(Lukas 13: 22-30)
Seringkali kita tidak mengerti Perjanjian Baru sedang ngomong apa, lalu kita masukan pengertian kita ke situ. Itulah celakanya kalau Saudara dan saya melakukan pembacaan secara naif, kita akan taruh cara kita berpikir seolah-olah inilah cara Lukas berpikir. Dan itu bahaya, karena waktu kita mengatakan singkirkan segala pre-suposisi dari pikiran kita, kita baca begitu saja, langsung masuk budaya kita sendiri di situ. Maka Kitab Suci menjadi sangat asing dan benar-benar sulit untuk kita pahami karena kebiasaan seperti itu. Kalau begitu bagaimana memahami Alkitab? Dengan rendah hati coba terjun lalu lihat apa yang jadi sudut pandang dari penulis. Ini perlu studi. Maka waktu kita mau pelajari bagian ini juga sama, saya harus tahu dulu apa yang jadi konteksnya? Pengharapan apa yang Israel miliki? Kerajaan itu datang, bagaimana pengharapan itu digenapi? Dengan cara tanah di pulihkan, bait dipulihkan, Yerusalem dipulihkan, sekarang tunggu raja datang, ini konsep mereka. Jadi Israel sedang menunggu raja. Mereka sudah pulang dari pembuangan, langsung hal pertama yang mereka lakukan adalah membuat tembok Yerusalem. Ini pembuatan tembok yang dihina oleh orang-orang, di dalam Kitab Nehemia atau Ezra. Waktu mereka bangun tembok, orang langsung tertawa mengatakan “nanti ada seekor anjing hutan loncat, temboknya akan rubuh”, bayangkan itu penghinaan besar sekali. Orang bikin tembok supaya tentara tidak bisa terobos, tapi orang-orang di sekitar Yerusalem, di sekitar Kanaan mengatakan “tidak perlu ditentang, orang Israel itu membuat tembok terlalu lemah, nanti anjing hutan dorong pun rubuh”, tapi orang Israel mengatakan “tidak apa-apa, bangun saja”. Akhirnya berhasil, waktu sudah mau berhasil, orang-orang lain panik, lalu mereka surati Kerajaan Persia dan mengatakan “ini adalah kerajaan dengan sejarah pembangkangan dan pemberontakan besar sekali. Kalau kamu ijinkan kerajaan ini berdiri, ada Yerusalem dengan tembok, bahaya secara politik”. Maka pembangunan dihentikan. Pada era raja siapa, pembangunan dilakukan lagi sampai lengkap. Jadi Yerusalem sudah dibangun temboknya, kotanya sudah dibangun, kemudian Bait Allah akhirnya dibangun di dalam zaman Nehemia dan Zerubabel. Waktu tembok Yerusalem sudah dibangun, Bait Allah sudah dibangun, imamat sudah jalan, kemudian Israel sudah ada, tanah sudah ada, tinggal tunggu raja. Raja itu akan datang kemudian raja itu akan memimpin umatnya. Ini yang mereka pikir. Tapi Yesus di dalam Injil Lukas dobrak pemikiran ini dengan mengatakan “bukan umat dulu terkumpul baru raja datang. Tapi raja dulu datang, lalu kumpul umat satu satu”, ini berita benar-benar mengagetkan. Apakah Saudara pernah baca Lukas lalu merasa kaget? Tetapi ini yang sedang dinyatakan oleh Lukas bahwa cara pikir Israel salah, “ini sudah ada umat, tunggu raja”. Tuhan mengatakan “bukan, umat belum ada raja dulu datang, baru setelah itu umat akan dibentuk”.
Bagaimana cara raja ini kumpulkan umat? Itulah yang sedang dikatakan oleh Lukas, Yesus keliling ke kota-kota lalu memanggil orang, Yesus mengajar, menyembuhkan, lalu banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Lalu Dia kumpulkan murid-murid dan akhirnya pelayananNya berjalan terus. Dia pergi ke kota satu ke kota lain, lalu mengumpulkan kelompok. Kelompok yang terdiri dari pelacur yang bertobat, pemungut cukai yang dipanggil, lalu terdiri dari orang yang pernah kerasukan setan, ini kumpulan orang-orang yang tidak beres. Sehingga orang Yahudi bertanya “mengapa Engkau makan bersama-sama pemungut cukai? Mengapa Engkau bergaul dengan orang-orang berdosa ini?”. Yesus tidak mengatakan “Aku bergaul dengan orang-orang berdosa, karena orang-orang ini manusia juga. Aku mengasihi mereka maka Aku bergaul dengan mereka”, itu bukan jawaban Yesus. Jawaban Yesus benar-benar membuat amarah, Dia mengatakan “bukalah matamu, inilah Kerajaan itu”. Yesus mengatakan “Aku panggil mereka, karena mereka boleh masuk Kerajaan ini”, berarti yang tidak dipanggil Yesus keluar. Ini juga yang menjadi pemberitaan di bagian sebelumnya di perikop kita hari ini, yaitu Yesus menyembuhkan perempuan yang sudah 18 tahun kerasukan setan lalu badannya bungkuk. Setelah selesai disembuhkan, orang mengatakan “jangan menyembuhkan di hari Sabat, yang sakit datang untuk disembuhkan di hari lain, jangan di hari Sabat”. Yesus mengatakan “kamu munafik, sapimu kamu kasi minum di hari Sabat, masakan anak perempuan Abraham ini tidak ditolong”. Dia memakai istilah anak perempuan Abraham, the daughter’s of Abraham, itu istilah yang sangat asing bagi orang Israel. Son of Abraham, semua orang tahu, daughter of Abraham, tidak ada yang tahu. Tapi Yesus mengatakan anak perempuan ini adalah anak perempuan Abraham, jadi istilah pun membuat goncang. Mengapa Yesus memakai istilah milik Abraham? Karena biasanya orang akan mengutamakan laki-laki, tapi Yesus justru mengijinkan perempuan berbagian di dalam level yang sama dengan laki-laki. Jadi inilah goncangnya orang Yahudi baca Lukas, yaitu orang berdosa dianggap suci, dianggap setara oleh Yesus. Israel dan bangsa lain dianggap setara oleh Yesus, laki-laki dan perempuan dianggap setara. Ingat peristiwa Maria, Maria duduk di kaki Yesus, itu adalah tempatnya laki-laki, hanya laki-laki yang boleh duduk dekat Guru Besar untuk mendengarkan ajaranNya. Perempuan tempatnya di dapur, membuat makanan, lalu sajikan untuk laki-laki yang sedang dengar Guru Besar bicara. Tapi Maria tiba-tiba nyelonong, duduk di salah satu space yang harusnya untuk murid. Maka Marta marah sekali, lalu dia memberikan sign kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, ada satu yang tidak cocok, dia harusnya tidak di situ, suruh dia ke belakang bantu saya”. Tapi Yesus mengatakan hal yang sangat provokatif pada zaman itu, Yesus mengatakan “apa yang dia ingin, Aku berikan, Aku tidak ambil. Dia mau duduk di sini, Aku berikan, dia tidak akan diambil dari sini”, itu luar biasa sekali. Lukas sedang bercerita tentang Sang Raja yang cari umat satu per satu dari satu desa ke desa lain, dari kota satu ke kota lain, panggil umat. Ini perombakan yang luar biasa, sehingga menurut perspektif Injil Lukas Kerajaan itu sama sekali mentah. Orang Israel pikir sudah ada bait, sudah ada Yerusalem, tinggal tunggu raja. Yesus mengatakan dalam Injil Lukas “belum, bait akan hancur, Yerusalem akan hancur, rakyat palsu. Aku akan cari satu per satu siapa anggota kerajaan itu”. Maka ini yang Yesus sedang katakan. Lalu ada murid yang mulai tangkap di dalam ayat 23, dia mulai sadar ternyata tidak semua Israel disebut Israel, ternyata tidak semua orang yang ikut Yesus bisa disebut sebagai anggota kerajaan. “Kalau begitu Yesus, Engkau adalah Sang Raja dan saya melihat banyak sekali orang menolak Engkau, berarti hanya sedikit yang diselamatkan”, ini pun harus kita pikir dengan tepat, keselamatan itu bukan hanya sekedar “saya percaya lalu saya masuk sorga”. Saya tidak mengatakan sorga itu tidak ada, Yesus sekarang di sorga, Dia duduk di sebelah kanan Allah di sorga. Dan Dia menjanjikan kalau kita mati, roh kita akan ke sana. Tapi jangan lupa Dia akan datang kembali kedua kali. Maka saya mengingatkan Saudara jangan selisih jalan dengan Tuhan Yesus, roh kita ke atas, pas Dia datang kembali ke bumi.
Itu sebabnya kita mesti mengerti pengharapan Alkitab itu seperti apa. Pengharapan Alkitab adalah pemulihan bukan eskapis. Perbaikan dengan level yang tidak bisa dibayangkan. Cara Tuhan memulihkan adalah melalui Kristus yang datang mendirikan KerajaanNya di bumi. Yesus sedang mendirikan KerajaanNya di bumi dan ternyata ini berita yang mengejutkan bukan Israel yang ada sekarang, tapi kerajaanNya akan mencakup seluruh bangsa dan Dia akan mulai panggil melalui Israel. Memang benar Dia memanggil umatNya di Israel, melayani umatNya di Israel tapi setelah itu Dia akan utus rasul-rasulNya sampai ke ujung bumi untuk memanggil umat yang baru di dalam kerajaan ini. Jadi inilah berita yang mengejutkan itu, murid-murid berpikir “kalau begitu cara berpikir kita salah, Tuhan Yesus sedang undang satu per satu siapa yang akan masuk dalam kerajaanNya”, maka dia tanya “sedikit orang sajakah yang akan diselamatkan?”. Maka keselamatan adalah pemulihan, ketika Kerajaan itu datang, kita berbagian di dalamnya, kita jadi milik Kerajaan itu dan tidak disingkirkan, tidak dibuang keluar dari Kerajaan Sorga yang akan didirikan di bumi. Itulah yang dimaksudkan di sini. Jadi sedikit orangkah yang akan terlibat dalam Kerajaan itu? Yesus memberikan contoh dalam bentuk cerita yaitu ada raja yang sedang adakan pesta. Saudara harus tahu dulu pengertian cerita ini, karena ini cerita yang tidak umum diceritakan di budaya kita. Kita tidak ada di dalam budaya kerajaan seperti ini. Tapi di dalam zaman itu ada kebiasaan istana melakukan open house. Waktu mengadakan open house berarti orang lain boleh lihat, boleh masuk. Istana kadang mengadakan ini, tujuannya adalah waktu perayaan itu dilakukan rakyat biasa boleh datang dan masuk. Misalnya ulang tahun raja atau pernikahan raja. Jadi pernikahan raja waktu itu diadakan ada open house, rakyat boleh ikut meskipun mereka rakyat biasa. Maka ada 2 jenis pintu, pintu pertama khusus VIP, para bangsawan, para kerabat, para orang-orang penting, mereka masuk dengan dikawal dan biasanya rakyat dengan berdiri di pinggir dan akan lihat. Mereka akan sambut orang-orang penting ini masuk. Setelah mereka semua masuk, pintu ditutup. Maka pintu kedua yang dibuka adalah pintu untuk rakyat jelata, dan biasanya orang yang sudah antri persis di depan pintu adalah orang yang tinggal di kota itu dan yang perutnya paling lapar. Orang-orang miskin, orang-orang yang tidak sanggup punya makanan, karena orang kaya di kota itu mereka cukup punya makanan, mereka tidak mau ikuti open house-nya istana hanya untuk cari makanan. Tapi mereka juga kurang hebat untuk jadi tamu VIP, jadi mereka jadi orang yang tidak terlalu peduli “saya bukan tamu VIP tapi saya juga tidak lapar”. Jadi ketika open house istana ini dilakukan, pesta itu dibuka, mereka tidak terlalu peduli untuk ikut. Maka ada kebiasaan yang duduk atau yang tunggu di pintu itu adalah orang miskin yang kadang-kadang satu hari sudah menginap di situ, supaya begitu pintu dibuka mereka pertama masuk. Mereka sudah berdiri di depan gerbang, waktu gerbang untuk rakyat jelata itu dibuka, mereka langsung masuk rebutan. Dan ketika jumlahnya cukup, tentara akan pakai tombak dan perisai untuk halang mereka, lalu pintu kembali ditutup. Jadi rakyat kalau masuk itu mereka maksa, tapi tentara akan tahan mereka pakai perisai dan tombak. Istana sudah penuh, kalau terlalu banyak bisa bahaya. Maka mereka diusir keluar dan pintu ditutup. Bayangkan ada orang yang merasa dirinya cukup layak jadi VIP, tapi ditolak di pintu VIP, kira-kira seperti itu kisahnya di sini. Jangan pikir kamu VIP, masuklah lewat pintu yang sesak itu. Ini seperti ketika ada orang bertanya “Tuhan, sedikit orang sajakah yang diselamatkan?”, Yesus mengatakan “berjuanglah lewat pintu yang sesak itu”, ini bukan perintah untuk berjuang supaya masuk sorga. Orang sering salah tangkap “Yesus menyuruh kita berjuang untuk masuk sorga, supaya pahalanya cukup”.
Maksudnya adalah Yesus mengatakan “kamu hai orang Israel, jangan merasa dirimu tamu VIP, kamu harus pikir bahwa levelmu adalah pintu yang sesak itu, yang orang harus rebutan, desak-desakan dengan orang miskin untuk mengais-ais roti dan makanan di dalam istana, itulah posisimu”, ini seperti mendobrak kesombongan mereka. “Kami adalah kelompok yang pasti masuk”, Yesus mengatakan “iya masuk, tapi lewat sana”. Yesus sedang mengatakan “kamu jangan anggap dirimu pantas lewat VIP, kamu lewat sana”, lalu ketika kamu dengan sombongnya mengatakan “saya ini adalah orang Israel, Allahku makan semeja dengan saya. FirmanNya diberitakan di jalan-jalan kota saya, ijinkan saya masuk”, maka penjaga pintu akan mengatakan “ini tempat VIP, saya tidak kenal kamu. Kalau orang yang tidak ada nama mau masuk, lewat sana. Kalau kamu mau lewat pintu utama, namamu harus tercatat. Maaf kamu bukan orang penting. Lihat nama-nama orang penting yang tercatat, Abraham, Ishak, Yakub, Elia, Elisa, Yeremia, Yehezkiel, dan lain-lain. Kamu tidak termasuk. Kalau kamu mau masuk masih boleh, tapi lewat pintu rakyat jelata itu”. Inilah yang Tuhan katakan dalam perumpamaan jangan sombong. Waktu Yesus datang, Dia akan pilih rakyatNya, pilih umatNya dan orang yang terpilih, bukan orang yang kita anggap layak terpilih. Justru ini poin yang Yesus mau tekankan. Bagaimana caranya supaya saya masuk? Di dalam bagian ini ada beberapa pesan yang bisa kita ambil secara implisit. Kita bisa mengambil poin pertama bahwa Tuhan menginginkan adanya kerendahan hati yang secara konsisten kita miliki, terus-menerus sadar saya tidak layak menjadi umat, terus sadar saya tidak boleh menganggap diri layak menjadi bagian dari umat Tuhan. Ini hal pertama yang Tuhan tuntut dari Israel dan Tuhan tidak temukan pada Israel. Maka yang masuk adalah orang-orang rendah, orang-orang yang terbiasa dihina, orang-orang yang terbiasa dipinggirkan justru ini yang masuk. Mari kita belajar melihat dari sisi yang lain dari Injil ini. Yaitu Tuhan sedang mengumpulkan kerajaanNya dan mereka yang masuk adalah mereka yang terbiasa menganggap diri rendah. Biarlah kita tidak terbiasa menjadi orang yang masuk ke dalam keadaan level sombong. Kesombongan itu masuk dalam beberapa hal. Kesombongan pertama adalah identitas, identitas sebagai milik Tuhan. Saya dan Saudara akan masuk dalam kesombongan kalau mengatakan bahwa secara otomatis saya memang layak menjadi bagian dari Tuhan. Dan dengan kelayakan seperti itu kita akan menuntut bukan mengabdi, kita akan meminta bukan memberi, kita akan menuntut dedikasi dari Tuhan bukan menuntut dedikasi dari diri kepada Tuhan. Maka kalau kita umpamakan dengan cerita Tuhan Yesus ini, kita adalah orang-orang yang sedang rebutan di pintu rakyat jelata itu dengan lapar, dengan sulit, tapi kita tidak punya kekuatan untuk menang. Orang miskin lain lebih hebat dari kita, sehingga mereka dengan kekuatan bisa masuk. Tapi tiba-tiba Sang Raja yang harusnya masuk dalam pintu VIP, sekarang Raja itu memutar, jalan dari tengah-tengah rakyat jelata ini kemudian panggil satu satu orang berdasarkan kedaulatanNya. Dia panggil Saudara dan saya, lalu kita pergi dari tempat jelata itu masuk lewat VIP. Kira-kira waktu masuk, mungkinkah Saudara berjalan dengan sombongnya? Pasti tidak, Saudara akan tundukan kepala, jangan sampai orang tahu, ini akan mempermalukan Sang Raja, mungkin sambil tutup muka, lalu ada orang miskin lihat “itu kan lebih miskin dari saya, kok boleh masuk?”. Ini yang terjadi, Tuhan Yesus mengatakan orang-orang dari bangsa lain yang secara otomatis akan dianggap sebagai orang yang layak masuk lewat pintu yang hina itu oleh orang Yahudi. Kalau pun boleh masuk ya lewat situ, kalau ada pintu yang lebih rendah lagi, orang kafir harusnya lewat situ. Tapi ini yang dilakukan Tuhan Yesus, Dia justru terjun di tengah-tengah orang miskin, orang jelata, orang yang hina ini lalu ambil beberapa dari mereka lalu suruh masuk lewat pintu VIP. Jadi waktu kita masuk, dikatakan kita semeja dengan Abraham, Ishak dan Yakub, “kamu akan melihat Abraham, Ishak dan Yakub dan semua nabi dalam kerajaan Allah. Dan orang datang dari timur, barat, utara, selatan, duduk makan di dalam Kerajaan Allah”, ini menandakan tempat utama. Ada Abraham, Ishak, Yakub dan orang-orang kafir, semua boleh masuk di sini dan inilah yang Yesus sedang nyatakan sebagai berita yang mengejutkan. Jangan pikir mereka hina, mereka menjadi mulia karena diambil oleh Tuhan. Maka inilah hal pertama supaya kita terus ingat identitas kita sebagai cangkokkan, kalau pakai istilah dari Surat Roma “kamu adalah batang zaitun yang dicangkokan, kamu adalah pohon asing, kamu adalah dahan asing yang akan kering, tapi kamu dicangkokan ke pohon zaitun yang asli ini”, jadi keadaan rendah kita ingat terus sampai nanti kita bertemu Tuhan. Waktu ketemu Tuhan pun dengan rendah hati kita mengatakan “Tuhan, ingatkah saya orang hina yang Engkau panggil sampai sekarang saya rasa tidak layak tapi Engkau terus pertahankan saya”,inilah kerendahan hati yang secara konsisten harus kita miliki. Jadi waktu kita mengatakan “saya tidak layak masuk Kerajaan Allah dan saya tidak berjuang”, maka memang kita rasa tidak perlu. Kita tidak ingin mendapatkan apa yang ditawarkan di dalam kerajaan ini. Tapi kalau kita sadar apa yang ditawarkan di dalam Kerajaan ini yaitu hidup dan hidup yang berkelimpahan maka kita benar-benar ingin, tapi kita tidak layak. Ingin dan layak waktu itu berpadu menjadikan orang giat tapi tidak sombong, giat tapi tidak ada keangkuhan, giat tapi tidak ada ambisi untuk menjadi hebat. Ini namanya giat, giat ingin masuk, giat ingin berbagian di dalam kehidupan limpah yang dijanjikan oleh Kerajaan itu. Ini peringatan bagi kita, biarlah kita dengan konsisten bertumbuh di dalam iman, tidak menjadi orang yang akhirnya diusir, dikecualikan dari Kerajaan yang agung ini.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)