(Lukas 7: 24-35)
Setelah orang suruhan Yohanes pergi, Tuhan Yesus bertanya kepada orang-orang yang berkumpul, Dia tanya “mengapa kamu pergi ke padang gurun?”. Padang gurun bukan hanya tempat orang tidak bisa tinggal karena tidak ada air, tidak ada tanaman dan lain-lain, tapi padang gurun adalah setiap tempat yang tidak ada kebudayaan di daerah situ. Jadi padang gurun menjadi simbol untuk gagalnya kebudayaan berkembang. Ketika disebut padang gurun, tidak berarti tempat itu harus tempat yang kering, lalu tidak ada air sama sekali, lalu ada ular beludak, bukan seperti itu. Karena Yohanes Pembaptis pergi ke padang gurun, tetapi tidak jauh dari Sungai Yordan. Dia membaptis orang di Sungai Yordan, kalau masih ada air berarti ini bukan padang gurun, ini tetap padang gurun karena ada tempat di mana Israel tidak menyatakan tempat menjadi milik Tuhan dan kebudayaan yang berkembang di tengah-tengah Israel, ini tempat di luar itu. Jadi tempat kebudayaan tidak berkembang disebut padang gurun. Maka Tuhan Yesus tanya “mengapa pergi ke padang gurun? Kamu ke padang gurun bukan lihat orang yang baju bagus, orang yang baju bagus ada di istana. Ketika Yohanes Pembaptis mempertanyakan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus tetap pada fakta bahwa dia adalah nabi Perjanjian Baru yang paling besar, Dia tidak merendahkan orang itu. Tuhan Yesus mengkonfirmasi bahwa Yohanes adalah nabi, bahkan nabi yang terbesar. Mengapa Tuhan harus menekankan bahwa Yohanes adalah nabi? Karena pada waktu itu ada pertentangan besar, benarkah Yohanes nabi? Kalau betul Yohanes nabi, mengapa dia tidak pernah pergi ke Yerusalem, mengapa tidak melakukan ibadah di Bait Suci sebagaimana yang Tuhan perintahkan. Ini sering menjadi titik lemah yang diserang oleh orang Farisi, Yohanes Pembaptis adalah nabi yang tidak lazim, tidak umum, dia mengikuti kebiasaan orang Qumran. Yohanes Pembaptis sering menyerukan pertobatan lalu berkumpul di Goa Qumran, di dekat Laut Mati. Dan di situ dijadikan tempat di mana mereka berkumpul menjauh dari kebudayaan Israel, tinggal di situ, mempelajari Kitab Suci, menyalin Kitab Suci dan hidup dengan cara yang diperkenan Tuhan. Mereka memakai tempat itu untuk menunjukan “kami rasa Israel masih ada dalam pembuangan”, ini satu motivasi dari orang Qumran membentuk komunitas mereka.

Ketika orang Israel kembali dari pembuangan, terjadi hal yang begitu menakutkan, yang menunjukan secara politik orang Israel tetap kacau imannya, bukan sungguh-sungguh bertobat. Mereka sudah kembali ke Tanah Perjanjian, sudah kembali ke Kota Yerusalem dengan tembok yang lengkap dan di tengah-tengahnya ada Bait Suci yang megah, tetapi mereka tetap hidup seperti dalam pembuangan. Orang-orang Qumran sudah melihat sejak dulu, orang yang jadi pemimpin, imam, mau jadi pembimbing orang lain, tetapi mereka penuh dengan kepalsuan. Orang-orang Farisi terkenal sebagai orang yang akan mempunyai murid, punya pengaruh luar biasa keras kepada murid, murid itu seolah tidak bisa bertindak apa pun tanpa ada nasihat dari dia. Dan ini merupakan kebahayaan yang besar sekali. Seorang bernama Carl Trueman tulis artikel tentang hal ini, dia mengatakan semakin orang punya pengaruh sendiri, semakin dia paling bahaya untuk merusakan kerohanian orang. Paulus pernah mengatakan di Korintus “ada banyak pengajar di tengah-tengah kamu”. Ada Paulus yang menanam, ada Apolos yang menyiram, tapi yang penting adalah Tuhan yang memberikan pertumbuhan. Paulus mengatakan “kamu punya banyak pengajar, tapi kamu punya satu bapa yaitu saya”. Tapi setelah 3 tahun pelayanan, dia tinggalkan Korintus, dia serahkan Korintus kepada tua-tua, dia kunjungi kembali sebelum perjalanan ke Yerusalem untuk memperkuat iman mereka. Jadi dia membiarkan orang lain punya pengaruh lebih besar di tengah-tengah Korintus, inilah bapa rohani yang sejati. Sedangkan bapa rohani yang palsu hanya ingin dia yang masuk, tidak ingin ada orang lain yang pengaruhi. Maka orang Qumran melihat orang-orang Farisi yang memuridkan orang ternyata rusak seperti ini, orang imam keturunan Lewi yang mau jadi pemimpin ternyata rusak karena menjadi penjilat orang Makedonia. Maka mereka lari dari Yerusalem, mereka pindah di tempat yang tidak ada orang mau tinggal yaitu di goa, persis di daerah Laut Mati, dekat seberang Sungai Yordan, di daerah bangsa-bangsa lain, di daerah padang gurun, menurut istilah Alkitab. Jadi mereka tinggal di padang gurun, menunjukan kepada Israel “hei Israel, kamu sudah punya daerah, kamu sudah punya tempat Yerusalem yang dikurung oleh tembok yang bagus dan punya Bait Suci, tapi sebenarnya kamu masih dalam pembuangan, kamu masih dibuang, sadarkah kamu?”. Akhirnya mereka menyingkir sambil terus teriak “engkau masih dibuang”. Inilah orang Qumran, tapi pertanyaannya mengapa Yohanes Pembaptis mirip orang Qumran? Dia bukan orang Qumran, Alkitab mencatat dia anak Zakaria, seorang imam, harusnya dia melayani dekat Yerusalem, harusnya dia melayani di dalam Bait Suci, di dalam lingkup Bait Suci, mengapa dia pergi ke daerah seberang Sungai Yordan lalu teriak-teriak pertobatan? Kita tidak dapat penjelasan dari Alkitab. Tapi F.F. Bruce, seorang teolog dari Inggris, mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis kemungkinan diadopsi oleh orang Qumran. Mengapa begitu? Karena Alkitab mencatat Yohanes Pembaptis lahir ketika Zakaria dan Elizabet, papa mamanya sudah tua. Kalau papa mamanya sudah tua, tidak lama lagi dipanggil Tuhan. Jadi waktu Yohanes Pembaptis masih bayi, papa mamanya sudah tua. Maka tidak lama kemudian kedua orang tuanya mati dan Yohanes Pembaptis menjadi yatim piatu. Salah satu kebiasaan orang Qumran adalah selain mereka menyalin Kitab Suci dan mempelajari, mereka juga mengadopsi orang untuk menjadi orang tua angkat bagi anak-anak terlantar ini. Maka waktu Yohanes melayani dengan cara orang Qumran, langsung orang Farisi dan imam mengatakan “ini pasti nabi palsu”.

Adalah fakta bahwa Yohanes Pembaptis menggenapi yang dikatakan oleh Maleakhi, yaitu dikatakan akan ada orang datang untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Lalu di dalam Kitab Nabi juga dikatakn bahwa yang akan datang ini adalah Elia, ini bikin orang makin mengerti siapa Yohanes Pembaptis. Dia melanjutkan pelayanan Elia dan Elia melayani di Utara bukan Selatan, Elia melayani bukan di Yerusalem dan bukan Bait Suci. Dia melayani di Utara dan dianggap sudah buangan oleh orang Selatan. Maka para pengikut Yohanes Pembaptis mengatakan “ini ada bukti bahwa Yohanes Pembaptis adalah nabi yang asli, karena dia mengadopsi pelayanan Elia”. Yohanes Pembaptis melakukan pelayanan seperti ini karena pengaruh Qumran, mengapa pengaruh pelayanan Qumran seperti ini? Karena mereka percaya Israel masih dalam pembuangan. Mereka menyingkir lalu menganggap Israel masih dalam pembuangan, mesti bertobat dulu baru tempat ibadah di Bait Suci boleh dipulihkan kembali. Itu sebabnya mereka menyingkir. Dan kalau kita mempelajari sejarah zaman itu, kita tahu umat Tuhan begitu rusaknya. Saya membaca dalam kisah catatan F.F. Bruce tentang sejarah Israel sejak kembali dari pembuangan, saya sangat kasihan kepada orang Israel, mereka begitu penuh dengan kebingungan karena tidak ada satu pun pemimpin yang beres. Alkitab seolah-olah mencatat sebelum Mesias datang, tidak ada yang beres, ada pemimpin yang kuat dari sisi politik tapi sangat palsu dalam kerohanian, ada pemimpin yang merasa rohaninya baik tapi ternyata motivasi di baliknya terlalu penuh dengan cara yang merugikan orang Israel. Yohanes Pembaptis memulai pelayanan dan dia mulai teriak untuk mempertobatkan orang “bertobatlah kamu”, mengapa teriak bertobat? “Karena kamu belum balik, kamu belum sungguh-sungguh bertobat, kamu belum hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan. Kamu punya tampilan rohani, tapi di dalam tidak ada kerohanian yang baik. Kamu punya banyak kegiatan rohani, tapi di dalam tidak ada kerohanian yang baik. Kamu punya kalimat rohani, tapi di dalam tidak punya kerohanian yang baik”. Mari lihat ke dalam diri lalu selidiki “saya ini yang mana, apakah saya orang buangan atau umat Tuhan yang sudah dipulihkan? Apakah saya ini umat sisa yang akhirnya Tuhan pulihkan atau saya adalah kebanyakan orang yang harus dibuang karena saya banyak menunjukan kepalsuan?”. Saya tidak tanya seberapa saleh kita di luar atau berapa banyak pelayanan yang sudah kita kerjakan atau berapa banyak pengaruh yang kita sudah berikan atau berapa banyak pengetahuan yang sudah kita tahu. Saya mau kita jujur lihat ke hati lalu cari tahu “saya dimana, saya kaum sisa yang Tuhan pulihkan atau saya umat Tuhan yang terbuang di dalam tempat ibadah”. Mungkin kita tiap hari ke tempat ibadah, tapi kita orang buangan. Kita tiap hari belajar Kitab Suci tapi ternyata kita hidup sebagai orang buangan, mari selidiki hati dan koreksi diri.

Inilah penggilan Yohanes Pembaptis, terus membuat umat Tuhan hidup gelisah, tidak pernah nyaman, tidak pernah tenang karena terus dikorek lagi dosanya. Dan dia adalah orang yang sangat berani, siapa pun yang datang, kalau dia rasa tidak beres, dia akan tegur, siapa yang hadir kalau dia rasa tidak beres, akan dia tegur lagi. Yohanes Pembaptis menjadi sangat penting, karena pelayanannya langsung menyatakan orang Israel masih berdosa. Sedangkan orang Farisi punya cara pelayanan untuk merebut sebanyak mungkin orang menjadi pengikut mereka. Ini cara pelayanan yang sangat berbeda. Yohanes Pembaptis punya pengaruh hanya 2 yang secara pengaruh melanjutkan gereja Tuhan. Yang pertama adalah pengaruh dia kepada beberapa murid Yesus, dia punya murid banyak sekali, tapi hanya beberapa yang ikut Yesus dan dipakai Yesus. Simon Petrus salah satunya, Yakobus dan Yohanes, mereka adalah orang-orang yang tadinya adalah murid-murid Yohanes Pembaptis, lalu ada Andreas. Lalu orang-orang yang ada 12, yang menjadi murid Yohanes Pembaptis, harus lari ke Efesus, waktu Paulus ke Efesus dia bertemu dengan mereka, dan mereka menjadi orang Kristen, salah satu kelompok pertama yang menjadi Kristen di Efesus. Jadi inilah jalan yang disiapkan Yohanes Pembaptis, kelihatan begitu kecil, tapi begitu signifikan. Jadi dia menyiapkan orang untuk kembali kepada Tuhan, dia tidak peduli, dia disukai atau tidak, dia tidak peduli dia menjadi populer atau tidak, dia tidak peduli orang mengaku sebagai pengikutnya atau bukan. Waktu Yesus Kristus menyerukan “bertobat, Kerajaan Allah sudah dekat”, orang pikir ini kelanjutan dari Yohanes Pembaptis. Tapi Yohanes sendiri mengatakan “ini bukan kelanjutan dari pelayananku, ini adalah penggenap dari pelayananku. Apa yang aku kerjakan adalah untuk Dia. Kamu ikut saya supaya nanti ikut Dia, kamu mendengar saya supaya nanti kamu menyambut Dia. Dia harus menjadi besar dan saya harus jadi makin kecil. Terpujilah namaNya. Saya buka tali sepatuNya pun saya tidak layak, untuk merendahkan diri, untuk mencuci kakiNya, saya tidak boleh, sebab saya terlalu hina”.

Jadi Yesus ditinggikan begitu besar oleh Yohanes Pembaptis dan pada periode ini Yesus mengatakan “Yohanes adalah nabi sejati”. Jadi Yesus langsung membuat kontroversi itu berakhir “kamu pengikutKu, harus tahu Yohanes itu nabi sejati”. Dia bukan palsu seperti orang Farisi bilang, dia bukan orang yang tidak mengerti bahwa pelayanan harus dilakukan di Bait Suci. Dia sengaja menjauhi Bait Suci untuk mengatakan waktu pemulihan belum tiba, Israel masih dalam pembuangan. Tapi ketika Kristus datang, Kristus menyatakan hal yang lain, yaitu Israel tidak lagi dalam pembuangan karena Dia sudah datang. Maka kalau Yohanes melayani pakai kulit unta, Yesus melayani pakai baju biasa, Yohanes melayani di padang gurun, Yesus pergi ke Bait Suci, Yohanes melayani dengan cara Qumran, Yesus tidak ikuti cara Qumran. Di sini Yesus mengingatkan kepada kita tidak ada cara pelayanan yang mutlak. Cara pelayanan begitu banyak, begitu ragam, gaya pelayanan begitu limpah, tetapi tujuan tetap satu, “bagaimana aku semakin kecil dan Kristus semakin besar”. Orang Farisi seperti orang-orang di pasar, Yesus mengucapkan kalimat “kami meniup seruling bagimu, kamu tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tapi kamu tidak menangis”. Zaman dulu ada permainan anak berupa pantun berbalasan dinyanyikan, biasanya ada sindiran seperti ini, saya tidak tahu, kita tidak tahu, tapi orang-orang yang selidiki mengatakan mungkin ada pantun seperti ini yang ditujukan kepada orang yang tidak suka main. Anak-anak yang kalau temannya kumpul, dia menyendiri, anak-anak yang kalau main, dia bengong sendiri. Mengapa bengong sendiri? Bisa 2 alasan, yang pertama karena tidak bisa bergaul dengan baik, ini mesti dikasihani, diajak. Tapi ada kelompok kedua yang merasa lebih pintar, lebih hebat, lebih rohani dari yang lain, tidak mau gabung. Ketika dia memilih untuk tidak mau gabung, ini seperti orang Farisi. Maka Yesus mengatakan “yang kamu kerjakan adalah menangis waktu orang harusnya tertawa dan tertawa waktu orang harusnya menangis”. Kamu merasa di pembuangan waktu Kristus datang, tapi kamu merasa sudah dipulihkan waktu Yohanes mengatakan “kita masih dalam pembuangan”, ini aneh sekali. Yohanes mengatakan “kamu masih dibuang”, mereka hidup seolah-olah sudah pulih. Yesus mengatakan “Aku membawa pemulihan”, mereka hidup seolah-olah ada dalam pembuangan. Ini maunya apa? Ini seperti orang menangis waktu ada pesta penikahan dan ketawa waktu ada kedukaan. Waktu di kedukaan, berdukalah dengan orang berduka, demikian dikatakan Alkitab, tertawalah dengan orang yang tertawa. Zaman Yohanes adalah zaman berduka karena belum ada pemulihan, jadi jangan ketawa waktu zaman Yohanes. Zaman Yesus adalah zaman penawaran pemulihan itu, jadi tidak perlu nangis waktu ada Yesus. Bayangkan orang Yahudi itu selalu salah, doa “Tuhan pulihkan”, sampai meratap di tembok ratapan, Yesus sudah datang, oleh mereka malah disalib. Lalu doa lagi “Tuhan pulihkan”, Tuhan kalau marah bisa mengatakan seperti ini “sudah Aku beri, kamu salib, sekarang sudah Aku ambil, kamu minta lagi, sekarang maunya apa?”. Ini yang Yesus katakan “mengapa waktu ada orang mengajak berduka, kamu tidak menangis. Waktu ada orang ajak kamu tertawa, mengapa kamu tidak tertawa. Mengapa kamu mempunyai permainan kamu sendiri yang tidak selasar dengan apa yang Tuhan kerjakan di dalam sejarah?”.

Inilah keunikan dari bagian ini, Yesus membela Yohanes Pembaptis sambil mengingatkan Dia adalah penggenap dari Yohanes Pembaptis. Tugas nabi adalah mengumumkan akan ada Mesias, Pribadi Agung yang akan datang, akan ada Sang Mesias. Mesias adalah dalam Bahasa Ibrani, Kristus adalah dalam Bahasa Yunani, dan Almasih dalam Bahasa Arab. Inilah yang dinantikan para nabi. Tidak ada nabi yang boleh disebut nabi kalau dia tidak mengumumkan kedatangan Sang Mesias. Tugas nabi adalah menunjuk nanti Dia akan datang, tugas nabi adalah mengatakan “ini orang yang akan datang itu”. Maka Yohanes Pembaptis lebih besar dari nabi-nabi yang lain karena dia menunjuk kepada yang Diurapi, Sang Mesias, dengan cara membuka gerbang menyambut Sang Mesias itu datang, ini nabi paling besar, Yesus katakan. Mengapa ini nabi yang paling besar? Karena dialah yang menginagurasi, membuka gerbang untuk Sang Mesias masuk. Ini seperti satu kota benteng kerajaan, dimana orang yang paling senang adalah orang yang paling pertama mendengar berita kemenangan sang raja. Siapa orang itu? Orang itu adalah orang yang akan menyambut di depan pintu. Jadi Yesus mengingatkan kepada semua pengikutNya bahwa Yohanes adalah nabi sejati, dia nabi yang paling besar, tapi yang paling kecil dari kamu tetap lebih besar dari dia. Ini janji Dia untuk kita. Saudara lihat besarnya nabi seperti Yohanes Pembaptis, nabi seperti Elia, Elisa, Yesaya, Musa, nabi-nabi agung yang pernah bangkit, Yesus mengatakan “kamu yang di dalam Aku lebih besar dari mereka”. Mengapa lebih besar? Karena lebih hebat? Tidak. Karena lebih besar dari mereka? Tidak. Tapi karena kita memberikan seluruh iman untuk mengikuti Krsitus dan menjadikan Dia Juruselamat kita. Inilah yang Yesus katakan. Dan Yesus mengatakan “orang Farisi sulit mengikuti karena mereka mempunyai standar sendiri, dimana standar anak manusia pun dianggap terlalu rendah oleh mereka”. Tapi di ayat 35 dikatakan “tapi siapa jadi anak hikmat, dia akan mengerti keagungan hikmat dari yang dikatakan oleh Kristus”. Kiranya kita menjadi orang yang boleh dibimbing untuk menyambut Sang Kristus datang. Tidak menjadi orang yang dalam pembuangan tapi menjadi orang yang menyambut Sang Mesias datang. Mari selidiki hati, mari selidiki diri, apakah saya kaum buangan yang hidup di tengah Bait Suci ataukah saya adalah orang yang menyambut Kristus, meskipun di padang gurun, tunggu Dia datang, setelah Dia datang, ikut Dia dengan sepenuh hati. Kiranya kita menjadi orang yang ikut Kristus dan berada dalam keadaan sebagai orang-orang sisa tapi yang diselamatkan oleh Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)