Lagu “Ke Mana Saja” ini adalah lagu ciptaan Pdt. Stephen Tong yang lahir dari pengalamannya dipimpin oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil di tempat-tempat yang terpencil di Serawak. Lagu rohani memiliki nilai yang begitu tinggi, bukan hanya karena kualitas musikalnya yang tinggi, tetapi yang lebih esensial adalah karena ada realitas relasi yang nyata antara penggubah lagu dengan Tuhan.
Sekalipun dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, Pdt. Stephen Tong bergumul secara intelektual dengan pemikiran-pemikiran modern, khususnya dialektika-materialisme dari Marx dan evolusionisme. Setelah ia bertobat dan menyerahkan diri menjadi pekabar Injil, ia banyak menggeluti dunia filsafat demi meyakinkan banyak orang akan superioritas Kristus dan kebenaran Injil-Nya. Keluasan dan kedalam pikiran Pdt. Stephen Tong sulit ada orang yang dapat menyaingi.
Namun Pdt. Stephen Tong berkata dalam lagu ini bahwa ia siap untuk dipakai Tuhan untuk mengabarkan Injil bahkan sampai ke dalam rimba. Tidaklah mudah untuk menjelaskan konsep-konsep yang penting kepada orang-orang yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan yang cukup. Pdt. Amin Tjung pernah mengatakan, “Great minds simplify, small minds amplify,” maksudnya bahwa orang yang pandai dapat menyederhanakan yang hal-hal yang rumit, sedangkan orang yang bodoh merumitkan hal-hal yang sebenarnya sederhana.
Selain masalah penyederhanaan, hal yang jauh lebih sulit adalah pergumulan hati untuk mengikut jejak Tuhan Yesus Kristus yang rela turun, melayani, menderita, bahkan mati di atas kayu salib. Dipandang secara duniawi, apa signifikansinya pelayanan di tempat-tempat yang terpencil? Namun seringkali apa yang dipandang rendah oleh dunia, dipandang berharga oleh TUHAN Allah. Pdt. Stephen Tong rela untuk dipimpin dan dibentuk oleh visi kerajaan Allah, bukan visi dunia. Seperti Kristus, ia rela melayani yang kecil, yang miskin, yang terbuang oleh masyarakat. Menurutnya, filsafat hidupnya adalah “squeeze-ism”, bagaimana dia memeras seluruh hidupnya, bekerja sekeras-kerasnya, untuk menggenapi rencana Tuhan bagi zamannya.
Dari pergumulan hatinya tersebut, terciptalah lagu “Ke Mana Saja”. Melalui pergumulan yang nyata antara Pdt. Stephen Tong dengan Allah, terciptalah lagu yang mendorong banyak orang untuk mengikut jejak Kristus yang merendahkan diri, melayani, dan mengabarkan Injil. Apakah kita memiliki relasi yang nyata dengan Allah di dalam keseharian hidup kita? Apakah visi hidup kita dipimpin oleh visi kerajaan Allah? Relakah kita mengikuti jejak Kristus, yang merendahkan diri, melayani, menderita, dan bahkan mati untuk menjadi berkat bagi banyak orang? Relakah kita memeras hidup kita untuk bekerja keras bagi penggenapan rencana Allah? Kiranya Roh Kudus boleh menyapa hati kita melalui lagu ini dan memam-pukan kita untuk berespon dengan tepat kepada Pencipta dan Penebus kita.