Dan Alkitab mengatakan di ayat 32, “ada juga digiring orang lain yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia”. Yesus ditempatkan bersama para penjahat, karena Dia ambil tempat kita yang adalah penjahat. Ketika sampai di Bukit Tengkorak, Yesus pun disalibkan. Inilah momen ketika Sang Anak Domba menjalankan tugas imamatNya. Tugas jadi imam dari Yesus tidak dilaksankan di Bait Suci, tapi di luar pelataran, di luar tembok Bait Suci, di tempat dimana orang dibunuh. Imam yang sejati tidak melayani di tempat mulia. Imam yang sejati melayani di tempat kematian ada di situ. Yesus mulai menjadi Imam ketika paku menghujam tangan dan kakiNya. Ketika paku mulai masuk di kaki dan tanganNya, pada waktu itu Dia sedang menjadi Imam. “Inilah Imam yang sejati hai Israel. Imammu bukan yang bawa darah dari binatang lain. Imammu bukan imam yang sembelih sapi dan domba. Imammu adalah Imam yang persembahkan diri oleh karena cintaNya kepadamu”. Yesus persembahkan diriNya dan Dia mulai jalankan tugas imamat. Ini adalah pelantikan Yesus sebagai Imam. Lukas menggambarkannya dengan cara yang sangat menakutkan, Dia beda dengan anak-anak Harun waktu ditahbiskan. Harun pakai baju begitu mulia, anak-anak Harun ditahbiskan dengan cara yang sangat mulia. Yesus menjadi Imam dengan cara yang penuh dengan kesakitan. Orang disalib dengan cara yang berbeda-beda, tapi ada penyelidikan dari oswari yang ditemukan tahun 27 yang tidak terlalu jauh dari peristiwa Yesus disalibkan. Pada waktu itu kebiasaan Roma menyalib adalah memasukan paku dari tangan kemudian menembuk ke pergelangan, ini cara pada waktu itu. Ini ditemukan di dalam osuari dari seorang bernama Yakobus, bukan murid Tuhan Yesus. Ditemukan osuarinya dengan tulang yang masih ada paku dari salib. Paku akan masuk dari tangan menembus ke pergelangan tangan. Dulu ada cara lain yaitu taruh di pergelangan tangan. Tapi zaman Yesus mati, bukan itu caranya, jauh lebih sakit, akan dihujamkan dari depan menghancurkan pergelangan kemudian masuk ke belakang. Lalu kaki akan ditaruh di samping salib, kemudian paku akan ditusukan dari samping kanan tumit kanan dan samping kiri tumit kiri, dari luar ke dalam. Itulah yang ditemukan di oswari dari Yakobus yang mati di tahun 27. Maka Saudara bisa bayangkan di tengah kesakitan seperti itu, Yesus mulai menjalankan imamatNya. Ketika salibNya diberdirikan, Dia segera menjalankan tugas imamNya dengan mengatakan “ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Yesus menderita bagimu, Yesus mati bagimu, Yesus berdoa bagimu dan Yesus berkorban bagimu. Mari jangan sia-siakan pengorbanan Tuhan. Kalau kita tidak mencintai Tuhan, terkutuklah kita. Sebab Sang Imam Besar kita berdoa bagi kita ketika Dia dipaku. Saudara memberi apa untuk Dia? Saudara mau hidup untuk apa, Saudara mau jalani apa, Saudara senang apa, Saudara punya impian apa, semua akan ditentukan dengan bagaimana kita melihat salib. Mari lihat kayu salib dengan benar, coba lihat siapa yang tergantung di situ. Yang tergantung di situ adalah orang yang berdoa bagi engkau, yang berdoa mengatakan “jangan biarkan orang itu binasa, jangan biarkan mereka binasa”, jangan biarkan pendosa-pendosa yang baru memakukan Dia di atas kayu salib binasa. Ini cinta kasih yang luas biasa besar. Tapi jangan lupa, Kristus juga yang mampu memurkai Yerusalem sampai hancur. Jadi di tangan Dia yang mampu murka juga ada pengampunan yang besar kepada Bapa di sorga. Yesus berdoa sebagai Imam di atas kayu salib dan Dia mengatakan “Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Biarlah kalimat doa dari Imam Besar kita ini boleh menggugah hati kita untuk mengagumi Dia lebih lagi.

Mari hidup bagi Tuhan, mari cintai Dia. Mengapa kita terlalu dipesonakan hal lain, mengapa kita terlalu kagum dengan apa yang kita bisa peroleh dari dunia ini, mengapa kita terlalu kagum dengan apa yang kita dapatkan di sekeliling kita? Tidak ada yang mencintai kita lebih besar dari pada Kristus. Mari belajar untuk mengagumi penderitaanNya dan boleh menikmati bahwa Dia menderita untuk kita, cintaNya yang besar yang terlihat di sini. Dan tugas imamNya yang sangat mulia itu, yang sedang Dia jalankan di atas kayu salib. Kiranya Tuhan memberkati kita, memberikan hati yang terus-menerus bertobat kembali kepada Tuhan dan mau diperbarui oleh Dia.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 5 of 5