(Lukas 8: 16-18)
Dalam Lukas 8, pelita yang dimaksud bukan gereja yang harus bersinar menyatakan terang, pelita yang dimaksud di sini adalah Kristus sendiri. Suatu saat nanti Kristus akan dipamerkan oleh Bapa, Kristus akan dinyatakan ke seluruh dunia. Tapi ketika Kristus datang pertama kali, kemuliaanNya yang sempurna belum menjadi nyata. Dia masih sembunyikan kemuliaanNya di dalam kesederhanaan. Itu sebabnya yang menerima Kristus yang datang sebagai yang hina, yang menerima Kristus waktu Dia datang sebagai orang yang rendah, dia akan menikmati ketika pelita itu dinyatakan. Jadi ini sedang berbicara tentang Kristus, Yesus mengatakan “tidak ada orang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan”, Kristus pun suatu saat kemuliaanNya dinyatakan. Itu sebabnya kesimpulan dari ayat 18 sangat menjadi satu kesatuan dengan 2 ayat sebelumnya. Sebab di dalam ayat 18 dikatakan perhatikanlah cara kamu mendengar, kalau cara kita mendengar itu tepat maka kita akan melihat kemuliaan Kristus di balik kehinaanNya, kalau cara mendengar kita tepat maka kita akan melihat keTuhanan Kristus di tengah-tengah dunia yang menganggap Dia hanyalah penyesat atau orang yang harus dibinasakan. Yang Yesus katakan perhatikan cara kamu mendengar, ini harus ditafsirkan berdasarkan kitab Perjanjian Lama.
Dalam Kitab Perjanjian Lama beberapa bagian dalam Mazmur dan beberapa bagian dari Kitab Taurat itu menekankan yang Tuhan tuntut dari orang yang mendengarkan Firman Tuhan. Apa yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mendengarkan Firman Tuhan dengan benar? Hal yang pertama adalah Tuhan menuntut yang mendengar Firman Tuhan harus mempunyai kerendahan hati. Kerendahan hati inilah yang membuat manusia sujud dan takut akan Tuhan. Dalam Mazmur 25 yang tadi kita sudah baca, disitu dikatakan bahwa Tuhan menunjukan jalanNya kepada orang yang takut akan Dia. Seringkali kita bertanya kepada Tuhan “Tuhan, kehendakMu dalam hidupku apa? Saya mesti kerja dimana? Saya mesti kuliah di mana? Saya mesti lakukan apa?”. Saudara tidak terlalu tahu yang dilakukan sekarang ini kehendak Tuhan atau bukan, itu masih tidak sefatal kalau Saudara tidak punya hati yang siap. Kalau saya punya hati yang siap, Tuhan tuntun ke mana saja saya siap. Maka ketidak-mengertian saya akan pimpinan Tuhan itu masih bisa ditoleransi. Tidak fatal kalau Saudara belum tahu yang Saudara lakukan ini pimpinan Tuhan atau bukan, tapi yang jadi fatal menurut Alkitab kalau hati yang tidak takut akan Tuhan dan hati yang tidak rendah hati di hadapan Tuhan itu yang bahaya. Sekarang orang lebih takut “mana ya Tuhan, ke kiri atau ke kanan”, terserah yang mana, pertimbangkan dengan akal sehat, gumulkan baik-baik lalu pilih saja. Karena engkau salah pilih masih lebih baik dari pada engkau mempunyai hati yang salah, ini bicara soal setelah lulus mau ke mana, bukan bicara soal pasangan hidup. Inilah hal pertama yang harus dimiliki untuk mendengar dengan benar. Siapa yang mendengar dengan kerendahan hati itu akan mendengar lebih benar dari pada orang yang mendengar dengan keangkuhan hidup yang tinggi. Banyak kali orang datang kepada Tuhan dengan perasaan angkuh luar biasa, merasa kalau Tuhan mengkonfirmasi keinginan saya, itu Tuhan yang oke. Kalau Tuhan beda dengan yang saya mau, ini Tuhan yang kurang oke. Tuhan yang oke itu adalah Tuhan yang gampang setuju, kalau saya mau apa Tuhan itu setuju, kalau saya mau ini Tuhan memberi bahkan memberikan dengan kelimpahan, itu Tuhan yang baik. Jadi syarat Tuhan pun kita yang tentukan, bayangkan betapa mengerikannya orang dengan pemikiran seperti ini. Tapi Alkitab mengingatkan kamu yang ciptaan memandang ke sorga langsung harus tahu Tuhan di sorga, kamu di bumi, bumi dan sorga jauhnya luar biasa. Jadi saya yang di bumi berdoa kepada Tuhan yang di sorga, saya berdoa dengan sangat gentar. Martin Luther pernah mengatakan “mengapa kalau saya berdoa dengan lutut dan tangan gemetar memanjatkan kalimat-kalimat kepada Tuhan”, karena dia tahu Tuhan bisa marah kalau doanya salah, ini awal sebelum dia menerima reformasi. Setelah dia menerima reformasi, setelah dia mengetahui Allah yang beranugerah “saya tetap berdoa dengan gemetar”. Orang tanya “kan kamu sudah tidak takut lagi dihukum Tuhan, mengapa doanya masih gemetar?”, “ini gemetar karena ketakutan sukacita yang Tuhan berikan melampaui yang layak saya terima”. Jadi waktu tahu Tuhan baik, dia justru jauh lebih gentar dari pada dia pikir Tuhan jahat dan siap menghukum. Menyadari bahwa Tuhan jauh lebih besar, jauh lebih agung, jauh lebih benar dari pada saya. Dialah pemilik semua kebenaran, Dia tahu segala sesuatu tentang segala sesuatu, kalau pinjam bahasa Cornelius Van Til. Dia mengetahui semua dengan total, itu sebabnya waktu saya datang kepada Tuhan, saya datang dengan perasaan rendah mengatakan “aku cuma ciptaan yang tidak berarti, bagaimana mungkin aku boleh menjadi orang yang layak menerima kebenaranmu?”. Ini yang heran, orang yang merasa diri tidak layak terima kebenaran, justru dia yang akan mati-matian, karena dia tahu ketika yang tidak layak dapat, itu karena anugerah. Dan anugerah bolah ada boleh juga diambil, anugerah boleh muncul boleh juga tidak.
Lalu hal kedua, orang yang datang dan diberkati adalah orang yang mendengar Firman dengan satu perasaan, kecuali menjalankan Firman tidak ada alternatif lain, ini hal kedua yang harus dimiliki. Orang-orang yang mengatakan “kecuali mentaati Tuhan tidak ada jalan lain”, saya tidak lihat ada laternatif yang lebih baik bagi hidup saya. Tetapi sangat sulit, karena ketika Saudara melihat Kitab Suci, Saudara akan menemukan di dalam keberdosaan kita, yang dikatakan Kitab Suci terlalu ideal, sedangkan hidup perlu sesuatu yang realistis. Jadi apa yang Tuhan nyatakan memang bagus tapi kurang aplikatif, memang bagus tapi kurang menyentuh hidup saya, memang bagus tapi tidak realistis bagaimana ada orang bisa menjalankan seperti ini? Apakah engkau tidak tahu beratnya dunia ini seperti apa. Seringkali orang mengkritik “pendeta tidak tahu beratnya hidup seperti apa, pendeta tidak tahu kesulitan di Indonesia seperti apa. Bagaimana mungkin menjalankan ini dengan sesetia mungkin?”. Tapi ini seperti mengatakan Firman Tuhan kurang aplikatif, akhirnya kita mempunyai kebiasaan untuk memecahkan hidup kita, di satu sisi kita menyembah Tuhan, disisi lain kita menyembah dunia ini, di sisi lain kita pakai sistemnya Tuhan, ibadah dan hal rohani lainnya, di sisi lain kita pakai konsep dunia untuk menjalankan apa yang dilakukan di dunia, ini membuat kit amenjadi tepecah terus. Tapi Alkitab tidak menginginkan kita menjadi terpecah, Alkitab menginginkan kita menjadi orang yang dengan utuh melihat Tuhan baik waktu berdoa dan menghadap langit maupun waktu bekerja dan melihat apa yang ada di bumi ini. Jadi semua milik Tuhan. Alkitab mencatat Tuhan menciptakan langit dan bumi, Alkitab tidak mengatakan Tuhan menciptakan langit dan menyerahkan bumi kepada setan, itu tidak pernah terjadi. Jadi Dia pemilik semua dan karena itu semua aspek hidup adalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan kepada Tuhan dengan cara Tuhan. Maka Tuhan kadang-kadang menuntun orang dengan cara membuat mereka tidak bisa melihat lain kecuali menjalankan apa yang Tuhan mau.
Salah satu bentukan yang sangat keras bagi Israel adalah waktu Tuhan paksa mereka untuk melakukan hanya satu yaitu hanya yang Tuhan mau. Tuhan bisa menjawab dengan ramah, Tuhan bisa menyatakan cara membimbing kita untuk mengerti bahwa caraNya jauh lebih baik. Waktu kita datang kepada Tuhan, mari kita menjadi murid yang benar, murid yang mengatakan yang Tuhan bilang itu yang benar, yang Tuhan katakan itu tidak ada alternatif lain, cara saya hidup hanya mungkin kalau saya menjalani di dalam cara Tuhan. Orang yang punya telinga seperti ini akan mendengarkan Tuhan dengan baik. Maka sebelum mendengar, Saudara mesti tahu dulu mengapa harus mendengar, mengapa harus mengerti Firman Tuhan. Ketika Saudara menyadari mengapa kurang saleh, mengapa kurang benar, mengapa kurang bijak, mengapa kurang kebaikan, mengapa kurang menyangkal diri, mengapa kurang jadi berkat, mengapa hidup kita kacau, kita sadar kita perlu Tuhan, kita perlu FirmanNya. Orang seperti ini akan datang dan mengatakan “Tuhan, saya sudah coba, di luar FirmanMu tidak ada jalan lain. Hikmat dunia sudah saya coba, kosong, penuh dengan hal-hal yang membuat saya rusak”. Maka kalau Saudara mau hidup dengan benar, Saudara tahu kecuali saya selidiki Firman Tuhan, kecuali saya pahami dengan konsisten, saya tidak mungkin hidup. Berapa lama sampai akhirnya nanti Tuhan tunjukan semua jalan di luar Firman Tuhan itu buntu, berapa lama sebelum akhirnya kerusakan itu makin hancur, sebelum Saudara mengatakan “saya harus kembali kepada Tuhan”. Berapa lama sebelum Saudara mengatakan “cukup, hidup saya yang rusak ini mesti balik dan saya mesti balik berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Jangan tunggu lama, makin lama makin rusak, makin kacau dan Saudara akan membayar harga yang terlalu mahal. Sekarang banyak orang mengatakan kepada Tuhan “selama pengertianMu sesuai dengan yang saya mau, Engkau cocok bagi saya”, tapi ini adalah tindakan yang meremehkan Tuhan. Kita sering kurung Tuhan di satu bagian yang tidak terlalu banyak menyentuh hidup kita. Maka kita harus berubah cara berpikirnya, kita harus mengatakan “Tuhan, selain caraMu tidak ada cara yang lain. Saya hidup, berkeluarga, bekerja, saya melakukan apa pun kalau tidak berdasarkan yang Tuhan mau, tidak ada cara lain”. Orang sekarang terlalu melihat perbedaan gap yang jauh sekali antara Firman Tuhan dan kehidupan dunia, tapi menolak mengakui “selain menyerahkan kepada Tuhan, tidak ada jalan lain”. Saya sangat bersyukur kalau Tuhan mengijinkan saya menyaksikan kehidupan orang-orang yang diubah total, bagaimana kehidupan orang itu berubah total, salah satunya adalah jalan hidup yang buntu, tidak bisa lagi melihat kemungkinan untuk terus. Waktu dia sadar tidak ada jalan lain, baru dia sadar ternyata hanya yang Tuhan mau yang mungkin dikerjakan, maka dia kembali kepada Tuhan. Dan kalau hidup Saudara begitu rumitnya, mengapa berani mengatakan “saya bisa melangkah tanpa tuntunan Tuhan”. Itu sebabnya mari jadi orang yang siap mendengar dan mengatakan “tanpa tuntunan dari Tuhan, tidak mungkin melangkah, mana bisa melangkah”. Maka mari kita dengar Firman Tuhan dengan seolah-olah kalau kita tidak dengar Firman Tuhan dan saya tidak mengerti, hidup saya akan berakhir, membuat saya menjadi lebih serius mendengarnya.
Hal terakhir, sikap yang Tuhan tuntut yang seperti kita lihat dalam Mazmur 25 adalah mendengar lalu berespon di dalam kasih. Saudara tidak mungkin diperkenan oleh Tuhan kalau cara mendengar Saudara terhadap Firman adalah cara pendengar yang terpaksa harus ditaati. Karena Tuhan jahat maka saya terpaksa taati, karena Tuhan perintahkan maka saya terpaksa taati. Saya kalau ditanya “mengapa hidup suci?”, “terpaksa, kalau tidak akan disindir dari mimbar, mau tidak mau harus suci”, “mengapa kamu lakukan ini?”, “karena kalau saya tidak lakukan ini nanti dimarahi”. Banyak orang takut dihukum maka kerjakan. Tuhan kita bukan Pribadi yang hanya mau menghancurkan tradisi, Dia adalah Pribadi dari kebenaran itu sendiri, Dialah kebenaran. Maka waktu Dia menyatakan ajaranNya hanya kebenaran saja yang akan Dia nyatakan. Saudara kalau mendengar Tuhan pasti mengasihi Tuhan, karena Tuhan tidak pernah mempunyai motivasi yang jelek, Tuhan tidak pernah menginginkan hidup Saudara makin hancur. Tuhan menginginkan Saudara berada dalam damai sejahter yang mau Dia berikan. Maka Dia memberikan Firman dengan motivasi yang sangat besar untuk membuat hidup kita makin baik. Itu sebabnya kalau kita mengerti hal ini, makin dengar Firman makin penuh sukacita, makin mendengarkan Firman makin penuh perasaan kagum kepada Tuhan yang baik. Maka Tuhan menuntun kita dan kita tahu tuntunanNya itu baik.
Maka 3 hal inilah yang kita perlu kita miliki perasaan rendah hati dan takut akan Tuhan, waktu dengar Firman saya tahu saya mesti dengar dengan baik. Yang kedua adalah perasaan kalau bukan Firman Tuhan, hidupku akan hancur, saya harus dengar apa yang Tuhan mau katakan. Lalu yang ketiga, saya tahu waktu saya mendengar Firman Tuhan, itu akan membawa kepada saya ke dalam relasi yang penuh cinta kasih kepada Tuhan, aku akan semakin mengasihi Dia dan akhirnya semakin mampu untuk mengasihi orang lain. Bagaimana caranya mengasihi orang lain? Dengan mengasihi Tuhan, bagaimana mengasihi Tuhan? Dengan dengar FirmanNya, bagaimana saya tahu saya sudah dengar FirmanNya? Dengan menjalankan FirmanNya, apa yang harus dijalankan dari FirmanNya? Untuk mengasihi sesama, bagaimana mengasihi sesama? Dengan dikuatkan karena menyadari kasih Tuhan. Lalu apa tanda saya dikasihi Tuhan? Kamu respon di dalam kasih kepada Tuhan. Jadi kasih kepada Tuhan, mendengar Firman, ketaatan kepada Firman dan kasih kepada sesama, ini menjadi satu paket yang tidak bisa dipisah. Jadi saya mencintai Tuhan karena saya dengar FirmanNya, dan dengar Firman berarti saya jalankan, dan apa yang Tuhan tuntut adalah untuk kita mengasihi. Jadi kasih dan mendengar itu erat sekali relasinya. Orang tidak bisa bilang kasih kalau tidak mendengar. Relasi tidak mungkin tanpa mendengar, maka Saudara mencintai orang, Saudara siap mau mendengar, Saudara mencintai Tuhan, Saudara siap mendengar Dia. Jadi motivasi cinta, motivasi krusial saya tahu tanpa Firman Tuhan tidak mungkin hidup, kemudian motivasi hormat kepada Tuhan itu menjadi motivasi yang membuat kita mendengar Firman dengan baik. Maka di ayat 16 dikatakan “tidak ada orang yang menyalakan pelita kemudian menutupinya dengan tempayan tetapi ia menempatkannya di kaki dian supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya”, ini berbicara tentang nanti ketika Kristus dinyatakan terangNya, engkau yang selama ini sudah mendengar dengan baik, engkau akan merasakan kenikmatan yang limpah karena engkau dengar itu ternyata benar Kristus dan itu dinyatakan dengan seluruh ketaatanmu mendapatkan faedahnya di dalam kedatangan Kristus yang kedua. Ini menjadi satu cerminan di dalam keadaan orang-orang yang ikut Yesus pada waktu itu, ada orang yang mengatakan “bodoh kamu ikut Dia”, tapi Yesus mengatakan “yang punya telinga untuk mendengar akan mendengarkan suaraKu dan waktu pelita itu dinyatakan orang-orang ini akan Tuhan angkat dan permuliakan”.
Maka biarlah kita mendengar dengan baik karena Sang Pelita itu akan dinyatakan terangNya. Lalu ayat 17 “tidak ada yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, tidak ada rahasia yang tidak akan diumumkan”, ini mengenai Kristus. Tadinya Kristus dinyatakan secara rahasia seolah-olah, hanya kepada saksi lalu kepada orang-orang pilihan. Tapi nanti pada zaman akhir, Dia akan datang lalu semua orang akan mengetahui Dia adalah Raja, Dia adalah Hakim. Yang sudah mengetahui dari awal akan menghakimi dunia bersama dengan Dia, sedangkan yang terus menolak sudah terlambat untuk mengubah posisi pada waktu terang itu dinyatakan. Maka ayat 18 menyimpulkan perhatikan cara kamu mendengar, dengar dengan rendah hati, dengar dengan perasaan krusial bahwa Firman Tuhan harus menjadi satu-satunya untuk hidup dengan benar. Lalu dengar dengan kasih untuk relasi yang indah dengan Tuhan. Lalu dilanjutkan dengan perkataan “karena siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi, tapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga yang dia anggap ada padanya”. Tuhan memberikan peringatan bukan untuk membuat kita mengkutubkan diri ke salah satu, tapi siapa punya telinga untuk mendengar.Siapa dengar dengan rendah hati, siapa dengar dengan perasaan krusial bahwa saya harus jalankan Firman Tuhan, siapa dengar dengan perasaan kasih, orang ini akan Tuhan beri sampai kelimpahan. Sedangkan yang tidak punya, Tuhan akan ambil, bahkan apa yang dia pikir ada padanya. Seperti orang Farisi, mereka pikir mereka sudah tahu, tapi Tuhan katakan “itu akan Aku akan ambil”. Ini bukan untuk mengkutubkan kita, tapi untuk membuat kita berpindah dari orang yang salah mendengar menjadi orang yang mau mendengar dengan benar. Mari kita semua melatih cara kita mendengar, mendengar dengan rendah hati, mendengar dengan kesiapan untuk taat, mendengar dengan kesiapan untuk mencintai Tuhan. Dan janji Tuhan menjadi nyata pada waktu Kristus dinyatakan, orang-orang seperti ini akan mendapatkan kelimpahan di dalam kemuliaan Kristus.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)