(Lukas 5: 17-26)
Saya membacakan ayat di dalam beberapa alternatif terjemahan yang lebih akurat, ayat 17 dikatakan “pada suatu hari ketika Tuhan Yesus mengajar ada beberapa orang Farisi dan Ahli Taurat duduk mendengarkannya. Lalu ayat 21 “Tetapi Ahili-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dan berkata”, bukan “di dalam hati” tapi “berpikir dan berkata siapakah orang yang menghujat Allah ini, siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri. Akan tetapi ketika Yesus mendengar ini berkatalah Ia kepada mereka: apakah yang kamu pikirkan? Manakah yang lebih mudah mengatakan dosamu sudah diampuni atau mengatakan bangunlah dan berjalanlah”. Jadi tidak “di dalam hati” tapi “diucapkan”, ini adalah satu bagian yang Saudara bisa lihat ketika Lukas membahas orang Farisi yang berdoa, dia tidak berdoa dalam hati tapi dia berpikir dan berkata. Ini bandingannya terbalik ketika Maria berpikir dan diam, berpikir dan tidak mengatakan. Ini kira-kira beberapa hal lebih akurat di dalam terjemahan. Ini merupakan satu perikop yang sangat penting mengingatkan akan iman kita. Kita sering mengatakan beriman kepada Tuhan tapi kita tidak melakukan sesuai dengan takaran iman yang kita percaya ada pada seharusnya Tuhan dipercaya. Kita percaya Tuhan tapi kita tidak menjalankan apa yang sebenarnya harusnya dijalankan oleh orang yang beriman. Kiranya perikop ini boleh menjadi dorongan bagi kita, teguran bagi kita dan peringatan untuk kita boleh menjalankan iman yang sejati, menjalankan dengan cara yang akurat dan dengan cara yang setia di hadapan Tuhan.
Di dalam bagian-bagian perikop Injil Lukas, Lukas sering sekali membagikan Yesus dikelilingi banyak orang, orang-orang datang bertemu Dia, mau mengikut Dia, mau mendengar Dia dan juga mau disembuhkan oleh Dia, orang yang datang begitu banyak. Sehingga Yesus pergi ke mana, seluruh daerah mau ikut. Di dalam bagian ini dibuka dengan mengatakan “orang-orang dari Galilea, Yudea, bahkan dari Yerusalem berkumpul” ini berarti dari utara, selatan dan juga di pusat, smeua mau dengar Yesus, semua mau kumpul dan semua begitu haus untuk menjadi pengikut Yesus. Ini terjadi memang Tuhan mengarahkan sejarah untuk kehausan adanya Sang Mesias. Di dalam sejarah Israel begitu memasuki periode Injil yaitu ketika Kristus datang ke dalam dunia, Israel sedang mengalami kekosongan besar. Karena sebelum Kristus datang, mereka dijajah oleh banyak negara. Mereka dijajah oleh Babel, Babel lah yang pertama menghancurkan mereka. Lalu mereka dijajah oleh Persia, Persia suruh mereka pulang, boleh dirikan Bait Suci, boleh dirikan tembok Yerusalem, tapi tetap tidak boleh angkat raja. Mereka tetap diperintah di bawah gubernur yang diutus oleh Persia. Setelah Persia hancur, maka daerah Israel menjadi rebutan antara dinasti yang disebut Ptolemi yaitu keturunan dari Jenderal dari Alexander Agung dan Seleukit yang juga adalah jenderal dari Alexander Agung. Dua dinasti ini berperang merebut Yerusalem sampai akhirnya muncul seorang bernama Yudas Makabeus, ini seorang yang sangat terkenal di dalam tradisi Yahudi karena sempat dipikir dia adalah Mesias. Maka orang mengharapkan Mesias datang tapi ternyata Roma yang datang. Sudah Roma yang datang, dinasti Hasmonean hancur, tidak ada orang Israel yang berpengaruh, ditaruh satu gubernur yang adalah orang Edom yang dulu jajahan Israel. Jadi Israel berada dalam keadaan kasihan sekali, dipimpin oleh orang yang dulu dijajah, lalu Roma datang menancapkan kekuasan di sini, mereka tidak punya apa-apa. Lalu mereka sadar mungkin ini terjadi karena dukung pemimpin yang bukan keturunan Daud. Sekarang mesti cari keturunan Daud sejati, mesti cari mana Mesias yang akan datang. Akhirnya setiap klaim Mesias pada zaman itu, langsung orang ramai ikut karena orang ingin tahu mana Mesias yang berikut. Itu sebanya Yesus Kristus, yang mulai orang anggap Mesias, langsung punya pengikut banyaknya luar biasa. Ini terjadi karena mereka mengatakan Yesus Kristus selain kemungkinan Dia adalah Mesias dia juga memberikan tanda, bukan hanya karena orang lain mengatakan Dia adalah Mesias. Dia banyak sekali mengerjakan tanda-tanda, Dia menyembuhkan orang sakit, Dia bangkitkan orang mati, Dia usir setan, Orang ini sudah mengerjakan tanda demikian banyak. Kalau Dia bukan Mesias, apakah mungkin ada orang mengerjakan tanda yang lebih banyak dari Dia? Maka pengikutNya menjadi banyak luar biasa. Dikatakan pada bagian sebelumnya, Yesus mau khotbah pun tidak bisa pilih tempat khotbah, mesti berdiri di atas perahu.
Maka ketika Yesus berada di rumah, lalu dia mulai melayani, menyembuhkan orang sakit dengan kuasa Tuhan, yang datang berbondong-bondong banyak sekali. Lalu ditengah-tengah orang yang datang ada 1 orang yang lumpuh. Orang lumpuh ini berbaring di tempat tidur dan teman-temannya mau angkat. Mereka mau masuk, tapi karena banyak orang, mereka tidak bisa masuk. Karena mereka lihat kanan-kiri dan depan tidak bisa, akhirnya mereka mulai melihat ke atas. Di atas mereka lihat ada atap, “mengapa tidak pakai atap?”. Lalu mereka mulai berusaha naik ke atap, bongkar atap lalu turunkan orang lumpuh ini persis di depan Yesus. Ini harus kita pelajari dari orang-orang yang mengusung orang lumpuh ini dan juga dari orang lumpuh ini, mereka begitu ngotot bertemu dengan Tuhan Yesus dan mereka berharap apa yang tidak bisa dicapai pasti bisa dicapai karena ada Tuhan Yesus. Jadi ini merupakan jaminan iman yang perlu mereka miliki, perlu mereka teladani pengharapan imam seperti ini. Karena sering kali kita hidup dalam cara yang beriman kepada Tuhan tetapi yang tidak sungguh-sungguh menjalankan apa yang kita imani. Kita tahu Tuhan Mahakuasa, tapi kita tidak lihat Mahakuasa itu ada di depan pengalaman hidup kita. Kita tahu Allah itu menguasai segala sesuatu, tapi kita belum pernah menyaksikan dengan iman kita berserah, lalu Tuhan menangani segala sesuatu. Pengalaman iman kita menjadi begitu miskin karena kita tidak melihat kuasa Allah ada di dalam hidup.
Orang sulit mengikuti Tuhan dengan sepenuh-penuhnya biasanya karena 3 halangan. Halangan pertama itu karena keserakahan. Motivasi serakah yang mencegah orang datang kepada Tuhan. Sekarang kalau saya tanya, seorang hamba Tuhan begitu di sini, lalu kalau jemaat mengerjakan pekerjaan mereka di luar, apakah mereka diwajibkan untuk ikut cara yang sama juga? Harusnya iya. Jadi kalau pendeta mengatakan “saya fokus mengerjakan pekerjaan Tuhan, yang lain biar Tuhan yang cukupkan”, bukankah kita di dalam pekerjaan juga harusnya begitu? Kalau saya hamba Tuhan, Saudara hamba Tuhan juga kan. Saudara mungkin tidak full melayani di gereja, Saudara mungkin bukan pendeta, bukan penginjil, bukan full di dalam memebritakan Firman, tapi kita semua hamba Tuhan. Karena kalau engkau bukan hamba Tuhan, engkau hamba siapa? Hamba setan?. Kalau Saudara tidak mau jadi hamba setan berarti Saudara hamba Tuhan. Maka prinsip yang dijalani di gereja harusnya sama dengan prinsip yang dijalani hamba Tuhan di dalam bisnis, pekerjaan di bank, di kantor, di sekolah, universitas, di mana pun “kerjaanku adalah ini, yang lain biar Tuhan yang urus”. Tapi nanti kalau kalau saya hanya pikirkan pekerjaan, Tuhan tidak urus yang lain itu bagaimana? Ini namanya kurang iman. Hal kedua adalah karena kita tidak terlalu beriman kepada Tuhan, orang lumpuh ini datang kepada Tuhan, dia tahu persis Tuhan sanggup koreksi, Tuhan sanggup perbaiki, Tuhan sanggup berikan apa yang Dia janjikan. Maka dia pergi dan cari Tuhan. Kalau kita tahu Tuhan itu begitu agung, begitu besar, berapa besar keinginan kita untuk berjumpa dengan Dia? Berapa besar keinginan kita untuk membiarkan Dia mengambil alih seluruh hidup dan menjalani segala ketidakmungkinan yang kita pikir ada. Mari kita belajar ini. Saudara perjuangkan nama Tuhan, tidak mungkin ada halangan yang terlalu besar untuk Tuhan. Saudara perjuangkan cara hidup yang benar, tidak mungkin ada halangan yang Tuhan tidak sanggup tangani. Saudara mau jujur di hadapan Tuhan, tidak mungkin halangan di depan terlalu besar, sehingga Saudara harus kompromi, tidak bisa. Maka kita belajar percaya kepada Tuhan. Di dalam Kitab Ibrani 11 memberikan satu contoh tentang iman-iman yang mengalahkan dunia, yang mengalahkan semua karena berserah kepada Tuhan, ini yang harus kita adopsi. Maka orang lumpuh ini dihargai Tuhan Yesus karena kegigihan mereka, itu berkait dengan iman mereka bahwa Yesus adalah Mesias. Kalau Yesus Mesias, Dia sanggup sembuhkan saya, Dia sanggup pulihkan kuasa politik, Dia sanggup sembuhkan segala pemerintah, segala pemberontakan dari setan yang sekarang sedang mencengkeram manusia. Jadi orang-orang pada waktu itu berharap Mesias datang semua pulih, semua beres, dengan konsep ini mereka datang kepada Yesus bukan hanya sebagai penyembuh saja tetapi sebagai Mesias. Ini yang membedakan Kristus dan orang-orang yang datang kepada Kristus dengan orang-orang zaman kita sekarang. Orang-orang zmaan kita sekarang membuat kesembuhan ilahi, orang-orang datang karena mau sembuh, tidak peduli siapa yang mau sembuhkan, yang penting bisa sembuh. Ini bukan sifat orang Yahudi yang datang minta kesembuhan. Orang Yahudi datang karena tahu siapa Dia “ini Mesias, Mesias akan tangani politik, akan bereskan ekonomi, akan bereskan kesehatanku”, maka mereka datang karena mereka tahu Yesus adalah Mesias. Karena itu Yesus menghargai iman mereka. Dan ketika mereka turunkan orang lumpuh ini, Yesus langsung mengatakan “hai kawanKu, dosamu sudah diampuni”. Lalu yang terjadi berikutnya, kalimat Yesus di ayat 20 “hai saudaraKu, dosamu sudah diampuni”, ini pun memberi satu pengertian lagi kepada kita. Bagian ini memberikan pengertian bahwa ketika kita datang kepada Yesus, kita datang dengan satu motivasi ada beban berat, ini beban sangat berat saya mau bawa kepada Tuhan. Dan penghargaan kadang Tuhan berikan kepada orang demikian. Alkitab mengatakan siapa yang cari Tuhan tidak mungkin Tuhan hina. Hal ketiga, orang yang mencari Tuhan harus tahu dimana Tuhan menuntun. Bukan kita berjalan lalu Dia ikut, tapi Tuhan yang berjalan menyatakan “Aku di sini”, lalu kita datang. Itu sebabnya orang lumpuh ini harus ke rumah Tuhan Yesus, karena dia mau cari dimana Tuhan berada di situ aku berada. Maka Saudara menyadari Tuhan mempunyai kuasa yang begitu besar, maka Saudara juga harus menyadari satu hal ini bahwa Tuhan yang akan menuntun hidup kita. Bukan kita yang menentukan lalu Tuhan mengikuti apa yang kita mau. “Tuhan saya perlu ini”, lalu Tuhan tinggal mengatakan “baik, jadilah seperti imanmu”, tidak seperti itu. Maka waktu orang ini datang, Yesus langsung mengatakan kepada dia “dosamu sudah diampuni, engkau lebih perlu pengampunan dosa dari pada yang lain”. Seringkali kita tidak pernah menyadari betapa perlunya kita diampuni oleh Tuhan karena kita terlalu disibukan dengan semua hal lain yang kita anggap lebih besar.
Lalu ketika Tuhan Yesus mengatakan “dosamu sudah diampuni”. Lalu ayat selanjutnya mengatakan “Orang Farisi berpikir dan berkata “siapa orang ini?”, mereka mungkin tidak langsung berkata kepada Tuhan Yesus, tapi mereka nyeletuk “siapa orang ini? Memangnya ada orang boleh mengampuni selain Allah? Orang ini kuran gmengerti teologi, harusnya kalau sudah belajar teologi pasti tahu bahwa kalau yang mengampuni dosa itu cuma Tuhan bukan manusia”. Tetapi ternyata kalimat ini bisa juga dipakai Tuhan untuk menyadarkan orang lain yang ada di dalam ruangan. Bayangkan orang-orang yang ada di dalam ruangan itu sedang mendengarkan Tuhan Yesus, sedang antri untuk disembuhkan, lalu Yesus mengatakan “dosamu sudah diampuni”, mungkin ini tidak terlalu mereka pikirkan sampai ada perkataan orang Farisi “bukankah yang bisa mengampuni dosa hanya Tuhan?”. Maka orang lain mulai pikir kalau hanya Tuhan yang mengampuni dosa, lalu Yesus mengklaim “dosamu sudah diampuni”, ini berarti Yesus adalah Tuhan, berarti Dia dan Allah paralel. Orang Farisi membuat orang lain jadi mikir, ini salah satu fungsi orang Farasi di dalam narasi ini. Jadi orang Farisi tidak hanya untuk dihina kemunafikannya tapi Allah juga bisa pakai mereka untuk membuat orang-orang berpikir “iya ya, mengapa Dia berani mengklaim seperti ini?”. Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, maka Yesus mengatakan “apa yang kamu pikirkan itu? Mana yang lebih mudah mengatakan dosamu sudah dimapuni atau mengatakan bangunlah dan berjalanlah”, kalau Saudara yang ditanya, mana yang lebih mudah? Saudara mungkin berpikir “sepertinya lebih mudah bilang bangunlah dan berjalanlah, karena menyembuhkan orang sakit lumpuh lebih mungkin, tapi mengampuni dosa itu susah”. Tapi yang Tuhan maksudkan adalah ketika Tuhan Yesus mengatakan “dosamu sudah diampuni” orang tidak lihat efek langsungnya. Waktu Tuhan Yesus mengatakan kepada orang lumpuh itu “dosamu sudah diampuni” ada tanda tidak kalau orang bertobat dari dosa? Tidak. Jadi orang tidak melihat efek dari perkataan Yesus itu apa. Engkau mengatakan “dosamu diampuni”, tahu dari mana dosanya diampuni? Katanya kalau satu orang berdosa bertobat seluruh malaikat bersorak, tapi kita tidak mendengar apa-apa. Jadi ini tidak ada dampak sepertinya secara pandangan mata mereka. Maka Yesus mengatakan “kalau ini sulit masuk di dalam imanmu bahwa Aku sanggup mengampuni dosa” maka perhatikan kalimat berikut “Aku mengatakan kepada orang ini bangunlah dan berjalanlah dan orang itu ternyata bangun dan berjalan”, ini namanya Tuhan Yesus menyatakan “kalau di dalam kalimat kedua kata-kataKu berkuasa, maka kamu harus tahu di dalam kalimat pertama tadi pun kuasanya sama”. Jadi orang tadi sudah diampuni dosanya sekarang Tuhan nyatakan kembali kuasaNya di dalam menyembuhkan orang ini. Jadi orang berdosa yang sudah bersih ini sekarang menyatakan kuasa Tuhan dengan sakit lumpuhnya diperbaiki.
Waktu dia sudah sembuh dari lumpuh, Alkitab mencatat dia langsung loncat, langsung ambil tempat tidurnya langsung pergi keluar lalu memberitakan Kristus. Ini menjadi satu pernyataan bagi orang-orang yang hadir pada saat itu bahwa Yesus mempunyai kuasa yang sanggup memberikan kesembuhan pada orang lumpuh ini, Yesus juga mempunyai kuasa yang sanggup untuk mengampuni dosa seprti yang tadi sudah Dia sampaikan. Di sini orang-orang sadar ternyata Kristus itulah Sang Mesias, sebab Dia datang dengan kuasa yang begitu besar, Dia datang dengan pernyataan yang begitu besar mengenai otoritas Dia di dunia ini. Otoritas Kristus di dunia ini begitu luar biasa, sehingga ketika Injil mencatat kita tidak bisa gagal melihat paralel antara karya Kristus dengan karya Allah di Perjanjian Lama, Kristus menggenapi semua. Allah Bapa mencipta, Yesus memperbaiki kembali ciptaan menjadi harmonis, Allah Bapa mengusir kejahatan, Yesus Kristus mengusir setan, Allah Bapa mengampuni umatNya yang datang kepada Dia, Yesus Kristus memberikan penebusan dan kebebasan akan dosa bagi orang-orang yang datang kepada Dia. Ini semua paralel indah yang bisa kita lihat. Itu sebabnya sekarang mesti kita renungkan waktu kita datang kepada Yesus, alasan apa yang mendorong kita? Kita ikut Yesus karena apa? Saudara mencari Yesus seberapa giat? Saudara mencari wajahNya dan perkenanNya sampai berapa sungguh? Karena kadang-kadang orang Kristen menjadi Kristen yang begitu standar rendah. Kalau kita tahu dengan benar siapa Dia, kita tidak mungkin main-main dalam mencari Dia, kita tidak mungkin main-main di dalam mau bertemu Dia. Orang lumpuh ini tahu siapa Yesus, maka ketika mereka tahu halangan orang banyak datang, mereka mengatakan “halangan tidak akan membuat saya pulang, halangan tidak akan membuat saya batal mengikut Yesus, halangan tidak akan membuat komitmen saya bertemu dengan Yesus menjadi hilang”. Karena bertemu Yesus adalah hal yang paling besar, yang menjadi kebutuhan paling dasar dari orang ini. Kadang-kadang kita perlu diberikan satu keadaan sangat mendesak, baru kita menyadari “saya sangat rindu mencari Yesus”, sampai kesungguhan hati untuk mendapatkan Dia. Tapi di dalam keadaan normal, keadaan biasa, kita sering mempermainkan anugerah yang Tuhan berikan dengan mengabaikan kerinduan dekat dengan Dia. Kita mengatakan “sudahlah, selama aku menjalankan cara ibadah dan juga kerohanian yang lumayan standar tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi, sudah cukup. Kan saya bukan hamba Tuhan, saya bukan orang yang berbagian di dalam pemimpin-pemimpin gereja, jadi mencari Tuhan dengan standar biasa sudah cukup”. Tapi bukan itu yang diajarkan dalam Alkitab, Alkitab mengatakan Tuhan selalu ingat siapa yang mencari Dia dengan tekun, siapa yang rindu untuk menemukan dia akan temukan. Siapa yang rindu menembus segala halangan demi boleh bertemu dengan Tuhan, dia akan mendapatkan. Waktu Saudara mencari Tuhan, Saudara mesti siap bertemu Tuhan langsung mendapatkan koreksian yang sangat dasar. Begitu bertemu Tuhan, mungkin Tuhan mengatakan “selama ini engkau jalani hidup salah, cepat putar balik. Selama ini engkau menjalani hidup dengan cara yang rusak, cepat kembali ke cara yang benar. Selama ini engkau berpikir bahwa kerusakanmu, problemmu adalah yang di atas, tetapi yang paling mendasar yang perlu diperbaiki, kamu belum tahu. Maka sekarang Aku beri tahu kepadamu”. Jadi waktu Saudara menemukan Tuhan, Saudara akan menemukan kuasa otoritas dan kesucian, kebenaran dan kebajikan Tuhan akan mengubah cara hidup Saudara. Dan inilah berkat yang Tuhan mau berikan kepada anak-anakNya. Siapa yang mencari Tuhan akan bertemu Dia. Siapa yang rindu menemukan wajahNya, akan menemukan bahwa wajahNya diperkenan untuk ditemui orang-orang yang murni hatinya. Siapa yang murni hati? Orang muri hati adalah yang tulus, tidak main-main, tidak punya kemampuan dan kemauan untuk apa pun yang palsu dan licik. Benar-benar mau datang kepada Tuhan dengan tulus. Lalu bagian ini juga mengajarkan kepada kita ketika seseorang mencari Tuhan dengan kesungguhan, dengan iman, dengan kerelaan diubah, dia akan melihat ternyata Tuhan menyatakan kuasaNya. Waktu Tuhan menyatakan kuasaNya di dalam hidup, ini kuasa yang akan membuat kita makin mengenal Dia sebagai Allah yang berkuasa atas seluruh hidup manusia. Saudara adalah hamba Tuhan sama seperti saya adalah hamba Tuhan, biarlah pencarian kita akan Tuhan digiatkan menjadi begitu besar supaya Tuhan pun berkenan pakai kita menjadi kemuliaan bagi namaNya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)