(Lukas 19:1-10)
Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kisah Zakheus ini. Tapi mungkin ada satu poin yang sangat penting yang sering kita luput, yaitu peristiwa Zakheus memanjat pohon sikamor, di sini diterjemahkan pohon ara. Dan bagaimana ini menjadi inti sari dari ayat-ayat yang kita baca pada hari ini. Injil Lukas sangat penting karena Injil ini memberitakan bahwa Yesus mempunyai pekerjaan puncak di kayu salib. Dia mempunyai pekerjaan utama untuk mati di kayu salib menebus dosa manusia. Injil Lukas sebenarnya sudah membagikan kepada kita hal yang utuh mengenai Injil, Injil berkait dengan kita pergi ke sorga diselamatkan oleh Tuhan. Tapi Injil juga berkait dengan perubahan sosial yang harus kita kerjakan di tengah-tengah kita. Teologi Kristen sering kali cuma menekankan satu sisi. Teologi dari kaum Injili sangat menekankan bagaimana Kristus yang mati bagi saya, menebus dosa saya, membuat saya aman di sorga, di dalam pelukanNya Tuhan. Ini tentu benar, Injil tentu bicara hal ini. Tapi jika kita hanya menekankan sisi ini, maka kita tidak mengerti apa kaitan Injil dengan perubahan hidup di dalam dunia ini. itu sebabnya banyak orang dari aliran social gospel mengatakan bahwa Injil itu salah dipahami, orang Kristen hanya tahu beriman, lalu masuk sorga, selesai. Orang Kristen cuma tahu “diriku diselamatkan oleh Tuhan”, lalu selesai. Kita lihat teologi sering menjadi pendulum, yang swing terlalu banyak ke satu arah, lalu swing lagi terlalu banyak ke arah yang lain. Akhirnya teologi Rauschenbusch menolak keselamatan dari darah Yesus. Menolak pengertian mujizat dan juga penebusan yang menggantikan kita mati di kayu salib. Injil hanya sebatas menolong orang, Injil hanya sebatas melakukan perubahan sosial. Kalau terus hanya satu sisi, maka kita gagal memahami pesan yang utuh dari Alkitab mengenai Injil. Alkitab menyatakan Yesus punya tugas utama pergi ke Yerusalem untuk mati di kayu salib. Tapi Alkitab juga mengatakan Yesus juga berhenti di tiap kota untuk menolong orang yang memerlukan. Yesus berhenti untuk tindakan belas kasihan, tapi Dia tidak berhenti sampai di situ, Dia terus berjalan ke Yerusalem, sampai akhirnya Dia harus mati di kayu salib. Maka Injil menawarkan seluruh aspek ini harus ada. Saudara mau mengikuti Alkitab, Saudara harus tahu bahwa kita harus didamaikan dengan Allah oleh penebusan darah Yesus. Dan kalau kita tahu kita perlu didamaikan dengan Allah oleh darah Yesus, maka kita sadar bahwa kita orang berdosa yang harus ditebus. Tetapi setelah penebusan itu Saudara dan saya dituntut melakukan tindakan yang mengubah masyarakat. Gerakan Reformed Injili menyadari hal ini, mandat budaya, pekabaran Injil, teologi yang menekankan tentang penebusan Sang Anak Allah yang menjadi manusia, semua harus dipahami dan dijalani. Demikian juga dengan Injil Lukas, Lukas melakukan hal yang sama, Yesus berhenti di datu tempat menolong orang, lalu Dia lanjutkan perjalananNya. Termasuk ketika Dia sudah hampir sampai ke Yerusalem, Dia harus sampai Yerikho dulu. Dia bertemu dengan seseorang bernama Zakheus.

Di dalam Alkitab, di ayat yang kita baca dikatakan bahwa Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai, ini bukan hanya orang yang melakukan tindakan memungut cukai, dia adalah pemimpinnya. Dan orang-orang yang berada di dalam kelompok ini, sebagai kepala pemungut cukai adalah orang yang mempunyai kekuatan untuk tarik uang sebanyak mungkin, lalu setorkan sebagian untuk Roma, dan dia bisa tahan sebagian yang sangat besar untuk dirinya sendiri. Orang Roma mau ada orang yang teliti, selidiki semua orang di dalam daerah Yahudi, lalu tarik pajak sesuai dengan apa yang harusnya ada pada mereka. Dan orang Roma tidak peduli kalau pemungut cukai ini tarik sangat banyak, lalu ambil sangat banyak untuk dirinya lalu setorkan sedikit untuk Roma, asalkan setoran minimal sudah masuk, dia mau ambil berapa untuk kantongnya sendiri itu urusan dia. Itu sebabnya kepala pemungut cukai sangat dibenci oleh banyak orang. Tapi Alkitab mengatakan Zakheus bukan orang yang suka ambil uang lebih banyak. Dia mengikuti perintah dari pemerintahan Roma, kita tahu itu dari mana? Kita tahu itu dari apa yang Zakheus katakan sendiri di ayat 8 “kiranya ada yang saya peras, saya berani balas 4 kali lipat ganti yang saya peras”, ini bukan pernyataan mau balas, mau ganti, ini pernyataan dia tidak pernah pungut yang lebih besar dari yang dituntut oleh tentara Roma. Jadi Zakheus dibenci oleh orang Yahudi bukan karena dia korup, melainkan karena dia adalah kaki tangan Roma untuk mengatur para pemungut cukai memungut pajak untuk Kerajaan Roma. Dikatakan Zakheus ingin melihat Yesus waktu Dia masuk Yerikho, tapi dia tidak berhasil karena ada orang banyak, sebab badannya pendek. Badan pendek ternyata bisa punya beberapa pengertian. Badan pendek bisa berarti secara fisik dia pendek, tapi istilah ini bisa juga diartikan sebagai orang yang disingkirkan oleh komunitasnya. Jadi apakah Zakheus benar-benar badannya pendek atau tidak, kita tidak tahu. Bukan karena badan pendek dia panjat pohon, tapi dia terpaksa panjat pohon karena dia terus dihalangi untuk melihat Yesus. Saudara bisa bayangkan, ketika orang banyak mengerumuni Yesus, Zakheus mendahului mereka lalu panjat pohon. Mengapa dia lari mendahului mereka lalu panjat pohon, mengapa dia tidak lari mendahului mereka lalu tunggu di pinggir jalan? Karena kalau dia tunggu dipinggir jalan, dia akan tertutup orang lain, dan orang akan menghalangi dia menemui Yesus. Dalam Kitab Suci pohon ara menjadi lambang berkat Tuhan. Di Ulangan 8:8, selain buah anggur, buah ara menjadi simbol Tuhan memberkati. Di dalam Ulangan 8:8 Tuhan mengatakan “Aku akan beri kamu tanah yang berlimpah hasil anggur dan ara”, ini tanda Tuhan memberkati. Saudara bisa juga lihat di Mazmur 105:33, tidak ada buah ara itu tandanya Tuhan sedang mengutuk tanah. Tuhan mengatakan “hai Mesir, Aku akan hancurkan tanamanmu, pohon aramu tidak lagi akan berbuah”. Arti pohon ara tidak berbuah adalah Tuhan sudah kutuk tanah dan Tuhan tidak berikan berkat lagi. Itu sebabnya pohon ara mengandung makna teologis bagi orang Israel, ini bukan sekedar pohon yang random dipilih. Lalu di dalam Yeremia 8:13, Tuhan mengatakan “Aku akan membuat pohon aramu kering”, dan ini adalah ancaman pembuangan yang Tuhan nyatakan bagi Israel. Tuhan mengancam Israel dengan mengatakan “pohon aramu akan kering dan tidak akan menghasilkan buah”. Saudara juga bisa lihat di dalam Yoel 1: 12, disitu dikatakan bahwa pohon ara sudah tidak ada buah, Tuhan hukum kita dengan berat sehingga pohon ara tidak ditemukan lagi. Lalu bagaimana di tengah keringnya pohon ara, yang artinya Tuhan buang Israel, adakah pengharapan bagi mereka? Alkitab mengatakan Tuhan memberikan pengharapan, karena pohon ara akan kembali menghasilkan buah. Saudara bisa melihat ini di dalam Hosea 9:10 Tuhan mengatakan “Israel, Aku melihatmu seperti pohon ara yang buahnya banyak. Aku mengasihi engkau karena engkau seperti pohon ara bagiKu yang buahnya banyak. Tapi ketika engkau menyembah berhala, Aku akan membuat engkau kering”, dan pohon ara itu tidak lagi berbuah. Di dalam janji pemulihan, misalnya di Yoel 2, Tuhan menjanjikan pohon ara akan kembali mengeluarkan buah. Dan yang dikatakan akan mengeluarkan buah adalah sebelum panen besar yaitu buah sulung. Buah sulung adalah buah yang keluar sebelum pohon yang lain mengeluarkan buah, dan ini yang menjadi tanda Tuhan akan pulihkan Israel. ada buah sulung, ada buah ara yang keluar sebelum musim ara. Dan Saudara baru mengerti mengapa Tuhan mengutukpohon ara di dalam Matius 21, Yesus menemukan pohon ara lalu dikatakan Dia tidak menemukan buah. Alkitab Bahasa Indonesia mengatakan “karena belum musim ara”, tapi sebenarnya yang dimaksudkan adalah karena dekat musim ara, berarti kalau sudah dekat musim ara akan ada pohon ara yang menghasilkan buah sulung. Waktu pohon ara itu tidak menghasilkan buah sulung, Yesus mengutuknya hingga kering, kemudian Dia berjalan lanjut. Banyak orang tidak mengerti mengapa Yesus kutuk pohon ara, salah apa pohon ini. Dan kita sulit menjawab orang karena kita tidak mengerti latar belakang Yahudinya. Saudara kalau ditanya “mengapa Tuhan Yesus mengutuk pohon? Dia kejam”, Saudara akan menjawab apa? Mungkin Saudara menjawab “karena Dia kan Tuhan, terserah Dia mau kutuk siapa. Dia boleh kutuk pohon, Dia juga boleh kutuk kamu karena tanya terus”, jawaban itu salah. Tuhan mengutuk pohon ara karena ini melambangkan kalau pohon itu tidak menghasilkan buah sulung, Tuhan akan buang Israel. “Mana buah sulungnya hai Israel? pohon aramu sudah menghasilkan buah atau tidak?”, ini alasan mengapa Tuhan Yesus mengutuk buah ara. Harap dari sekarang dan seterusnya, Saudara mengerti, sehingga ketika ada orang yang minta penjelasan dari Matius 21, Suadara tidak harus mempertemukan dia dengan saya terus. Pohon ara itu bermakna teologis sekali, makna eskatologis. Kalau buah ara sudah ada berarti pemulihan sudah akan terjadi. Dan ini sebabnya di dalam Zakharia 3 ada janji Tuhan yang limpah, dikatakan Aku akan perbaiki pohon anggur dan pohon ara. Aku akan berikan dengan limpah dari buah anggur dan ara, dan pada waktu engkau sadar pohon ara sudah mengeluarkan buah, di bawah pohon ara engkau akan undang teman-temanmu pesta. Zakharia 3 digenapi Yesus di bawah pohon sikamor. Yesus mengundang Zakheus berpesta di rumah Zakheus, di bawah pohon, itu menggenapi Zakharia 3. Tapi Saudara mungkin protes, “maaf pak, penggenapan kok begini? Zakharia kan bilang pohon ara, Zakheus naik pohon sikamor. Dua pohon yang berbeda. Tidak ada janji pohon sikamor di dalam Alkitab, yang dijanjikan itu pohon ara”. Ketika saya lihat pohon ara, tingginya tidak terlalu besar. Waktu saya tanya ke Pak Cornelius, “pak, Zakheus naik dimananya?”, “Zakheus tidak naik pohon ini, tapi pohon sikamor, mirip ara tapi lebih besar”. Tidak ada janji tentang pohon sikamor. Maka ketika Alkitab mengatakan Yesus jalan terus lalu berhenti di bawah pohon sikamor, dan Dia melihat ke atas dan mengatakan “hai Zakheus turunlah, Aku mau mengajak makan di rumahmu”, kalimat ini menggenapi apa yang dikatakan di Zakharia 3 dengan cara yang sangat aneh, karena Tuhan mengatakan ada hasil pohon yang mulai mengeluarkan buah sulung. Saudara mungkin bertanya mana buah sulungnya? Orang yang nongkrong di atas itu buahnya. Itu yang Yesus katakan, Zakheus inilah buah dari Kerajaan Allah. Jadi jangan heran kalau Zakheus memanjat pohon.

Apa kaitan Zakheus memanjat pohon dengan teologiNya Yesus, dengan teologi yang Lukas mau bagikan? Jangan pernah lupa Lukas itu orang Yunani, tetapi yang sangat menguasai Perjanjian Lama. Dia mengerti Tuhan berbicara dengan simbol. Tuhan kita bukan hanya berbicara dengan teologi, dengan pernyataan saja, tapi dengan simbol. Dan bedanya Yesus dengan kita adalah kita pintar membuat simbol, mungkin dalam bentuk ukiran atau lukisan, tapi Yesus membuat simbol di dalam kehidupanNya. Dia menjalani hidup yang menjadi gambaran. Maka kalimat Lukas sangat penting, Yesus berkuasa di dalam perkataan dan tindakan. Waktu berkata-kata, Dia mengajarkan teologi kepada kita. Waktu bertindak pun Dia mengajarkan teologi kepada kita. Dan tidak ada teologi yang lebih indah dibandingkan dengan teologi diriNya yaitu Yesus sendiri, menggenapi seluruh rangkaian di dalam Perjanjian Lama. Apa yang dijanjikan Perjanjian Lama adalah pemulihan bagi Israel, tapi pemulihan bagi Israel tidak hanya mencakup Israel secara bangsa, melainkan pemulihan ini akan menjangkau semua bangsa. Tetapi ketika kerajaan itu datang, mana buah pertamanya? Dan Yesus di dalam Injil Lukas menyatakan ini buahnya. Yesus datang kepada Zakheus, di bawah pohon itu lalu lihat ke atas, ini persis yang dikatakan Tuhan di beberapa bagian di Mazmur maupun Yeremia, “Aku sudah lihat pohon ini, mana buahnya? Karena engkau kering terus, Aku buang”. Yesus lihat ke atas dan pohon sikamor ini tidak kering, karena ada buahnya, dan buahnya itu Zakheus. Yesus sedang menggenapi Zakharia 3. Kamu akan undang temanmu karena pohon ara mulai berbuah. Dan waktu itu Zakheus diundang Tuhan Yesus, Zakheus senang sekali. Alkitab tidak tahu apakah Zakheus mengerti simbol yang sedang terjadi di sini, tapi dia sangat senang karena Yesus mau datang ke rumahnya. Dia langsung mengundang teman-temannya, para pemungut cukai, bawahannya. Lalu mereka kumpul, mereka berbicara, mereka adakan pesta, makan-makan di rumah Zakheus. Pesta yang melambangkan Zakharia 3 karena Tuhan sudah mulai memberikan hasil sulung yang pertama di dalam Kerajaan Allah. Ini pesta yang menyenangkan sekali.

Lalu Alkitab mengatakan orang-orang benar-benar marah karena Dia makan di rumah orang berdosa. Orang lain melihat Zakheus sebagai orang yang disingkirkan, mengapa Yesus mau makan di rumah dia? Waktu Yesus datang ke dalam dunia, Dia merombak cara berpikir orang dan tidak banyak orang suka dirombak cara berpikirnya. Banyak orang bereaksi berbeda-beda waktu pikirannya dirombak, ada yang marah, menolak, membenci. Saya tidak pernah bisa membuat apa pun untuk memukau Tuhan. Kita mau bilang “Tuhan, prestasi saya bagus di kuliah”, Tuhan mengatakan “Aku tidak peduli prestasimu sebagus apa, sorga tidak dibangun oleh kemampuanmu studi”. Atau mungkin Saudara mengatakan “saya ini lulusan arsitek yang paling hebat, saya bisa design-kan sorga lebih bagus dari sekarang”, tidak mungkin, Tuhan tidak perlu design untuk sorga. Kita tidak bisa kasi apa pun. Tapi Tuhan datang untuk panggil yang tidak pernah layak, yang tidak pernah mendapatkan apa pun bahkan di tengah masyarakat, tapi Tuhan panggil. Dan ini menunjukan ketika Yesus sendiri yang berseru kepada Zakheus, “turun, Aku mau makan di rumahmu”. Waktu orang-orang tidak mengerti cara Tuhan memanggil, mereka membuat standar sendiri, membuat urutan sendiri, membuat kelompok siapa yang bagus secara rohani, inilah kelompok yang paling mungkin masuk ke dalam Kerajaan Tuhan. Ini cara berpikir yang salah sekali, kita terus membandingkan diri dengan orang lain lalu membuat peringkat demi peringkat. Tapi orang-orang yang melihat Yesus mau menerima Zakheus, mereka marah bukan main. Mereka mengatakan “jangan makan dengan orang berdosa”, tapi apa yang terjadi? Ayat 8 mengatakan Zakheus berdiri dan mengatakan kepada Tuhan, “Tuhan, setengah dari harta milikku, kuberikan kepada orang miskin”, kalimat ini besar sekali. Maka Lukas menggambarkan Zakheus mengatakan “saya kasi separuh hartaku bagi orang miskin”, berarti dia bebas dari itu. Dan Saudara bisa bayangkan betapa piciknya orang-orang di sekitar Zakheus yang mengatakan “Tuhan, jangan makan di rumah orang ini, karena dia membagi hartanya 50% ke orang lain”, orang ini tidak punya alasan untuk membenci Zakheus. Tapi tetap mereka mengatakan Yesus tidak boleh makan di rumah Zakheus, padahal Zakheus lebih baik dari orang lain, orang-orang rohani yang gila harta. Lukas menekankan bahwa Zakheus lepas dari cinta akan harta setelah dia bertemu dengan Tuhan Yesus. Dia mengatakan “separuh yang saya miliki akan saya berikan”. Berapa banyak kita rela mencintai dengan harta, mencintai dengan memberi, itu sesuatu yang mungkin sulit, tapi perlu kita latih. Siapa malas memberi, dia berada dalam bahaya besar terlalu cinta uang. Siapa malas memberi baik untuk pekerjaan Tuhan, baik untuk sesama, dia berada dalam bahaya besar terlalu cinta uang. Dan untuk menghindarkan diri dari cinta uang adalah belajarlah memberi, tidak ada cara yang lain. Maka di sini dia adalah buah sulung yang tidak pernah disangka. Ketika orang mengharapkan buah ara dari pohon ara, mereka mendapatkan Yesus mengatakan ada Zakheus dari pohon sikamor, itu tidak masuk akal. Tapi Tuhan justru mengatakan inilah cara Kerajaan Allah dimulai di bumi ini. Kerajaan Allah dimulai dengan Tuhan panggil orang-orang yang tidak layak jadi buah sulung, tapi benar-benar Tuhan pakai jadi buah pertama kerajaan itu. Saudara dan saya juga buah-buah yang Tuhan pakai di dalam kerajaanNya, dan kita tahu kita tidak lebih baik dari Zakheus, kita mungkin lebih parah dari Zakheus, tapi Tuhan panggil kita dan mengatakan “hei kamu, Aku mau makan di rumahmu. Kamulah hasil dari Kerajaan Allah”. Dan harap ketika kita menyadari hal ini, kita semakin rindu dipakai Tuhan, seperti Zakheus. Menyadari bahwa kita punya posisi di hadapan Allah dibenahi oleh Tuhan Yesus. Itu sebabnya Yesus mengatakan di dalam ayat 9 “kata Yesus kepadanya: hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun akan Abraham”. Mengapa Yesus mengatakan terjadi keselamatan? Karena Zakheus mendeklarasikan “saya bagikan separuh hartaku pada yang lain”, itu aspek pertama. Aspek kedua, karena orang ini keturunan Abraham, maksudnya adalah Tuhan yang pilih dia. Abraham waktu dipilih, tidak ada prestasi apa pun. Zakheus pun Tuhan yang pilih, bukan Zakheus yang punya jasa untuk datang kepada Tuhan. Tuhan pilih Zakheus dan mengatakan “kamu diselamatkan”. Kita diselamatkan karena Yesus rela menebus kita. Tapi setelah itu kita diselamatkan untuk membawa perubahan sosial di sekeliling kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)