Tetapi keadaan Israel di pembuangan bukan keadaan paling parah. Keadaan mereka akan semakin parah justru ketika Tuhan membukakan anugerah lebih besar. Di sini kita bisa beljaar hal yang penting sekali, ketika Tuhan memberikan anugerah besar, Israel justru memberontak di dalam keadaan yang paling besar. Makin limpah Tuhan menyatakan diri, makin besar orang Israel menolk Tuhan. Inilah puncak pelanggaran orang Israel sepanjang sejarah Perjanjian Lama. Dari dulu mereka memberontak kepada Tuhan, dari dulu mereka tidak setia kepada Tuhan, dari dulu mereka terus menguji kesabaran Tuhan. Tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa Tuhan Israel adalah Tuhan yang semakin diuji semakin menunjukan kesabaran, semakin diuji semakin menyatakan berkat, semakin diuji semakin menyatakan cinta kasih, ini unik sekali. Waktu orang Israel memberontak, Tuhan justru menyiapkan pekerjaan yang semakin limpah. Sehingga kalau kita membaca di Perjanjian Lama, pekerjaan Tuhan selalu mengalami keadaan yang makin tambah, terus bertambah bukan berkurang, dan ini aneh sekali. Karena kalau kita baca Perjanjian Lama, keadaan Israel semakin buruk, semakin ke bawah. Tapi sambil menunjukan berapa hancurnya Israel, makin ke belakang makin hancur, Alkitab juga mengatakan semakin ke belakang semakin tinggi. Ini adalah sesuatu yang sangat berharga untuk kita ketahui, kalau kita lihat Israel semakin memberontak, pekerjaan Tuhan tidak batal malahan semakin bagus. Israel memberontak sehingga mereka dibuang, harusnya membuat penundaan terhadap kedatangan Mesias. Mesias sudah akan datang tapi Israel memberontak, Tuhan mengatakan “baik, tidak jadi kirim Mesias, karena kamu memberontak. Harusnya Mesias datang 500 tahun yang lalu, tapi kamu memberontak”, itu yang sewajarnya terjadi. Kalau Israel semakin kacau, maka pekerjaan Tuhan seperti terhambat. Tapi pekerjaan Tuhan tidak pernah terhambat. Saudara bisa lihat dalam beberapa kasus. Kasus pertama adalah Adam dan Nuh, coba bandingkan Adam dan Nuh. Waktu Saudara membaca kisah tentang Adam, Tuhan mengatakan “kamu harus bertambah banyak, beranak cucu, penuhi bumi dan taklukanlah itu”. Tuhan mengatakan taklukanlah, berkuasalah atas binatang-binatang di darat, di bumi dan di mana pun. Ada kata berkuasalah, kata Tuhan kepada Adam. Setelah itu manusia semakin parah, mengalami degradasi terus, bukan semakin baik. Setelah semakin parah, Tuhan mengirimkan air bah. Seluruh bumi kena hukuman Tuhan, bukankah ini menunjukan betapa mundurnya pekerjaan Tuhan? Tuhan ingin menyatakan kuasa dan kebenaranNya di bumi, tapi bumi dihancurkan oleh karena ketidaktaatan manusia. Namun Tuhan pertahankan Nuh dan seluruh keluarganya. Setelah Nuh keluar dari bahtera, Tuhan mengatakan “akan takut kepadamu semua binatang di bumi”. Apa bedanya Tuhan kepada Nuh dan Adam? Kepada Adam, Tuhan mengatakan “berkuasalah, taklukanlah”, kepada Nuh, Tuhan mengatakan “akan takut kepadamu”, akan ditaklukan, ini progress bukan regress, perkembangan bukan kemunduran. Jadi Tuhan menyatakan pekerjaanNya dengan cara yang semakin berkembang.