(Lukas 6: 20-26)
Bagian ini sama sekali tidak mengatakan orang kaya pasti masuk neraka atau orang miskin pasti masuk sorga, tapi orang kaya punya godaan sangat besar untuk menjauh dari Tuhan. Orang kaya punya godaan besar untuk bergantung pada kekuatan diri, orang kaya punya godaan sangat besar untuk membanggakan diri, orang kaya punya godaan besar untuk menikmati hidup dan bukan menikmati apa yang Tuhan nyatakan sebagai penyertaanNya. Itu sebabnya dikatakan “celakalah kalau dalam kekayaanmu kamu mendapat penghiburanmu. Dan berbahagialah yang miskin kalau kamu mengetahui ada harta yang indah di dalam Kristus dan engkau tetap bergantung kepada Dia di dalam keadaanmu”. Jadi ini sama sekali tidak memberikan kotak-kotak orang kaya dan orang miskin, orang kaya pasti hancur, orang miskin pasti bahagia, bukan seperti itu. Demikian juga dalam bagian selanjutnya yaitu dalam ayat 21 dan 25. Ayat 21 “Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini lapar karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis karena kamu akan tertawa”. Ayat 25 “Celakalah kamu yang sekarang ini kenyang karena kamu akan lapar, celakalah kamu yang sekarang ini tertawa karena kamu akan berdukacita dan menangis”. Ada ucapan berkat, ada ucapan bahagia dan ucapan celaka yaitu kutuk bagi orang-orang yang disebutkan tadi. Ini mengingatkan orang akan berkat dan kutuk yang Musa khotbahkan di dalam Ulangan 28. Dalam Ulangan 28 Musa mengkhotbahkan tentang berkat yang diperoleh oleh orang-orang yang mentaati Firman Tuhan. Musa juga menyatakan ada kutuk bagi mereka yang menolak Firman Tuhan. Berkatnya apa dan kutuknya apa? Saya merangkumkan beberapa poin dari pasal 28. Di dalam pasal 28 Musa mengatakan “jika engkau setia kepada Tuhan, engkau takut akan Tuhan, engkau setia menjalankan semua yang difirmankan kepadamu pada hari ini, maka tanah akan memberikan hasil yang berlimpah-limpah. Ini hal pertama yang Tuhan nyatakan, engkau akan mempunyai berkat sangat limpah sehingga makananmu selalu melampaui tempat penampungannya.

Bayangkan berapa limpahnya hidup seperti ini, Saudara punya bakul untuk beras, selalu berasnya tumpah keluar. Saudara punya tempat untuk menyimpan makanan, makanannya selalu melimpah keluar. Musa mengatakan kalau engkau setia, engkau akan mendapatkan berkat seperti ini. Lalu selain hasil tanah yang melimpah, dikatakan engkau akan memiliki hasil ternak yang banyak sekali, kambingmu akan memiliki anak begitu banyak, sehingga kelompok kambing besar yang akan jadi milikmu, bagi gembala ini berita sukacita yang besar sekali. Masih diteruskan dengan mengatakan “Tuhan akan menjaga keluar dan masukmu”, Tuhan yang akan topang, Tuhan yang akan pimpin, Tuhan yang akan menjauhkan dari segala bentuk ketidak-amanan. Maka Saudara bisa mengalami ketenangan di segala jurusan, Tuhan akan menyertai kalau engkau keluar atau engkau masuk, Tuhan menyertai engkau mau pergi kemana, Tuhan menyertai setiap pojok dari bangsamu di tanah itu. Jadi Tuhan sertai Israel tidak akan digentarkan oleh apa pun. Lalu masih dikatakan “engkau akan mempunyai banyak anak-anak”. Dikatakan orang akan mempunyai banyak anak dan dengan demikian Israel menjadi bangsa yang penduduknya besar, dan kalau penduduk besar, tentara bisa begitu banyak. Tuhan menjanjikan lagi, mereka akan diberikan alam yang subur, mereka akan melihat ladang yang hijau, bukit yang penuh dengan tanaman-tanaman yang begitu indah, sehingga mereka akan mempunyai tanah yang begitu indah dan subur. Tuhan juga menjanjikan kenyamanan, dan Tuhan juga menjanjikan mereka akan menjadi kepala, maksudnya adalah mereka akan taklukan semua musuh mereka, dan musuh mereka akan menjadi ekor. Ini ucapan berkat yang paling kita senang waktu baca. Tetapi di pasal 28 juga dikatakan ada kutuk, kalau engkau tidak setia engkau akan mengalami kekurangan makanan. Kalau yang setia mendapatkan makanan dengan limpah, yang tidak setia waktu lihat tempat makan, rogoh sampai ke dalam, ketemu dasar bukan ketemu makanan. Itu namanya kutuk di pasal 28.

Lalu dikatakan, engkau akan mengalami kegentaran dari berbagai jurusan, engkau akan takut, musuhmu kelilingi kamu dan kamu tidak akan pernah merasa tenteram di dalam hidup karena kamu begitu banyak konflik, begitu banyak musuh, begitu banyak orang yang akan mengganggu keamananmu. Disebutkan berikutnya, engkau tidak akan mengalami kenyamanan apa pun, engkau tidak bisa tidur dengan tenang karena selalu ada gangguan yang membuat engkau tidak tidur. Lalu dikatakan, engkau akan mengalami penyakit demi penyakit, engkau akan mengalami tanah itu tidak lagi menjadi subur, tanah itu mulai mengering, dan banyak daerahmu mulai menjadi padang gurun yang kosong. Dikatakan berikutnya, engkau akan mengalami wabah penyakit yang parah sekali, yang menjangkiti begitu banyak orang, engkau akan ditaklukan musuhmu, engkau akan kehilangan orang yang dikasihi karena diangkat ke pembuangan atau dibunuh oleh musuh, dan engkau akan menjadi ekor, lalu musuh-musuhnya menjadi kepala. Ini berkat dan kutuk yang diucapkan di dalam Ulangan 28, mempersiapkan Israel masuk dalam Tanah Kanaan. Maka ada bagian yang menyatakan berkat secara dunia, secara fisik yang Tuhan janjikan kepada Israel. Di sini kita akhirnya kita biasa menerima pelajaran “kalau kamu baik-baik, Tuhan pasti berkati dengan makanan, kemenangan, alam yang subur, keamanan, kenyamanan, kekuasaan sebab engkau adalah orang yang setia. Kalau engkau setia kepada Tuhan, mana mungkin Tuhan tidak memberkati engkau. Kalau engkau setia kepada Tuhan, mana mungkin Tuhan tidak memberikan kelimpahan kepadamu, engkau pasti dapat kelimpahan. Lalu kita mulai memandang orang yang kurang, kita mulai memandang orang yang mengalami kelaparan, yang mengalami kesusahan karena diganggu oleh banyak musuh, yang mengalami gangguan-gangguan dalam hal penyakit atau mendapatkan kedukaan karena kehilangan orang yang dikasihi. Lalu kita mulai mengingat bukankah di dalam berkat dan kutuk, apa yang dialami orang-orang ini adalah bagian kutuk. Maka manusia kalau membaca Alkitab hanya ambil dari satu bagian kecil lalu menjadikan ini prinsip umum di sepanjang hidup, ini yang mambuat iman manusia tetap tidak pernah benar karena gagal melihat pesan dari Alkitab. Saudara kalau mau lihat pesannya Musa jangan hanya lihat pasal 28 Kitab Ulangan di bagian khusus berkat, Saudara mesti mundur lebih jauh lalu ambil bacaan di Kitab Imamat mengenai Hari Raya, dan disitu Saudara akan menemukan ada Hari Raya yang sangat penting yang dilakukan di bulan yang ke-7.

Angka 7 adalah angka sempurna bagi orang Israel, maka masuk bulan ke-7 mereka punya perayaan yang sangat penting, perayaan pertama adalah Hari Penebusan, dimana mereka memberikan korban sebagai tanda bahwa mereka menantikan penebusan dari Tuhan untuk mengampuni dosa mereka. Mereka akan membawa penebusan ini dan menyatakan “kami hidup dalam cara yang cemar dan kami hanya mungkin diterima oleh Tuhan kalau korban sudah dicurahkan darahnya untuk menebus dosa kami”. Lalu ada hari perayaan yang kedua di bulan ketujuh, perayaan ini adalah di mana Saudara membuat pondok dari ranting, dari daun dan Saudara buat pondok ini di luar rumah, ini lucu, orang bisa mempunyai rumah gedung tapi pergi ke tingkat atas, di atap, membuat pondok di atas lalu tinggal di dalam, seperti anak-anak main camping. Orang dewasa masuk ke dalam rumah-rumah seperti ini. Dan dikatakan di dalam Alkitab, di dalam perayaan ini engkau mesti mengambil hasil tanah yang paling bagus, lalu engkau nikmati. Jadi suruh petik buah-buahan, suruh petik yang paling limpah dari hasil tanah. Tetapi dibawa ke pondok daun, dibawa ke kemah dari ranting-ranting yang mereka buat. Lalu mereka makan sambil melihat ada kemah dari ranting dan bukan rumah. Di sini ada pengertian yang indah sekali bahwa Tuhan memberikan berkat, tapi berkat itu diberikan di dalam rangka memelihara kita masuk dalam tanah perjanjian yang Dia janjikan. Kalau kita disuruh jalan di padang gurun sampai nanti masuk dalam tanah perjanjian, wajar saja kalau kita membuat kemah dari ranting, kemah sementara, ini membuktikan bahwa dimana kita berada itu belum final, kita masih dalam perjalanan, kita masih musafir, kita belum sampai garis final yang Tuhan mau. Tetapi diperintahkan oleh Tuhan justru setelah mereka masuk Tanah Kanaan. Mengapa setelah masuk Tanah Kanaan mereka membuat kemah-kemah seperti ini, seolah-olah mereka belum masuk Tanah Kanaan? Di dalam Surat Ibrani dikatakan memang belum, tapi ini sudah di Tanah Perjanjian? Belum, kapan tanah perjanjian sejati? Tanah perjanjian sejati adalah tanah di mana kita boleh berdiam di dalamnya dimana Tuhan hadir di tengah-tengah dengan sempurna. Kehadiran Tuhan di tengah-tengah manusia membuat manusia boleh menikmati kelimpahan hidup yang luar biasa, membuat seluruh ciptaanNya diperbaharui sehingga menjadi sempurna seperti apa yang Tuhan mau.

Lalu apakah setiap orang yang sengsara dan menderita itu karena dipukul Tuhan? Jawabannya tidak. Apakah orang yang limpah makanan dan limpah dalam begitu banyak usaha yang maju, hasil tanda diberkati Tuhan? Jawabannya tidak. Maka yang Yesus di sini ada pembalikan dari apa yang dinyatakan dalam Ulangan 28, bukan menentang Musa. Yesus dan Musa tidak berkonflik, tapi Yesus mengingatkan yang dikatakan Musa dalam Ulangan 28 hanya 1 aspek dari pernyataan berkat dan kutuk Tuhan. Banyak aspek lain yang Tuhan nyatakan sebagai bentuk berkat dan bentuk kutuk bagi kita semua. Jangan pikir kalau diberkati secara fisik itu tandanya Tuhan sedang memperkenan kita. Bukankah Ulangan 28 mengatakan “kalau engkau setia Israel, engkau akan diberkati”? Mungkin itu benar dalam kasus Saudara, mungkin Saudara diberkati karena Saudara dicintai Tuhan dan Saudara mencintai Tuhan, lalu Saudara mendapatkan berkat. Tetapi tidak tentu ini menjadi patokan yang berlaku pada setiap orang. Adakah orang yang begitu jahat melawan Tuhan, licik, tetapi usahanya diberkati dengan begitu limpah? Ada, adakah orang kaya yang tidak jujur? Banyak. Maka kalau kita melihat kembali di dalam Ulangan 28, Musa mengatakan berkat dan kutuk. Berkat dan kutuk ini bisa disimpulkan dalam 2 dan semua poin-poin tadi kita bisa simpulkan dalam 2, entah itu alam yang limpah, makanan yang limpah, keamanan, kenyamanan, kekuasaan, dirangkum hanya di dalam 2 kalimat ini. Pertama, engkau akan kenyang. Kedua, engkau akan tertawa. Inilah sukacita yang didapatkan dalam berkat di Ulangan 28, dan Tuhan Yesus merangkum ini dengan baik sekali. Berbahagilah kamu yang sekarang lapar dan menangis karena kamu akan dikenyangkan dan kamu akan tertawa. Sebaliknya, celakalah kamu yang sekarang kenyang dan tertawa karena kamu akan lapar dan menangis. Itu adalah pembalikan dari berkat dan kutuk dalam Ulangan 28 supaya kita dengan seimbang melihat hidup, seimbang melihat apa yang Tuhan mau percayakan kepada kita, dan bagaimana kita harus melihat berkat yang akan kita terima mau pun kesulitan hidup yang akan kita terima. Bisakah kesulitan hidup terjadi karena kita berdosa? Bisa. Jadi Tuhan bisa menimpakan penyakit dalam bentuk penghukuman, tetapi tidak berarti setiap penyakit sama penghukuman dari Tuhan. Ini sebabnya kita mesti mempertahankan cara menafsirkan yang benar, jangan hanya ekstrim satu sisi atau sisi lain. Ekstrim satu sisi “karena Tuhan tidak mungkin menyatakan berkatNya di dalam bentuk kesembuhan, maka tidak mungkin ada kesembuhan”, ekstrim yang lain “Tuhan pasti menyembuhkan, kalau tidak sembuh berarti tidak beriman”, itu ekstrim yang terlalu besar untuk menafsirkan Alkitab dengan seimbang.

Lalu ada orang mengatakan “pokoknya kalau kamu sakit, pasti hukuman dari Tuhan”, satu ekstrim, ekstrim lain “pokoknya kalau sakit tandanya kamu tidak mungkin dihukum Tuhan, Tuhan tidak pernah pakai penyakit untuk menghukum siapa pun”. Tetapi kita dengan seimbang mengatakan Tuhan bisa pakai penyakit, Tuhan bisa pakai hukuman dengan cara yang bijak yang Dia sendiri tentukan. Tapi tidak berarti setiap yang kena itu adalah dihukum oleh Tuhan. Tuhan mengatakan kepada Israel “saya akan buang kamu sebagai tanda penghukuman”. Tetapi waktu dibuang, orang seperti Daniel, Yehezkiel ikut terbuang, apakah mereka sama berdosanya dengan yang lain? Mereka tidak pernah menolak bahwa mereka berdosa, tapi Tuhan sendiri menyatakan mereka dibuang bukan karena dosa mereka. Daniel dibuang bukan karena dosanya, demikian Yehezkiel hidup di dalam pembuangan di Babel bukan karena dia menyembah berhala sama seperti orang-orang Yehuda yang lain. Maka Tuhan bisa pakai pembuangan untuk penghukuman, tetapi di saat yang sama pembuangan juga Tuhan pakai sebagai bentuk pendewasaan iman bagi Daniel maupun Yehezkiel. Ini yang Tuhan Yesus mau luruskan dengan mengucapkan ucapan bahagia yang sangat kontroversial. Berbahagialah kamu kalau kamu adalah orang yang sekarang sedang menangis, berbahagialah kamu kalau kamu sekarang sedang lapar, lalu orang bertanya “bukankah ini tanda kutuk?”, Tuhan Yesus menyatakan tidak, ini adalah tanda yang lain yaitu tanda Tuhan sedang membimbing kamu untuk mempunyai iman yang makin dewasa. Mengapa makin dewasa? Karena keadaan yang kamu alami membuat kamu belajar untuk melihat kepada Tuhan. Ini berkat yang bisa kita dapat dari 3 buku Institutio dari Yohanes Calvin. Yohanes Calvin mengatakan di dalam buku 3, Tuhan mengijinkan banyak hal indah dinikmati oleh manusia dalam hidup karena keindahan itu akan digenapi nanti. Tapi keindahan itu tidak boleh dianggap sebagai suatu keindahan yang sudah final diberikan saat ini dan sekarang. Saudara kalau menganggap keindahan, kenikmatan yang Tuhan berikan, diberikan total saat ini, Saudara akan banyak mengalami kekecewaan karena pada faktanya yang kita jalani dalam hidup jauh dari sempurna. Itu sebabnya orang Kristen yang diracuni konsep-konsep yang salah dari teologi sukses akhirnya kecewa dengan hidup karena merasa dia mendapatkan hal yang seharusnya dia tidak dapatkan. Itu sebabnya ajaran yang realistis akan membuat Saudara melihat hidup dengan cara realitis tapi tetap mempunyai pengharapan di dalam hidup yang kekal. Orang ideal yang tidak mau terima realita adalah orang yang mimpi di siang bolong. Tetapi orang yang melihat realita, tidak melihat pengharapan di hidup yang kekal, dia adalah orang yang pesimis, sangat mudah putus asa dan sangat gampang kecewa dan merasa pahit di dalam hidup. Calvin mengatakan orang yang diijinkan masuk dalam keadaan sulit, padahal dia setia dan beriman kepada Tuhan, justru dilatih oleh Tuhan untuk tidak mengandalkan hidup di dalam dunia ini. Hanya orang yang tidak tahu berterima kasih yang mengatakan bahwa hidup penuh penderitaan tanpa ada kebaikan, banyak hal baik, banyak hal indah di dunia ini. Dan waktu Saudara menikmati hal yang indah itu, Saudara mesti cari siapa yang beri dan mengucap syukur kepada Dia, dan datang kepada Dia. Maka kalau kita menikmati berkat seperti yang tadi dikatakan makanan berlimpah, kemenangan, alam yang subur, keamanan, kenyamanan, apakah ini tandanya kita berdosa? Tidak. Tapi kalau ini kita nikmati tanpa mencari siapa pemberinya, maka kita akan mendapatkan kalimat Yesus yaitu “celakalah kamu kalau kamu tertawa, kamu sudah mendapatkan penghiburanmu, dan kamu nanti akan menangis”. Tapi kalau kita menikmati apa yang Tuhan berikan lalu menyatakan ucapan syukur kita dengan kembali kepada Tuhan, maka iman kita akan dipertumbuhkan kepada Tuhan yang adalah sumber dari segala berkat.

Demikian juga ketika kita mengalami kesulitan, Tuhan sedang melatih kita untuk melihat kepada Dia dan melihat kepada janji yang akan Dia berikan nanti, yang belum genap sekarang. Maka dengan real kita melihat hidup, dengan real kita melihat kesulitannya, dengan real kita melihat berkat-berkatNya. Dan dengan hati yang penuh pengharapan melihat kepada Tuhan Sang Pemberi berkat, dan juga Sang Pemberi kesulitan yang sedang melatih kita untuk melihat kepada Dia. Tapi Calvin mengingatkan dalam keadaan seperti ini Saudara akan mengatakan “tidak ada tempat bagi saya di sini”. Waktu Saudara percaya kepada Kristus, Saudara mengatakan “tidak ada tempat bagi saya di sini”, Kristus mengatakan “Aku sedang menyediakan tempat bagimu, sabar sedikit”. Maka berbahagialah orang yang datang kepada Kristus, karena Saudara datang kepada Kristus tanpa mempunyai apa pun, Tuhan tetap mampu mengucapkan ucapan bahagia kepada Saudara. Tetapi kalau Saudara meremehkan Kristus, meskipun Saudara punya semua yang di dunia ini yang bisa membuat Saudara tertawa, Saudara akan tetap menangis karena pada akhirnya ketika hal-hal yang Saudara andalkan tidak bisa memberikan bahagia lagi kepada Saudara, tidak ada Kristus yang mengatakan “mari bersamaKu, Aku menyediakan tempat bagimu”. Maka Saudara memilih datang kepada Kristus meskipun dalam keadaan apa pun, Saudara akan menjadi orang yang bahagia. Karena Kristus mengatakan “mari ke tempatKu, Aku menyediakan tempat bagimu”. Mengapa di dunia Tuhan mengijinkan orang-orang yang dicintai mengalami kesulitan? Supaya orang-orang di dunia yang mengalami kesulitan belajar melihat Kristus, belajar mengagumi dan menghargai uluran tanganNya yang menawarkan berkat bagi kita. Lalu mengapa Tuhan mengijinkan anak-anaknNya tetap menikmati bagian dalam dunia ini? Ada orang begitu bisa menikmati banyak hal, supaya mereka dilatih oleh Tuhan untuk tidak mengandalkan kenikmatan dunia ini, tapi mencari Tuhan dengan penuh ucapan syukur untuk bersyukur kepada Dia. Jadi Saudara mengalami kelaparan, Saudara mengatakan Tuhan akan memberikan pesta besar dimana jamuan makan bersama orang-orang penting dari Alkitab dan dari oprang-orang penting sepanjang sejarah gereja, ada berbagian di dalamnya. Saudara mengalami tangis, Kristus mengatakan “Aku akan menghapus air mata dari matamu”. Saudara menikmati kenikmatan hidup, Saudara harus mengatakan “ini kenikmatan adalah contoh bagi saya untuk cari kenikmatan yang sejati yaitu mengenal Tuhan”. Kiranya Tuhan mendidik kita sehingga apa yang kita pelajari dari Kitab Suci bisa kita jadikan pedoman untuk memiliki hidup yang penuh bahagia di dalam Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)