Di dalam Wahyu 5 digambarkan tentang tahta Tuhan di sorga dan ciri-ciri yang dimiliki malaikat ini dinyatakan juga pada waktu itu. Jadi malaikat ini turun dan dia menggambarkan kemuliaan sorga yang belum bisa diakses oleh orang-orang di bumi. Kita belum bisa melihat berapa mulianya persekutuan di sorga ketika para makhluk sujud menyembah kepada Tuhan. Kita belum bisa melihat wajah Tuhan yang mulia, kita belum bisa melihat keagungan Allah di atas tahtaNya. Tetapi Tuhan izinkan hal-hal yang mencerminkan keagungan Tuhan dinyatakan melalui kehadiran malaikat. Maka malaikat ini turun dan dia menyatakan sesuatu yang luar biasa, menyatakan sesuatu yang mirip Tuhan tapi bukan Tuhan. Karena dikatakan dia adalah yang berselubungkan awan tapi tentu tidak sama dengan Tuhan yang mengendarai awan. Pelangi ada di atas kepalanya, tapi pelangi ini adalah perwakilan dari kesetiaan Tuhan kepada janjiNya. Mukanya mirip matahari, tapi kita bisa tafsirkan wajah yang mirip matahari menunjukan bahwa dia baru saja melihat kemuliaan Tuhan. Mirip Musa, Musa melihat kemuliaan Tuhan dan ketika turun cahayanya penuh terpancar di wajahnya sehingga orang Israel mengatakan “kami tidak bisa melihat wajahmu, wajahmu terang sekali”, bayangkan Musa turun dan mukanya bersinar lalu Musa tutup supaya orang Israel tidak perlu melihat sinarnya. Tapi Paulus punya tafsiran yang unik, Musa menutup wajahnya supaya orang Israel tidak melihat hilangnya cahaya itu, sesuatu yang sangat unik. Mengapa Musa bisa bercahaya? Karena dia baru bertemu Tuhan. Mengapa malaikat ini wajahnya bercahaya seperti matahari? Karena dia baru datang dari tahta Tuhan. Maka dari ayat 1 saja kita sudah mendapatkan penghiburan yang besar sekali, Saudara dan saya tidak dihadapkan pada kemuliaan dunia, Saudara dan saya berharap pada kemuliaan Tuhan. Kita tidak di-design untuk kemuliaan yang sementara dari dunia ini, tapi kita di-design untuk menikmati kemuliaan yang Tuhan siapkan dari surga. Surga akan menjadi milik bumi, kemuliaan yang terpancar di sana akan terpancar di sini, hal yang dinikmati di surga juga akan dinikmati di bumi pada waktunya. Maka ketika malaikat ini turun dan disaksikan Yohanes, Yohanes tahu Tuhan sedang menyatakan penghiburan yang besar. Tapi tahukah kamu kalau pengharapanmu itu ada di surga? Lihat malaikat ini, dia baru saja datang dari surga dan dia mencerminkan segala kemuliaan di surga. Kamu bisa menikmati hal-hal yang mulia dari surga yaitu ada awan yang penuh dengan kepekatan, sehingga ketika awan itu menyelubungi sang malaikat, orang-orang langsung mengingat bahwa janji Tuhan memberikan kehadiranNya itu dimulail di Gunung Sinai. Tuhan berjanji akan hadir dan Gunung Sinai penuh dengan awan. Ketika malaikat menyatakan kehadirannya dengan penuh awan maka Yohanes tahu satu hal, Tuhan akan hadir kaerna kehadiranNya diawali dengan penampakan awan yang begitu pekat. Kemudian pelangi yang ada di atas kepala malaikat, ini mencerminkan kesetiaan Tuhan yang dia bawa secara reduktif. Saudara melihat kemuliaan malaikat dan Saudara tahu Tuhan jauh lebih mulia dari pada itu. Dan kemuliaan Tuhan yang akan menjadi milik kita suatu saat nanti, itu akan membuat kita kuat. Saudara dan saya harus belajar berharap pada hal yang melampaui bumi ini. Berharap pada surga, berharap pada kemuliaan yang melampaui dunia, berharap pada kesetiaan yang tidak mungkin terdapat di bumi. Maka gambaran pelangi dan kesetiaan tidak bisa dilepas. Tuhan dengan setia menyatakan janji kepada Nuh, dan tidak banyak orang yang sadar janji itu. Tuhan mengatakan “Aku tidak akan membinasakan bumi”, ini janji Tuhan kepada Nuh. Saudara kalau membaca janji Tuhan kepada Nuh, mungkin Saudara akan berpikir bahwa ini adalah janji tentang keselamatan. Tetapi kalau Saudara baca baik-baik, keselamatan yang dimaksud dari janji Tuhan kepada Nuh adalah keselamatan bahwa Tuhan tidak akan pernah musnahkan bumi. Akankah Tuhan memusnahkan bumi lagi? Tuhan mengatakan “tidak, Aku tidak akan lagi memberikan air bah ke tengah-tengah bumi”. Akan selalu ada waktu menabur dan menuai, akan selalu ada waktu perpindahan musim yang teratur. Keteraturan Tuhan memelihara alam adalah tanda kesetiaan Tuhan. Maka janji pelangi adalah sesuatu yang sifatnya alami, pelangi mungkin bisa Saudara lihat ketika selesai turun hujan, Saudara lihat pelangi dan langsung ingat kisah Nuh, ingat Nuh langsung ingat bahtera, ingat bahtera ingat binatang-binatang yang Tuhan suruh masuk ke dalam bahtera. Cerita tentang binatang masuk ke bahtera adalah cerita kesetiaan Tuhan kepada alam. Hal-hal yang mungkin tidak terlalu mendapat interest kita, apalagi kalau kita sudah terlalu injili dan other-worldly. Kalau saya mengkritik Injili, bukan kritik penginjilan. Ada orang yang salah mengerti “Pak Jimmy kok mengkritik penginjilan”, saya mengkritik evangelical bukan evangelism. Evangelical itu adalah aliran dalam Kekristenan yang sayangnya kurang menghargai kedalaman teologi dalam setiap bidang. Semangat menginijli ada, tapi sayangnya kurang dalam, itu Injili. Tapi bukan menginjili, menginjili adalah tindakan yang jadi tugas dan juga jadi kehormatan semua orang percaya. Namun Injili adalah aliran dari gereja, tidak tentu Injili suka menginjili. Tidak tentu juga yang tidak Injili tidak suka menginjili.

Kalau begitu mengapa Tuhan memasukan binatang ke dalam bahtera? Jawaban ini bisa ditemukan kalau Saudara teliti bagian-bagian lain dari Kitab Suci yang menunjukan kesetiaan Tuhan kepada manusia dengan menggambarkan kesetiaan Dia kepada alam. Banyak bagian termasuk di dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan “lihat burung pipit di padang”, mengapa Tuhan memakai contoh burung pipit? Karena inilah yang dipakai di dalam Perjanjian Lama. Lihat bagaimana Tuhan memelihara mereka, tidak ada satu pun dari burung pipit itu yang jatuh mati sebelum waktunya. Beranikah Saudara mengatakan “saya akan maju memberitakan Injil apa pun yang terjadi”, hal ini membuat kita belajar untuk menyerahkan nyawa kita kepada Tuhan, berani mengatakan “saya akan khotbahkan Injil, saya akan jalankan Kekristenan meskipun maut ancamannya”. Mengapa orang Kristen tidak takut maut? Salah, orang Kristen bukan tidak takut maut, tapi orang Kristen sudah mengerti maut tidak akan menjemput sebelum waktu Tuhan. Tuhan yang atur matinya orang. Maka Saudara mau aman, cari aman tidak akan membuat waktu Saudara bertambah lebih lama. Cari hal yang sifatnya bahaya demi Injil dan kebenaran juga tidak membuat waktunya dipercepat. Tuhan pelihara alam, ini sebenarnya menjadi satu tema yang sangat dominan di dalam kisah air bah. Kisah air bah bukan hanya kisah keselamatan 8 orang, kisah air bah adalah kisah bumi tetap ada, Tuhan topang bumi, Tuhan topang musim, Tuhan topang binatang, Tuhan topang tanaman, Tuhan topang manusia. Maka kesetiaan Tuhan adalah kesetiaan yang kita mau andalkan dan karena itu lambang pelangi menjadi sesuatu yang sangat menyukakan hati. Orang percaya mengingat pelangi dan menyadari ada Allah yang setia.

« 2 of 5 »