Di ayat 16 dan 17 sekali lagi kita diingatkan mengenai peran Adam dan Kristus. Adam memberi mati dan Kristus memberi hidup. Kita harus tahu apa yang dimaksudkan dengan mati, kita mesti tahu juga apa yang dimaksudkan dengan hidup. Dan tentu konteks yang paling mungkin memberikan kita pengertian tentang mati adalah peristiwa Taman Eden. Kita lihat bahwa Kitab Suci kita bukan hanya memberikan pengetahuan sebagai teori, tetapi memberikan kepada kita kisah untuk kita renungkan. Dan setiap kisah ada konteks, setiap kisah ada cerita, ada tokoh, ada kejadian, ada hal yang diajarkan di dalamnya. Demikian juga dengan peristiwa di Taman Eden yang adalah kelanjutan dari karya Tuhan menciptakan dunia ini. Kejatuhan Adam di sini yang dimaksud tentu adalah kegagalan Adam menaati firman, yaitu titik dimana dia mengambil buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat, kemudian memakannya. Ini merupakan pesan yang penting bagi kita karena ada perubahan dari kisah yang diceritakan di Kejadian 1 & 2, di dalam Kejadian 3. Kalau Saudara lihat Kejadian 1 & 2, kita lihat bagaimana Tuhan dengan teliti menciptakan segala sesuatu, Tuhan mengenyahkan hal-hal yang mengganggu hidup. Manusia tidak mungkin hidup kalau seluruh bumi penuh dengan air, maka Tuhan singkirkan air dan munculkan daratan. Kita sudah bahas kisah ini harus dipahami berdasarkan budaya dari Timur Dekat Kuno. Kita bisa melihat bahwa Kejadian 1 & 2 adalah peristiwa membuat hidup di dalam skema bait. Hidup tidak bisa lepas dari ibadah, hidup tidak mungkin lepas dari berada di hadapan Tuhan. Itulah yang diatur dalam Kejadian 1 & 2, Tuhan menciptakan segala sesuatu, menata segala sesuatu. Itu adalah kisah Allah membangun bait. Dan hari ke-7 Dia beristirahat, ini berarti Dia mendiami baitNya dan memerintah. Lalu Kejadian 3 memutarbalikan keadaan ini karena kata baik dan bahkan sungguh amat baik, tov dan meot tov, ini adalah kata yang dipakai untuk penilaian terhadap progres dari ciptaan. Pembangunan bait ada progres, dan progresnya adalah sesuatu yang Tuhan nilai baik. Tapi di dalam Kejadian 3 kata baik muncul lagi dalam bentuk pohon pengetahuan baik dan jahat. Kalau kita tafsirkan dengan cara kita, kita taruh pohon dalam pengertian kita di dalam kisah itu. Tapi yang harus kita lakukan adalah melihat bagaimana cerita itu menceritakan segala sesuatu sebagai simbol dari pesan yang Tuhan mau berikan. Pohon pengetahuan yang baik dan jahat adalah pernyataan bahwa untuk selanjutnya ciptaan ini, bumi yang Tuhan sudah jadikan adalah bumi yang akan menjadi bait di dalam cara Tuhan. Tapi putaran yang terjadi adalah ketika Adam dan Hawa melanggar perintah itu. Banyak yang mengatakan bahwa perintah Tuhan tidak boleh dilanggar, kalau dilanggar pasti akan mati. Tapi Kejadian 3 sedang tidak bicara se-simple itu. Ada sesuatu yang lebih dari nuansa perintah itu, “jangan makan dari pohon pengetahuan baik dan jahat ini, pada hari kamu memakannya kamu akan mengalami kematian kematian”, atau matinya mati. Sama ketika Tuhan memberikan tekanan untuk keindahan ciptaan yang total itu, Tuhan juga memberikan tekanan untuk kematian. Maka di dalam pohon pengetahuan baik dan jahat terkandung makna yang bentur dengan keindahan ciptaan. Apa pun yang indah dari ciptaan diwakili dengan kata baik. Baik menurut siapa? Menurut Tuhan. Maka apa pun yang melawan itu atau bentur dengan kebaikan ciptaan adalah mendirikan versi baik di luar Tuhan. Kalau ada versi baik di luar Tuhan, berarti pemilik konsep baik, penentu mana baik dan mana jahat adalah Tuhan di dalam baik ini.

Dalam Kisah Kejadian, di dalam pengertian “baik, baik, baik, sungguh amat baik”, sekarang ada perkataan matinya mati, “kalau kamu makan pada hari kamu memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat, pastilah kamu mati”, jadi ada baik, hari dan mati. Ketiga hal ini adalah hal yang Saudara bisa baca dari Kejadian 1 & 2. Tuhan tidak mengatakan “begitu kamu telan, kamu mati”. Bukan tanpa alasan Tuhan mengatakan “pada hari kamu memakannya pastilah kamu mati”, tugas kita waktu kita membacanya adalah mendeteksi pengulangan ini. Saudara bisa mendeteksi itu dengan melihat kata hari, itu pun sudah membantu Saudara mengerti. “pada hari kamu memakan”, saya makan di hari apa? bukan itu poinnya. Poinnya adalah apa yang kamu makan pada hari kamu makan akan menjadi hari yang bentur dengan hari penciptaan. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh tidak imbang dengan hari kamu makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Lalu Tuhan mengatakan pada hari kamu makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat, ini merupakan pertanda bahwa pohon ini memberikan peringatan tentang keindahan ciptaan kalau ciptaan dipelihara di dalam versi baikNya Tuhan. Tapi kalau Adam dan Hawa melanggar pada hari makan pastilah kamu akan mengalami matinya mati. Pada waktu hari penciptaan selesai, Tuhan mengatakan “sungguh amat baik”. Waktu Tuhan bilang “sungguh amat baik” ini bentur dengan mengalami matinya mati. “Matinya mati” bentur dengan “sungguh amat baik”. Dengan kata lain Kejadian 3 sedang mengatakan “jika kamu makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat, kamu akan mati karena kamu akan terkucilkan dari seluruh rancangan ciptaan Tuhan”. Jadi kematian yang dimaksud adalah kematian karena ter-exclude atau dikeluarkan dari keindahan ciptaan Tuhan. Siapa yang dikeluarkan? Ini poin yang mengerikan, yang dikeluarkan adalah imamnya, kalau bumi adalah bait, manusia adalah imamnya. Kalau imamnya keluar, maka seluruh bait menjadi bait yang tidak jelas lagi gunanya. Bait SuciNya Tuhan adalah untuk imam Tuhan, bukan imamnya berhala. Sekarang kalau Saudara lihat seluruh bumi adalah bait dan imam ini yaitu kita sudah memberikan diri kepada ilah yang palsu, yaitu ketiadaan, karena mereka menjadi hamba dari sesuatu yang lain yang bukan Tuhan, maka seluruh bumi jadi kacau, seluruh bumi tidak jelas gunanya apa. Dan manusia menjadi imam yang tidak jelas di bait yang tidak jelas lagi gunanya, ini mati. Jadi mati adalah sesuatu yang scoop-nya sangat besar dan global. Ini yang diceritakan Paulus, ia sangat mengerti pengertian ini. Maka dia mengatakan mati datang dari Adam. Kalau Saudara mengatakan “heran ya, karena makan saja jadi mati. Tapi iya, kita harus mengerti bahwa kalau perintah Tuhan pasti mati”, itu tidak salah, tapi itu bukan tekanan Kitab Kejadian.

1 of 5 »