(Lukas 4: 14-21)
Hari ini kita akan melihat di ayat 14, kuasa Roh Kudus ada pada Kristus dan Dia memulai pelayananNya. Dalam Kitab Lukas maupun Kisah Para Rasul dikatakan bahwa Roh Kudus memenuhi Kristus. Dan Roh Kudus memenuhi para murid, maka mereka melayani Tuhan dengan kuasa yang besar, baik murid mau pun Kristus mendapatkan Roh Kudus, pimpinan Roh, kepenuhan Roh, dan mereka melayani Tuhan dengan sangat berapi-api dan sangat berkuasa. Kalau kita lihat dalam Kisah Para Rasul, murid-murid dipenuhi Roh Kudus, kita mengerti. Kalau kita lihat di Kisah Para Rasul banyak orang yang berserah kepada Tuhan, mengatakan “Tuhan, tuntun kami, berikan RohMu yang kudus”, lalu Tuhan berikan dan mereka melayani dengan semangat dan kuat, kita maklum. Tetapi mengatakan Yesus dipenuhi Roh Kudus dulu, kemudian Dia melayani, ini membuat kita punya pertanyaan “apakah Yesus tidak punya kuasa yang maha besar? Apakah Yesus tidak sanggup mengerjakan ini tanpa kuasa Roh Kudus? Apakah Yesus tidak punya kuasa dalam diriNya yang setara dengan kuasa Allah untuk menolong, memimpin dan menguatkan Dia dalam pelayanan?” Mengapa setelah dipenuhi Roh, Yesus masuk ke dalam pencobaanNya? Setelah dipenuhi Roh, Yesus masuk ke dapam pelayananNya, mengapa harus dipenuhi dengan Roh? Di dalam hidup kita, kita tahunya kalau kita perlu orang lain adalah karena kita tidak sanggup, maka kita mau ditemani, maka kita mau ada orang lain, maka kita bekerja sama dengan orang lain. Kalau kita sanggup, kita tidak perlu orang lain. Jadi kemampuan kita itu akan menentukan apakah kita akan berelasi dengan orang lain atau tidak. Kalau kita perlu mari kita berelasi, kalau tidak ya tidak perlu. Inilah konsep manusia. Tapi ini tidak bisa diterapkan ke Tuhan. Karena Allah yang sempurna adalah Allah yang berelasi satu sama lain. Seorang bernama Ireneus pada abad ke-3 mengatakan “dunia diciptakan oleh Allah Bapa yang merancang, Allah Anak yang menggenapi dan Allah Roh Kudus yang memberikan kelimpahan dan keteraturan”. Allah berelasi antar pribadiNya. Siapa menjalin relasi meskipun dia tidak memerlukan, inilah relasi yang mencerminkan relasi Tritunggal. Maka bisakah Kristus menjalankan pelayananNya tanpa ada Roh Kudus? Bisa, dalam pengertian Dia punya kuasa yang diperlukan, tapi tidak bisa dalam pengertian Pribadi Tritunggal tidak mungkin kerja sendiri, selalu bersama-sama. Maka Yesus ada di dalam dunia, Roh Kudus menyertai dan memberikan kepenuhan. Yesus ada di dalam dunia, Roh Kudus tuntun masuk ke dalam pencobaan, masuk di dalam pelayanan selalu dalam pimpinan Roh Kudus. Inilah jawaban yang pertama, Kristus dituntun Roh Kudus karena Pribadi Tritunggal yang ke-2 dan ke-3, Allah Anak dan Roh Kudus bekerja bersama-sama menggenapi rancangan Allah Bapa. Lalu alasan kedua, karena ketika Yesus menjadi manusia, Dia menjadi teladan bagi semua manusia, yaitu tidak ada satu manusia bisa menjalani hidup dengan menggenapi kehendak Bapa tanpa pimpinan dan kepenuhan Roh Kudus. Roh Kudus harus memenuhi kita, Roh Kudus harus memberikan kelimpahan itu, baru kita bisa hidup di dalam Tuhan. Itu sebabnya di dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, Lukas sangat menekankan Roh Kudus yang datang, yang memenuhi, yang pimpin inilah yang membuat orang sanggup menjalani apa yang Allah mau. Ini yang sering kali kita lupa. Gereja-gereja tradisional, gereja-gereja yang sudah besar, gereja-gereja yang berasal terus turun-temurun kadang-kadang lupa akar. Kita lupa bagaimana gereja harusnya punya keinginan untuk dipimpin dan dipenuhi Roh Kudus. Paulus di dalam suratnya pun mengatakan “hendaklah kamu senantiasa penuh dengan Roh”. Di dalam Injil Lukas dikatakan Yesus yang penuh dengan Roh menjalani pelayananNya.

Sekarang kalau ditanya penuh dengan Roh itu apa? Doktrin Roh Kudus menjadi doktrin yang jarang disentuh, jarang diekspose, jarang dibahas dan gereja paling banyak bahas justru banyak gereja yang tidak tahu bagaimana harus membahas doktrin Roh Kudus. Saya banyak baca dari karya-karya orang Pentakosta, seperti Gordon Fee dan orang-orang lain yang ahli Perjanjian Baru menulis perlunya dipenuhi Roh Kudus dengan cara yang sangat baik. Mereka dengan konsisten melihat ajaran Alkitab dan mereka mengajarkan. Mengapa Alkitab satu tapi tafsiran banyak? Karena terlalu banyak yang senang mimpi, senang hura-hura, senang tafsiran yang cuma setia kepada diri lalu menolak semua penyelidikan yang wajar dan menurut akal sehat tentang Alkitab, akhirnya cabang dari penafsiran begitu banyak. Mengapa satu ayat bisa tafsir begitu banyak? Karena begitu banyak yang dengan sembarangan menafsir. Kita mau kembali dengan cara yang benar, maka kita pun harus mengerti Roh Kudus itu siapa, apa yang Alkitab katakan tentang Roh Kudus, bisakah kita dengan sembarangan menyebut Roh Kudus lalu menjelaskan tentang Dia dengan cara yang jauh dari Alkitab? Pasti tidak boleh. Sekarang orang menafsirkan Roh Kudus kalau datang selalu pakai tanda-tanda yang besar, mau tanda-tanda yang aneh, mau tanda-tanda yang tidak seperti ada di dalam saya. Ada orang yang mengatakan “kalau Roh Kudus datang itu saya seperti merasa tersengat, saya seperti kehilangan kesadaran, kemudian selama setengah jam, saya merasa begitu luar biasa ada kuasa besar, saya tidak jelas bicara apa”. Apa bedanya dipenuhi Roh Kudus dengan dipenuhi setan? Kuasa jahat dan kuasa Roh Kudus bedanya apa? Kejadian 1 sudah menjelaskan.

Di dalam Kejadian 1 dikatakan bahwa ketika Allah mencipta, Allah menjadikan langit dan bumi, dikatakan bumi belum terbentuk, bumi kosong, gelap gulita menutupi samudera raya. Jadi ada kacau balau, ada kosong, ada gelap gulita, kemudian ada samudera. Keempat ini dalam tradisi timur dekat kuno semua identik dengan kekacauan dan kuasa yang tidak jelas. Jadi kegelapan identik dengan kuasa yang jelek, kekosongan identik dengan kuasa yang jelek, samudera dianggap sebagai pusat kekuatan yang sangat berbahaya bagi manusia. Lalu ketika itu dikatakan “Roh Kudus menaungi, Roh Kudus menutup, Roh Kudus membuat samudera itu menjadi tempat yang bisa ditinggali manusia” ini unik sekali. Jadi dari yang kacau balau menjadi yang baik, dari yang kacau balau menjadi teratur untuk dipakai manusia. Maka gambaran di dalam kitab Kejadian 1 sangat identik dengan perkembangan budaya. Di dalam perkembangan budaya menurut konsep orang timur dekat kuno, orang Perjanjian Lama, itu ada beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap kacau balau, kosong, gelap, yaitu yang belum disentuh kebudayaan. Saudara kalau dipenuhi dengan kuasa jahat, apakah Saudara tetap sadar diri? Apakah Saudara akan dibangkitkan kesadarannya, ditambahkan pengertiannya, lalu menjadi orang yang lebih baik? Tidak mungkin. Saya punya saran kalau Saudara ketemu orang yang katanya kerasukan, minta kesempatan sama Tuhan agar tenang supaya Saudara bisa memberitakan Injil. Fokus sama orangnya bukan setan, setan urusan Tuhan, orangnya yang urusan Tuhan juga tapi melalui kita. Kita tidak pernah dipanggil oleh Tuhan untuk beri tanda ke setan supaya setan lari. Ada orang yang sudah tidak tertolong lagi, sudah jauh di dalam dosa, kita mau ulurkan tangan pun sudah tidak bisa. Karena itu jangan main-main dengan hidup rohani, jangan main-main dengan firman, jangan main-main dengan mentaati Tuhan.

Orang sekarang kalau kepenuhan roh, jatuh, tidak sadar, saya tanda tanya, ini kuasa samudera atau kuasa Roh Allah yang melayang-layang? Kuasa Allah yang menaungi samudera tidak membuat orang tidak sadar, kuasa jahat membuat orang tidak sadar. Itu sebabnya pengalaman rohani tidak perlu dicari-cari dengan cara yang aneh-aneh seperti ini. Ada orang sengaja mengosongkan diri dengan cara menyanyikan lagu berulang-ulang supaya pikirannya kosong, nanti tidak tahu apa yang masuk, seolah-olah nanti dia bisa bahasa roh, ini ajaran semua bukan dari Alktiab. Gereja terlalu bodoh untuk jadi dewasa membedakan mana baik dan mana yang salah, kita terlalu polos, kita cuma tahu kalau ada pendeta bicara pasti benar. Tapi ini adalah satu tipuan dari setan yang mau menyeret kita dari pengertian yang sejati tentang Roh Kudus. Penipu yang paling hebat tidak pernah mengaku kalau dia penipu. Kalau penipu sudah ketahuan tukang tipu, tidak mungkin jadi penipu yang baik. Itu sebabnya yang paling bisa dipercaya, mungkin ini setan, yang paling bisa dipercaya karena godaan, rayuan mulutnya yang luar biasa, ini mungkin palsu. Ini sebabnya Alkitab mengatakan setan datang menyamar menjadi malaikat terang. Maka waktu kita dipenuhi Roh Kudus tidak mungkin dianggap sama dengan kepenuhan setan. Satu kali Raja Saul pergi ke tempat yang tinggi dimana Samuel ada untuk cari keledainya ada di mana. Ini orang nekat, Saul benar-benra orang yang tidak mengerti politik, tidak mengerti berita apa-apa, ini adalah anak kampung yang kurang pergaulan. Dia tidak kenal Samuel, padahal Samuel bukan cuma nabi, Samuel adalah hakim yang sedang memerintah seluruh Israel. Tapi dia datang ke Samuel untuk bertanya keledainya ada di mana. Ini orang keledainya hilang tapi dia mendatangi orang yang memimpin seluruh Israel, tapi dia tidak kenal, dia cuma tahunya ini nabi bisa ditanya keledainya ada di mana. Samuel mengatakan “Saul, mari makan sama-sama”, lalu ketika dia lihat meja makan, seluruh tua-tua Israel ada di situ, ada satu tempat utama kosong, tapi Samuel mengatakan “duduklah di tempat itu”, Saul kaget, itu tempat terhormat. Lalu mereka makan. Saul kaget, sekarang dia dibukakan panggilan yang baru, bukan lagi keledai. Dia begitu kaget “saya jadi raja? Tidak mungkin, saya tidak mengerti apa-apa”, tapi Samuel mengatakan “engkaulah yang sudah dipilih oleh Tuhan, maka engkau akan menjadi raja”. Waktu dia turun, dia bertemu dengan rombongan nabi. Di katakan di Alkitab rombongan nabi ini sedang kepenuhan, mereka sedang berseru menubuatkan nubuat dari Tuhan. Jadi kelompok nabi ini sedang berjalan dan mereka bernubuat dengan keras “Tuhan berfirman hati-hati jangan memberontak, kembali kepada Tuhan”, ini yang diserukan oleh para nabi. Lalu Saul turun, ikut kelompok ini, langsung ikut menyerukan nubuat yang sama. Saul pun berseru dengan berani sampai orang heran “benarkah Saul anak orang kampung biasa, jika dia bisa ngomong seperti ini, pasti dia nabi”, ini namanya pujian. Ini waktu Saul masih setia. Tapi ketika Saul sudah tidak setia, dia benci Daud, dia mau bunuh Daud, dia tanya kepada Samuel dimana Daud bersembunyi. Waktu dia mau tanya Samuel, dia bertemu lagi dengan kelompok nabi, dia langsung kepenuhan roh, tidak dibilang roh apa. Setelah itu dia rebah, dia telanjang semalaman, pertanyaannya, apakah ini roh yang sama? tidak. Maka setelah itu orang tanya “benarkah Saul golongan nabi?”, maksudnya adalah dulu kamu bilang dia adalah golongan nabi karena punya kuasa bernubuat, tapi sekarang telanjang seperti itu, apakah itu kelompok nabi juga? Maka Saul dihina sejak saat itu. Dulu ucapan “benarkah Saul kelompok nabi” itu pujian, setelah dia alami ini “benarkah Saul kelompok nabi”, itu menjadi hinaan bagi Saul. Jadi Saul baring, telanjang sehari-harian seperti orang gila, apakah itu Rih Kudus? Bukan, itu roh jahat. Itu sebabnya Saudara harus tahu hari ini tidak ada karya Roh Kudus yang mungkin di salah mengerti dengan karya setan. Tidak mungkin manifestasi dari kepenuhan Roh Kudus adalah orang bertindak seperti orang gila. Maka kalau Saudara dipenuhi Roh Kudus, Saudara akan menjadi seperti, yang pertama Saudara makin sadar dosa.

Jadi Roh Kudus menyadarkan kita akan fakta. Waktu Roh Kudus memenuhi diri kita, kita sadar kita penuh dengan dosa. Waktu Roh Kudus penuhi Kristus, Kristus sadar fakta Dia adalah Anak Allah, ini bedanya. Jadi waktu Roh Kudus memenuhi Kristus, Kristus mengatakan “Akulah Anak dari BapaKU yang di sorga. BapaKU berkenan kepadaKu karena Aku senantiasa mengerjakan apa yang Dia inginkan”. Itu sebabnya Kristus dipenuhi Roh Kudus, Allah Bapa berseru “inilah AnakKu yang Kukasihi”. Jadi identitas kita menjadi jelas karena Roh Kudus penuhi. Lalu hal kedua, dipenuhi Roh Kudus berarti ada satu semangat yang menyala-nyala untuk mereka yang tidak mendapatkan hak, tidak mendapatkan keadilan, tidak mendapatkan apa yang harusnya mereka dapatkan di dalam masyarakat yang benar. Itu sebabnya dipenuhi Roh selalu ada aspek sosialnya. Maka Roh Kudus waktu memenuhi Tuhan dikatakan Kristus digerakkan untuk memberikan berita kepada orang-orang yang dipinggirkan. Saya percaya hal kedua dari kepenuhan Roh Kudus adalah kita begitu peka melihat kesulitan orang lain, begitu peka dan tergerak untuk berbagian pada kesulitan orang lain, begitu peka dan tergerak untuk boleh meredakan kesulitan orang lain semampu kita. Ada orang kalau lihat orang lain bisa gampang belas-kasihan, orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak mungkin ada aspek ini. Jadi Saudara gampang berbelas-kasihan itu adalah satu bagian dari tanda bahawa Saudara dipenuhi Roh Kudus.
Hal ketiga dikatakan pada ayat 18 “Roh Tuhan ada padaKu, sebab Ia telah mengurapi Aku menjadikan Aku Sang Mesias untuk menyampaikan kabar baik”. Jadi saya menyampaikan kabar baik, saya menyampaikan Yesus yang adalah Juruselamatmu, harus kamu percaya. Orang Kristen yang sudah merasakan relasi dengan Tuhan, dia tidak mungkin tidak rindu membagikan itu kepada orang lain. Ketika kita menikmati Tuhan kita, ketika kita menikmati dikasihi, diampuni dan dibimbing oleh Tuhan, kita rindu orang lain juga punya kerinduan yang sama. Apa yang membuat orang memberitakan Injil? Cuma satu, kerinduan supaya orang lain menikmati apa yang sudah aku nikmati. Tapi kalau “aku tidak tahu apa yang sedang aku nikmati” bagaimana bisa mengabarkan ke orang lain?. Kalau Saudara mengatakan “ayo datang kepada Tuhan”, “mengapa mesti datang?”, “saya juga tidak tahu, tapi biasanya orang datang kepada Tuhan. Dan kalau tidak datang kepada Tuhan, neraka lho”, ini namanya tawaran Injil dengan ancaman. Kalau seperti itu akhirnya orang mau percaya Kristus tapi bukan menikmati apa yang Kristus mau bagikan, tetapi mau lari dari ancaman. Saya rasa ini cara penginjilan yang tidak boleh dikerjakan terus-menerus, saya bukan bilang tidak boleh.

Jonathan Edwards pernah kotbah ini, dan tempat di mana dia berkotbah langsung dibuat prasasti “di sinilah Jonathan Edwards berdiri mengkotbahkan Sinner in The Hand of Angry God”. Dan waktu Edwards khotbah, dia hanya kotbah selama 45 menit, hanya deskripsikan neraka bagi orang-orang yang sebentar lagi akan masuk neraka. Waktu dia berkotbah, ada satu ibu-ibu yang sampai merasa neraka sudah ada di bawah dia. Edwards meminta semua jemaat tenang dulu karena kotbah belum selesai, tapi jemaat tidak bisa tenang, semuanya menangis ketakutan. Dan Jonathan Edwards berkotbah neraka cuma beberapa kali, waktu dia berkotbah tentang indahnya pengorbanan Kristus bagi kita, itu sering sekali. Dia pernah berkotbah dengan judul yang sangat menggerakkan, dia mengatakan “betapa manis dan menyegarkannya mengenal Kristus itu”. Dia pernah kotbahkan lagi tentang kemuliaan Kristus di dalam 7 aspek. Dia pernah kotbahkan indahnya menjadi Kristen dibimbing oleh Kristus. Semua yang indah tentang Kristus dibagikan, cuma sekali tentang neraka. Kalau kita terbalik, semua yang tentang neraka dibagikan, cuma sekali yang tentang Yesus. Jadi kita bagikan hal yang membuat orang takut, tetapi tidak membagikan hal untuk membuat orang mengagumi Tuhan dan makin dekat. Jadi sekali lagi, waktu Kristus datang, Dia menyampaikan kabar baik, Roh Kudus menggerakkan Dia untuk menyatakan kabar baik. Roh Kudus menggerakkan Dia untuk menyatakan “hai orang Israel bertobat, kembali karena Tuhan mau umatNya menerima begitu banyak kelimpahan anugerah yang Tuhan mau berikan”. Apa bedanya tawaran ini dengan tawaran dari gereja-gereja yang terlalu ekstrim dalam berkat Tuhan? Kalau kita menawarkan berkat tetapi terlalu menekankan berkat, maka kita sudah bersalah keapda Tuhan. Kalau kita mengatakan “datang kepada Tuhan, Tuhan itu penuh cinta kasih, Tuhan baik, Dia sangat mengasihi kamu”, “tapi saya orang berdosa”, “tidak apa-apa, Tuhan mencintai kamu” terus tekankan itu. Akhirnya cinta Tuhan diberitakan tanpa adanya keseimbangan. Waktu kita memberitakan cinta Tuhan harus ada keseimbangan bahwa kita ini adalah orang yang tidak layak dicintai. Jonathan Edwards ketika menegur jemaatnya mengatakan “Tuhan tidak berkenan dengan iman yang tidak beda jauh dengan iman orang mati”. Iman kita dengan iman orang mati bedanya apa? Kita lesu mereka juga lesu, kita malas mereka juga malas, kita terlalu banyak dihibur oleh hal-hal di luar Tuhan, dan mereka pun sama dihibur hal-hal di luar Tuhan, jadi tidak ada beda. Maka gerakan Pentakosta mengatakan “kami ingin kuasa dan manifestasi Roh Kudus. Sayangnya mereka ambil manifestasi Roh Kudus dengan cara yang salah. Manifes Roh Kudus apa? Pokoknya tanda-tanda supranatural. Kalau tanda supranatural itu dalam dorongan dan gairah untuk melayani Tuhan, itu baik. Tapi kalau dorongan itu adalah adalah dorongan tanda-tanda yang aneh dan liar, maka saya percaya gerakan ini sudah dimasuki oleh pengertian yang salah dari setan. Saya tidak bilang semua gerakan, saya bilang ada susupan yang membuat orang mencari manifestasi dari kuasa Roh Kudus dengan cara yang salah. Tapi kalau manifestasi Roh Kudus itu dialami dengan cara yang benar, boleh tidak? Harus. Itu sebabnya Lukas menulis sebelum Kristus memulai pelayanan Dia penuh dengan Roh, sebelum para rasul menyebarkan Injil, mereka penuh dengan Roh. Saudara mau melayani penuh dengan Roh, baca kembali baik-baik apa yang Allah sudah kerjakan melalui mereka dengan dipenuhi Roh Kudus.

Kita harus belajar, gereja kita mesti be;ajar, doa kepada Tuhan, minta Roh Kudus berikan kuasa, berikan pimpinan, berikan gairah, berikan api yang membakar kita untuk kita tidak merasa nyaman kalau kita sedang malas. Kristus pun dipenuhi Roh Kudus, baru Dia memulai pelayanan. Kita seolah lebih hebat dari Kristus, kita yang tidak punya apa-apa nekat melangkah meskipun kita tidak tahu kekuatan kita bersumber dari mana. Maka hari ini saya minta kita sama-sama mendedikasikan diri di dalam doa dan di dalam kerinduan yang besar supaya Tuhan penuhi kita dengan RohNya yang kudus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)