Alasan mengapa Yesus bangkit itu perlu kita pahami, mengapa Dia bangkit? Dan saya beri tahu hal yang mungkin mengagetkan, Dia tidak bangkit karena Dia Allah. Perhatikan, jangan mengatakan Yesus bangkit karena Dia Allah, karena Allah tidak pernah mati. Dan tidak berguna bagi kita untuk mengatakan Dia bangkit karena Dia Allah. Dia Allah dan itu benar, Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, tapi Dia tidak bangkit karena Dia Allah. Kalau Saudara percaya Dia bangkit karena Dia Allah, maka Saudara tidak akan berbagian di dalam kebangkitan Dia. Saudara bukan Allah, sampai mati engkau tidak bisa menjadi Allah. Yesus bangkit bukan karena Dia Allah, Yesus bangkit karena Dia dibenarkan oleh Bapa. Maka kita yang dibenarkan oleh Bapa, akan bangkit juga, ini Roma 4 ayat terakhir. Yesus yang mati diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. Hal kedua yang membuat Yesus bangkit adalah Tuhan memberikan RohNya. Dan Paulus mengatakan Roh yang sama yang membangkitkan Kristus akan membangkitkan juga tubuhmu yang fana. Jadi Kristus bangkit karena Dia dibenarkan oleh Allah. Demikian juga kita berbagian di dalam kebangkitkan karena kita dibenarkan di dalam Dia. Kebangkitan Kristus membawa revolusi bahwa maut yang menghancurkan bangsa-bangsa sekarang ditaklukan. Demikian juga yang membuat perbedaan, sebelum Yesus dan sesudah adalah adanya pemanggilan bangsa-bangsa lain menjadi milik Tuhan. Bangsa-bangsa lain sekarang dipanggil, kita boleh percaya kepada Dia dan menjadi umat. Maka zaman yang baru sudah dimulai ketika Yesus bangkit. Zaman yang baru yang dinanti-nantikan, ini terus dinanti-nantikan di dalam Perjanjian Lama. Saudara bisa melihat pengharapan akhir zaman dari Perjanjian Lama itu banyak sekali diekspresikan mulai dari Kitab Kejadian. Di dalam Kitab Kejadian, Tuhan memberikan janji kepada Abraham yang hanya mungkin digenapi di zaman yang baru. Waktu Musa berkhotbah kepada Israel sebelum dia harus mati, dia mengatakan berkat yang besar sekali kepada Israel. Dia memberikan berkat bahwa apa yang Tuhan kerjakan kepada Israel akan mempengaruhi seluruh bumi. Kita yang memisahkan antara pekerjaan Tuhan di bumi dengan pekerjaan Tuhan di surga, sulit melihat pentingnya menikmati pekerjaan Tuhan di bumi menggenapi apa yang Dia rencanakan. Karena kita tidak melihat bumi sebagai arena pekerjaan Tuhan. Seorang teolog Amerika bernama Suzanne Scheiner, mengatakan “kalau saya baca Calvin lalu saya pahami teologi Calvin, saya ingin ekspresikan dalam satu kalimat, dunia adalah teater dari kemuliaan Tuhan.” Bukankah itu bagus? Saudara menikmati Tuhan sekarang. Tapi bagaimana menikmati Tuhan di tengah-tengah dunia yang kebanyakan kafir kalau di Perjanjian Lama? Cuma Israel, satu umat, apakah hanya mereka yang Tuhan akan selamatkan? Tentu tidak. Lalu kapan Tuhan memperbaiki seluruh bumi, kapan Dia akan mulai bekerja, kapan Dia akan mulai menyatakan kuasaNya? Nanti di akhir, di zaman yang akhir. Maka bagi orang Israel, mereka hidup di sebuah zaman yang penuh dengan kejahatan, karena semua bangsa menolak Tuhan, mereka semua menyembah berhala. Lalu kapan zaman yang baru itu tiba? Nanti. Nubuatnya selalu ada 2 yang paling utama, yaitu ada seorang perempuan melahirkan. Di dalam Kitab Kejadian dikatakan bahwa Tuhan akan memberkati perempuan. Keturunan perempuan akan bertarung dengan ular, ular akan meremukan tumit dari keturunan perempuan dan keturunannya akan menghancurkan kepala ular. Gambaran yang lebih tepat keturunan itu akan menginjak kaki ular sampai hancur karena kerasnya, dan karena terlalu keras sampai tumitnya juga hancur, ada banyak tafsiran di situ. Tapi intinya yang ditekankan adalah perempuan. Sangat aneh di dalam tradisi yang sangat patriakal, jauh melampaui zaman modern ini, ada begitu banyak peringatan dari Tuhan bahwa perempuan harus diperhatikan. Jadi Alkitab adalah buku yang sangat memberikan keadilan di dalam membahas tentang laki-laki dan perempuan. Maka ketika kita melihat tentang rencana Tuhan, ada zaman yang lama dan nanti akan ada zaman yang baru, orang Israel akan memunyai ketenangan, ketenangan karena tahu ini bukan akhir. Ada perbedaan antara optimisme dengan pengharapan dan ketenangan. Pengharapan dan ketenangan bukan optimis. Pengharapan dan ketenangan adalah kemampuan untuk menerima segala yang buruk karena tahu pada akhirnya nanti, entah kapan, ada hal yang baik terjadi. Jadi ketika orang Israel melihat janji Tuhan, mereka senang karena kehidupan yang mereka alami bukan final, nanti akan ada perbaikan, penyempurnaan dari Tuhan. Kapan nanti? Ketika tanda-tanda yang Tuhan nyatakan digenapi. Maka ketika mereka melihat Kitab Suci, mereka akan dikagetkan dengan fokus kepada perempuan. Di dalam Kitab Kejadian dikatakan seorang perempuan akan melahirkan anak, lalu anak itu akan menjadi musuh dari ular, dan dia akan menang, menghancurkan kepala ular. Keturunan perempuan. Bukankah bisa dikatakan bahwa ini juga keturunan laki-laki? Tapi Alkitab memberikan fokus bahwa keturunan perempuan akan melakukan ini. Sesuatu yang benar-benar aneh. Dan setiap hal yang aneh akan menyita perhatian kita. Memberikan penekanan kepada perempuan itu aneh, tidak biasa dilakukan seperti itu. Maka ketika Saudara membaca itu, Saudara akan merasa Alkitab sedang memberikan penekanan. Dan penekanan itu penting. Alkitab memberikan highlight supaya nanti kita mempelajari mengapa perempuan diberikan fokus. Kemudian di bagian berikut di dalam tradisinya Yesaya, Yesaya mengisahkan perjumpaan dia dengan Raja Ahas. Raja Ahas mengatakan “Saya tidak mau minta tanda sama Tuhan”, Yesaya marah dan mengatakan “sudah cukup hai kamu keturunan Daud, inilah tanda seorang perempuan muda akan hamil dan dia akan melahirkan seorang anak dan engkau akan menamai dia Immanuel”, dan seterusnya. Lagi-lagi perempuan dijadikan fokus. Kita kebingungan mengapa perempuan? Tapi gambar itu gambaran yang jelas, perempuan adalah satu pernyataan tentang Israel, Israel adalah perempuan. Saudara bisa melihat itu di dalam gambaran, ini bukan berarti Israel perempuan semua, maksudnya adalah Israel digambarkan sebagai istriNya Allah misalnya, tentu saja ini gambaran simbolik, bukan benar-benar ada pernikahan dan mereka berkeluarga. Tapi ada pernyataan relasi, relasi antara suami dan istri itu benar-benar bisa menjelaskan relasi antara Allah dan Israel, ada Allah dan Israel. Lalu ketika dikatakan perempuan melahirkan, yang dimaksudkan adalah keselamatan akan berasal dari tradisi Israel. Ini tradisi yang sangat penting, tradisi Israel akan menjadi sumber keselamatan bagi seluruh bangsa. Maka menggambarkan Israel sebagai ibu itu berarti mengharapkan ada anak, bukan mengharapkan Israelnya. Kita tidak bisa mengatakan “ini ibunya, engkaulah pengharapan”. Tuhan tidak mengatakan di Kejadian 1, Hawa adalah pengharapan, Hawa akan meremukan kepala ular. Nanti ular akan mengatakan “kamu yakin bisa mengalahkan saya? Sini kalau bisa”, bukan. Jadi bukan perempuan yang akan menghancurkan kepala ular tapi anak, ini menandakan pengharapan, bukan sekarang. Karena seorang anak tidak bisa diandalkan waktu masih kecil. Jadi waktu orang melihat anak, orang tidak akan mengatakan “inilah waktunya, anak cepat lakukan”, tidak bisa. Waktu Saudara melihat anak, Saudara akan mengatakan “puji Tuhan, yang akan menggenapi pekerjaan Tuhan bukan generasiku, tapi generasi anak, anak inilah yang akan melakukan apa yang Tuhan janjikan”, dan itu menyenangkan sekali. Mengetahui hal ini membesarkan hati. Itulah yang Tuhan janjikan kepada Israel, perempuan akan melahirkan anak. Mengapa mesti perempuan? Karena perempuan melambangkan Israel dan anak yang dilahirkan melambangkan nanti ke depan akan terjadi.

Maka gambaran di dalam Kitab Kejadian dan di dalam Kitab Yesaya sebenarnya gambaran sebuah bangsa, simbolik. Yang unik dari Injil adalah Injil itu merubah kembali yang simbolik menjadi realita, ini keunikan yang saya pikir belum banyak dibahas. Apa yang dikatakan oleh kitab-kitab Injil merubah kembali simbol menjadi real. Simbolnya adalah ada seorang ibu melahirkan anak, yang disimbolkan adalah Israel dan pengharapannya, ada Mesias datang. Penggenapannya ada seorang perempuan namanya Maria, benar-benar perempuan, bukan Israel, dan dia melahirkan anak, benar-benar anak. Jadi yang tadinya simbol sekarang menjadi real. Kalau Saudara menangkap literatur itu dalam Alkitab, Saudara tidak mungkin tidak suka membaca Alkitab. Ini tema yang saya harapkan kita bisa dapatkan, Alkitab punya literatur yang luar biasa. Salah satu yang terjadi di dalam kehidupan Kristus adalah Kristus mewujudkan secara real apa yang sebenarnya adalah simbol. Israel adalah simbol dari umat dan Kristus adalah wujud real dari umat Tuhan, satu pribadi ini. Maka kita lihat gambaran itu bahwa perempuan akan melahirkan itu menandakan Tuhan akan memakai Israel. Lalu anak yang akan dilahirkan melambangkan pengharapan, nanti Mesias akan datang, belum sekarang. Lihat anak kecil, lihat seorang anak, suatu saat dia akan menjadi besar, suatu saat dia akan kerjakan sesuatu, someday. Inilah yang dinikmati dalam peristiwa Natal, waktu Natal gembala-gembala melihat bayi. Setelah itu mereka langsung tahu someday Tuhan akan perbaiki bangsa ini. Itu sebabnya gembala-gembala melihat dan langsung pergi. Mengapa setelah melihat langsung pergi? Supaya mereka mempersiapkan pekerjaan di bidang mereka, mereka tidak terus mengikuti bayi Yesus. Mereka langsung pergi ke padang lagi dan melanjutkan menggembalakan kambing domba. Jadi waktu mereka melihat bayi Yesus, mereka tahu suatu saat ketika bayi ini besar, Dia akan bertahta, Dia akan berkuasa. Demikian juga ketika Simeon melihat bayi Yesus, dia mengatakan “Tuhan, sekarang saya tahu suatu saat Tuhan akan pulihkan”. Jadi inilah pengharapan, suatu saat nanti Tuhan akan pulihkan, suatu saat nanti Tuhan akan kerjakan. Kalau itu baru suatu saat, berarti yang sekarang signifikansinya apa? Pertanyaan ini akan muncul, ini yang Paulus bahas di Galatia.

« 2 of 4 »