(Lukas 8: 1-15)

Dan dalam pasal 8: 1-3 adalah narasi yang menutup peristiwa sebelumnya, peristiwa konflik Kristus, narasi-narasi mengenai siapakah Kristus, entah perdebatan dengan orang Farisi atau pun tanya jawab dengan murid-murid Yohanes Pembaptis. Setelah bagian itu selesai, Lukas mencatat bahwa Kristus berkeliling dari desa ke desa, dari kota ke kota untuk memberitakan Injil dengan disertai 12 murid. Lalu selain 12 murid dikatakan juga ada beberapa perempuan yang mengikuti Yesus. Dalam Kisah Para Rasul maupun Lukas, Lukas sering menulis perempuan-perempuan yang ikut. Di dalam Kisah Para Rasul beberapa kali Lukas menulis ada perempuan-perempuan yang bertobat, jadi Lukas menulis selain orang-orang Israel dan bangsa-bangsa lain juga ada perempuan-perempuan yang bertobat. Lukas mempunyai keunikan memberikan sorotan kepada peran perempuan, perempuan-perempuan itu ikut dalam rombongan Tuhan Yesus. Jadi ini salah satu cara Lukas menulis bahwa ini kelompok-kelompok yang diabaikan oleh manusia ternyata diadopsi oleh Kristus. Kristus akrab dengan pendosa, pemungut cukai, orang-orang yang dianggap hina pada zaman itu, ini menunjukan Kristus datang untuk mengambil atau memanggil orang-orang yang bahkan dianggap tidak berarti oleh masyarakat. Ini tema yang sangat penting dalam Kekristenan mula-mula. Kitab Suci tidak mengusir para pendosa, asal mereka bertobat. Tapi Kitab Suci sangat anti kepada orang yang merasa tidak perlu bertobat. Itu sebabnya keakraban Kristus dengan orang-orang yang pernah berdosa, sangat dibenci oleh orang-orang yang merasa diri tidak berdosa. Sehingga waktu Yesus bergaul dan memanggil orang-orang ini, mereka begitu marah. Yang meskipun pernah berdosa tapi mau bertobat, dia akan dipulihkan. Tetapi yang pernah berdosa, belum sadar dia perlu bertobat, ini yang perlu diwaspadai. Jadi orang yang tidak ada harapan datang ke Kristus dan mereka mendapatkan pengharapan baru. Dan orang yang sudah tidak tahu harus melakukan apa, datang kepada Kristus dan Kristus mengampuni dosanya. Setiap orang yang merasa putus asa, mereka datang kepada Kristus dan Kristus memberikan pengharapan baru. Tetapi Injil sangat menentang orang yang mempunyai pembenaran diri, setiap bentuk pembenaran diri selalu ditentang.

Lalu apa yang membedakan kelompok 1 dengan yang lain ini? Mengapa ada kelompok di dalam Kristus dan ada kelompok yang menolak Kristus? Inilah yang diselesaikan di dalam perumpamaan Kristus yang berikut yaitu mengenai seorang penabur. Ternyata yang membedakan kelompok yang 1 dengan yang lain adalah cara mendengar, yang membuat orang sungguh-sungguh Kristen dan yang membuat orang Kristennya palsu adalah cara mendengar. Bukan berapa banyak pengetahuan tapi cara mendengar. Maka di dalam perumpamaan Kristus tentang mendengar Firman, Kristus selalu mengaitkan mendengar dan sesuatu yang lain. Yesus mengatakan “ada seorang penabur pergi menaburkan benih”, orang dulu kalau menabur dia akan mengambil dari kantong yang isinya begitu banyak benih gandum atau yang lain, lalu dia akan menabur sekeliling dia, dia akan usahakan seluruh ladang yang dia sudah siapkan itu penuh dengan benih yang akan dia tabur. Biasanya dalam 1 hari ini harus selesai, dan dia tidak ambil satu-satu taruh di tempat yang tepat, itu tidak akan cukup waktunya. Maka dia ambil banyak, lalu dia sebarkan. Dan yang sudah tersebar, di ladang yang dia sudah siapkan itu banyak, tetapi ada juga yang jatuh di tanah berbatu, ada yang jatuh di pinggir jalan lalu dimakan burung, ada juga yang jatuh di tempat yang beres sehingga akan tumbuh dan memberikan hasil. Bagi petani pada waktu itu kalau dia sudah menaburkan benih, dia berharap benihnya itu akan memberikan hasil sampai 10x lipat, kalau bisa sampai 10x lipat, ini dianggap sukses besar. Tetapi Yesus mengatakan yang jatuh di tanah yang subur, akan menghasilkan 100x lipat, berarti 10 kalinya dari yang diharapkan petani pada waktu itu. Jadi Yesus memberikan perumpamaan yang sangat luar biasa, yaitu ada orang-orang yang akan menghasilkan buah dengan Firman dan buah itu menjadi tanda dia orang Kristen dimana kelimpahan dari hidupnya itu berlimpah bahkan 10 kali lebih banyak dari apa yang diharapkan orang dunia. Maka Yesus menceritakan perumpamaan ini dan setelah itu Dia menutup di ayat 8 dengan mengatakan “siapa mempunyai telinga untuk mendengar hendaklah dia mendengar”, ini kalimat penting sekali, karena Yesus tidak mengatakan “siapa yang mempunyai pengetahuan teologi yang banyak, siapa yang mempunyai kebiasaan dengar apa yang Aku katakan”, dia akan mengerti, tidak. Yesus mengatakan yang bisa dengar akan mendengar, yang tidak itu tidak. Jadi dari awal Tuhan sudah mengatakan pembagian antara yang bisa mengerti dan tidak, bukan pembagian berdasarkan kemampuan manusia untuk memutuskan, tetapi merupakan sesuatu yang Tuhan sendiri sudah tetapkan. Itu sebabnya tidak ada seorang pun yang setelah datang kepada Tuhan bisa membanggakan keputusannya, karena dia tahu seandainya Tuhan tidak interupsi, Tuhan tidak bekerja, tidak mungkin ada orang dengan kerelaan  hati mau datang kepada Tuhan. Maka di dalam cara pembacaan yang benar seharusnya kita mengatakan, orang yang diberi telinga untuk dengar, berjuanglah untuk mendengar. Siapa diberikan iman, berjuanglah untuk beriman. Yesus mulai membagikan arti yang pertama apa, arti yang kedua apa, arti yang ketiga apa, arti yang keempat apa. Dan di dalam pembagian arti ini biasanya kita menempatkan diri kita di salah satu “saya yang mana ya?”. Tapi waktu Yesus membagi 4 perumpamaan ini, Yesus tidak mengatakan bahwa kita cuma salah satu, kita bisa jadi semuanya. Kita bisa jadi orang yang kalau Tuhan tidak berikan anugerah, begitu dengar Firman, iblis akan mengambil Firman itu. Kalau bukan karena anugerah, saya akan menjadi orang yang setelah dengar Firman, langsung kompromikan Firman dengan tawaran hidup. Saya kalau dengar Firman, saya terima dengan baik, tapi begitu ada tawaran dunia, saya lepaskan itu

dan saya ikuti dunia ini. Maka kita tidak harus hanya menjadi salah satu, tapi kita wajib bergerak untuk menjadi contoh ke-4 yaitu yang berbuah, yang menghasilkan 100 kali lipat kelimpahan di dalam  hidupnya. Saudara perlu mengambil keputusan Saudara ada di mana dan bagaimana caranya Saudara bergerak menjadi kelompok yang ke-4. Maka saya bagikan dulu yang pertama, di ayat 12 Yesus mengatakan “yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengar Firman kemudian datanglah iblis lalu mengambil Firman itu dari dalam hati mereka supaya mereka jangan menjadi percaya dan diselamatkan”. Kelompok pertama adalah kelompok yang setelah mendengar Firman tidak ada respon, tidak ada perubahan, tidak ada iman, tidak ada pertobatan, tidak ada kerinduan untuk datang kepada Tuhan, seluruh apa yang disampaikan oleh Tuhan dianggap lewat begitu saja. Seluruh Firman yang dinyatakan dianggap sepi, boleh ada, boleh tidak. Tapi bukan hanya kelompok ini, ada lagi yang juga masuk dalam kelompok pertama, yaitu orang yang setelah dengar Firman langsung mengambil Firman ini untuk mengkonfirmasi posisinya. Baca apa pun dibaca dan ditafsirkan berdasarkan kerangka lama yang dia punya. Orang seperti ini juga sama, setelah dengar Firman tetap binasa karena tidak sampai kepada kebenaran yang disampaikan. Apa pun yang disampaikan ditafsirkan berdasarkan kerangka lamanya. Susah sekali ngomong sama orang seperti ini. Waktu saya belajar dari Firman, saya hanya ambil apa yang saya sudah saya ketahui untuk konfirmasi kedegilan saya sendiri”, itu sebabnya perumpamaan yang pertama, yaitu tanah yang keras di pinggir jalan, ketika benih itu jatuh, datang burung ambil Firman itu, ini melambangkan setan datang mengambil Firman itu dari kita, sehingga kita tidak sampai kepada iman yang harusnya terjadi ketika mendengarkan Firman.

Yang kedua, yang jatuh di tanah berbatu-batu adalah orang yang setelah mendengar Firman menerima tapi tidak berakar kemudian murtad dalam pencobaan. Kelompok kedua ini adalah orang yang setelah mendengar Firman, mereka begitu  menyenanginya, memeluknya, mengaguminya, menganutnya, sampai pada waktu dimana mereka harus memilih antara Firman dan dunia, sampai mereka harus pilih antara Firman dan keamanan hidup. Banyak sekali kesulitan yang dialami oleh orang Kristen, dan orang Kristen mula-mula termasuk orang yang kehidupannya paling susah. Mereka bukan cuma dihalangi untuk beribadah, tapi mereka juga mengalami harus mati martir karena iman kepada Tuhan. Maka Tuhan sudah ingatkan, siapa yang terima Firman akan masuk dalam ujian. Begitu diuji, tahan uji atau tidak itu menjadi pertanyaan yang penting. Apakah engkau tanah yang berbatu, yang setelah mendengar Firman, hanya menerima Firman itu sebatas itu memberikan keamanan bagi saya, atau ketika penganiayaan datang, menjadi murtad, meninggalkan kepercayaan yang dianut demikian keamanan diri. Banyak orang dulu Kristen tapi setelah itu berubah bukan Kristen lagi, supaya kariernya lebih baik. Maka waktu Firman itu datang, reaksi kita bagaimana, apakah saya ambil lalu saya peluk kemudian saya mengatakan “Kristus saya milikMu selamanya”, apakah saya akan mengalami bahagia bersama Dia, juga sengsara bersama Dia atau tidak. Tapi orang yang hanya berpikir “kalau saya menderita, Tuhan perbaiki, kalau saya sulit, Tuhan bereskan, kalau saya mengalami kemiskinan, Tuhan beri kekayaan, kalau saya sakit, Tuhan sembuhkan”, tapi tidak peduli Tuhan jauh atau dekat, yang penting kalau saya minta apa Tuhan beri, itu yang beres. Orang seperti ini adalah Kristen yang belum benar, karena di dalam bagian yang kita lihat dalam Lukas 8, Tuhan mengatakan ada benih yang jatuh di atas batu, ini tidak akan tahan lama. Dia tumbuh, dia sangat senang Firman, dia sangat terhibur dengan kebenaran yang sudah disampaikan, tetapi begitu matahari bersinar, dia layu dan akhirnya mati. Begitu kesulitan datang, orang ini hancur. Maka yang poin kedua ini sangat penting, maukah kita menjadi orang yang menerima Firman dan berlimpah hidupnya? Kalau mau, ini penghalang yang harus kita singkirkan, kita tidak boleh jadi orang yang hanya menyenangi ketika Firman Tuhan berguna bagi saya, ketika Firman Tuhan membawa kebaikan bagi saya, tapi ketika identitas sebagai umat Tuhan mengganggu saya bahkan membuat saya sengsara, saya akan tinggalkan ini.  Ujian paling pertama yang dihadapkan pada orang percaya adalah kesulitan. Di dalam kesulitan masih bertahan atau tidak, ini adalah dalil dari perumpamaan Kristus yang kedua.

Lalu perumpamaan yang ketiga dikatakan ada benih yang jatuh di semak duri, ini melambangkan Firman yang jatuh pada orang yang bertumbuh di dalam kesenangan akan Firman, tapi setelah itu semak duri tumbuh, menghimpit dia kemudian mati. Ini adalah orang-orang yang menyenangi Firman, mengagumi Firman, tapi tidak melihat realisasinya, tidak melihat sisi aplikatif dari Firman Tuhan. Yang mereka tahu adalah Firman Tuhan meskipun indah tapi tidak real, yang dikhotbahkan pendeta meskipun indah tapi tidak real, pendeta tidak tahu sulitnya saya, cuma tahu khotbah keras-keras, coba kalau dia mengalami yang saya alami, seluruh khotbahnya cuma ide-ide yang tidak real. Orang yang mengatakan begini, dia hanya setuju Firman Tuhan tapi tidak melihat keperluan atau keharusan untuk menggumulkan, memperjuangkan Firman di dalam hidup. Tuhan mengatakan “engkau harus hidup suci”, lalu kita mengatakan “tidak bisa hidup suci, bagaimana caranya? Dunia dan segala kerusakannya membombardir kita dengan segala kecemaran, maka kita tidak mungkin berhasil, jadi Firman Tuhan terlalu idealis, tapi hidup kita itu nyata dan real”. Itu sebabnya tidak ada realita yang mengatakan “orang berdosa setelah terima Kristus langsung sempurna”, tidak, semua orang mengalami perjuangan langkah demi langkah mengatasi dosanya. Ini yang mesti kita pahami baik-baik, bahwa Tuhan menuntut kita mencapai yang ideal itu, meskipun Dia dengan tidak kejam menyuruh kita loncat melampaui kekuatan. Tapi juga jangan percaya kata-kata setan yang mengatakan “tidak mungkin, Tuhan menyatakan Firman terlalu ideal, terlalu berat, terlalu tidak realistis, Tuhan tidak mengerti pergumulanmu, Tuhan tidak mengerti kesulitanmu, Tuhan tidak mengerti yang dihadapi dunia postmodern ini, maka kamu tenang saja, kamu silahkan kompromi, karena Tuhan memang kurang mengerti keadaan kita”, ini perkataan setan. Tuhan menuntut apa yang menjadi kebenaran FirmanNya, itu harus dengan real kita nyatakan. Tapi orang-orang kelompok ketiga ini adalah orang yang setelah mendengar Firman, senang, tapi begitu senang, dunia tawarkan apa langsung belok, begitu mudah meninggalkan iman karena tawaran keindahan dari dunia ini. Dunia dengan segala kegemerlapannya melunturkan idealisme seseorang. Itu sebabnya biarlah kita belajar waktu Firman Tuhan menyatakan kebenaran, kita mau pegang, kita mau dengan integritas penuh mau jalankan. Dan Saudara mesti doa sama Tuhan, karena ketika ujian belum datang, kita mudah saja bilang ‘pokoknya saya mau pegang ini”. Tapi begitu semak duri semakin besar, tumbuh sama-sama kita, mulai kita pikir “nikmat juga, untuk apa saya mesti kesulitan dengan menjadi orang Kristen, mengapa tidak menikmati kelimpahan menjadi orang dunia?”, ini adalah contoh ketiga. Orang yang dengar Firman Tuhan lalu terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan, kenikmatan hidup sehingga tidak menghasilkan buah. Dan Saudara jangan pikir kita cuma salah satu, kita mungkin ketiga-tiganya, mungkin kita dulu keras tapi Tuhan memberikan anugerah sehingga kita mau dengar, mungkin dulu kita sangat mudah memkompromikan iman, tapi Tuhan beri kekuatan, mungkin kita dulu begitu silau dengan harta dunia, tapi Tuhan memberikan kekuatan dalam menikmati hidup.

Dan yang keempat adalah yang jatuh di tanah yang baik, ini adalah orang yang berlimpah sampai 100 kali lipat. Saya yakin sekali Alkitab terus memberikan metafora perbandingan yang ekstrim sekali. Tuhan tidak memanggil kita untuk mengalami kelimpahan standar di dalam standar dunia, tapi kelimpahan yang lebih limpah. Maka dikatakan kelompok keempat adalah yang terima Firman, menyimpannya dalam hati yang baik dan ketekunan. Di mana dalam parabel yang Tuhan katakan, buah itu sampai 100 kali lipat. Siapakah kelompok keempat? Yesus mengatakan kelompok keempat adalah yang mendengar dan menyimpan hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Saudara yang mendengarkan Firman lalu menganggap dengar Firman adalah sesuatu yang mutlak harus saya perhatikan dengan serius, saya tidak akan biarkan pengertian dari Tuhan lewat dengan cara yang sepele, saya tidak mau apa yang Tuhan ajarkan dibiarkan lewat begitu saja, saya mau tangkap sebaik mungkin, secepat mungkin, dan saya mau dalami sedalam mungkin. Itu sebabnya setelah Saudara dengar Firman, terus pelajari, kita semua, termasuk saya, setiap kali mengerti sesuatu dari Alkitab, mari dalami, mari pelajari Kitab Suci, mari baca buku-buku yang penting untuk menambah kelimpahan kita akan Firman Tuhan. Kita mesti membiasakan kebiasaan selain dengar khotbah di gereja, terus baca Alkitab, terus baca buku yang penting, terus baca

buku yang berguna untuk membuat kita makin mengenal Tuhan. Dari sini kita akan melihat bahwa janji Tuhan yaitu orang yang simpan Firman ini baik-baik dalam hati akan berbuah dalam ketekunan. Lalu hal kedua, Tuhan juga mengatakan “orang yang menyimpan Firman dalam hati yang baik lalu mengeluarkan buah dalam ketekunan”, inilah orang yang masuk dalam kelompok keempat. Mengeluarkan buah dalam ketekunan, harus ada ketekunan. Ini adalah hal penting yang harus kita ketahui, komitmen dan ketekunan adalah hal penting dalam hidup Kristen. Maka komitmen melayani tubuh Kristus, hanya mungkin dengan real menjadi nyata kalau ada komitmen melayani di dalam gereja Tuhan, selebihnya omong kosong. Orang Kristen bukan hanya cari mana orang yang cocok untuk dirinya, orang Kristen juga sedang berusaha untuk membuat diri sendiri cocok untuk orang lain. Sedangkan orang Kristen akan mengatakan “dia orangnya seperti ini, saya bisa tidak dampingi dia. Kita mesti berjuang menjadi orang yang merupakan tanah yang subur, waktu Firman Tuhan itu datang, saya pelihara, saya peluk, saya cintai keindahannya, setelah itu saya belajar di dalam ketekunan hidup kudus, di dalam ketekunan mengabaikan diri, di dalam ketekunan melihat bagaimana fungsiku di dalam masyarakat. Melihat dengan ketekunan apa yang bisa aku kerjakan bagi orang lain, ini justru yang akan membuat hidup berlimpah sampai 100 kali lipat. Saudara kalau tidak mau percaya kalimat Alkitab, saya tidak tahu Saudara mau percaya kalimat apa lagi. Tapi kalau Saudara mau percaya kalimat ini, mari berjuang sama-sama. Kiranya Tuhan menjadikan kita orang-orang yang mendengarkan Firman, menyimpan dalam hati yang baik dan berbuah di dalam ketekunan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)