Charles Caroll Luther (1847-1924) adalah seorang pendeta gereja Baptis pada tahun 1886, sebelum menjadi pendeta ia adalah seorang wartawan dan penginjil awam. Di sela-sela melayani Tuhan, Charles Luther gemar mengkomposisikan himne, dan selama hidupnya ia menciptakan lebih dari 25 himne yang dipublikasikan dalam buku “Temple Chimes” pada tahun 1877.
Pada suatu hari di tahun 1877, ia mendengar seorang pendeta bernama A.G Upham bercerita tentang kesaksian jemaat-jemaatnya, dan salah satu ceritanya menceritakan seorang anak muda yang hampir sampai di ajalnya, sayangnya anak muda ini baru menjadi Kristen selama satu bulan. Walaupun ia bersyukur atas keselamatan yang diberikan Tuhan di ujung hidupnya, ia menyesali tidak memiliki kesempatan untuk melayani TUhan dan belum sempat menginjili orang lain. Lalu di ranjangnya di akhir hidupnya anak muda ini dengan menyesal ia berkata, “Saya tidak takut mati. Tuhan Yesus telah menyelamatkanku. Tapi haruskah saya pulang dengan tangan hampa?”. Mendengar ini Charles Luther mengutip cerita A.G Upham dan menuliskan himne ini.
Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa Tuhan memanggil kita untuk melayani di ladangnya di pagi hari, sehingga kita memiliki seluruh hidup kita untuk melayaniNya, Sayangnya banyak dari kita tidak menyadari hal ini dan seringkali mencintai mamon lebih daripada mencintai Tuhan, sehingga Tuhan mendapatkan prioritas waktu yang paling akhir.
Menyanyikan lagu ini harusnya membuat kita bertanya, jika kita hari ini kita dipanggil Tuhan saat ini, apakah yang kita bawa di hadapan Tuhan yang telah menyelamatkan kita? Mari kita tidak membuang waktu yang sudah Tuhan berikan kepada kita dengan menebus waktu kita, menginjili orang lain, dan hidup yang berbuah.