(Lukas 6: 22-23, 26)
Kita sudah membahas mengenai ucapan bahagia di dalam Lukas 6 ini, dan ucapan bahagia ini adalah sesuatu yang mirip dengan apa yang Musa nyatakan dalam Kitab Ulangan. Musa menyatakan ada berkat lalu mengatakan juga ada kutuk. Tetapi keunikan dari Lukas 6 adalah berkat yang ditekankan oleh Musa, justru di sini diingatkan sebagai sesuatu yang potensi menjadi kutuk. Apa yang dikatakan oleh Musa akibat kutuk dari Tuhan yaitu kesulitan, penderitaan dan kelaparan, ternyata justru di bagian ini ditekankan tentang sisi penyertaan Tuhan yang bisa membuat kita bahagia. Maka apa yang Yesus ucapkan ini sangat kontroversial, tapi justru menyimbangkan orang-orang yang salah berpikir tentang apa itu berkat dan apa itu kutuk. Dan dalam Kitab Ulangan juga Musa membagikan tentang nabi. Di dalam Ulangan 13, Musa mengatakan bahwa nabi harus memberitakan kepada jemaat Tuhan untuk menyembah Tuhan yang sejati. Nabi yang menceritakan tentang berhala yang mengajarkan tentang allah palsu, kalau pun dia mengerjakan mujizat dan mujizat itu terjadi, kalau pun dia bernubuat dan nubuat itu terjadi, engkau harus tetap menolak dia dan membuang dia, ini di Ulangan 13. Jadi Saudara tidak perlu kagum dengan mujizat, karena dikatakan di Kitab Ulangan, “kalau dia tidak mengajar nabi yang sejati, engkau tidak perlu dengar dia, sebab dia adalah nabi yang palsu”. Jadi nabi yang sejati memberitakan yang sejati. Dalam Ulangan 18, Musa juga mengatakan “hati-hati, kalau nabi yang sejati, kamu harus tunduk kepada dia. Kamu harus taati dia, karena kalau perkataannya tidak kamu dengar, kamu akan terbuang dari bangsa ini”. Lalu dalam bagian yang lain Musa juga mengingatkan ada nabi-nabi yang palsu, mereka berbicara sesuatu yang tidak terjadi, mereka menyatakan sesuatu yang tidak benar, dan mereka mengajak kamu untuk menyembah Tuhan yang palsu, kamu harus singkirkan mereka dari tengah-tengah bangsa ini. Jadi ada nabi sejati dan nabi palsu, dan Musa memberikan peringatan yang keras “jangan dengar suara dari nabi palsu, usir dia, tapi peluklah kata-kata yang dikatakan oleh nabi yang sejati”. Apa yang diajarkan sepenuhnya harus masuk dalam hatimu, sepenuhnya harus kamu bicarakan terus dan kamu renungkan dan kamu jalankan. Siapa yang melakukan perkataan nabi sejati, biarlah damai sejahtera turun atas dia.
Jadi Musa mengajarkan ada berkat, kutuk, ada peringatan terhadap nabi palsu. Dan di sini pun Yesus Kristus mengadopsi cara yang mirip karena selain menyatakan ada berkat dan celaka, dan dia juga menyatakan ada berkat bagi nabi sejati, ada kutuk bagi nabi palsu, ada berkat bagi orang yang mengikuti caranya nabi sejati, tapi akan ada kutuk bagi orang yang mengikuti nabi palsu. Apa itu nabi palsu? Mengapa dia bisa begitu populer? Karena nabi palsu tidak pernah berbicara tentang pengenalan akan Allah yang benar, nabi palsu tidak memperkenalkan Tuhan, karena Tuhan memang tidak pernah pilih dia. Tuhan tidak pernah angkat dia jadi nabi dan karena itu Tuhan tidak pernah menaruh perkataan dalam mulutnya. Mengapa orang lebih senang dengar nabi palsu? Saudara perhatikan urutan yang akan saya bagikan, mengapa orang senang nabi palsu. Mengapa orang senang dengar berita dari nabi palsu? Karena konsep dia tentang kebenaran sudah rusak. Mengapa konsep dia tentang kebenaran sudah rusak? Karena konsepnya banyak diatur oleh pengalaman hidup dan bukan oleh Firman Tuhan. Pengalaman hidup dijadikan prinsip, akhirnya apa yang ada dipikiran kita semuanya rusak dan diganti oleh prinsip yang kita jalani di dalam hidup. Kita terus belajar tentang siapa Tuhan, itu bagus, tapi kalau terus belajar tentang siapa Tuhan, itu belum cukup. Belum cukup berarti tidak salah, orang belajar doktrin harus tapi belum cukup. Dan kalau Saudara ketemu orang reformed atau orang yang belajar teologia reformed, dia banyak belajar Firman Tuhan, tapi hidupnya begitu rusak, jangan salahkan belajar doktrinnya, ini cara berpikir yang salah. Maka saya harus ingatkan kepada Saudara, kalau ada orang terus minum air, dia tidak makan, kira-kira dia bisa bertahan hidup tidak? Tidak bisa, dia akan mati kurang gizi. Kalau dia mati kurang gizi, Saudara tidak bisa bilang “jangan minum air, karena minum air bisa mati seperti orang itu”. Orang itu mati bukan karena minum air, orang itu mati karena tidak makan.
Demikian juga orang Kita sudah membahas mengenai ucapan bahagia di dalam Lukas 6 ini, dan ucapan bahagia ini adalah sesuatu yang mirip dengan apa yang Musa nyatakan dalam Kitab Ulangan. Musa menyatakan ada berkat lalu mengatakan juga ada kutuk. Tetapi keunikan dari Lukas 6 adalah berkat yang ditekankan oleh Musa, justru di sini diingatkan sebagai sesuatu yang potensi menjadi kutuk. Apa yang dikatakan oleh Musa akibat kutuk dari Tuhan yaitu kesulitan, penderitaan dan kelaparan, ternyata justru di bagian ini ditekankan tentang sisi penyertaan Tuhan yang bisa membuat kita bahagia. Maka apa yang Yesus ucapkan ini sangat kontroversial, tapi justru menyimbangkan orang-orang yang salah berpikir tentang apa itu berkat dan apa itu kutuk. Dan dalam Kitab Ulangan juga Musa membagikan tentang nabi. Di dalam Ulangan 13, Musa mengatakan bahwa nabi harus memberitakan kepada jemaat Tuhan untuk menyembah Tuhan yang sejati. Nabi yang menceritakan tentang berhala yang mengajarkan tentang allah palsu, kalau pun dia mengerjakan mujizat dan mujizat itu terjadi, kalau pun dia bernubuat dan nubuat itu terjadi, engkau harus tetap menolak dia dan membuang dia, ini di Ulangan 13. Jadi Saudara tidak perlu kagum dengan mujizat, karena dikatakan di Kitab Ulangan, “kalau dia tidak mengajar nabi yang sejati, engkau tidak perlu dengar dia, sebab dia adalah nabi yang palsu”. Jadi nabi yang sejati memberitakan yang sejati. Dalam Ulangan 18, Musa juga mengatakan “hati-hati, kalau nabi yang sejati, kamu harus tunduk kepada dia. Kamu harus taati dia, karena kalau perkataannya tidak kamu dengar, kamu akan terbuang dari bangsa ini”. Lalu dalam bagian yang lain Musa juga mengingatkan ada nabi-nabi yang palsu, mereka berbicara sesuatu yang tidak terjadi, mereka menyatakan sesuatu yang tidak benar, dan mereka mengajak kamu untuk menyembah Tuhan yang palsu, kamu harus singkirkan mereka dari tengah-tengah bangsa ini. Jadi ada nabi sejati dan nabi palsu, dan Musa memberikan peringatan yang keras “jangan dengar suara dari nabi palsu, usir dia, tapi peluklah kata-kata yang dikatakan oleh nabi yang sejati”. Apa yang diajarkan sepenuhnya
belajar doktrin, hidupnya begitu rusak bukan karena dia belajar doktrin, tapi karena tidak punya hidup yang selaras dengan apa yang dia pelajari. Maka manusia belajar taruh di sini, mengerti kebenaran, lalu dia berusaha pahami dengan pemikiran dia yang begitu hebat, tapi dia tidak jadikan itu prinsip hidupnya, dia tidak hidupi apa yang dia pelajari. Maka pelan-pelan, apa yang dia alami dalam hidup secara real itu yang akan menguasai idenya yang tidak real. Idenya tentang Tuhan tidak pernah mewujud dalam hidup, maka ide tetap menjadi ide, sedangkan hidupnya adalah sesuatu yang dengan real bisa dia hadapi. Ini selalu terjadi, orang belajar-belajar, tapi tidak aplikasikan, akhirnya apa yang dia ketahui langsung dihancurkan dan dikorup oleh apa yang dialami dalam hidup. Kalau Saudara belajar, lalu Saudara kerjakan bidang lain, pelan-pelan apa yang Saudara ketahui akan rusak dan berubah semua. Hidup manusia adalah hidup yang real dalam dunia ini, hidup yang kita jalani hari demi hari. Maka apa yang kita ketahui secara konsep musti dijalankan dalam hidup. Tapi kalau kita memilih mengabaikan konsep itu, lalu jalan dengan cara yang kita mau tanpa peduli Tuhan, lama-lama konsep kita yang sudah kita pelajari akan dikorup pelan-pelan. Itu sebabnya banyak orang sulit mengenal Tuhan dengan benar, karena pengenalan dia stay di pikiran, tinggal di pikiran, lalu pengalaman hidupnya mulai menunjukan perlawanan dengan apa yang dia percaya. Dan pelan-pelan dia mulai melihat teori-teori yang dia ketahui tidak cocok dengan hidup, lalu dia putuskan bukan ubah hidup sesuai dengan teori doktrin yang benar, tapi dia mulai ubah pengertian tentang Tuhan sesuai dengan aplikasi yang dia jalankan. Akhirnya apa yang dijalankan dalam hidup akan punya kekuatan lebih untuk mempengaruhi pikiran manusia. Cara berpikir langsung dirombak karena Saudara mengalami banyak hal yang lain di dalam hidup. Banyak orang yang kecewa sama Tuhan karena menghadapi hidup yang tidak sesuai dengan apa yang dia mau. Banyak orang pola pikir diubah karena menjalani hidup dengan cara yang tidak sama dengan yang dia ketahui. Akhirnya orang mempunyai konsep yang pelan-pelan diubah dari apa yang dia hidupi. Lalu pengertian kita tentang Tuhan pun jadi berubah, karena apa yang kita kenal dari Tuhan sekarang beda, sekarang tidak lagi menjadi bagian dari apa yang kita hidupi, tapi apa yang kita hidupi itu masuk dalam pikiran kita. Ketika orang mempunyai konsep yang berubah, tuhannya dia adalah tuhan yang sesuai dengan apa yang dia temukan dalam
hidup, lama-lama pengertian tentang Tuhan pun tidak lagi seutuh apa yang dikatakan oleh Alkitab. Ketika dia mempunyai konsep atau pengenalan tentang Tuhan yang makin terkorup, maka semua perkataan yang mengkonfirmasi sikap korupnya akan makin dia sukai. Sehingga ketika orang berkhotbah bukan menyatakan Tuhan yang sejati, dia mulai pikir “orang ini lebih benar, lebih bagus, karena memberikan kenyamanan kepada saya”. Salah satu hal yang iblis tawarkan untuk manusia jauh dari kebenaran adalah kenyamanan, “kamu sudah nyaman dalam hidup, kamu tidak perlu apa-apa lagi. Selama kamu sudah nyaman, kamu tidak perlu kebenaran”. Banyak orang ikut dalam pelayanan karena merasa nyaman, “mengapa kamu ada dalam pelayanan ini?”, “saya nyaman di sini”, “mengapa nyaman di sini?”, “banyak orang perhatikan saya, banyak orang support saya, banyak orang dorong saya, banyak orang topang saya supaya tidak jatuh”, tetapi tidak memberitakan kebenaran. Ini akan menjadi kenyamanan palsu yang akan menyelewengkan kita makin lama makin jauh dari kebenaran. Jangan mau dibuai kenyamanan hidup kalau tidak sesuai kebenaran, karena semua hal yang palsu tentang Tuhan sangat potensi menyeret kita makin jauh dari mengenal Tuhan yang sejati, sehingga kita tidak lagi menyembah Allah yang sejati. Dan inilah yang sedang dikerjakan oleh dunia ini untuk menggerogoti iman kita, sehingga kita tidak lagi mempunyai iman yang sejati kepada Tuhan, karena pengenalan Tuhan yang benar sudah tidak ada lagi dalam diri kita. Banyak orang sudah nyaman dalam pelayanan, sudah nyaman dilayani dengan cara ini dan tidak peduli lagi doktrin, tidak peduli lagi kebenaran, “fakta dan kebenaran tidak penting, kenyamanan yang saya alami itu yang penting”. Kenyamanan karena diperhatikan, ada yang berelasi dengan kita, ada yang perhatikan hidup kita, ada yang support kita, tapi dia tidak punya kebenaran.
Sedangkan di dalam Injil Yohanes sangat menekankan relasi, sangat menekankan kenyamanan dalam komunitas. Tapi injil yang menekankan kebenaran juga Injil Yohanes. Injil Yohanes mengatakan “FirmanMu adalah kebenaran”, Injil Yohanes mengatakan “Yesus adalah jalan dan kebenaran”, Injil Yohanes juga mengatakan “supaya engkau mengenal Allah, satu-satunya Allah yang benar”. Jadi Injil Yohanes sangat menekankan kebenaran di dalam komunitas. Banyak pelayanan menawarkan komunitas tapi tidak menawarkan kebenaran, ini pasti akan dipakai setan untuk menjauhkan dari iman yang sejati. Maka komunitas dan kebenaran menjadi dua hal yang disatukan, tidak boleh pisah. Kebenaran tanpa komunitas bukan cara Tuhan, itu akan menjadi cara akademik yang tidak berkait dengan hidup. Komunitas tanpa kebenaran akan menyeret kita jauh dari Tuhan. Maka setelah konsep kita dirusak oleh kenyamanan hidup dan pencarian kenikmatan yang kita lakukan, nabi palsu bicara, langsung kita rasa klop. Banyak orang tidak bisa bedakan mana suara Tuhan sejati dan mana yang palsu. Karena yang palsu terlihat dan terdengar begitu baik, sedangkan yang asli terlalu banyak mengkoreksi dan menyakiti hati, sehingga banyak orang yang sakit hati kepada nabi yang sejati.
Maka Tuhan Yesus mengingatkan, kalau kamu hidup dengan cara mau menjalani kompromi terlalu banyak, mau diterima dunia terlalu banyak, maka celakalah kamu. Tapi kalau kamu hidup mempertahankan kebenaran, lalu orang mulai kritik kamu, orang mulai fitnah kamu, orang mulai menganggap kamu adalah orang yang jahat, orang mulai mengucilkan kamu dan dianggap sebagai sesuatu yang harus ditolak, sebagai yang jahat, maka pada waktu itu kamu bersukacita, berbahagialah kamu. Ini peringatan dari Tuhan Yesus bagi kita semua. Saudara hidup dalam cara apa? Apakah Saudara hidup dalam mempertahankan kebenaran? Menyatakan “saya orang Kristen, saya harus bertindak seperti ini”, atau Saudara terlalu banyak kompromi. Coba renungkan lingkungan di sekitar Saudara, begitu banyak dosa di sekeliling Saudara, apakah Saudara kompromi dengan dosa-dosa itu? Apakah Saudara mengatakan “ya semua orang juga begitu, saya mesti ikut”? Apakah Saudara mau kompromikan semua hal yang berkait dengan iman kepada Kristus demi penerimaan dunia? Kalau Saudara lakukan itu, Saudara mirip nabi palsu dan celakalah Saudara. Tapi kalau Saudara mengikuti, mempertahankan kebenaran, mempunyai integritas sejati dan mengikuti apa yang dilakukan oleh nabi sejati, maka berbahagialah Saudara. Kalimat ini mempunyai 2 kutub yang sangat besar, satu bahagia, satu celaka, satu dicari memperkenan Tuhan, satu dicari memperkenan dunia, satu mencari mendapatkan hormat dari Tuhan, satu mencari mendapatkan hormat dari dunia. Siapa yang menjadi tuan kita? Kepada siapa kita mendedikasikan diri, itu harus putuskan sekarang. Saudara putuskan mau ikut Tuhan atau ikut dunia, nabi palsu ikut cara dunia, khotbahkan cara dunia, lalu semua orang senang sama dia. Sekarang banyak orang khotbah dengan cara menyanjung-nyanjung orang lain, lalu dia menjadi begitu sukses. Kita sering lupa siapa tuan kita, yang kita tahu adalah tuan yang di kantor, tuan yang kelihatan, tuan yang bisa mengubah cara hidup kita dengan memotong gaji kita atau memecat kita, tapi kita lupa ada Tuan yang Sejati di atas. Sekarang saya mau tanya Tuhan kita itu siapa, lalu kepada siapa kita dedikasikan hidup. Waktu Saudara pilih untuk dedikasikan hidup untuk Tuhan pasti ada bentur. Dan bentur ini harus terjadi, waktu bentur ini terjadi, Saudara pilih ikut caranya siapa? Cara keuntungan lebih enak, dompet lebih tebal, bukankah ini bagus? Nanti janji iman juga lebih besar, jadi tidak apa-apa korupsi sedikit, nanti persembahan untuk Tuhan. Saya katakan kepada Saudara, kalau saya tahu ada Saudara yang korup dan uangnya tidak beres, pasti uangnya ditolak karena tidak mungkin gereja Tuhan berdiri di atas uang yang sangat haram. Itu sebabnya ketika orang mengatakan “yang penting uang saya bagus, isi kantong saya besar”, berarti dia mempunyai sembahan yang bukan Tuhan, lalu dia mengikuti cara dari tuannya itu. Dan inilah yang dilakukan nabi palsu, mengkonfirmasi bahwa tuan kita itu benar-benar tuan. Nabi palsu tidak mencegah kita menyembah yang palsu, nabi palsu membiarkan kita menyembah yang palsu. Tapi nabi yang sejati akan teriak dan mengatakan “kamu mesti kembali, kamu tidak boleh mengikuti cara itu, kamu harus bertobat dan kembali kepada Tuhan yang sejati. Engkau tidak boleh menyembah yang lain atau engkau akan binasa”, inilah suara dari nabi sejati dan tidak banyak orang mau dikoreksi seperti ini. Maka ketika orang yang dikoreksi marah, dia akan tindas nabi yang sejati dan mungkin bunuh nabi itu. Demikian juga hidup Saudara, Saudara hidupi hidup nabi sejati, Saudara akan alami kesulitan, dan kesulitan ini akan membuat Saudara merasa sangat susah. Tetapi ketika Saudara menjalani kesusahan, Saudara ingat apa yang dikatakan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus mengatakan, berbahagialah kamu kalau kamu dianiaya karena kamu orang Kristen, kalau karier kamu dihambat karena kamu mengaku pengikut Kristus, kalau kamu tidak mendapatkan keuntungan yang baik karena kamu mempunyai cara secara hati nuranimu dianggap baik sesuai prinsip Firman Tuhan, kamu tidak mungkin Tuhan lupakan. Mari kita percaya dengan apa yang Tuhan katakan, Tuhan tidak mungkin buang anakNya. Tapi iblis selalu beri tawaran palsu sampai kita merasa nyaman, sampai akhirnya kita dibuang oleh Tuhan.
Seorang nabi yang sejati akan berseru dengan keras supaya orang tidak binasa. Nabi yang sejati teriak supaya Saudara balik, bukan untuk dapat kenikmatan, uang, penghargaan dari Saudara. Nabi yang sejati sering diabaikan karena dia mengasihi orang yang mengabaikan. Nabi yang palsu sering dikasihi karena dia menjerumuskan orang yang mengasihi dia. Nabi sejati akan khotbah meskipun dirinya dikorbankan untuk orang yang dikhotbahi. Tapi nabi palsu selalu minta uang, selalu minta sesuatu untuk dirinya sendiri. Tapi nabi yang palsu akan cari keuntungan. Itu sebabnya saya lihat ketidakadilan dalam dunia ini, nabi palsu disanjung-sanjung lalu diberikan uang demikian banyak, nabi yang sejati dimaki-maki dan diabaikan terus. Tetapi Alkitab sudah memberikan prinsipnya, Tuhan selalu ingat apa yang dilupakan oleh dunia, Tuhan menghargai orang yang tidak dihargai oleh dunia ini, Tuhan ingat menghukum orang yang lupa dihukum oleh dunia ini, Tuhan ingat memberikan kemuliaan bagi orang yang lupa diberikan kemuliaan oleh dunia ini. Maka biarlah kita hidup dengan mengharapkan apa yang Tuhan janjikan ini. Hidup dengan cara yang benar, nyatakan Kristus sebagai Tuhan Saudara, nyatakan identitas Kristen Saudara, nyatakan moralitas dan etika yang benar dan Saudara akan menjalani hidup yang diberkati oleh Tuhan. Biarlah kita belajar semua aspek hidup ditundukan kepada Tuhan. Saya bersyukur di dalam gerakan ini Tuhan mengajarkan kita semua untuk tunduk kepada Tuhan dalam segala hal, dalam teologi, dalam doktrin, dalam iman, dalam cara berjuang, dalam mengandalkan Tuhan, dalam segala hal saya diajar banyak sekali oleh gerakan ini untuk tunduk kepada Tuhan. Maka semangat juang maupun etika yang benar maupun cara hidup yang sejati, semua harus menjadi keutuhan yang ditundukan kepada Tuhan, dan ini sangat tidak gampang. Maka saya minta kita semua belajar untuk hidup sebagai orang Kristen, untuk hidup membuat orang lain tahu inilah Kristen yang sejati, dan untuk hidup tetap mempertahankan Kekristenan meskipun ada kesulitan menghadang. Saya ketika pelayanan di kepolisian, persekutuan di sana, ada satu orang perkenalkan pengurus mereka, ada yang bilang “pak, ini polisi hebat sekali, tapi pangkatnya rendah sekali”, “kenapa?”, “karena dia integritasnya bagus, dia orang Kristen dan dia pertahankan Kekristenannya. Dia sudah ditawarkan pindah agama sudah 4 kali dan semua dia tolak, akhirnya dia begini-begini saja”, “memang berat pak ya”, kalimat saya itu membuat saya malu, polisi itu mengatakan “tidak pak, apanya yang berat?”, “tidak berat ya pak?”, “iya”, “tapi katanya bapak ditindas, kariernya dihambat”, “iya, tapi biasa-biasa saja”, “mengapa tidak berat?”, “yang lebih berat lagi adalah kalau saya kompromi, saya punya kedudukan begitu tinggi, tapi saya sudah hancurkan iman Kristen saya. Saya punya kesempatan besar untuk jadi orang besar, tapi saya hancurkan identitas saya sebagai orang Kristen, saya tidak mau seperti itu”, orang seperti ini langka. Dan saya berharap semua orang di ruangan ini menjadi makhluk langka itu. Saya rindu orang mengatakan “pengurus atau aktivis di GRII Bandung hidupnya susah sekali karena dia tidak mau kerjakan apa yang berlawanan dengan apa yang Kristus nyatakan. Dia tidak mau identitas Kristennya terganggu”, orang seperti ini tidak mungkin Tuhan tidak berkati. Saudara bisa perhatikan di dalam Alkitab, di dalam Mazmur dan di dalam perkataan-perkataan para nabi, dikatakan “kapankah Tuhan lupa menjalankan janjiNya bagi anak-anakNya?”. Mungkin ada orang yang menganggap ini kelalaian, tapi bukan kelalaian, kadang Tuhan menguji kita untuk tetap beriman kepada Dia. Tapi pada waktunya Dia akan mengatakan “Aku adalah Allah yang tahu bagaimana menghargai orang yang setia kepadaKu”, Tuhan kita adalah seperti itu. Maka biarlah kita belajar dari nabi yang sejati, mau tunduk kepada Tuhan dan mendapat aniaya pun kita tetap tunduk kepada Tuhan. Dan di dalam aniaya, kita baca kembali Lukas 6 dan kita bersyukur karena ayat 22 mengatakan “berbahagialah kamu jika karena anak manusia orang membenci kamu, jika mereka kucilkan kamu, jika mereka cela kamu, dan jika mereka tolak kamu sebagai orang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah sebab sesungguhnya upahmu besar di sorga, karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi”. Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk menjadikan kita orang Kristen yang menunjukan identitas Kristen di dalam seluruh hidup
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)