(Kisah Para Rasul 1:1-4, 14-40)
Pada hari Pentakosta semua orang berkumpul di satu tempat, ayat 2 “turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras memenuhi rumah dan tampaklah pada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing”. Ketika Roh Kudus datang waktu Dia dinyatakan pertama kali untuk mengumpulkan gereja Tuhan yaitu pada hari Pentakosta, Alkitab memberikan gambaran 2 yaitu angin keras dan lidah seperti nyala api. Dua hal ini sangat penting. Mengapa Roh Kudus menyatakan diri di dalam angin keras dan nyala api? Ini adalah hal yang harus dipahami dari Alkitab juga. Saudara tidak bisa terima ide-ide luar dan kita sembarangan masukan dalam pembacaan Kitab Suci, tapi kita harus melihat apa yang bagian lain dari Kitab Suci ajarkan untuk bagian ini. Itu sebabnya untuk memahami angin keras dan lidah api, kita mesti tahu apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama tema angin itu sangat banyak dibahas, kehadiran Tuhan dinyatakan dalam angin. Angin besar seringkali menyatakan menjadi tanda bahwa Tuhan hadir dan di dalam beberapa bagian angin menjadi kuasa yang jauh lebih besar dari pada kuasa laut. Dalam beberapa bagian Mazmur dikatakan ketika angin bertiup maka laut pun bergelora, dikatakan juga Tuhan menghancurkan kapal-kapal Tirus yang sangat besar, kapal-kapal yang luar biasa besar dari Tarsis juga Tuhan hancurkan. Dan Tuhan lakukan itu dengan angin untuk menggerakan samudera. Maka ada kesan atau pesan dari Alkitab yang menyatakan bahwa angin lebih berkuasa dari pada samudera. Dan di dalam Kitab Suci ada 2 kali peristiwa di mana angin menjadi penolong untuk manusia bertahan hidup, ketika peristiwa air bah dikatakan air memenuhi seluruh bumi sampai pada hari Tuhan mau surutkan air itu, Tuhan meniupkan angin untuk menggeser air, sehingga tempat yang tadinya kering menjadi basah karena dipenuhi air bah kembali menjadi kering. Tiupan angin yang dahsyat menyingkirkan laut, tiupan angin yang dahsyat menyingkirkan samudera raya. Demikian juga di dalam Kitab Keluaran ketika orang Israel mau pergi ke Tanah Perjanjian,Tuhan kirimkan angin untuk memecahkan laut, kemudian angin itu bertiup dengan sangat keras sehingga laut itu terbelah. Angin lebih kuat dari laut, laut terbelah, Israel bisa berjalan di tempat yang kering. Kalau kita tidak mengerti apa yang menjadi simbol laut maka kita juga tidak mengerti apa kaitannya angin lebih berkuasa dari pada laut. Waktu Alkitab bicara tentang laut, Alkitab tidak hanya bicara tentang bagian yang menutupi bumi lebih banyak, yaitu air samudera, tapi Alkitab sedang bicara tentang kuasa jahat. Tapi dalam periode Israel dibuang, ini periode Kitab Yeremia, Yehezkiel dan seterusnya sampai Maleakhi, periode Israel dibuang dan dipulihkan, banyak istilah yang menggunakan kata laut menggambarkan bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa digambarkan sebagai laut yang sedang marah, bangsa-bangsa yang menyerang Israel dianggap sebagai samudera raya yang melingkupi daratan seperti peristiwa air bah. Tapi Tuhan berkata Dia akan mengalahkan bangsa-bangsa. Saudara bisa baca di dalam Yesaya 17:12 “wahai ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu. Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat. Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar tetapi Tuhan menghardiknya sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan di hembus angin dan seperti dedak ditiup putting beliung”. Ini adalah kedahsyatan Tuhan mengirim anginNya untuk meniup laut sehingga tidak lagi berkuasa. Dan di dalam Yesaya 17 dikatakan laut adalah simbol untuk bangsa-bangsa yang besar, yang menghancurkan Israel. Tuhan lebih kuat dari pada bangsa-bangsa ini dan Tuhan menyatakan simbol kekuatan Dia dengan simbol angin. Angin yang dimaksud tentu bukan angin biasa, angin kecil yang Saudara bisa kuasai. Angin lebih kuat dari pada kita.
Inilah gambar yang mau dibagikan oleh Kisah Para Rasul mengenai kehadiran Roh Kudus. Saudara bisa bayangkan berapa dahsyatnya gambaran ini. Gambaran dalam Perjanjian Lama sangat dahsyat, sangat mengerikan, lebih mengerikan dari kuasa apa pun yang ditakuti oleh manusia. Manusia takut laut, Tuhan mengatakan angin Tuhan lebih kuat dari laut. Saudara takut kuasa jahat, kuasa Tuhan lebih mengerikan dari kuasa jahat, kuasa Tuhan lebih menghancurkan dari apa pun yang ada di dunia ini. Itu sebabnya Alkitab menggambarkan dengan sangat tegas tentang kuasa Tuhan dan keharusan manusia untuk takut akan Tuhan. Takutlah akan Tuhan karena Dia mengguntur di langit, takutlah akan Tuhan karena Dia hadir di dalam angin badai. Maka waktu Roh Kudus turun, Dia pakai tanda yang sangat kuat yaitu angin yang bertiup dengan sangat kencang. Kita tidak bisa menguasai Roh Kudus, seperti Roh Kudus itu semacam tenaga kecil yang kita bisa manfaatkan. Ini pemikiran dari orang seperti Simon Magus, dia melihat Petrus menumpangkan tangan lalu Roh Kudus turun, lalu dia mengatakan “saya juga mau kuasa seperti ini, saya mau punya kuasa seperti kamu, aku juga mau punya Roh Kudus. Karena aku bisa mengerjakan sihirku dengan lebih baik, aku bisa mengerjakan kuasa karena ada Roh Kudus”. Jadi Simon Magus berpikir Roh Kudus itu semacam power yang bisa kita ambil, kita masukan ke dalam diri kita, lalu kita sendiri punya kemampuan untuk mengaturnya, itu tidak benar. Roh Kudus bukan roh seperti itu, Roh Kudus adalah Roh yang akan menaklukan kita, menguasai kita, dan membuat kita menjadi bagian yang sangat kecil dari tengah-tengah pekerjaan yang sangat besar.
Kedua, dikatakan dalam ayat ke-3 “tampaklah pada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing”, ini simbol kedua. Di dalam simbol kedua dikatakan ada lidah seperti nyala api, ada api turun dalam bentuk lidah. Ini merupakan kalimat yang lagi-lagi sulit dimengerti, kita tidak bisa paham pengertian api berbentuk lidah. Kalau kita cek di dalam Perjanjian Lama, waktu Perjanjian Lama bicara tentang api, selalu berkait dengan penghakiman Tuhan yang menghancurkan. Ini gambaran yang banyak orang modern tidak senang, Tuhan menyatakan diri sebagai Tuhan yang menghanguskan, tidak ada orang yang suka. Tapi Alkitab tidak peduli orang suka atau tidak, ini fakta. Kalau ini kenyataan maka inilah yang disampaikan, kita boleh suka dan menyukainya, kita boleh benci dan tidak ada yang berubah, Tuhan tetaplah api yang menghanguskan. Maka kalau Dia datang, Dia akan menghanguskan semua yang kacau, semua yang penuh dosa. Tuhan tidak pernah membiarkan kekacauan, Dia akan menghancurkan dengan apiNya yang kudus. Maka ketika Sodom dan Gomora dihakimi, dikatakan api belerang diturunkan Tuhan dan menghancurkan. Dan banyak di bagian yang lain, penghakiman Tuhan digambarkan dengan api yang turun. Api sangat mengerikan, tetapi gambaran lidah api ini sangat-sangat jarang. Bahkan di dalam Kitab Suci hanya satu bagian yang menggambarkan kondisi lidah api ini yaitu keadaan yang dijelaskan di dalam Kisah Rasul 3:2 yaitu pernyataan Tuhan dari Ulangan 4: 33-36. Ini adalah satu-satunya kali di mana Tuhan menyatakan firmanNya bersamaan dengan api. Api dan firman disampaikan dalam satu peristiwa yang sama yaitu ketika Tuhan pamerkan diriNya, “Akulah satu-satunya Tuhan, tidak ada yang lain. Tidak ada bangsa yang boleh dengar apa yang kamu dengar saat ini, tidak ada bangsa boleh dapat privilege, ada api yang tidak menyatakan penghakiman tapi api yang menyatakan siapa Tuhan, api yang menyatakan firman Tuhan. Dan peristiwa itu terulang di Pentakosta, di Kisah Para Rasul 2 ada api yang menyatakan firman Tuhan, itulah makna lidah api. Sebab lidah berkait dengan perkataan. Saudara kalau mau menggambarkan perkataan, simbol yang dipakai bukan cuma mulut tapi juga lidah. Lidah yang berbentuk api ini adalah penggenapan dari Ulangan 4:36, ada api dan perkataan Tuhan dinyatakan bersamaan. Jadi Saudara bisa lihat betapa dahsyatnya gambaran ini, angin yang besar dan lidah api, ini dua hal yang menyatakan bahwa pekerjaan Roh Kudus adalah pekerjaan yang membawa kepada puncak, semua hal yang Tuhan sudah siapkan, dari Kejadian sampai Maleakhi, dan dari peristiwa ketika Yesus disalibkan dan naik ke sorga. Semua peristiwa yang genap di dalam Kristus, sekarang dibawa keseluruh dunia oleh Roh Kudus. Maka Roh Kudus akan membawa ini dan Dia akan membawanya seperti angin yang besar dan seperti lidah api. Dua bagian yang tadi, angin yang menghancurkan bangsa-bangsa dan lidah api yang menyatakan perkataan Tuhan yang kudus, bahwa Dia adalah Tuhan bagi umatNya, ini dua-duanya digabungkan dalam peristiwa Pentakosta. Saya harap apa yang barusan saya katakan membuat banyak link dalam pikiran Saudara yang sudah pernah membaca bagian-bagian ini, karena ini benar-benar menjadi pencerahan yang besar bagi orang yang pernah membaca Surat Ulangan, pernah membaca Yesaya, sudah pernah membaca Kitab Mazmur dan lain-lain, tapi sulit mengaitkan antara satu dengan yang lainnya. Bagian ini mengaitkan semuanya dengan sangat indah. Tapi kalau kita kurang menguasai bagian-bagian ini, mungkin kotbah hari ini terasa kosong. Inilah 2 pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus, Dia akan mengalahkan bangsa-bangsa, angin besar yang meniupkan laut. Lalu yang kedua, Dia akan panggil umatNya yaitu firman yang dinyatakan dari api, Ulangan 4. Ini menarik sekali, jarang ada orang yang mengerti dari Kisah Para Rasul 2, kecuali meilhat kitab yang baru saya kutip tadi. Karena kalau tidak, kita akan bingung apa yang dimaksudkan mengapa harus angin keras dan mengapa mesti lidah api. Maka dari 2 hal ini kita melihat Tuhan sedang menggenapi pekerjaanNya, mengangkat Kristus menjadi Raja lalu mulai perkenalkan Kristus ke seluruh dunia. Inilah yang Roh Kudus kerjakan, Roh Kudus sedang panggil umat, bangsa-bangsa untuk datang kepada Kristus, satu-satunya Raja mereka. Dan ini di dalam Kitab Zakharia dikatakan akan digenapi oleh Roh Kudus. Zakharia 4: 6. Di dalam Kitab Zakharia, Tuhan akan memulihkan kembali Israel dan melalui Israel, Tuhan akan pulihkan seluruh bumi. Tuhan akan menyatakan kerajaanNya dengan cara mengirimkan RohNya yang kudus. Jadi pasal 2 dari Kisah Para Rasul menggenapi apa yang Tuhan sudah nubuatkan di dalam Kitab Zakharia.
Sekarang Saudara bayangkan betapa besarnya peristiwa Pentakosta, seluruh bumi jatuh ke dalam dosa, seluruh bumi sepertinya bukan lagi milik Tuhan. Lalu Tuhan berfirman dari atas, Dia mengatakan “Aku akan memenangkan kembali bumi, kerajaanKu akan dinyatakan di bumi”. Dan Tuhan memulai dengan memanggil Abraham. Tuhan memanggil Abraham sebagai cara untuk memanggil bangsa-bangsa kembali kepada Dia. Banyak orang Kristen pikir hidup di dunia hanya tunggu waktu ke sorga, tanpa pernah mengerti proyek apa yang Tuhan sedang kerjakan di bumi. Kalau kita mau hidup di bumi dan kita akui bahwa bumi adalah milik Tuhan, maka kita mesti berikan seluruh hati kita untuk bertanya kepada Tuhan, apa yang Engkau sedang kerjakan di bumi ini, ijinkan saya berbagian sepenuh-penuhnya. Tapi kalau Saudara tidak tahu apa yang sedang Tuhan perjuangkan, maka kalimat ini menjadi kalimat omong kosong. Yang Tuhan janjikan belum terjadi, berkat bagi bangsa-bangsa belum terjadi, Tuhan ingin menyatakan kemenangan bagi bangsa-bangsa tapi belum terjadi. Apakah ini bisa terjadi? Bukan hanya bisa, pasti jadi. Maka di dalam Mazmur 2 Tuhan mengingatkan “Aku sudah mengangkat rajaKu dan seluruh bangsa-bangsa di bumi harus sujud kepada Dia. Dengarlah perkataan Raja ini atau engkau akan dibinasakan”, ini Mazmur kedua. Mazmur kedua mengatakan Tuhan sudah siapkan RajaNya. Raja inilah yang akan mewakili Tuhan menaklukan seluruh bumi. Raja ini dilantik dan dimahkotai bukan di bumi, tapi di sorga. Inilah sebabnya kita merayakan kenaikan Yesus Kristus. Tuhan menyatakan Sang Raja lalu menaklukan seluruh bangsa dengan berkat. Maka Tuhan memulai hal ini dengan cara mengumpulkan orang-orang biasa yang mengikuti Sang Raja, lalu mereka berdoa di satu ruangan. Kemudian Tuhan nyatakan api dalam bentuk lidah, Tuhan turunkan angin yang sangat menggoncang sehingga semua orang kagum dan mendekat ke orang-orang itu. Di ayat keempat dikatakan maka penuhlah dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain seperti yang diberikan oleh roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Ketika Roh Kudus hadir, Dia menyatakan keadilanNya dengan tanda yang luar biasa, tanda yang begitu dahsyat dan dengan lidah api menggenapi Ulangan 4 yaitu Tuhan akan memanggil umatNya dengan suara dan kehadiranNya yang sangat dahsyat. Maka waktu Tuhan hadir melalui Roh KudusNya, Tuhan memakai tanda begitu besar. Tetapi ketika Tuhan utus murid-murid ini pergi ke luar, Tuhan tidak lagi memakai tanda yang besar itu, Tuhan tidak lagi pakai api yang seperti lidah atau pun tanda angin yang sangat besar. Tapi Tuhan sekarang bekerja melalui Petrus dan murid-murid yang lain. Merekalah yang tampil keluar untuk menyatakan firman Tuhan. Waktu Tuhan menyatakan diri kepada manusia tidak lagi dengan angin yang keras, tidak lagi dengan lidah api, tapi semua itu disembunyikan di dalam diri para saksi. Maka Tuhan menunjukan kuasa yang sangat besar, tapi Tuhan juga menyatakannya dengan cara tersembunyi, hal ini mesti kita pahami. Saudara kalau cuma tahu ketersembunyian Tuhan, Saudara dan saya akan meremehkan pekerjaan Tuhan. Maka jangan heran mengapa kuasa kotbah Petrus begitu besar, karena ini angin besar, lalu lidah api yang dinyatakan di dalam diri seorang rasul yang sederhana. Tuhan bekerja memakai murid-murid lalu Dia turun memberikan bahasa yang lain kepada para murid. Mengapa Tuhan turun memberikan bahasa yang lain? Karena Tuhan ingin menyatakan ini waktunya berkat bagi bangsa-bangsa lain, berkat Tuhan mau menyatukan mereka menjadi satu, menjadi milik Kristus. Seluruh bangsa sekarang boleh dipanggil oleh Tuhan untuk mengenal siapa Raja satu-satunya. Cuma ada satu Raja yaitu Yesus, cuma ada satu Juruselamat yaitu Kristus. Dan sekarang Tuhan panggil bangsa-bangsa ini untuk berkumpul menjadi satu. Waktu Roh Kudus turun, Roh Kudus memperkenalkan kepada semua orang “sekarang kamu akan disiapkan sebuah identitas baru, sebuah tradisi baru, sebuah pekerjaan yang baru yang akan mengubah seluruh hidupmu. Tradisimu yang lama menjadi kecil artinya, tradisimu yang baru ini yang menjadi penting artinya”. Maka waktu Roh Kudus turun, Dia memberikan kepada para rasul bahasa yang lain. Bahasa yang lain maksudnya apa? Ada perombakan identitas “engkau bukan lagi siapa engkau sebelumnya”. Identitas baru diberikan dan karena itu murid-murid berbicara dengan bahasa lain. Orang Yahudi bicara bahasa Mesir, orang Yahudi bicara bahasa Mesopotamia, orang Yahudi bicara bahasa Arab, ini adalah perubahan identitas. Ini menunjukan identitasmu yang lama tidak lagi penting, ada identitas lain yang juga penting, ada bahasa lain yang juga penting. Roh Kudus memanggil bangsa-bangsa lain, Dia akan memberikan berkat kepada bangsa-bangsa lain dan memperkenalkan tradisi baru kepada mereka, ini yang Tuhan kerjakan. Tuhan panggil bangsa-bangsa, tunduk kepada Sang Raja lalu Dia akan menyatakan “sekarang kamu umat yang baru, kamu milik Aku, sekarang kamu kerjakan apa yang menjadi ciri dari tradisi umat Tuhan”. Inilah yang Tuhan nyatakan, para rasul diberikan bahasa yang lain sehingga mereka sadar yang mereka ucapkan bukan identitas mereka sendiri, ini identitasnya orang lain, berarti Tuhan mau panggil orang lain juga untuk menjadi satu di dalam Kristus, di dalam Juruselamat yang dipercaya. Tuhan memberikan identitas yang baru bagi orang yang mendengarkan Roh Kudus dan menjadi satu umat bersama dengan orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Mereka semua menjadi milik Kristus dan di dalam kotbah Petrus, dia mengatakan “inilah Kristus yang Tuhan bangkitkan, yang Tuhan sudah nyatakan dari Perjanjian Lama, dan sekarang kami adalah saksinya. Kamu sekarang berbagian di dalam umat ini kalau engkau percaya kepada Tuhan Yesus”, maka identitas baru ini diberikan. Engkau dan saya bukan lagi Indonesia, Afrika, Amerika, tapi satu di dalam Kristus, satu di dalam gereja Tuhan. Tapi apakah kalau saya menjadi Kristen berarti identitas saya yang lama lebur sama sekali? Tidak, karena di dalam pasal 4 dikatakan waktu mereka penuh dengan Roh Kudus, mereka penuh dengan bahasa-bahasa lain, bahasa yang dimengerti bangsa lain. Berarti Tuhan tetap mempertahankan identitas bangsa-bangsa ini. Keragaman yang baik yang Tuhan terima, yang hancur akan Tuhan hancurkan. Itu sebabnya perkataan Roh Kudus seperti lidah api, seperti yang dibagikan di dalam Ulangan 4 yaitu perkataan Tuhan yang disampaikan dalam api, api yang memurnikan, api yang membakar, tapi api yang mengambil apa yang baik, yang Tuhan memang inginkan ada di dunia ini.
Mari kita lihat pekerjaan Roh Kudus di dalam gerejaNya dan kita akan tahu bangsa-bangsa sudah mulai ditaklukan, bukan dengan senjata tapi dengan perkataan yang keluar dari api yaitu firman Tuhan.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)