(Lukas 7: 36-50)
Siapa orang yang akhirnya ditolak Tuhan? Simon, mengapa Simon akhirnya ditolak Tuhan? Karena dia menolak Tuhan dengan datang kepada Tuhan dengan penuh keangkuhan. Sedangkan perempuan ini menjadi orang yang diterima karena dia datang kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati. Ini merupakan pola yang Lukas tahu orang Yahudi mengerti waktu mereka membaca Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama Tuhan sangat menekankan bagaimana relasi dengan Tuhan merupakan sesuatu yang Tuhan ingin waktu Dia memanggil manusia. Tuhan akan menyatakan DiriNya dan Tuhan akan memberikan bagian kepada manusia sesuai dengan respon manusia itu kepada Tuhan. Bagaimana Allah berelasi dengan Israel, itu adalah sesuatu yang menjadi cara berpikir untuk mereka mengerti siapa Tuhan. Jadi mereka tidak menerima doktrin atau pengertian tentang Tuhan dilepaskan dari pengertian tentang relasional. Ini yang sering kita sebut dengan perjanjian, Tuhan menyatakan perjanjian, maka kita harus lihat Dia dalam sudut pandang perjanjian. Kalau kita pakai bahasa lain, perjanjian itu sangat berkait dengan relasi. Tuhan berkata kepada Israel “kalau engkau setia, Aku akan berkati engkau, kalau engkau tidak setia, Aku akan kutuk, Aku akan buang engkau dari tanah ini. Kita menyembah Tuhan yang menyatakan Diri kepada kita dengan kesungguhan mau berelasi dengan manusia. Itu sebabnya kita tidak kesulitan ketika Tuhan mengatakan “kalau kamu setia Aku akan setia kepadamu, kalau tidak Aku akan buang”, ini pengertian relasional dalam perjanjian seperti yang Tuhan nyatakan pada Israel. Jadi untuk memahami Tuhan kita tidak bisa melihat Dia tanpa memahami Dia sebagai Allah yang mau berelasi dengan kita. Dia mau berelasi dengan kita, panggil kita untuk mengenal Dia, sebab kita sendiri sudah dikenal oleh Dia. Itu sebabnya pengenalan akan Tuhan tidak mungkin tanpa ada relasi, saya mengenal siapa Tuhan dan karena itu ada relasi yang akrab dengan Tuhan.

Itu sebabnya tahu akan Tuhan tidak mungkin sama dengan tahu Tuhan berdasarkan mengetahui Firman, mengetahui hukum dan mengetahui sifat-sifatNya. Dalam Kitab Imamat, relasi semua pihak itu diatur, suami istri yang pantas bagaimana, yang tidak pantas bagaimana, istri kepada suami yang pantas bagaimana yang tidak pantas bagaimana, anak muda ke orang tua yang pantas bagaimana yang tidak pantas bagaimana, orang asli ke orang asing yang pantas bagaimana yang tidak pantas bagaimana, orang yang mempunyai uang kepada orang yang tidak yang pantas bagaimana yang tidak pantas bagaimana, pemimpin kepada bawahan, raja kepada rakyat, semua ditulis. Jadi Kitab Imamat menunjukan bahwa Tuhan peduli kepada relasi, dan Tuhan memberikan pengertian mana pantas mana tidak. Demikian juga waktu Tuhan berelasi dengan manusia, Tuhan menyatakan mana pantas dan mana tidak. Apa yang boleh dilakukan oleh manusia, mana yang tidak. Dan dalam Perjanjian Lama banyak ayat, saya kutip hanya beberapa, misalnya dalam Mazmur 69: 33; 149: 4 dan Mikha 6: 8, syarat yang sering diulangi untuk berelasi dengan Tuhan adalah rendah hati. Tidak ada orang boleh berelasi dengan Tuhan kecuali dia datang dengan kerendahan hati. Tidak ada orang boleh mengklaim boleh kenal Tuhan, kecuali dia mengenal Tuhan dengan kerendahan hati. Yang Tuhan tuntut adalah bagaimana kita hidup mengadopsi sifat Tuhan yaitu keadilan dan belas kasihan, tapi juga memberikan penghormatan kepada Tuhan di dalam kerelaan untuk merendahkan diri. Saya datang ke Tuhan dengan rendah hati, inilah yang menjadi syarat orang diterima oleh Tuhan.

Apa rendah hati itu? Saya membagi setidaknya dalam beberapa poin untuk kita mengerti lebih dalam, rendah hati berarti saya sadar bahwa apa pun yang Tuhan beri, tidak satupun saya layak terima, ini namanya rendah hati. Kalau apa yang saya punya, saya rasa saya berhak dapat, ini berarti saya datang kepada Tuhan dengan keangkuhan. Tapi kalau saya sadar semua yang saya punya itu tidak layak saya dapat, ini namanya rendah hati. Sehingga Saudara datang kepada Tuhan dengan perasaan sangat tidak layak karena meskipun saya penuh kecemaran, Tuhan tetap memberkati dengan limpahnya. Mengapa Tuhan tidak berhenti memberkati? Mengapa Tuhan terus pelihara hari demi hari? Ini terjadi karena Tuhan beranugerah, bukan karena saya layak. Maka orang yang rendah hati akan datang kepada Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, semua yang saya terima, besar atau kecil, semua yang saya terima tidak satu pun layak saya terima. Tidak satu pun saya bisa ambil lalu mengatakan memang sepantasnya saya miliki”. Ini hal yang sangat sulit untuk kita jalani meskipun sangat mudah kita terima. Sudahkah kamu datang dengan rendah hati kepada Tuhan? Sudah, bagaimana tahunya? Saya menganggap semua yang saya miliki tidak layak saya terima. Alkitab menggambarkan kerendahan hati dengan kesabaran “saya tidak boleh melihat Tuhan, Dia terlalu mulia, saya tidak boleh datang ke tempat di mana Tuhan dinyatakan, sebab itu sangat tidak pantas untuk saya”. Maka orang yang rendah hati datang kepada Tuhan, dia hati-hati sekali, dia tidak datang kepada Tuhan dengan percaya diri mengatakan “saya bisa datang kapan pun saya mau”, dan dia tidak datang dengan sifat yang sombong. Itu sebabnya Tuhan Yesus beri contoh ada orang Farisi berdoa dengan pemungut cukai berdoa, dan pemungut cukai itu biasanya adalah orang-orang yang disuruh untuk menagih, bukan bos yang mengatur keuangan di antara cukai. Itu sebabnya pemungut cukai yang digambarkan di Alkitab seringkali adalah orang-orang rendahan yang disingkirkan oleh masyarakat. Dan di dalam Alkitab dikatakan juga ada para pelacur yang terkenal, kalau pelacur sudah terkenal di satu kota berarti dia pelacur rendahan, karena pelacur rendahan yang sudah terkenal, tidak ada orang yang akan tidur dengan dia, kecuali orang itu adalah orang rendahan. Dan pada zaman itu kalau orang punya hutang, dia akan jual anaknya kalau tidak sanggup bayar hutang. Kalau anak perempuan itu cantik, dia akan jadikan istri, kalau anak perempuan itu jelek, dia akan jadikan budak saja, kalau anak perempuan itu agak lumayan, tapi tidak cantik-cantik amat, dia mungkin akan dijual menjadi pelacur. Jadi perempuan bisa menjadi pelacur karena wajah tidak terlalu cantik-cantik amat, lalu dibuang juga oleh masyarakat. Ini perempuan yang kita baca dalam Lukas 7 tadi adalah orang yang paling kasihan, sudah dianggap paling hina, tidak punya tempat di masyarakat, dia tidak tahu lagi mau kemana. Di tengah-tengah tidak tahu mau kemana, dia harus datang kepada Tuhan, tapi dia tahu dia tidak layak. Di tengah-tengah pergumulan “saya tidak layak, tapi harus datang”, dia putuskan untuk datang. Perjanjian Lama menyatakan hal yang sama, orang-orang yang sadar dia tidak layak tapi putuskan harus datang, karena kalau tidak bergantung kepada Tuhan, akan mati. Waktu mereka tetap nekat datang, ternyata Tuhan tidak buang. Inilah kerendahan hati yang akhirnya mendapat kelimpahan di dalam penerimaan Tuhan.

Jadi rendah hati berarti saya sadar semua yang saya dapat, saya tidak layak dapat. Itu sebabnya ucapan syukur yang tulus atas apa yang kita dapatkan itu adalah tanda kerendahan hati. Itu sebabnya rendah hatilah datang kepada Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, hal yang paling kecil yang sering saya abaikan, sekarang saya tidak mau abaikan lagi, sekarang saya tahu ini pun dari Tuhan, ini pun berkat yang Tuhan berikan, yang tidak layak saya terima”. Lalu yang kedua, datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati, berarti saya tahu kalau saya sudah datang, saya tahu Tuhan mau apa, saya siap kerjakan itu dengan sepenuh hati. Seberapa banyak kita membuat cita-cita, tujuan hidup, rencana dan lain-lain tidak ada kaitannya dengan Tuhan, saya putuskan sendiri tanpa peduli Tuhan maunya apa. Ini adalah cara mengatur hidup yang sangat salah. Saudara tidak bisa mengabaikan Dia yang menopang hidup, lalu memakai seluruh topangan yang Dia beri untuk cita-cita yang tidak berkait dengan Dia. Itu sebabnya waktu saya ditopang oleh Tuhan, seluruh masa depan saya mesti menjadi milik Tuhan. Maka orang yang rendah hati mengatakan “Tuhan, ini hidupku, Engkau mau saya lakukan apa?”. Tetapi bahkan di antara orang Kristen pun ini adalah hal yang langka. Apakah kita ingat waktu kita bikin cita-cita, bikin target, bikin kerinduan, Tuhan ada di mana di situ? Seringkali kita taruh Dia di belakang dan kita abaikan, padahal Dia yang topang kita. Lalu ketiga, kita mempunyai kerendahan hati dengan sadar “saya tidak layak datang ke hadapan Tuhan, setiap momen saya boleh mendengar Firman, boleh berdoa kepada Tuhan, boleh mendapatkan ingatan kembali bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita”, itu adalah momen-momen yang sangat berharga yang kita mesti ingat, kita tahu dan kita syukuri.

Di dalam 3 hal inilah orang Israel datang kepada Tuhan. Siapa dibiasakan punya kerendahan hati seperti ini menunjukan bahwa dia adalah benar-benar umat yang sudah Tuhan terima. Tapi siapa yang gagal melakukan ini, tidak peduli mereka sudah menjalankan hukum sebagaimana hebat, tidak peduli seberapa besar pangkat dan kedudukan mereka, tetap mereka bukan orang yang akan diperkenan oleh Tuhan. Herannya dalam Perjanjian Baru, terutama di dalam 4 Kitab Injil, lebih sering lagi dalam Matius, Markus dan Lukas, seluruh penghormatan yang dituntut dalam relasi dengan Tuhan, sekarang dituntut juga di dalam relasi dengan Kristus, ini yang membuat kita terkejut sekali. Jadi apa yang Tuhan tuntut menjadi syarat relasinya dengan Allah di Perjanjian Lama, sekarang Tuhan tuntut menjadi syarat relasi dengan Kristus. Maka siapa datang kepada Allah harus dengan kerendahan hati, siapa yang datang kepada Yesus juga sama, harus dengan kerendahan hati. Itu sebabnya ketika jamuan makan malam ini dicatat oleh Lukas, Lukas membagi 2 ada orang yang bukan milik Tuhan yaitu Simon orang Farisi. Pelacur ini adalah golongan yang akhirnya Tuhan terima. Bagaimana bisa pemimpin agama yang demikian hormat, dibuang, lalu orang pelacur yang begitu hina diterima? Karena waktu Simon undang Yesus datang ke dalam perjamuan makan, Yesus sendiri mengatakan “kamu tidak menyambut Aku dengan ciuman”, padahal dalam tradisi orang Yunani yang diadopsi juga oleh Yahudi, waktu Saudara undang orang datang, kalau orang itu tamu terhormat, Saudara sendiri mesti sambut. Mengapa Simon undang Yesus? Mungkin karena Yesus populer, dia mau numpang popularitas. Tapi supaya Simon tidak dimusuhi orang Farisi, dia tidak tunjukan hormat yang terlalu besar. Jadi untuk orang-orang penggemar Yesus, Simon ikut dihormati, untuk orang-orang yang anti Yesus, dia tetap aman. Inilah posisi politik cari aman, ke A bisa ke B juga bisa. Maka waktu Yesus disambut dengan cara ini, Yesus tetap diam, Dia cuma tahu satu hal bahwa orang ini tidak sungguh-sungguh mengenal siapa Dia. Lalu ketika mereka makan, ternyata ada perempuan ini masuk, perempuan ini sudah sangat-sangat ingin bertemu Yesus, maka dia paksa diri masuk dalam pertemuan ini. Ketika ada jamuan makan seperti ini, hanya tamu yang boleh masuk, kalau orang tidak diundang pasti tidak boleh masuk. Lalu pembantu harus masuk lewat pintu lain. Jadi orang ini pasti menerobos dan pasti jadi perhatian. Dia langsung sujud ke kaki Yesus, kemudian cium, itu sebabnya reclining tabel yang bentuk U sangat cocok di sini. Kalau Yesus makan dengan meja biasa, perempuan ini kesulitan cari kaki Yesus, dia harus masuk ke kolong meja, lalu permisi cari kaki Yesus. Tapi di dalam cara reclining ini, langsung dia datang, di mana Yesus sedang berbaring, wajahNya dekat meja untuk berbicara, kakiNya menjauhi meja. Dia dengan mudah datang ke situ, langsung peluk, langsung cium kaki Yesus. Lalu air matanya tanpa sadar jatuh ke kaki Tuhan Yesus, dan dia jadikan air matanya itu air untuk membersihkan kaki Yesus, bayangkan berapa banyaknya air mata yang turun, air matanya jatuh terus. Dia sadar dia bukan orang yang layak, tapi dia dapat kesempatan untuk minta ampun kepada Tuhan Yesus. Maka ketika dia peluk kaki Yesus, dia cium kaki Yesus, dia ambil rambutnya untuk lap kaki Tuhan Yesus. Rambut yang di dalam budaya Timur Dekat Kuno sering ditutup, ini adalah pernyataan kemuliaan seorang wanita yang hanya boleh dilihat oleh orang yang mempunyai kedudukan spesial bagi dia. Jadi dia tidak sembarangan buka seperti ini, waktu dia buka seperti ini, dia tunjukan mahkota yang mulia dia pakai untuk lap kaki yang paling rendah, itu pun masih tidak layak. Maka dengan perasaan tidak layak, dia pakai rambutnya untuk lap kaki Tuhan Yesus. Dan Tuhan Yesus menerima semua perlakuan ini karena Dia tahu orang ini memperlakukan Dia sebagaimana seharusnya. Yesus memang layak disembah sujud seperti ini. Waktu dia sudah lap pakai rambutnya, dia keluarkan minyak wangi, setelah dia buka, dia curahkan ke kaki Yesus. Ini menunjukan hal yang berbeda dengan yang dicatat di Yohanes sebelum penyaliban Tuhan Yesus. Disitu dikatakan Maria meletakan minyak narwastu itu di kepala Tuhan Yesus, sedangkan perempuan ini di kaki, jadi ini 2 peristiwa yang berbeda.

Mengapa dia taruh di kaki? Padahal pengurapan biasanya di kepala. Karena perempuan ini sadar “saya beli minyak ini dari hasil pekerjaan saya yang adalah sangat berdosa. Saya seorang pelacur, saya dapat uang dari melacur, saya beli minyak dari hasil melacur, mana boleh taruh di kepala Tuhan Yesus”, maka dia hanya taruh di kaki untuk mengatakan “ini yang saya hanya bisa lakukan karena ini tidak layak pergi ke tempat yang lebih tinggi dari pada kaki”. Maka dia taruh lalu dia minyaki, kemudian ketika minyak itu menyebar, Simon mulai berpikir dalam hati, dia melihat dengan Yesus dengan tenang, ini orang-orang stoik jadi perasaan apa pun tidak kelihatan di muka, mukanya tenang terus. Simon seolah-olah menegur Yesus, “Simon, ada yang mau Aku ceritakan”, “katakanlah Rabi”, itu bukan pengucapan hormat. Ini dia minta dihormati “mengapa Engkau memanggil aku Simon? Saya punya title kok”. Tapi Yesus langsung cerita “ada 2 orang, satu hutang 500 yang satu lagi hutang 50, yang 500 diampuni, yang 50 diampuni, mana yang akan lebih bersyukur? Mana yang akan mengasihi tuannya lebih lagi?”, Simon menjawab pakai formal lagi. Tuhan tiap ngomong sama Simon langsung to the point, Simon ngomong sama Tuhan Yesus pakai tata krama yang dibuat-buat. Seolah-olah Tuhan mengatakan “kamu terus pertahankan tata krama yang dibuat-buat, tapi tata krama kepada Tuhanmu, kamu lupa.

Maka Yesus mengatakan “yang datang kepadaKu dengan sadar dosa akan jauh lebih mencintai Aku dari pada mereka yang tidak sadar dosanya”. Yesus mengatakan kalimat yang menjadi inti dari perbuatan kasih orang Kristen, “orang ini yang diampuni banyak, dia akan berbuat kasih banyak. Orang yang diampuni sedikit, juga sedikit berbuat kasih”, yang Tuhan maksudkan adalah ketika orang tahu hidupnya adalah hidup pemberian dari anugerah pengampunan Tuhan, dia pasti akan dedikasikan hidupnya untuk perbuatan kasih. Tapi Tuhan Yesus mengatakan “kasih adalah seorang yang rela menyerahkan nyawa bagi saudara-saudaranya”. Apakah itu berarti kita harus mati bagi sesama? Tapi kesempatan mati martir demi orang lain juga tidak banyak. Yang dimaksudkan adalah bukan hanya keberanian mati demi saudara, tapi keberanian untuk mendedikasikan hidup demi saudara dan ini yang dikerjakan Tuhan Yesus. Tuhan bukan cuma mati demi muridNya, Dia hidup pun untuk melayani murid. Dia bukan hanya mati di kayu salib, meskipun itu tujuan utama, tapi waktu hidup melayani umat Tuhan dengan sepenuh jiwaNya. Itu sebabnya maksud rela menyerahkan nyawa untuk sesama berarti rela menghabiskan hidup untuk sesama. Jangan pikir kita sudah berbuat baik hanya karena kita sudah menolong beberapa orang dengan sedikit uang kita kasi. Tapi hidup kita serahkan kepada siapa, itu yang menjadi intinya. Saya punya cita-cita untuk orang lain atau tidak? Saya punya hidup diserahkan untuk orang lain atau bukan? Saya studi dengan tujuan untuk orang lain atau bukan? Saya belajar untuk memajukan bangsa ini atau bukan? Itulah yang disebut dengan menghabiskan hidup untuk orang lain. Dan inilah tindakan kasih yang Tuhan mau.

Harap ini mendorong kita untuk menjadi orang yang dengan rendah hati datang kepada Tuhan, rendah hati datang menyadari apa yang kita peroleh, terutama keselamatan kita, tidak layak kita dapat. Menyadari bahwa apa yang kita kerjakan untuk Tuhan itulah yang membuat hidup kita bermakna. Dan menyadari bahwa apa pun yang kita dapat dari pernyataan Diri Tuhan, ibadah kepada Dia, doa kepada Dia, dengar Firman, semua tidak layak kita dapat tapi Tuhan berikan kepada kita. Dan harap kesadaran ini boleh mengubah pandangan kita dalam melihat hidup. Saya tidak minta Saudara mengubah cara hidup, saya tidak minta Saudara mengubah profesi, saya tidak minta Saudara mengubah kebiasaan Saudara. Saya cuma minta Saudara mengubah target Saudara melakukan itu, tadinya untuk diri sekarang untuk orang lain. Kiranya kita mendapat pengalaman rohani yang sama, dimana totalitas hidup kita bagi Tuhan membuat kita hidup dengan penuh limpah berkat bagi orang lain.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)