Allah datang bukan masuk sorga, tapi sorga masuk sini. Alkitab tidak bicara kita masuk sorga, tapi sorga masuk sini. Memang kita akan masuk sorga, tapi sorga itu sementara, karena sorga akan datang ke sini, tahu dari Kitab Wahyu. Bukti ayatnya banyaknya bukan main. Bahkan saya akan tantang Saudara untuk balikan bukti, benarkah sorga pengharapan kekal kita? Alkitab mengatakan bukan, karena langit dan bumi yang baru bersatu itulah pengharapan manusia. Itu sebabnya waktu Tuhan suruh Israel membuat kemah suci, kemah suci itu melambangkan bumi. Waktu Tuhan penuhi Bezaliel dengan Roh Allah untuk membuat Kemah Suci, itu adalah perkataan kedua yang memakai Roh Allah bekerja. Perkataan pertama di Kejadian 1 “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan bumi”, ini dalam konteks penciptaan. Lalu tidak muncul lagi perkataan Roh Allah mengerjakan apa, ada perkataan muncul “Roh Allah akan ditarik oleh Allah”, sebelum air bah, tapi itu pasti bukan hal yang sama dengan Kejadian 1. Lalu di dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa Roh Allah memenuhi Bezaliel. Kalau Saudara baca dengan teliti, Saudara akan ingat ini kali kedua Alkitab menulis tentang Roh Allah bekerja. Dan kali pertama penciptaan, kali kedua membuat kemah. Mengapa cuma membuat kemah perlu Roh Allah? Mengapa Bezaliel bisa dipenuhi Roh Kudus? Karena dia sedang membuat simbol penciptaan. Lalu membuat kemah suci di tengahnya ada ruang kotak, yang disebut ruangan maha suci, tidak boleh masuk sembarangan, kalau berani masuk akan mati. Mengapa mati? Karena ini lambang tahta Tuhan. Jadi ruang maha suci adalah penantian sorga turun. Dan nanti sorga akan turun, kemah itu jadi simbol yang lengkap. Sekarang tidak ada kemah suci lagi, tidak ada Bait Suci lagi karena kita adalah bait suci. Bait suci itu simbol kehadiran Tuhan, dan itu digenapi oleh Kristus dan kita. Tapi ada yang kedua, bait suci itu adalah tema kosmos, alam semesta ciptaan Tuhan dan itu digenapi oleh langit dan bumi. Kita di bumi, kita adalah imam, dan imam besar masuk ke tempat maha suci, di sorga, Ibrani mengatakan begitu. Dimana Juruselamatmu, dimana Imam Besar itu? Imam Besar itu sudah lewati langit untuk masuk ke ruang maha suci di sorga. Jadi sorga itu ruang maha sucinya, ini pelataran dan isi bait Allah, inilah yang disimbolkan oleh Bait Allah, langit dan bumi.

Maka Kitab Wahyu mengatakan langit dan bumi bersatu, tiap kali Israel lihat bait suci atau kemah suci, mereka mengharapkan langit dan bumi bersatu. Tapi kalau langit datang menghantam bumi, bayangkan sorga menghantam bumi, tidak mungkin orang fasik bisa bertahan, ini lebih mengerikan dari pada air bah, ini lebih mengerikan dari pada penghukuman yang terjadi didalam Kitab Suci. “Ketika sorga turun, tidak bahagia jiwaku”, ini lain dengan nyanyian “sorga turun, bahagia jiwaku”. Karena waktu sorga turun, orang fasik akan hancur. Bagaimana sorga turun? Melalui Sang Raja. Jadi jangan pikir sorga turun itu dengan bentuk bangunan tiba-tiba turun, memang Wahyu berikan gambaran itu, bangunan yang turun, tapi gambaran lain dari Wahyu tentang sorga turun yaitu Mesias datang dengan pasukan malaikatNya yang siap berperang. Bayangkan betapa mengerikannya kita suruh lawan pasukan ini. Waktu bumi dihantam oleh sorga yang turun, maka orang fasik akan hancur dan itulah sebabnya Tuhan mengatakan kepada Nikodemus “engkau tidak akan melihat ini terjadi karena kamu akan ikut hancur”. Yesus kok mengatakan seperti ini? Waktu Kerajaan Allah datang, kamu tidak akan bisa lihat dan tidak akan bisa masuk. Artinya Nikodemus termasuk yang akan disapu keluar. Dan bayangkan betapa terkejutnya orang lihat orang senior, pemimpin agama, seorang sanhedrin, seorang Farisi yang terpandang, datang dengan rendah hati kepada Yesus, mengakui Anak Muda ini sebagai gurunya dan Anak Muda itu bilang “engkau tidak akan ikut lihat waktu Kerajaan Allah datang, engkau akan ikut dibuang bersama orang fasik”. Bayangkan berapa rendah hatinya Nikodemus. Kalau Saudara jadi Nikodemus, Saudara bisa marah-marah. Seluruh dari bagian itu sedang bicara Kerajaan Allah datang kamu akan disingkirkan kecuali kamu berpegang pada Kristus, melihat Dia yang dipaku di atas kayu salib, sama seperti orang Israel melihat ular yang ditinggikan oleh Musa di padang gurun. Mereka sudah digigit ular, tapi mereka melihat ular tembaga dan mereka hidup. Demikian kamu sudah digigit ular, ketika kerajaan datang, kamu akan diusir bersama ular itu, kecuali kamu memandang kepada Dia yang menanggung semua kecemaran dari dosa di atas kayu salib. Jadi Kristus datang untuk menyatakan kerajaan itu, tapi engkau harus percaya kepada penebusan Kristus. Inilah cara Yohanes merombak cara pikir orang Israel, yaitu waktu kerajaan itu datang, kerajaan itu tidak datang dengan perang seperti yang engkau pikir, kerajaan itu akan datang dengan Sang Raja mati di kayu salib. Itu cara Yohanes membahasakannya. Dan Lukas membahasakannya di dalam perikop yang baru kita baca. Kerajaan Allah akan datang dan Yesus mengatakan “Akulah yang akan bawa”. Maka dikatakan di ayat 49 “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan api itu telah menyala”. Yesus mengatakan “Akulah yang bawa kerajaan itu dan Aku berharap ini segera terjadi”. Tapi ayat selanjutnya mengagetkan karena dikatakan “Aku harus menerima baptisan”. Apa baptisan ini? Kalau kita tidak mengerti baptisan ini, maka kita harus kaitkan itu dengan panggilan Tuhan. Baptisan adalah pengkhususan untuk kerjakan panggilan dan panggilan untuk Kristus berakhir di kayu salib. Jadi Yesus sedang berbicara soal kematian Dia, baptisan adalah kematian Kristus dan ini mengagetkan, Kerajaan Allah datang, Rajanya datang, Anak Daud itu datang, Dia mewakili Allah menjadi Raja di bumi dan Dia akan klaim tahtaNya dengan cara mati. Ini mengagetkan sekali, Yesus mengatakan “inilah yang akan terjadi, kamu mengetahui bahwa Tuhan pelihara kamu, kamu mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuan yang kepadaNya kamu harus bertanggung jawab. Dan kamu mengetahui Tuan itu akan segera datang, amatilah Tuanmu itu. Karena Tuanmu akan berperang dengan cara yang berbeda dengan dunia. Berperang dengan mengijinkan DiriNya menjadi posisi korban”, ini luar biasa sekali. Maka Yesus mengatakan “Aku harus menerima baptisan dan betapa susahnya hatiKu sebelum hal itu berlangsung”. Ayat 51 “kamu menyangka bahwa Aku membawa damai. Tidak, bukan damai tapi perang”, ini orang Israel sudah tahu. Karena kalau Kerajaan Allah datang pasti konflik dengan kerajaan dunia ini, tidak ada yang sama. Yesus sedang menyatakan itu. Ketika Kerajaan Sorga datang, langsung konflik dengan dunia ini. Tapi yang mengherankan adalah Kristus ambol posisi baptisan, posisi korban.

Ini yang diteliti dengan sangat baik oleh seorang teolog bernama Jurgen Moltmann. Jurgen Moltmann adalah seorang teolog yang sangat besar. Tapi heran, Allah ambil posisi korban, ini teologi dari Jurgen Moltmann yang sangat penting, Allah sebagai korban. Kristus datang ke dalam dunia ini dan Dia ambil posisi korban, konflik membuat Dia menjadi korban, bukan membuat Dia jadi pemenang. Tetapi uniknya dengan menjadi korban justru Dia jadi pemenang. Inilah pola pikir yang kita tidak bisa mengerti. Dan ini yang Yesus sedang katakan “Aku menerima baptisan dan Aku membawa konflik kepadamu”. Tuhan mengatakan “kalau engkau mengikut Aku berarti engkau bagian dari Kerajaan Allah yang sedang perang dengan dunia ini. Dan peperangan ini harus diperangi dengan engkau mengambil posisi korban”. Papa menyerang anak karena anak ikut Yesus, anak menyerang papa karena papanya ikut Yesus. Keluarga jadi pecah dan orang yang ikut Yesus akan konflik dengan keluarga tapi Yesus mengingatkan “Aku sudah terima baptisan, Aku ambil posisi korban”, maka Tuhan mengatakan kepada pengikutNya “engkau pun harus ambil posisi korban”. Ini adalah berita yang sangat mengejutkan, begitu merombak pemikiran dari orang Israel menafsirkan Perjanjian Lama. Itu sebabnya kalau kita tidak mengerti bahwa kedatangan pertama Kristus bukan untuk menghantam dunia ini dengan kekerasan tapi untuk menjadikan diriNya korban. Maka kita tidak akan mengerti apa maksudnya membawa sorga ke bumi, sorga dibawa ke bumi dengan meneladani apa yang Kristus bawa ke dalam bumi ini dan Dia bawa prinsip pengampunan sorgawi, Dia bawa prinsip kerelaan menjadi korban dari sorga, Dia membawa prinsip rela menyerahkan diri mengganti orang lain dari sorga ke bumi, ini yang Yesus bawa. Yesus tidak bawa emas sorga, tidak bawa malaikat sorga. Waktu Dia datang, Dia datang menjadi bayi kecil yang sangat rentan untuk mati, Dia tidak pernah undang malaikat untuk jaga Dia. Ini berita yang benar-benar sulit dimengerti, mengapa Dia yang paling berkuasa mengambil posisi korban? Ini di luar pikiran kita. Dan ini harus kita mengerti di dalam kerangka pikirnya orang Yahudi, Kerajaan Allah datang, bumi akan dihantam pakai posisi korban. Jadi korban mana bisa menang? Ini yang terus kita kemukakan, kalau kita korban mana bisa menang, harus hantam orang dulu baru bisa menang. Makanya kita lakukan apa yang perlu untuk punya kekuatan. Saudara dan saya masih terlibat dalam pola pikir yang lama yaitu pakai kekuatan untuk bisa berhasil. Bagaimana berhasil? Pakai kekuatan. Supaya tidak dipukul? Pukul duluan. Supaya tidak dihantam? Hantam duluan.

Ini teologi yang sangat penting karena Jurgen Moltmann melihat apa jadinya bumi kalau kita terapkan prinsip ini. Orang Kristen mengikuti Kristus menjalani cara ini menjadi korban dari hari pertama Kekristenan berdiri sampai sekarang dan tidak pernah gagal menyebarkan pengaruhnya.
Dan di dalam ayat 54 dan selanjutnya, Yesus memberikan peringatan, peringatan ini bukan untuk murid tapi untuk orang yang menindas para murid. Yesus mengatakan “apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, kamu berkata akan datang hujan dan itu terjadi. Kalau kamu lihat angin selatan bertiup, kamu berkata hari panas terik dan hal itu memang terjadi”, ini adalah orang yang biasa membaca cuaca. Tuhan Yesus mengatakan “Kerajaan Allah juga datang dengan tanda dari korban ini”, ketika umat Tuhan terus kamu tindas, harap kamu ketahui itu adalah tandanya Kerajaan Allah sedang dinyatakan. Ini peringatan bagi orang yang menindas. Orang yang menindas diperingatkan dengan cara mengatakan bahwa bukti kekalahan dari korban ini adalah bukti bahwa Kerajaan Allah akan menang. Ini mengagetkan sekali. Tapi itu yang Yesus lakukan. Yesus mengatakan inilah tandanya kalau kamu hai orang munafik tahu lihat tanda langit, mengapa tidak bisa menilai zaman ini? Maksud Yesus adalah waktu Dia dipaku di kayu salib, waktu Dia jadi korban, kamu harus tahu bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Dan ini tidak lepas dari kebudayaan Yahudi pada waktu itu, karena mereka percaya mereka akan jadi korban dulu baru Kerajaan Allah datang. Maka Mesias yang menderita itu sudah datang dan Dia akan menghantam bumi dengan kerelaanNya menjadi korban. Lalu Dia panggil kita, Dia panggil kita untuk menjalankan prinsip sorga di bumi. Dan prinsip sorga itu adalah “Aku akan hantam bumi dengan menginjinkan diriKu dihantam. Aku akan hancurkan kerajaan bumi dengan mengijinkan diriKu menjadi korban”, inilah cara salib, dan inilah cara yang Tuhan ajak kita untuk kita lakukan. Saudara dan saya reaksi pertama akan mengatakan “mustahil, mana bisa seperti itu”, tapi Kristus membuktikan bukan hanya ini berhasil tapi sudah dijalankan selama ribuan tahun. Selama 2.000 tahun Kristen mengambil posisi korban dan selalu berhasil menancapkan pengaruhnya. Maka biarlah kita belajar hal ini, Saudara dan saya dipanggil untuk menjalankan keindahan hidup bersama dengan Kristus yang sedang menyatakan Kerajaan Allah. Mari jadi anak-anak Kerajaan ini. Sampai suatu saat Dia datang memulihkan seluruh KerajaanNya dan kita masuk di dalamnya. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan prinsip yang begitu indah, agung, tapi juga menakutkan ini.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)