Ada samanya ada bedanya. Kalau semuanya sama, maka Saudara akan menikmati kelanjutan hidup bukan kebangkitan. Kebangkitan bukan kelanjutan hidup, kebangkitan adalah tahap sempurna dari hidup. Kebangkitan adalah hidup yang dilanjutkan tapi dalam realita yang sempurna, yang sekarang belum kita miliki. Itu sebabnya di dalam Injil Lukas ditekankan ada keadaan Yesus yang dikenal juga sekaligus ada keadaan yang seperti penampakan. Saya sudah pernah membahas ini di dalam tema kebangkitan pada pertengahan tahun ini. Yesus bangkit tetapi kebangkitanNya adalah kebangkitan yang menunjukan diri yang beda sebelum Dia mati. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang beda dengan Yesus yang mati dalam pengertian kali ini Dia menunjukan diri bisa dengan keadaan yang tidak dimengerti, Dia bisa menunjukan diri mendadak di tengah-tengah kumpulan orang, Dia bisa mendadak menghilang dari tengah-tengah kumpulan orang. Tetapi meskipun Yesus yang sepertinya berbeda ini menyatakan Diri dengan cara yang lain, Dia juga menunjukan bahwa Dirinya tetap diri yang sama. Jadi kalau Saudara baca di ayat-ayat sebelumnya, ayat 30-49, Saudara akan menemukan sepertinya ada hal yang berkontradiksi. Di dalam ayat-ayat sebelumnya Yesus digambarkan seperti penampakan, mendadak datang ketika dua orang sedang berjalan, lalu dua orang itu tidak kenal siapa ini, ajak bicara, lalu ajak makan malam bersama, dan ketika Dia memecahkan roti, baru mereka sadar ini Yesus, dan tiba-tiba Yesus hilang. Ini seperti penampakan. Ini penampakan atau realita? Ini Yesus yang di dalam sejarah atau Yesus yang cuma pernyataan seperti penampakan saja? Di dalam cerita itu sepertinya kesimpulannya adalah bahwa Yesus hanya menampakan realita yang lain bukan yang lama itu. Tapi waktu kita baca ayat 36 sekarang dinyatakan realita yang lama itu. Yesus mengatakan “lihat ada bekas paku kan? Hantu tidak punya tubuh”, sekarang dikasi makan ikan goreng, Dia masih makan ikan. Coba bayangkan Yesus dan murid-murid dan ikan, ini sering berulang. Itu sebabnya ketika kita melihat Kekristenan mula-mula, kata Yesus disingkatkan menjadi sama dengan bahasa Yunani untuk ikan. Artinya bukan Yesus sama dengan ikan, tapi ikan menjadi simbol Kekristenan mula-mula, karena kemiripan akronim dari pengakuan iman Kristen dengan kata ikan dalam bahasa Yunani. Tapi ternyata dalam Kitab Injil juga sering kali murid dan Yesus bertemu, dan ada teman lain yang namanya ikan. Ketika Yesus memanggil murid-murid pertama, mereka sedang menjala ikan tapi tidak dapat, setelah Yesus ada di tengah mereka, mereka dapat ikan yang banyak. Ini yang sering diselewengkan menjadi teologi sukses, jika Yesus hadir, ikannya banyak. Lalu di dalam bagian akhir masih sama, Yesus bertemu dengan para murid dan Dia meminta ikan untuk dimakan, Dia makan di depan para murid. Yang Kitab Lukas mau bagikan adalah bahwa ini Yesus yang mati sekarang bangkit secara fisik. FisikNya ada dalam keadaan yang sudah dibangkitkan. Tapi kebangkitan itu tetap memiliki nuansa yang melampaui apa yang kita tahu sekarang.