(Lukas 20: 20-26)
Di dalam ayat-ayat ini ada isu yang sangat penting, yang sedang jadi perdebatan di tengah-tengah Yahudi yaitu bagaimana sikap Israel kepada pemerintahan Roma. Apakah harus berontak atau cari aman? Yang cari posisi aman dianggap sebagai orang-orang yang kompromi, yang mau memberontak dianggap orang-orang pemberani. Tapi yang memberontak selalu kalah, langsung dimatikan. Sehingga orang-orang mulai berpikir “dari pada kami ribut lalu rugi sendiri, mengalami kesulitan, kekacauan bahkan kematian, lebih baik kami tetap berada di dalam keadaan kami. Kami tidak perlu berperang, tidak perlu ngotot menentang pemerintahan Roma”. Kalau begitu apakah mereka kompromi? Tidak, karena yang harusnya memberontak melawan Roma bukanlah rakyat, melainkan pemimpin yang Tuhan akan angkat yaitu Sang Mesias. Jadi Sang Mesias itu yang harus berjuang bagi mereka semua. Sang Mesias itu yang harus berperang melawan pemerintahan Roma. Itu sebabnya mereka mengharapkan pemberontakan dari Sang Mesias segera terjadi dan pemerintahan Roma dihancurkan. Ada sejarah yang panjang dan rumit di tengah-tengah Israel, sejak mereka kembali dari pembuangan, mereka mendirikan Bait Suci yang kedua, lalu mereka mulai mengadakan ibadah di dalam kelompok imam yang memimpin mereka memberikan persembahan kepada Tuhan, keadaan sangat baik. Tapi kitab-kitab nabi-nabi yang berbicara seelah Israel kembali, ternyata membicarakan hal yang sangat negatif.

Herodes yang Saudara baca di dalam Injil setelah Yesus melayani, itu bukan Herodes Agung, itu adalah anak dari Herodes Agung. Ini yangd isebut dengan Antipas. Lalu ada Herodes yang disebut Filipus, ini dua bersaudara. Di tengah-tengah kekacauan politik seperti ini, orang Israel ambil sikap. Sebagian namanya Saduki, sikapnya adalah berteman dengan politik, karena kita hanya mungkin membuat suara dan pengaruh ketika kita ada di dalam politik. Maka orang Saduki sangat kompromi, mereka tidak mau memberontak, mereka dekat dengan kekuasaan, dan banyak dari orang Saduki adalah kaum intelektual yang sangat mengerti politik. Mereka adalah orang-orang yang memilih bargabung dengan kuasa untuk memberikan pengaruh dari dalam. Kelompok kedua adalah kelompok Farisi sebenarnya adalah kelompok yang menjadi besar karena gerakan puritan di dalam Israel. Ini adalah kelompok yang pergi ke rumah-rumah untuk menjelaskan Kitab Suci, mereka adalah kelompok yang sangat akrab dengan masyarakat bawah yang massal. Jadi grassroot, kelompok yang rendah, pendidikan kurang, kekayaan kurang, tapi jumlah banyak, ini dikuasai oleh Farisi. Mereka tadinya namanya bukan Farisi, nama mereka awalnya pemurnian iman, mereka mau menguduskan, kelompok yang dikenal sebagai kelompok yang menekankan hidup kudus juga di tengah-tengah orang Israel. Mereka akan mengajar tanpa lelah, mereka membimbing orang-orang untuk hidup kudus dan pengaruh mereka sangat besar. Dan Roma sangat jenius dalam berpolitik, kalau mereka tahu ada orang bisa menguasai massa, maka orang atau kelompok ini berpotensi menjadi bahaya, harus dirangkul. Itu sebabnya kelompok ini diberikan tempat di partai pemerintahan Israel, dan mereka disebut Farisi. Jadi mereka diberi partai, diberi wadah politik. Kelompok ini mulai lunak sama pemerintah, selalu begitu yang awalnya begitu keras melawan, tapi ketika diberi kedudukan di dalam pemerintah, akhirnya menjadi lunak. Mereka mulai diam dan mulai menjadi kelompok politis yang punya massa banyak. Sedangkan Saduki adalah kelompok politis yang punya relasi dengan kaum elit. Mana yang lebih kuat, relasi dengan kaum elit atau dengan massa? Ternyata dalam kasus Israel, yang punya massa jauh lebih berpengaruh ketika mendorong demo. Tapi yang punya relasi dengan kaum elit lebih berpengaruh dalam memutuskan hukum. Jadi tergantung, Saudara mau bermain di hukum yang resmi atau bermain di massa, kumpulkan orang. Kalau mau pro dengan politik maka pilih Saduki, punya relasi lebih tinggi. Kalau mau kekuatan massa, harus populer dan menjadi pendukung rakyat banyak. Ini yang terjadi waktu itu, sehingga Israel punya kesulitan dalam memutuskan kedudukan politik mereka. Dalam kelompok yang tadinya masuk dalam aliran kekudusan, dari apa yang sekarang disebut Farisi, menjadi kecewa karena Farisi menjadi partai. Mereka pikir cara terbaik menunjukan Kerajaan Israel adalah dengan memberontak, inilah yang akhirnya disebut Kaum Zelot. Ini adalah kelompok yang akan perang, mereka sangat diinspirasi oleh Yudas Makabeus, apa pun yang jadi seruan mereka adalah pemimpin-pemimpin perang itu, “demi Daud dan Tuhan, demi Yudas Makabeus dan Tuhan”, mereka akan memakai bintang Daud sebagai penyemangat, “dulu Daud tidak pernah kalah perang, mari kita perang”. Daud memang tidak pernah kalah, tapi mereka oun tidak pernah menang, itu bedanya. Mereka menjadi pemberontak yang sangat mengkhawatirkan, karena kadang-kadang untuk membiayai tentara mereka dan pemberontakan mereka, mereka harus merampok dari kampung-kampung Israel sendiri. Mereka mengambil makanan dari warga, mengapa mesti merampok? Karena mereka tidak tahu dapat makanan dari mana. Tapi mengapa mesti merampok warga sendiri? Karena sulit kalau mau merampok tentara Roma. Dan mereka menganggap ini adalah kecelakaan atau korban dari pihak warga, collateral damage, “jadi tidak apa-apa, ini memang pengorbanan yang harus dilakukan warga”. Kejahatan dari kaum Zelot menjadi sangat banyak. Terkadang mereka membunuh orang hanya karena kebencian, lalu mereka memakai sentimen kebangsaan, “dia pengkhianat”, lalu dibunuh, ini kejahatan yang banyak dilakukan oleh orang-orang Zelot. Kelompok lain namanya Eseni, mereka mengatakan “kami tidak mau ikut yang mana pun, kami menyingkir saja ke padang gurun”. Mereka membentuk komunitas di daerah sekitar Laut Mati, tugas mereka adalah menyalin Kitab Suci, mengajar orang, membaptis mereka, mengadopsi anak-anak yatim piatu untuk dipelihara, mereka tidak mau berurusan dengan politik. Maka di tengah-tengah kekacauan inilah Yesus datang.

Waktu Yesus datang, orang mau tahu “bagaimana sikapmu kepada pemerintah? Apakah Engkau mendukun gkelompok Zelot, apakah Engkau mengkritik pemerintahan dari dalam seperti Farisi, atau Engkau merangkul pemerintah? Tapi kalau Engkau mengaku sebagai Mesias, Engkau adalah Raja Israel. Tugas Raja Israel adalam memberontak, menghancurkan kerajaan-kerajaan, tugas Raja Israel adalah menundukan raja-raja kepada Tuhan”, ini yang mereka tuntut. “Kalau Engkau benar-benar miliknya Israel sebagai Mesias yang akan membebaskan kami, Engkau harus mengalahkan pemerintahan Roma”, ini akhirnya menjadi cara untuk menjatuhkan Yesus, yaitu minta Yesus memberikan pendapat kira-kira pemikiran politikNya bagaimana. Ini jenius sekali, mereka sudah siapkan segalanya, Ahli Taurat dan imam mau menjerat Yesus dengan pertanyaan politik seperti ini. Di dalam bagian lain Kitab Suci mengatakan mereka membawa orang-orang Herodian, kelompok pemimpin dan juga penjaga-penjaga Bait Suci untuk datang bersama mereka waktu mereka tanya pertanyaan ini kepada Yesus. Ini bukan hanya tanya jawab antara jemaat dan pemimpin, tapi antara jemaat dan pemimpin dan tentara sudah siap mengelilingi. Kalau Yesus menjawab dengan kalimat yang provokatif, akan ditangkap. Yesus akan ditangkap juga pada akhirnya, dan kalimat-kalimat yang dipakai adalah Dia mau menghancurkan Bait Suci, Dia mau mendirikan kerajaan, semua tuduhan diberikan kepada Yesus untuk membuat Dia dihukum mati. Maka mereka menanyakan satu pertanyaan yang sangat menjadi pergumulan, kelompok yang pro pemerintah mengatakan harus membayar pajak kepada pemerintah. Kelompok yang anti mengatakan tidak boleh membayar pajak kepada kaisar karena berarti mendukung pemerintahan Romawi, tapi kalau tidak bayar akan dibunuh jadi terpaksa bayar karena takut dibunuh. Kalau begitu bolehkah kita membayar kepada kaisar? Kelompok pertama mengatakan “jangan, karena itu berarti mendukung pemerintahan kafir”, satu lagi mengatakan “boleh, demi menyelamatkan diri”. Mereka mau tanya kepada Tuhan Yesus dengan harapan Yesus akan terjerat dengan kalimatNya sendiri. Yesus tentu tidak akan berpihak pada pemerintahan Roma, karena Dia mengaku sebagai Mesias, bukankah Mesias harusnya memerangi kerajaan yang sedang menindas Israel? Berarti Yesus akan anti Roma, dan karena itu Dia akan ditangkap dan dibunuh. Ini yang mereka mau, maka mereka tanya pertanyaan ini, Saudara bisa lihat di ayat 21, kalimatnya disusun dengan teliti sekali, sehingga Yesus terjerat dengan pertanyaan ini. Mereka pakai pendahuluan dulu, orang kalau bertanya pakai pendahuluan, itu bisa membuat kita membaca motivasi mereka apa, makanya kalau tanya to the point saja. “Guru, kami tahu bahwa segala perkataan dan pengajaranMu benar”, ini munafik luar biasa, “dan Engkau tidak cari muka”, maksudnya adalah tentu Yesus tidak takut pemerintahan Roma. Jalan Allah ini provokatif, karena istilah jalan Allah sering dipakai oleh orang pada zaman itu untuk menyatakan pemerintahan Tuhan datang, Kerajaan Allah datang inilah jalannya. Jalan Allah berarti semua pemerintah akan dihancurkan oleh jalan ini. Jadi ini jalan dalam pengertian Kerajaan Allah akan menghancurkan kerajaan dunia dengan jalan ini. Jalan itu diambil dari beberapa kitab di dalam Perjanjian Lama, misalnya kitab yang mengatakan “luruskanlah jalan bagi Tuhan kita”, jalan apa? jalan ketika raja dan pasukannya datang untuk mengalahkan bangsa-bangsa lain. Jadi ratakan tanah itu berarti Sang Raja akan datang, jangan dibangun lagi. Kerajaan itu akan datang dan menghancurkan, ini sangat provokatif, “Engkau mengajarkan jalan Allah”, jadi mereka sudah mengurung Yesus untuk menjawab dengan sangat sulit. Kalau Dia mengatakan “tetap bayar pajak kepada kaisar”, habislah Dia, warga akan diprovokasi, “lihat pemimpinmu, penakut, tidak berani melawan Kerajaan Roma, kalau begitu Dia akan habis, kita tidak perlu ikut Dia”. Tapi kalau Yesus mengatakan “jangan bayar pajak kepada kaisar”, Dia akan dimusnahkan oleh pemerintahan kaisar, tentara tinggal menangkap Dia, lalu Dia akan dihakimi. Jadi Yesus menjawab apa? Yesus menjawab dengan tema yang sangat Kristologis, kita akan sulit menghargai jawaban Yesus kalau kita tidak mengerti konsep Kristologi dari Injil Lukas, Matius, Markus dan Yohanes juga. Apa yang Injil katakan tentang Yesus, tentang Raja ini? Raja ini adalah raja bukan hanya atas Israel, tapi atas seluruh kerajaan, ini yang kitab suci katakan. Dalam Yesaya 24, 25, 26, 27 di situ ada pembahasan tentang kehancuran bangsa-bangsa dan pemulihan oleh jalan Tuhan. Jadi Tuhan akan pulihkan bangsa-bangsa lewat keturunan Daud, Anak Daud akan bertahta atas bangsa-bangsa. Bangsa dari timur dan barat akan kumpul untuk menyambut Sang Mesias ini. Dikatakan bahwa bangsa-bangsa akan datang dan tunduk pada Raja ini. Jadi Yesus bukan hanya Raja atas Israel, Dia adalah Raja dari seluruh bangsa dan Dia adalah Raja atas segala raja. Dia adalah King of kings, Lord of lords. Dia adalah sang Basileus, Sang Raja, Dia juga adalah Sang Kyrios, Sang Raja yang lebih tinggi dari raja-raja yang lain dan lebih besar dari tuan-tuan yang lain. Inilah yang dinyatakan oleh Kitab Suci, kalau Dia adalah Raja atas segala raja berarti Oktavianus atau Kaisar Agustus, mereka pun lebih rendah dari Yesus. Kalau raja-raja dunia lebih rendah dari Yesus, maka Yesus harusnya mengatakan “jangan membayar pajak kepada kaisar”, apakah begitu? Ternyata tidak, kalau Yesus adalah pemimpin yang lebih tinggi dari semua, maka sistem yang adil dari raja-raja itu harus dipertahankan. Ini poin penting untuk kita pahami. Kalau Yesus datang mengklaim kerajaanNya maka raja-raja lain menjadi raja di bawahNya. Kita pakai konteks kita, kalau Yesus adalah Raja atas segala raja maka raja-raja lain menjadi gubernur di bawah Dia. Yang tadinya adalah pemimpin, yang tidak punya siapa-siapa di atasnya untuk mengatur dia, sekarang punya Yesus untuk atur dia. Kalau Yesus adalah Pengatur, Raja, Tuan dari semua pemerintahan maka segala sistem pemerintahan yang baik itu berasal dari Dia. Di dalam Mazmur dikatakan pemerintahan Dia adalah pemerintahan yang penuh dengan keadilan, tongkat keadilan ada pada Dia, kefasikan tidak dikenal oleh Dia. Dikatakan di dalam Yesaya, “jika raja ini datang”, Yesaya selalu mengatakan raja sebagai hamba, ini unik sekali. Di dalam Yesaya diperkenalkan servant king, raja yang disebut dengan hamba. Karena di bagian lain dikatakan “inilah raja”, Yesaya mengatakan “inilah hamba”. Inilah Anak Allah, Anak Allah artinya Raja. Anak Allah tentunya Prinadi kedua dari Tritunggal, tapi juga adalah perkataan untuk ditujukan kepada raja. Jadi istilah Anak Allah itu berarti Raja. Maka waktu dikatakan “inilah AnakKu”, itu berarti Raja. Tapi Yesaya mengubah “inilah AnakKu” menjadi “inilah hambaKu”, raja juga adalah hamba. Di Kitab Yesaya ada penemuan, pengajaran yang luar biasa, siapa yang mau jadi pemimpin harus menjadi hamba. Siapa mau jadi paling tinggi, dia harus rela menjadi yang paling rendah. Ini konsep Kristen yang dipopulerkan oleh Yesaya. Maka di Yesaya dikatakan “lihat hambaKu, Dia tidak akan patahkan buluh yangs udah terkulai, Dia akan mengajarkan bangsa-bangsa hikmat. dan seluruh pulau akan mengharapkan pengajaranNya”. Seluruh pulau berarti bukan hanya raja di daerah kita tapi raja di seberang lautan pun akan mengharapkan ajaran dari Yesus. Yesus akan menjadi Raja bagi semua. Dan cara Dia menjadi Raja bukan dengan mematahkan buluh yang terkulai, Dia tidak menghancurkan kerajaan untuk ditaklukan. Dia memberikan diriNya untuk memurnikan kerajaan-kerajaan di dunia, ini pengertian yang indah sekali dari Kitab Suci. Tidak banyak orang Farisi yang tahu ini, mereka cuma tahu kalau Mesias datang, dia akan menghancurkan semua. Tapi Alkitab mengajarkan kalau Mesias datang, Dia akan memulihkan semua. Itu sebabnya waktu ditanya boleh tidak membayar pajak kepada kaisar? Yang bertanya beranggapan bahwa Yesus akan datang untuk menghancurkan kaisar, sedangkan Yesus menjawab dari sudut pandang nabi-nabi yaitu Mesias datang untuk memberikan pencerahan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik kepada kaisar. Ini yang Yesus akan lakukan dengan cara mati dan bangkit.

Mati dan bangkit mengajarkan apa? Yesus mati dan bangkit menebus kita menjadi umatNya. Dan umatNya dengan hikmat Roh Kudus yang dimiliki oleh Kristus akan mengajar pemerintah tentang bagaimana harus bersikap. Setelah kebangkitan Kristus, orang Kristen pergi kemana-mana memberitakan Injil dan menawarkan hidupnya menjadi contoh hidup yang baik. Mereka menawarkan tentang keadilan yang tidak bersifat balas dendam, kalau kamu ditampar pipimu yang satu, berikan pipimu yang lain, itu tanda diri sudah siap kehilangan hak. Tapi orang yang siap kehilangan hak, kalau dia membela keadilan, keadilan itu pasti murni untuk masyarakat. Orang Kristen tidak akan mengubah undang-undang demi kepentingan diri, orang Kristen tidak akan atur pemerintahan demi kepentingan kelompok. Orang Kristen yang mengerti ajaran Yesus, “kalau kamu ditampar pipimu yang satu, berikan pipi yang lain”, dia akan menjalankan keadilan bukan untuk mengamankan pipinya. Dia sudah siap ditampar, tapi dia tidak siap melihat ketidak-adilan terjadi. Dia akan membela keadilan dengan sekuat mungkin, dan dia akan melakukan itu demi Tuhannya. Setelah Kristus mati dan bangkit, pengaruh Kekristenan masuk dengan cara yang sangat massive kepada masyarakat dan pelan-pelan memengaruhi pemerintah. Di tahun 313, ada permufakatan dari kaisar-kaisar Roma, waktu itu Roma dibagi dalam beberapa bagian, mereka menandatangani persetujuan bahwa Kekristenan adalah agama yang sah, itu pertama kali. Mengapa mereka menyetujui Kekristenan adalah agama yang sah? Apakah karena bujukan dari Kristen? Karena sense keadilan. Bagaimana sense keadilan bisa masuk kepada mereak? Seorang bernama Richard Mouw mengatakan sense keadilan mulai masuk pada hati Konstantine. Saat itu Konstantine belum Kristen, dia mulai terpengaruh oleh Kekristenan karena cara hidup orang Kristen yang menekankan kasih dan keadilan. Mereka adalah orang-orang yang fair, mereka tidak pergi ke masyarakat lalu minta diperlakukan spesial, mereka tidak minta dirinya sebagai korban yang perlu dibantu terus-menerus, orang Kristen sangat mengerti bagaimana hidup sebagai berkat. Itu sebabnya mereka dihormati banyak orang. Di dalam Kitab Para Rasul dikatakan orang-orang ini berkumpul di serambi Salomo, tidak ada orang yang berani mengganggu mereka, karena orang lain sangat menghormati mereka. Mengapa orang Kristen dihormati? Karena kemana-mana mereka menjalankan kasih, keadilan, dan mereka selalu mau jadi berkat. Kalau orang Kristen cuma mau jadi perongrong, minta orang lain jadi sumber berkat untuk kita, Kekristenan pasti dihina orang. Mengapa Kekristenan dihormati? Karena tidak pernah minta-minta, selalu pikir bagaimana memberi. Inilah yang harus diajarkan kepada generasi kita. Jangan jadi orang yang cuma menyusahkan orang lain. Pemerintahan Roma yang begitu kejam sama orang Kristen bisa berubah sikap, bukan karena Konstantine jadi kaisar dan kemudian jadi Kristen. Banyak orang salah mengerti mengapa Roma berubah, mereka anggap karena Konstantine menjadi Kristen lalu mereka mengsahkan Kristen. Jangan pikir bisa dilakukan semudah itu. Tinggal di Indonesia jangan berharap kalau nanti presidennya Kristen, baru kita akan aman. Kita harus menabur mulai sekarang. Mengapa tahun 313 akhirnya orang Kristen diakui, kemudian setelah itu orang Kristen punya pengaruh sangat besar kemana-mana. Jawabannya hanya satu, karena mereka menabur dari abad pertama menjadi berkat, terus-menerus mau jadi berkat, menabur hidup yang bijaksana. Menabur ide hidup yang dinyatakan lewat cara hidup. Banyak orang Kristen sekarang menabur ide tapi tidak ada cara, menabur pemikiran tapi hidupnya kacau. Pada zaman itu banyak orang Kristen menjadi contoh sehingga pemerintah mengatakan “kami tidak mungkin akui agama yang paling menjadi berkat”. Ada kalimat yang pernah keluar dari seorang bernama Trajan, “kita tidak ada alasan untuk menangkap orang Kristen, tunggu pengaduan orang masuk, baru kita tangkap mereka”. Maka Yesus memberikan pengaruh kepada kerajaan dengan cara seperti itu, jangka panjang. Dia tidak menghancurkan pemerintahan Roma, Dia memberikan garam dan terang pelan-pelan lewat umatNya, akhirnya Roma pun mendapat berkat dari orang-orang Kristen. Orang-orang Farisi tidak mengerti hal ini, Ahli Taurat tidak mengerti, mereka cuma pikir Yesus mau hancurkan Roma atau kalau Dia adalah mesias palsu, mereka akan menangkapNya. Dan Yesus menjawab dengan cara yang sangat simple, Dia mengatakan “kalau Aku adalah Raja atas segala raja, maka sistemnya raja ini ada yang baik, ada yang buruk”. Salah satu sistem yang baik adalah perpajakan. Perpajakan memastikan bahwa semua orang berbagian untuk mendukung sebuah negara dan semua berbagian berdasarkan kemampuan. Yang besar beri besar, yang sedikit beri sedikit. Sistem perpajakan dilakukan dengan sangat teliti, “uangmu berapa sekarang harus bayar berapa”. Ini namanya keadilan. Keadilan yang bisa disalah-gunakan, bagaimana caranya menanggulangi ini? Saudara bukan mengatakan “perang revolusi”, tapi Saudara mulai bersumbangsih untuk memperbaiki apa yang masih kurang sebagai gereja Tuhan. Ada orang yang masih harus didoakan untuk masuk dalam dunia publik, dunia pemerintah untuk membereskan hal ini. Tetapi perpajakan itu sendiri bukanlah hal yang menandakan kita sedang melawan Tuhan.

Itu sebabnya Yesus mengklaim diriNya sebagai Raja yang menyetujui sistem perpajakan yang dilakukan pemerintahan Roma. Tapi kalau Yesus mengatakan boleh bayar pajak kepada kaisar, ini akan jadi mainan politik lagi “statement-Mu akan kami viralkan”. Jadi mereka sudah siap menangkap Yesus, itu sebabnya Yesus harus menekankan bahwa Tuhan menyetujui sistem perpajakan untuk memelihara keadilan, tapi kamu pun menyetejui sistem keuangan Roma dengan memakai uangnya Roma. Ini poin penting yang Yesus temukan untuk menjadi jalan. Dia menyatakan kebenaran dan sekaligus membuat orang tidak bisa menangkap Dia. Dia mengatakan “berikan kepadaKu sebuah dinar. Ini gambar dan tulisan siapa?”, gambar dan tulisan kaisar. Tulisan di sebuah uang akan menandakan kemenangan orang Roma atas peperangan tertentu. Jadi mereka mengabadikan di angkatnya kaisar atau kemenangan perang di dalam sebuah koin. Dan salah satu kemenangan perang adalah kemenangan ketika mereka mengalahkan pemberontakan sebelum zaman Herodes, yaitu yang ada pada dinarnya orang Yahudi. Romawi itu kejam, di dinarnya Yahudi ada seruan kemenangan orang Roma atas Israel. Itu cara Roma untuk menunjukan “kamu itu orang taklukan, kami taklukan kamu. Kami abadikan itu di dalam koin, kami paksa kamu pakai koin ini untuk berdagang”. Tulisannya adalah dewa atau tuan, kyrios dan penyelamat, lalu nama kaisar dengan segala julukannya akan masuk, “Oktavianus Augustus Caesarus Kyrios”, dan lain-lain. Ada satu koin yang ada pohon palem, melambangkan kesejahteraan zamannya Yudas Makabeus, dan di sebelahnya ada orang Romawi sedang berdiri dengan gagah, menunjukan bahwa mereka sudah menaklukan Israel. koin yang dicetak sangat provokatif. Maka Yesus tanya “ini tulisan dan gambar siapa?”, itu saja sudah membuat orang Israel tersinggung. Yesus mengatakan “mengapa kamu pakai uang ini? ini uangmu atau uang kaisar?”, “uang kaisar”, kalau uang kaisar, berikan kepada kaisar. Kalau ini uang kamu, mengapa kamu mengakui penaklukan kaisar?”, ini membuat orang susah sekali menjawab. “Kalau ini uang kaisar, berikan kepada dia”, “baik, akan diberikan”, “jadi boleh tidak membayar pajak?”, “dalam hal ini sepertinya boleh”, selesai kasusnya. Tapi Yesus tidak hanya berhenti di situ, Dia juga mengatakan “berikan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Termasuk sindiran kepada pemerintah, pemerintah itu milik Allah, semua harus diberikan untuk Allah. “Dirimu adalah milik Allah karena kamu adalah gambarNya Allah. Aku adalah milik Allah karena Aku adalah Mesias yang diutus oleh Dia”. Semua milik Allah maka semua harus memberikan apa pun untuk siapa demi Allah. “Kamu bayar pajak demi Allah, kamu lakukan ini bukan karena penghormatan yang menyembah kaisar, tapi karena kamu mau taat kepada Allah”, ini yang dirangkum Paulus dengan sangat indah di Roma 13, “taatlah kepada pemerintah demi Allah”.

Saudara dan saya bukan orang-orang yang menjilat pemerintah karena kita takut pada mereka, kita mau tunduk kepada pemerintah karena kita takut kepada Allah. Pengajaran dari Yesus sangat indah, “kamu adalah gambarNya Allah, berikan dirimu untuk Allah. Apa yang wajib kamu bayar harus kamu bayarkan”. Mereka menerima sistem Roma selama itu menguntungkan mereka. Tapi karena sistem perpajakan merugikan mereka, mereka anti. Mereka bukan anti karena cinta Tuhan, tapi mereka anti karena cinta uang. Itu sebabnya Yesus sedang membongkar kepada mereka, gambar dan tulisan yang ada di uang menandakan kemenangan dia. Tapi kerelaan mereka untuk memegang dan memasukan uang itu ke kantong, menandakan bahwa mereka sebenarnya menyembah uang. Kamu cinta uang sedemikian besar, sehingga kamu pakai alasan Tuhan untuk tidak mau bayar pajak, “saya tidak mau bayar pajak karena Tuhanlah Allahku”, “bayar perpuluhan juga?”, “itu lupa”, itu sama saja. Maka Yesus sedang menyatakan hal yang sangat penting, bahwa Dia adalah Mesias yang akan memurnikan segala sesuatu bukan dengan perang frontal, tapi dengan pengaruh yang masuk lewat kematian dan kebangkitan Dia. Sampai sekarang Yesus terus memberikan pengaruhNya bagi pemerintah. Dan saya percaya pemerintahan Indonesia akan mendapatkan berkat yang limpah melalui gerakan Reformed Injili. Saya bukan orang yang sedang membicarakan sesuatu yang menyombongkan diri, tapi membicarakan sebuah fakta, sampai sekarang Tuhan memberkati gerakan Reformed Injili, meskipun kecil tapi punya pengaruh yang sangat besar. Tuhan izinkan orang-orang terbaik ada di dalam gerakan ini untuk memberikan bagian di dalam menyatakan kebenaran. Dan orang-orang terbaik ini tetap tidak merasa dirinya terbaik. Kita harus bersyukur karena suatu saat nanti semakin ke depan, Tuhan akan menjadi Raja yang bukan menghancurkan pemerintahan Indonesia, tapi yang memberikan berkat dari dalam melalui orang-orang Kristen. Inilah cara Kerajaan Allah dinyatakan. Kerajaan yang tidak menghancurkan kejahatan sebelum memberkatinya dengan tawaran bertobat. Kerajaan yang tidak menghancurkan kejahatan sebelum memberikan contoh kebaikan untuk membuat dia berubah. Kerajaan yang tidak membiarkan hitam dan kekacauan terjadi, yang tidak menghancurkannya dengan cara memotong dan membuang, tapi dengan cara menebus. Tuhan tidak menghancurkan pemerintahan korup, tapi Tuhan menebusnya dan mempertobatkannya jika memang Tuhan beranugerah, mereka akan bertobat. Tuhan tidak menghancurkan orang-orang jahat, tapi Tuhan memberikan tawaran pertobatan untuk mereka kembali kepada Tuhan. Inilah penaklukan yang jauh lebih agung, penaklukan yang tidak pakai senjata untuk hantam orang, tapi penaklukan yang kadang-kadang pakai diri untuk dihantam oleh senjata orang lain lebih dulu. Saya sangat terharu dengan kisah Jim Elliot, yang sudah ditikam oleh suku indian di Amerika, kemudian istrinya datang untuk menginjili orang itu. Terus menginjili sampai kepala suku yang tangannya tikam suaminya, akhirnya bertobat menjadi Kristen. Mengapa istri ini mau datang untuk bertemu? Karena dalam beberapa waktu dia sangat membenci kelompok ini, sangat trauma dan tidak mau pikirkan lagi ada daerah yang pernah diinjili oleh suaminya. Tapi kemudian Tuhan menyentuh hatinya dan mengatakan “Yesus sudah mati bagimu dan sudah mati bagi mereka, bawa berita ini kepada mereka”. Lalu dia pergi bertemu dengan pembunuh suaminya, beritakan Injil kepada mereka, mengorbankan segala waktu, uang dan kekuatan yang dimiliki untuk memenangkan orang-orang yang sudah membunuh suami dan teman-temannya. Ini namanya perjuangan yang membuat Kerajaan Allah menaklukan bangsa-bangsa, penaklukan dengan kerelaan berkorban, penaklukan dengan kualitas hidup benar dan hidup baik yang dibagikan kepada masyarakat dunia ini. Bangsa ini tidak tahu cara hidup baik, tapi Kristus tahu dan Kristus memberikan hikmatNya kepada kita. Itu sebabnya kita mempelajari Kitab Suci, supaya kita tahu bagaimana hidup beres dan kita tahu bagaimana Tuhan memakai kita untuk bangsa ini. Kiranya Tuhan memberkati kita, mengerti bagaimana peran Sang Raja segala raja yaitu Kristus menaklukan raja-raja dunia ini dengan keagungan kasih, pengorbanan dan hikmat sorgawiNya.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkohtbah)