(Lukas 18: 28-34)
Siapa yang layak untuk menjadi bagian dari Kerajaan Tuhan? Orang-orang biasanya mengatakan yang berprestasi, yang dianggap hebat di masyarakat, yang dianggap tinggi kedudukannya, yang dianggap berperan penting di dalam pelayanan, yang mempunyai jasa di dalam Kerajaan Tuhan, merekalah yang akan masuk. Tapi ternyata Injil Lukas mengatakan bahwa mereka yang terus merasa diri tidak layak itulah yang justru Tuhan angkat. Ketika orang datang kepada Tuhan dengan merasa otomatis berhak mewarisi Kerajaan Tuhan, kepada orang ini Tuhan berkata “kamu harus berputar cari jalan yang sempit”. Jalan sempit maksudnya apa? Pada zaman kebudayaan abad ke-1, jalan sempit adalah jalan orang miskin kalau mau menikmati roti sisa dari sebuah istana yang sedang mengadakan perayaan. Istana kalau mengadakan perayaan, tamu-tamu penting akan masuk dari pintu utama, sedangkan orang-orang miskin akan mendapatkan bagian dari roti murah yang akan dibuang lewat dapur, dan orang miskin sedang rebutan di situ. Tuhan Yesus mengatakan “kalau kamu pikir kamu berhak VIP dalam Kerajaan Allah, kemungkinan besar kamu tidak akan masuk. Tapi kalau kamu terus rasa tidak layak, tapi kamu perlu mendapatkan berkat Tuhan, dengan rendah hati kamu memohon berkat itu, justru kamu akan menjadi pewaris Kerajaan Allah”. Yang rasa tidak layak tapi mau datang kepada Tuhan, dialah yang menjadi milik Tuhan. Yang rasa layak dan merasa otomatis Tuhan akan pilih dia, dia justru menjadi orang yang disingkirkan dari Kerajaan Tuhan.
Dengan pengertian inilah baru kita bisa memahami narasi selanjutnya dari Injil Lukas. Ketika Petrus berkata kepada Tuhan Yesus “kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikuti Engkau”. Petrus merasa kami sudah meninggalkan segala kesenangan, kami sudah tinggalkan segala hal yang baik dalam hidup kami, sekarang kami tinggalkan di belakang dan mengikuti Tuhan. Di dalam narasi lain, dalam Matius, Markus, Petrus menanyakan ini untuk meminta jawaban dari Tuhan, “apa yang kami bisa dapat? Kalau kami tinggalkan semuanya apa yang kami bisa dapat. Apakah kami harus tinggalkan semuanya dan hanya sampai begitu saja, sampai di situ, kami kehilangan semuanya dan mengikuti Engkau. Apa yang kami dapat setelah kami tinggalkan semua?”. Jawaban Tuhan Yesus adalah jawaban yang sangat dalam pengertiannya, karena kalimat jawaban Yesus hanya bisa ditafsir kalau Saudara mengerti apa yang diajarkan di dalam Perjanjian Lama mengenai pemulihan Israel. Jadi yang Yesus katakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya semua orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya, atau saudaranya, orang tuanya, atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga. Dan pada zaman yang akan datang, dia akan menerima hidup yang kekal”. Ini janji Tuhan untuk pemulihan Israel. Jadi Tuhan mengatakan kepada Israel, misalnya di dalam Mazmur 126 atau Yesaya 35, Yesaya 44, atau pun Yesaya 54. Di dalam 3 bagian ini Yesaya 35,44,54 saya jadikan contoh, tapi ini terus ada di dalam banyak sekali Kitab Yesaya. Kitab Yesaya menjanjikan bahwa Tuhan memulihkan tanah itu menjadi keadaan yang seharusnya. Berarti tadinya tanah itu memang dimilik oleh orang Israel, tapi Tuhan mengatakan pembuangan ini akan membuat engkau kembali dan menyadari berkat yang Tuhan berikan setelah pembuangan. Sehingga bagi orang jahat, pembuangan adalah hukuman. Bagi orang yang setia kepada Tuhan, pembuangan adalah tahap yang perlu untuk janji Tuhan direalisasikan. Berarti sebelum dibuang, janji Tuhan belum pernah mencapai kesempurnaannya karena waktunya belum tiba, ini yang banyak orang Israel tidak sadari. “Dulu kami ada Bait Suci, sekarang tidak ada, dulu kami hidup dalam damai sejahtera, sekarang tidak, dulu kami hidup dalam keadaan yang senang, sekarang dijajah Babel, kami ingin kembali ke zaman itu”. Tapi Tuhan mengatakan “tidak, kamu akan masuk ke dalam tahap yang baru dari rencana Tuhan, tahap yang melampuai keadaan yang kamu pernah lampaui sebelumnya”. Banyak orang merasa hidupnya baik-baik saja tanpa Tuhan, merasa hidupnya sudah punya keluarga yang baik, punya suami yang baik, punya istri yang baik, anak yang baik, orang tua yang baik, pendidikan yang baik, sehingga orang merasa hidupnya sudah baik. Waktu dia rasa seluruh hidupnya sudah baik dan dia harus meninggalkan hidup ini, dia merasa mengorbankan sesuatu. Waktu pilih ikut Tuhan dan harus mengorbankan semua, akan terasa unsur pengorbanan karena merasa sudah memiliki hidup yang baik. Tapi bagian ini memberikan hikmat penting bagi kita bahwa hidup di luar Tuhan atau hidup yang belum dipulihkan Tuhan adalah hidup yang tidak menikmati kebaikan yang Tuhan rancang. Banyak orang merasa tidak perlu Tuhan tapi bisa jalan sendiri, dan inilah bahayanya. Salah satu bahaya dari tipuan iblis adalah menawarkan alternatif hidup non-Kristen dan ternyata itu berhasil. Sehingga ketika Petrus mengatakan “kami sudah meninggalkan segala kepunyaan kami untuk mengikuti Engkau”, Tuhan seolah mengatakan mengapa kamu merasa meninggalkan sesuatu yang belum disentuh oleh Kristus sebagai sesuatu yang rugi. Sebaliknya ketika engkau mengikut Kristus maka segala sesuatu yang engkau tinggalkan justru punya potensi lebih baik karena akan disentuh oleh Kristus.
Jadi bagian ini mengingatkan kita bahwa ada dua dunia yang beda total, yang satu dunia tanpa Tuhan, yang kedua dunia di dalam design-Nya Tuhan. Apakah hidup kita sekarang adalah hidup di dalam design Tuhan atau tidak? Kalau saya mengatakan dunia, ini harus dipahami dengan jelas. Pengertian sudah disentuh Tuhan itu apa? Maksudnya disentuh oleh Tuhan adalah saya sudah melihat bidang ini di dalam cara yang baru yaitu di dalam cara Tuhan. Untuk melihat dengan cara baru yaitu hidup di dalam Tuhan, Saudara dan saya perlu mengerti betapa luas, limpah dan betapa multidimesionalnya berita Alkitab. Karena kalau tidak, kita akan buang dunia kita yang lama, lalu menyatakan ada dunia baru yang sudah disentuh oleh Tuhan, tapi dunia ini sangat sempit untuk hidup. Banyak kali orang sulit menjadi Kristen karena tidak merasa Kekristenan akan membahas sesuatu di dalam kehidupan yang real. Alkitab begitu multidimensional, sehingga waktu Alkitab mengatakan Tuhan harus segalanya, kasihi Tuhan dengan semua, maka Alkitab memberitahu caranya bagaimana mengasihi Tuhan di dalam semua. Bagaimana engkau mengasihi Tuhan di dalam studi, di dalam keluarga, di dalam waktu luangmu, di dalam keindahan, di dalam liburan, semua ada. Alkitab memberikan kepada kita kemampuan memandang hidup secara multidimensional. Sehingga kita baru mulai sadar ketika kita mulai mengerti firman, “ternyata pekerjaanku dulu tidak seberes yang saya pikir. Dulu saya pikir kalau saya cukup berprestasi, saya cukup dipuji sama Tuhan, gaji naik terus, itu sudah beres. Waktu saya mengerti pandangan Tuhan tentang pekerjaan, baru saya mengerti masih banyak yang harus diperjuangkan. Dulu saya pikir istri saya dan saya baik-baik saja, kami saling mengasihi, tidak sering bertengkar, kami saling merindukan satu sama lain, waktu saya mengenal kebenaran Alkitab, baru saya tahu masih ada unsur-unsur lain dalam pernikahan yang belum saya miliki. Jadi ketika Tuhan datang, dia akan mengubah banyak hal di dalam dunia ini. Yesus adalah Sang Pembawa perubahan yang paling sukses, paling radikal dan paling mulia dalam sejarah manusia. Siapa bisa mengubah dunia seperti Kristus? Tidak ada. Dulu banyak firaun besar muncul, tidak ada satu pun yang bisa mengubah banyak hal di dalam hidup, yang mereka bisa ubah hanya ruang-ruang museum diisi dengan mayat dari firaun mereka. Banyak orang melakukan perubahan, tapi tidak sesignifikan Yesus. Alexander Agung membawa budaya Yunani di seluruh daerah yang maju yang diketahui pada waktu itu, tapi dia hanya sebatas itu di dalam melakukan kehidupannya. Tapi kalau Saudara melihat Yesus, seorang yang mengakhiri hidupNya di atas kayu salib adalah orang yang merombak dunia secara total. Di mana tempat yang belum disentuh Kekristenan dan menjadi baik? Tidak ada.
Banyak orang pikir dia sudah korbankan sesuatu untuk Tuhan, padahal sebenarnya dia tidak korbankan sesuatu untuk Tuhan. Dia tinggalkan segala sesuatu untuk berbagian di dalam pekerjaan Tuhan yang efek besarnya akan mempengaruhi segalanya, termasuk apa yang dia tinggalkan. Tentu kalimat ini diberikan kepada orang yang sangat kesulitan meninggalkan keluarganya, ini bukan untuk orang yang benci keluarganya lalu cari jalan untuk keluar dari rumah. Ini namanya menunggangi pelayanan Tuhan demi kepentingan pribadi, hati-hati. Yang menunggangi apa-apa, itu biasanya terbongkar. Tapi orang yang mencintai keluarganya, yang setiap kali harus menghabiskan banyak waktu di luar, bukan di rumah, lalu merasa sangat sedih dengan tindakan ini, ini orang yang benar. Dan Tuhan memberikan penghiburan kepada orang-orang seperti ini, “kami sudah lama meninggalkan apa yang sebenarnya menjadi kesenangan kami demi Kerajaan Tuhan, kira-kira apa yang kami bisa dapat?”. Saudara mungkin berpikir Yesus akan berkata “upahmu besar di sorga”. Yesus tidak mengatakan itu di perikop ini. Tuhan Yesus mengatakan “yang kamu kerjakan akan membuat kamu dapat apa yang hilang itu, berkali-kali lipat sekarang”. Mengapa sekarang? Karena tidak ada orang yang ikut Yesus yang pekerjaannya tidak berdampak di sini, ini yang penting yang harus kita ketahui. Dampak yang dimiliki Tuhan Yesus terasa di sini. Mana ada dampak Tuhan Yesus yang terasa di sorga dan bisa kita nikmati? Sorga saat ini jauh karena tidak bisa kita lihat langsung, tapi dampak dari pekerjaan Kristus sangat nyata di bumi ini. Sehingga waktu Dia panggil orang-orang mengikuti Dia, orang-orang ini akan mengerjakan pekerjaan membawa Kerajaan Allah yang berdampak di sini. Jangan pikir kita punya harta di sorga,waktu kita kerjakan sesuatu yang tidak ada dampak di dunia ini. Sebab tidak ada harta di sorga yang diberikan kepada orang-orang yang tidak melakukan apa pun di dunia ini. Tuhan mengatakan hartamu tersimpan di sorga, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Kerajaan Allah dan kebenaran yang dinyatakan di bumi ini. cari dahulu Kerajaan Allah, ini dikatakan di dalam Matius, dan Matius sering memakai Kerajaan Sorga. Dia memakai Kerajaan Sorga sebagai bentuk yang belum diwujudkan di bumi. Matius selalu memakai bentuk 2 ini, sorga dan bumi, Tuhan dan manusia, Tuhan dan setan, dan lain-lain, selalu ada tekanan dua ini. Maka dia dengan konsisten terus membandingkan antara sorga dan bumi. Sehingga waktu dia mengatakan Kerajaan Sorga, dia sedang mengingatkan orang ada kerajaan yang belum datang, tapi nanti akan datang. Ada studi dari seorang bernama Jonathan Pennington, ini studi yang penting sekali, karena umumnya dulu orang berpikir waktu Matius tulis Kerajaan Sorga itu karena Matius takut memakai kata Allah, karena Allah itu terlalu tinggi, sehingga tidak sopan waktu menyebut nama Allah. Sehingga waktu Matius bilang Kerajaan Sorga maksudnya Kerajaan Allah. Tapi Pennington membuktikan Matius tidak sungkan pakai kata Allah di tempat lain, mengapa dia sungkan memakai Kerajaan Allah? Matius tidak pernah sungkan pakai kata Allah di tempat lain, “kamu harus berbakti kepada Allah”, dia tidak mengatakan “kamu harus berbakti kepada Pemilik sorga”. Jadi mengapa dia memakai Kerajaan Sorga? Pennington memberi argumen bahwa Matius ingin mengatakan yang sekarang di sorga, yang kamu belum lihat, akan datang ke sini. Sehingga ketika Yesus mengatakan “kerjakan demi Kerajaan Allah”, berarti Kerajaan Sorga itu akan dinyatakan di sini, pikir dahulu itu. Cari dahulu Kerajaan Allah, karena Kerajaan Allah akan berdampak di sini. Ini pola pikir yang harus kita miliki. Karena banyak orang Kristen berpikir dia sudah cukup rohani dengan berdoa, banyak membaca Alkitab, mengetahui banyak hal, tapi tidak pernah bersumbangsih apa pun di dalam dunia ini. Kalau saya tidak berdampak di masyarakat, saya tidak berdampak mempengaruhi orang lain untuk ikut Tuhan, maka sebenarnya saya tidak berhak mendapat apa pun, termasuk harta di sorga. Tidak ada harta di sorga bagi orang yang tidak menikmati pekerjaan Tuhan di bumi yang berdampak di bumi. Itu sebabnya Yesus mengatakan “sesungguhnya orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan keluarganya, istrinya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga”. Mengapa menerima lipat ganda pada masa ini? Karena yang dikerjakan oleh Kerajaan Allah akan memulihkan banyak hal, termasuk hal-hal yang ditinggalkan di dalam keharusan untuk melayani Kerajaan Allah.
Ini sama dengan berita dari Kitab Yesaya yang tadi saya sudah kutip. Yesaya 35, 44, 54, semua berbicara tentang pemulihan Israel yang melampaui Israel yang lama. Dulu Israel membangun Bait Suci yang besar sekali saat zaman Salomo, setelah itu hancur, mana Bait Sucinya sekarang? Adakah Bait Suci lebih besar dari yang dibangun Salomo? Daniel melihat Bait Suci yang besarnya itu dari ujung ke ujungnya bumi. Jadi Bait Suci yang kamu kenal itu kecil, nanti Tuhan akan membuat Bait Suci dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi yang lain. Sebab inilah batu yang Tuhan pakai yang akan menjadi gunung yang besar, yang menggantikan Bait Suci yang lama, dan inilah tubuh Kristus. Tubuh Kristuslah yang menggantikan Bait Suci yang lama. Lalu dulu ada Yerusalem sebelum dihancurkan Babel. Setelah dihancurkan Babel, adakah Yerusalem baru? Yerusalem baru menurut Wahyu, itu turun dari sorga. Maka Yesus adalah pembawa perombakan yang membuat kedamaian dan kesenangan lama menjadi sesuatu yang kurang, kosong dan tidak terlalu berarti dibandingkan dengan kesenangan yang akan diberikan nanti.
Kita semua punya hal yang kita nikmati sebelum kenal Tuhan, Saudara punya keluarga yang baik. Orang di luar Kristen tidak tentu keluarganya jelek, karena banyak orang di luar Tuhan, keluarganya sangat baik, pekerjaannya sangat baik, dia menikmati hidupnya dengan sangat baik, tapi Yesus mengingatkan ini adalah dunia yang belum disentuh oleh Tuhan, itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan setelah Tuhan nyatakan kemuliaanNya. Pekerjaan yang Saudara miliki sebelum kenal Tuhan, sebelum didedikasikan kepada Tuhan, tidak ada bandingan dengan pekerjaan Saudara setelah Saudara dedikasikan bagi Tuhan. Keluarga Saudara yang Saudara nikmati kehadirannya sekarang tidak ada bandingan apa-apanya dengan keluarga yang sudah didedikasikan bagi Tuhan. Kalimat mengharukan yang diberikan papa saya kepada saya adalah dia mengatakan “saya sangat sayang kamu dari dulu, tapi sejak kamu berkotbah, melayani Tuhan di gereja, baru saya mengerti apa yang namanya mengasihi anak di dalam Tuhan”, kalimat ini mengharukan sekali. Dia dari dulu sayang saya, tapi setelah kami diubah oleh Kristus, kami sama-sama mendedikasikan hidup bagi Kristus, baru ada pengertian tentang keindahan memiliki seorang anak atau seorang anak merasakan kelimpahan memiliki seorang ayah, karena sudah didedikasikan bagi Kristus. Berikan hidupmu bagi Tuhan dan apa pun yang kamu kerjakan bagi Tuhan dan engkau akan saksikan bahwa ada cara di dalam Kerajaan Allah untuk menikmati hal itu dengan lebih limpah dibandingkan kenikmatan yang engkau miliki di luar Tuhan. Itu sebabnya Tuhan mau menyentuh seluruh aspek hidupmu, bukan aspek spiritual saja, bukan cuma penginjilanmu, bukan cuma doamu, bukan cuma baca Alkitabmu, tapi pekerjaanmu sehari-hari, pergaulanmu, pernikahanmu, pacaranmu, apa pun yang kamu miliki, Tuhan ingin itu masuk dalam kerajaanNya baru bisa dinikmati.
Tapi untuk itu masuk dalam Kerajaan Allah, itu berat, karena harus ada pengorbanan. Yesus mau memasukan seluruh umat dalam Kerajaan Allah. Dia harus pergi ke Yerusalem, dihina oleh para pemimpin, diludahi, disesah dan dibunuh oleh orang-orang Yerusalem. Tapi pada hari ke-3 Dia akan bangkit. Bagaimana caranya Kerajaan Allah masuk? Saudara dan saya harus berkorban, sama seperti Kristus dulu berkorban. Kita mau membawa prinsip Kerajaan Allah ke dalam dunia, itu sulit kalau kita tidak mau berkorban. Saudara mau orang kenal Tuhan Yesus, itu sulit kalau Saudara tidak mau berkorban. Saudara ingin orang mengenal Kerajaan Allah, sulit kalau kita sendiri terlalu nyaman di dalam keadaan kita dan menolak melakukan apa pun demi Kerajaan itu. Mari berkorban demi Kerajaan Tuhan karena di situ ada sukacita mendapatkan segala sesuatu lipat ganda pada masa ini. Yesus mengatakan pada ayat 30 “dan pada masa yang akan datang menerima hidup kekal”.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)