(Lukas 4: 9-13)
Kita sampai pada pencobaan ketiga di dalam versi Injil Lukas. Injil Lukas menukar nomor 2 dan ketiga. Di dalam urutan pencobaan yang lain, urutan kedua adalah Kristus dibawa ke tempat yang tinggi di Bait Suci, lalu iblis mengatakan “jatuhkan dirimu, nanti Tuhan akan mengirim malaikat untuk menjagai engkau”. Lalu bagian yang ketiga adalah Kristus dinyatakan seluruh dunia, iblis mengatakan “lihat seluruh dunia dan keagungannya, sembah aku satu kali, aku berikan ini semua kepadaMu”. Ini urutan dibalik oleh Lukas, sehingga ketika Yesus ditaruh di Bait Suci di Yerusalem lalu iblis mengatakan “loncatlah ke bawah, sebab Tuhan tidak akan membiarkan Engkau terantuk pada batu”, ini menjadi yang terakhir. Minggu lalu saya sudah membahas ini menjadi terakhir karena Lukas mau meletakan Yerusalem sebagai titik puncak kehidupan Kristus, itu sebabnya ujian dan pencobaan yang Kristus terima itu diatur atau diceritakan oleh Lukas dengan cara menunjukan Yerusalem sebagai puncak, sebagai bagian paling akhir dari apa yang Yesus alami. Kalau Saudara mengatakan “Mengapa Lukas melakukan itu? Mengapa tidak catat dengan setia apa yang terjadi?”, saya harus menjawab bahwa dalam ilmu sejarah, Saudara bukan mencatat fakta saja, tetapi Saudara memilih fakta apa saja yang harus Saudara tentukan demi tujuan tertentu, tidak ada sejarawan menulis hanya pencatatan saja. Tidak ada sejarah ditulis tanpa maksud mengubah cara pandang kita tentang sesuatu.

Maka Lukas pun bukan menulis dalam bentuk urutan peristiwa, tetapi di dalam bentuk keutamaan di dalam traveling mode, di dalam mode perjalanan, ini cara Lukas menulis. Jadi Yesus berjalan dari tempat pelayanan pertama sampai Yerusalem, demikian juga waktu Lukas menulis Kisah Para Rasul, dimulai dari Yerusalem, Kekristenan terus berjalan sampai akhirnya ke Roma. Jadi mode perjalanan atau cara menulis yang menekankan perjalanan, motif perjalanan, inilah ciri khas Injil Lukas. Maka waktu dia tulis Injilnya, dia mengarahkan pembaca untuk melihat ada satu alur kehidupan Yesus Kristus di mana Yerusalem menjadi puncak. Di Yerusalem inilah Dia akan mati, Dia akan mengorbankan diriNya dan Dia akan menjadi Penebus bagi seluruh manusia. Sebab Dia disalib, sedikit di luar tembok Yerusalem, di bukit di mana Yerusalem berada. Kristus terus melayani, sampai akhirnya berakhir di Yerusalem. Demikian juga dengan pencobaan, dimulai dari pencobaan pertama batu menjadi roti di padang gurun, sampai bagian akhir yang dicatat Lukas adalah pencobaan di Bait Suci di Yerusalem. Lukas menulis dengan cara seperti ini untuk menyatakan Yerusalemlah puncak dari pelayanan Kristus, Dia melayani untuk berjalan ke Yerusalem, Dia terus berjalan sampai ke Yerusalem meskipun di tengah perjalanan Dia melakukan hal yang penting, tetapi Dia tetap punya tujuan dimana Dia harus genapi. Ini merupakan bijaksana yang sangat penting kita pelajari dari Injil Lukas. Saudara kalau tahu ada sasaran yang Saudara mau tuju, ini tidak berarti Saudara tidak peduli lingkungan, “saya punya sasaran begini, saya tidak peduli apa yang terjadi. Saya mau pergi ke kampus, maka dari rumahku sampai kampus, saya tidak peduli apa yang terjadi. Tidak ada yang bisa mengarahkan saya menyimpang dari tujuan”. Menyimpang dari tujuan memang tidak boleh, tapi ini tidak berarti kita tidak boleh lakukan hal yang lain ketika kita mencapai sasaran. Maka Yesus Kristus meskipun tujuan utamanya adalah salib, Dia tidak pernah lupakan semua kasus-kasus yang dianggap remeh oleh orang lain, untuk Dia tangani. Di dalam perjalananNya, Dia bertemu dengan ibu-ibu miskin yang sakit pendarahan, tidak ada yang menganggap orang ini penting. Lalu dia datang mau disembuhkan oleh Tuhan Yesus, Tuhan Yesus sembuhkan. Maka Injil Lukas menekankan ada satu tujuan besar yang Yesus mau capai tapi Dia tidak lupa orang-orang yang tidak dianggap di dalam perjalananNya. Inilah kontras yang luar biasa. Salah satu alasan saya memilih Injil Lukas yang dieksposisi karena Kristus punya sasaran “ini yang harus dikerjakan”, tapi Dia tidak pernah lupa orang yang dilupakan oleh dunia ini. Saya minta gereja ini pun kerjakan hal yang sama, ada sasaran besar, ada KIN, KPIN, KKR Regional, tapi jangan lupa ada orang-orang di sekitar kita yang perlu untuk diingatkan berita Injil, perlu untuk ditopang kembali. Biarlah kita dengan peka melihat siapa yang perlu dan kita tetap punya fokus yang sama. Kesalahan gereja selalu 2, terlalu fokus pada sasaran yang besar lupa yang kecil atau yang kedua, terlalu sibuk hal detail tidak punya sasaran besar yang mau dicapai.

Alkitab mengatakan iblis meletakan Yesus di puncak Bait Allah. Di sini kita bingung, bagaimana Kristus diletakan di situ, berarti iblis angkat Dia kemudian taruh di tempat paling tinggi, lalu mengatakan “loncatlah, karena kalau Tuhan berkenan kepadaMu, Engkau tidak mungkin dibiarkan sulit, Engkau tidak akan dibiarkan hancur”. Dan kali ini iblis mengutip Alkitab, jangan pikir iblis tidak mengerti apa-apa tentang Alkitab. Iblis begitu menguasai Alkitab, sehingga kalau ada kuis untuk mengetahui keahlian kita dan iblis mengenai Alkitab, dia pasti menang. Dia hafal ayat, dia mengerti banyak hal dari Alkitab. Iblis mengerti Alkitab, kalau kita tidak mengerti Alkitab, kita akan ditipu habis-habisan oleh iblis. Itu sebabnya Saudara mesti belajar Alkitab baik-baik, kalau kita sudah mengerti, kita belajar Alkitab baik-baik. Iblis mau tipu, kita tahu dan mengatakan “kamu salah kutip, kamu tidak mengerti keutuhan berita firman”. Dalam pencobaan ini iblis mengutip dari Mazmur yang ke-91: 1-16. Saudara baca ayat-ayat ini senang tidak? “kalau engkau diperkenan Allah, Tuhan akan menjaga, lepaskan dari jerat. Lepaskan dan lindungi dengan kepak sayapNya. Tidak takut kedahsyatan malam, tidak takut panah yang terbang waktu siang. Tidak takut penyakit sampar. Seribu rebah di kiri, sepuluh ribu rebah di kanan, tetap berdiri tegap”. Dan di sini bagian yang memang sangat kita ingin lihat di dalam hidup kita, meskipun banyak bahaya, Tuhan tidak akan membiarkan engkau jatuh, Tuhan tidak akan membiarkan engkau mengalami segala macam kesulitan. Dan ini menjadi satu cara menafsir yang salah kalau kita terapkan ini di dalam membuktikan cinta kasih Tuhan. Apakah orang Kristen tidak pernah sakit? Apakah orang Kristen tidak pernah sulit? pernah. Tetapi kalau kita mengalami kesulitan, harus mengalami sakit, apakah ini berarti Tuhan sudah tinggalkan? Ini merupakan satu cara iblis menggoda Tuhan Yesus dengan bijaksana yang luar biasa. Iblis tahu kalau Yesus nanti di Yerusalem akan dipaku di kayu salib dan pada waktu tidak ada orang percaya bahwa Allah masih melindungi Dia. “Benar Allah masih melindungiMu? Mengapa Engkau dipaku di kayu salib? Benar engkau diperkenan Allah? Mengapa cara mati terkutuk ini harus Engkau alami? Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan di atas salib adalah tempat di mana paling tidak ada mujizat. Yesus membuat mujizat yang membuat orang kagum, di kayu salib Dia tidak melakukan apa pun, Dia tetap dipaku, Dia tetap tergantung di salib, dan akhirnya Dia mati di situ. Maka iblis yang sudah tahu menguji Yesus dengan cara yang paralel, “sekarang Engkau aku bawa ke Yerusalem, nanti di Yerusalem juga Engkau harus di paku di kayu salib. Aku bawa Engkau ke tempat tertinggi di Bait Suci, tempat paling kudus. Allah hadir di sini, tidak mungkin Engkau dibiarkan mati di tempat lain, apalagi di Bait Suci. Inilah tempat di mana Allah menyatakan kehadiranNya, mana mungkin Engkau dibiarkan di Bait Suci. Kita sekarang di puncak Bait Suci, silahkan terjun, Tuhan pasti selamatkan. Ayat Alkitab di dalam Mazmur 91 mengatakan Tuhan akan topang, Tuhan akan gendong Engkau, utus malaikat untuk menjaga Engkau, sehingga kakiMu tidak terantuk pada batu”. Kalimat ini sangat menyenangkan, tetapi ketika Kristus sedang menghadapi kematian, seolah-olah kalimat ini terngiang-ngiang kembali. Tetapi yang diucapkanNya adalah Mazmur 22, Yesus di kayu salib teriak “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”, dia tidak lagi kutip Mazmur 91.

. Jadi Mazmur 22 menjadi cetusan Kristus di atas kayu salib, menunjukkan Tuhan meninggalkan dia. Maka mana janji Tuhan jaga? Mana janji Tuhan tetap topang? Mana janji Tuhan tetap berkenan? Iblis dengan cara yang singkat sudah punya kalimat godaan yang jauh ke depan, sehingga membuat kita yang baca begitu kaget. Ini adalah satu makhluk, satu ciptaan yang punya bijaksana luar biasa. Dia tanya “benarkah Engkau diperkenan Allah, kalau Engkau diperkenan Allah, mana Mazmur 91 dalam hidupMu? Mana Tuhan jaga tidak pernah jatuh? Mana Tuhan jaga tidak pernah terantuk batu? Engkau akan di salib, Engkau akan tinggalkan dunia ini dengan cara yang sangat hina, mengapa Engkau masih percaya Engkau Anak Allah?”. Ini satu ujian yang luar biasa berat, tetapi Tuhan Yesus tidak tergerak untuk berdebat. Tuhan Yesus berlimpah dalam segala hal, Dia tidak perlu harus pamer, apalagi di depan iblis. Maka iblis meragukan “apakah benar kamu Anak Allah?”, Yesus mengatakan “Aku tidak peduli kamu siapa, tapi Aku keluarkan kalimat supaya manusia boleh belajar bagaimana menang melawan godaan iblis”. Maka Tuhan mengutip Ulangan 6 “jangan mencobai Tuhan Allahmu”. Ulangan 6 dikutip Yesus dari Musa. Musa mengeluarkan kalimat “jangan mencobai Tuhan Allahmu” mengingat peristiwa di Keluaran 17. Di dalam Keluaran 17 waktu itu orang Israel keluar dari Mesir, mereka putar-putar sedikit, haus, ketika melihat minuman mereka kurang, lalu mereka mulai mengeluh “Musa, mengapa kamu bawa kami keluar dari Mesir?”, mereka begitu marah, mereka hampir lempar Musa. Maka Tuhan marah dan mengatakan “mengapa engkau mencobai Aku?”. Mencobai maksudnya Tuhan sudah berikan firman tetapi kita masih perlu bukti yang lain selain firman, itu namanya mencobai. Tuhan memberikan firman, kita pertanyakan “benarkah ini?”, itu yang disebut dengan mencobai. Meskipun bukti sudah banyak diberi, kita masih tanya “benarkah begini?”, itulah yang disebut mencobai. Maka Yesus mengatakan “jangan mencobai Tuhan Allah”, maksudnya adalah kalau Tuhan sudah berfirman dalam Mazmur 91 “Aku melindungi engkau, Aku menjaga engkau, Aku menopang engkau”, Tuhan tidak perlu bukti tambahan. Kalimat Tuhan menjadi bukti yang paling tinggi, paling agung dan paling kuat bagi Tuhan Yesus. Maka Dia tidak perlu buktikan. Banyak orang Kristen masih meragukan firman Tuhan dan karena itu masih perlu bukti lagi. Maka ketika ini dibaca, orang Kristen tafsirkan dengan cara yang salah, “kalau Tuhan sayang aku, aku pasti tidak akan sakit. Kalau Tuhan sayang aku, pasti aku kaya. Kalau Tuhan sayang aku, tidak mungkin usaha aku bangkrut. Kalau sakit, apalagi kalau ada kehilangan kematian, kita mulai bingung, lalu kita mulai tanya “Tuhan dimana Engkau?”, lalu kita mulai minta bukti tambahan, ini namanya mencobai. Mengapa mencobai? Karena perkataan Tuhan harusnya sangat kuat untuk kita yakini. Dan cara inilah yang harus kita pakai waktu kita membaca Mazmur 91.

Mazmur dari hampir semua kumpulan ini di tulis oleh orang di dalam kesulitan. Tidak ada orang waktu senang menulis Mazmur, Mazmurnya pasti kurang baik. Di dalam Amsal beda, Amsal ditulis oleh orang-orang kaya yang sukses, raja-raja yang sedang enak hidupnya lalu tulis kata-kata bijak. Tapi Mazmur tidak, doa pergumulan tidak pernah ditulis oleh orang yang hidupnya sedang enak. Daud menulis Mazmur ketika dalam pelarian. Tapi mengapa tekanan hidup berat bisa membuat mereka bersyukur kepada Tuhan? Karena mereka sudah lihat nantinya Tuhan yang akan menang, ini namanya iman. Iman itu melihat eskatologi, melihat zaman akhir, melihat nanti lalu dibawa sekarang. Melihat yang akan datang tetapi dibawa sekarang, itulah eskatologi. Itu sebabnya Mazmur 91 mengatakan “walau seribu mati di kiri, sepuluh ribu hancur di kanan, saya tetap tegak berdiri”. Kalau Saudara tanya “siapa ini?” ya orang-orang Kristen, anak-anak Allah, termasuk Kristus. Kalau begitu Tuhan tidak biarkan Kristus mati, tidak, buktinya Dia mati di kayu salib. Kalau ada orang bilang seperti itu, Suadara bilang “betul Yesus mati di kayu salib, tapi tolong tinggal dulu di situ, lihat apa yang terjadi selanjutnya”. Setelah itu mayat Yesus diturunkan masuk ke kubur, orang mengatakan “tuh, masuk kubur”, Mazmur 91 mengatakan “Yang Maha Tinggi akan menopang engkau karena engkau menjadikan Dia tempat perteduhanmu”, Saudara bilang “tunggu dulu di depan kubur”. Hari pertama tunggu, hari kedua tunggu, begitu hari ketiga Yesus bangkit. Begitu lihat Yesus bangkit langsung mengamini Mazmur 91. Begitu Yesus bangkit kita mengatakan “sungguh Tuhan, apa yang Tuhan katakan ini benar”. Maka apa itu iman? Iman berarti membawa janji Tuhan yang belum jadi, kita terapkan sekarang seolah-olah sudah jadi sekarang, inilah iman.

sebabnya kalau Saudara baca definisi iman, definisi itu banyak sekali, salah satunya adalah yakin apa yang Tuhan nubuatkan pasti jadi, inilah iman. Maka kalau Saudara mengalami hal yang belum pernah terjadi di Alkitab, Saudara akan tanya “bagaimana mungkin aku lewati ini”. Tapi kalau Alkitab sudah beri contoh, maka Saudara harusnya punya kekuatan, ini yang harus kita cari dan minta kepada Tuhan. Saudara mengatakan “mengapa sakit begini?” Saudara baca di Alkitab, Ayub pun pernah sakit, itu bukan tanda Tuhan tinggalkan. Berarti kita harus belajar mengatakan “Tuhan, aku tidak mau mencobai engkau, izinkan aku dapat kekuatan dari Tuhan”. Tuhan mencintai anak-anakNya, orang yang datang kepadaNya untuk perlindungan, Tuhan tidak akan buang. Dan waktu Saudara datang kepada Tuhan untuk perlindungan, tidak berarti perlindunganNya gagal hanya karena di dalam kesementaraan Saudara mengalami banyak kesulitan. Maka banyak pendeta kalau khotbah dengan cara ngawur membuat iman kita naik tetapi kosong. Begitu masuk ujian sedikit, hancur semua. Tetapi kadang-kadang Tuhan ijinkan kita hidup sangat-sangat sedikit supaya kita belajar bergantung sama Tuhan dan Tuhan buktikan pemeliharaanNya yang tidak pernah berakhir. Di Malang ada satu orang yang punya toko besar, bangkrut dan habis. Lalu dia tidak tahu mau jual apa, tidak tahu mau lakukan apa, lalu dia ingat waktu sekolah dia sangat suka Fisika dan memberi les Fisika ke teman-temannya. Akhirnya dia apply menjadi guru Fisika, sampai sekarang menjadi guru Fisika yang baik. Biasanya saya tanya ke murid-muridnya “orang ini kalau jadi guru bagaimana?”, kalau muridnya mengatakan “payah” itu berarti gurunya tidak beres. Saya tanya ke murid guru itu “bagaimana bapak ini?”, muridnya menjawab “the best, saya suka Fisika gara-gara orang ini”, ini guru yang baik. Saudara mengajar Fisika, murid jadi cinta Fisika, Suadara mengajar Kimia, murid jadi cinta Kimia, Saudara mengajar Alkitab, murid jadi cinta Alkitab, itu guru yang baik. Guru yang jelek, Saudara mengajar Bahasa Inggris, murid benci Bahsa Inggris, Saudara mengajar menggambar, murid benci menggambar, Saudara mengajar etika, murid benci etika, ini Saudara koreksi diri, bertobatlah. Orang itu adalah guru yang baik, dia mengajar Fisika, murid-murid senang. Dan dia membuat tambahan meskipun tidak dibayar, dia mengatakan “nilai kalian payah, setelah sekolah selesai, kumpul, kita akan kelas tambahan”. Kepala Sekolah sangat cinta kepada guru ini karena paling rajin, laporan apa pun paling cepat. Lalu saya tanya “Bagaimana kehidupan bapak?”, “Puji Tuhan, Tuhan berkati”, “Uang waktu usaha dengan uang waktu jadi guru bagaimana?”, “Itu bagaikan langit dan bumi, dulu waktu usaha tidak pernah pikir, sekarang mau makan apa pun mesti pikir. Kalau saya beli makanan ini nanti uang kurang. Tapi saya lebih senang sekarang dari pada dulu. Dulu tidak pernah pikir uang karena dompet selalu tebal”, tapi sekarang jauh lebih enak meskipun uangnya sangat terbatas. Dan dia mengatakan “saya bersyukur Tuhan membuat saya bangkrut, kalau saya terus usaha seperti itu, saya tidak mengerti nikmatnya hidup di dalam pelayanan seperti ini. Dia adalah orang yang sangat giat, dia mengajar di sekolah Katolik, dan minta pelayanan siswa di Reformed. Tapi waktu dia pertama kali mengalami bangkrut, mudah tidak? orang pertama bangkrut tidak akan mengatakan “puji Tuhan”. Pertama kali bangkrut “aduh Tuhan, bagaimana ini, anak istri bagaimana, nanti usaha apa?”, tetapi waktu itu terjadi dia akan diajarkan oleh Tuhan, tetap ingat Tuhan tidak tinggalkan. Tuhan tidak buang kamu hanya gara-gara Tuhan buang usahamu. Tuhan buang usahamu bukan berarti Tuhan buang kamu. Tuhan buang sehatmu bukan berarti Tuhan buang kamu. Tuhan buang kenyamanan hidupmu sekarang bukan berarti Tuhan buang kamu. Itulah yang Tuhan Yesus mau ajarkan.

Iblis mencoba mengubah cara pikir kita “Benar Tuhan sayang? Coba loncat, Tuhan pasti tampung. Coba lihat hidupmu, Tuhan berkati atau tidak. Kalau sukses berarti Tuhan sayang, kalau tidak coba tanya lagi benar atau tidak Tuhan sayang”. Tapi Yesus mengatakan “Jangan mencobai Tuhan Allahmu.” Jangan mencobai Dia. Dia sudah mengatakan “Aku mengasihimu, engkau anakKu, Aku tidak akan biarkan engkau” percaya kalimat itu. Kalimat yang berkuasa lebih dari bukti yang kita tuntut dari Tuhan. Kiranya Tuhan menuntun supaya kita lebih berbijaksana dalam mempelajari kehidupan Kristus dan menerapkannya di dalam hidup kita masing-masing.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)