(Keluaran 20: 4-6, Ulangan 4: 14-20)
Kita masuk dalam perintah yang ke-2. Dalam perintah pertama Tuhan sudah mengatakan “jangan ada Allah lain di hadapanKu”, kita sudah pelajari bahwa ini adalah komitmen hati yang Tuhan minta ada pada setiap manusia. Setiap manusia harus melihat kepada satu Allah yang benar ini, Allah Tritunggal yang Esa lalu mengatakan “kepadaMulah kami berpaut, Engkaulah yang kami kasihi, hanya Engkaulah yang layak menerima seluruh sembah sujud dan kesetiaan kami”. Ini adalah dedikasi tinggi yang Tuhan tuntut dari manusia, dedikasi yang Tuhan inginkan, dan dedikasi yang Tuhan terus nyatakan dalam simbol di dalam dunia. Di dalam dunia simbol apa yang bisa menyatakan kesatuan hati di dalam dedikasi ini? Simbol di dalam dunia adalah pernikahan. Tuhan mengatakan “ketika engkau disatukan oleh Tuhan, engkau akan punya satu hati mengatakan ini adalah pasanganku, ini orang yang diberikan maka saya harus setia kepada dia sampai mati”. Mengapa kita mendapatkan gambaran ini dalam pernikahan? Karena ternyata Tuhan mengijinkan pernikahan menjadi satu tanda yang serius, satu tanda yang benar-benar mencerminkan relasi manusia dengan Tuhan. Saudara kalau membaca surat Paulus, Saudara akan membaca relasi antara suami istri, bahkan menggambarkan relasi Tritunggal itu sendiri. Bagaimana Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang adalah 3 pribadi tetapi 1, itu dicerminkan dalam pernikahan dimana ada 2 pribadi menjadi 1, ini indahnya bukan main. Ev. Edward mengatakan mengapa anak-anak terutama harus dididik oleh orang tua terlebih dahulu? Karena orang tua mencerminkan 2 menjadi 1, ini tidak mungkin ditemukan di dalam guru. Dalam anugerah Tuhan, anak-anak bisa melihat orang tua sebagai satu simbol atau satu pernyataan yang terbatas tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas. Waktu dibimbing oleh orang tua, mereka punya ayah, ada ibu, 2 pribadi yang berbeda. Kadang karena terlalu bedanya, sering berantem. Tetapi 2 ini disatukan di dalam Tuhan menjadi satu, maka mereka mendapatkan gambaran yang indah tentang Tritunggal. Maka setiap simbol, setiap pernyataan, setiap bayangan atau perwujudan di dalam kesementaraan tentang Allah yang kekal itu tidak boleh sembarangan.

Tuhan sudah menyatakan dalam Kitab Samuel bahwa orang yang sembarangan terhadap tabut perjanjian itu akan dihukum dengan sangat keras. Tabut saja dipermasalahkan, karena ini adalah simbol kehadiran Tuhan. Tabut bukan Tuhan, tabut bukan gambaran Tuhan, tapi ini adalah simbol Tuhan hadir dan karena itu perlakuan orang Israel terhadap tabut itu menjadi suatu pernyataan hati mereka yang memang tidak hormat kepada Tuhan. Perlakuan kita terhadap apa yang Tuhan nyatakan sebagai tanda tentang Allah yang Maha Kuasa itu menunjukkan bagaimana kita bersikap di hadapan Allah sendiri. Saudara tidak bisa mengatakan “saya ingin menyembah Tuhan, maka saya menyembah image-nya” ini sama sekali salah. Inilah yang mau diajarkan di dalam perintah kedua, engkau tidak boleh menghormati Tuhan dan menyatakan penghormatan itu dengan menyembah image-Nya. Saya tidak boleh menyembah gambaran tentang Tuhan, saya juga tidak boleh menghina gambaran tentang Tuhan. Orang Israel disini diminta untuk stabil, diminta untuk seimbang, diminta untuk tidak salah bersikap kepada Tuhan. Maka dua sikap ekstrem ini Tuhan larang, ada orang yang menghina gambar tentang Tuhan, ada orang yang memuja seperti dia memuja diri sendiri. Dikatakan di dalam Alkitab seluruh ciptaan menyatakan kemuliaan Tuhan, tapi ini bukan berarti kita harus menyembah ciptaan untuk menunjukkan kita sedang memuliakan Tuhan.

Mengapa kita tidak boleh menyembah gambaran-gambaran yang ada di dunia ini? karena Tuhan tidak mau diriNya dikurung di dalam keterbatasan ciptaan. DiriNya terlalu limpah, terlalu penuh dengan kemuliaan, maka tidak ada apa pun di dunia ini yang bisa menyatakanNya dengan lengkap. Itu sebabnya Tuhan mengatakan “jangan sujud menyembah”. Perintah kedua ini bukan perintah/larangan bagi orang Israel untuk bikin patung, yang dilarang adalah jangan bikin patung lalu mengatakan “ini allah” lalu menyembahnya. Ini adalah kesalahan yang terjadi di Keluaran 32, waktu Harun melihat Musa pergi ke gunung, lalu Harun panik dalam hatinya “orang ini sudah 80 tahun, lalu naik gunung” tidak ada yang boleh ikut, hanya Yosua, Yosua pun separuh jalan. Jadi Musa yang pergi sampai tempat paling tinggi, dan orang Israel menunggu. Waktu mereka tunggu, Musa berhari-hari begitu lama tidak kembali, maka mereka sudah mengasumsikan yang paling buruk sepertinya Musa sudah mati. Lalu bagaimana? Harun dapat ide “kalau begitu kumpulkan semua anting-anting emas, kumpulkan semua barang-barang perhiasanmu” lalu mereka kumpulkan itu semua, mereka membuat anak lembu emas. Tepatnya Harun yang membuat. Harun membuat anak lembu emas, lalu ditegakkan, dan Harun mengatakan “inilah Yehovah, inilah yang membebaskan kita keluar dari Mesir”. Mereka tidak membuat patung berhala yang lain, mereka membuat patung berhalanya Tuhan. Jadi perintah kedua melarang kita untuk membuat patung yang menggambarkan Tuhan, bukan patung menggambarkan dewa lain. Kalau misalnya patung menggambarkan dewa lain, hukum pertama sudah melarang “jangan ada allah lain”. “Oke, saya tidak punya allah lain, saya hanya punya Allah yang Esa ini, tapi saya membuat gambarNya” itu yang tidak boleh. Maka dikatakan “jangan bikin dan jangan sujud menyembah”. Lalu orang Israel membuat di dalam bentuk anak lembu emas dan mereka sembah. Ini tidak boleh karena di dalam Timur Dekat Kuno, daerah kitab Keluaran ini ditulis, semua bangsa-bangsa kafir menganggap semua penyertaan Tuhan ada pada gambar dewa mereka. Mereka tahu patung itu bukan dewa, tapi mereka tahu patung dewa ini adalah perwujudan penyertaan dewa. Bagaimana tahu kalau disertai dewa? Kalau patungnya ada pada kita. Itu sebabnya waktu orang Filistin perang dengan Israel, lalu Israel lari, tabut perjanjian ditinggalkan kemudian dibawa oleh orang Filistin “kami dapat penyertaan ekstra dari tuhan yang ekstra”, tapi Tuhan mengatakan “Aku tidak menyertai kalian, malahan Aku membuat tulah untuk kalian”. Jadi Tuhan menyatakan Diri bukan lewat patung, Tuhan menyatakan Diri bukan lewat simbol/ gambar yang melambangkan Tuhan. Tidak ada di seluruh dunia ini hal apa pun yang Saudara bisa tunjuk lalu mengatakan “inilah Tuhan”, tidak ada. Dalam Kitab Kejadian dikatakan kita adalah gambar Allah, lalu gambar Allah ini akan memenuhi bumi sebagai pernyataan Tuhan akan menyatakan kepenguasaanNya atas seluruh bumi. Tetapi gambar Allah ini bukan patung Allah yang boleh disembah, karena Tuhan tetap mengatakan “Aku menciptakan kamu dari debu tanah”.

Gregory Beale, megatakan dalam bukunya “setiap penyembahan berhala adalah bentuk ekspresi iman yang sangat korup” iman yangbegitu rusak dinyatakan dalam bentuk penyembahan berhala. Dalam hal apa iman itu rusak? Dalam hal bahwa sebenarnya dia tidak percaya dewa-dewa itu ada. Saudara membuat petung berhala tapi tidak percaya dewa itu ada, karena itu Saudara menyembah patungnya. Saudara tidak tahu lagi dewa ini ada di mana, maka Saudara menyembah patungnya. Maka secara tidak langsung menyatakan ekspresi “dewaku ada atau tidak, saya tidak tahu. Tapi karena saya tidak tahu saya sembah saja patungnya”. Maka penyembahan berhala akan selalu menjadi sesuatu yang tidak logis. Maka Tuhan mau nyatakan “Aku benar-benar ada, jangan sembah patung”, jangan sembah gambar apa pun yang menyatakan itu adalah Tuhan. Orang Israel mengerti mesti hal ini, penyertaan Tuhan ditengah-tengah mereka tidak disimbolkan oleh patung apa pun, tidak disimbolkan oleh gambar apa pun dan tidak disimbolkan oleh apa pun yang ada di dunia ciptaan. Maka di dalam Ulangan 4 dikatakan “jangan menyembah matahari, jangan menyembah bintang-bintang di langit, jangan menyembah binatang di udara, di darat maupun di dalam air, karena semua itu diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Roma 1 mengatakan manusia mengenal bahwa Tuhan itu mulia, tapi manusia menolak untuk menyembah Dia. Jadi ada satu perasaan memberontak di hati yang mengatakan “saya tidak mau menyembah Allah yang asli, tapi ada satu dorongan dalam hati saya mesti worship, saya mesti sujud menyembah”. Tuhan mencipta manusia dengan hati yang harus menyembah, maka mereka mempunyai perasaan hati “saya mau tunduk menyembah, tapi saya tidak mau yang sejati, saya lebih suka yang palsu karena saya benci yang sejati”. Maka manusia menciptakan segala macam dewa untuk disembah, tapi mereka tidak mau Tuhan yang sejati, mereka mau yang palsu karena mereka sudah benci yang asli.

Saudara harus mengerti apa yang Saudara percaya, Saudara harus tahu mengapa pilih ini. Banyak orang serius waktu memilih rumah, banyak orang perhatian waktu pilih mobil, banyak orang perhatian waktu pilih pasangan hidup, tapi tidak terlalu banyak perhatian mengapa dia percaya apa yang dia percaya. Maka orang atheis sering menghina dan mengatakan “apa yang kamu percaya terlalu rendah, apa yang kamu percaya terlalu remeh karena kamu beriman kepada dongengmu sendiri”. Tetapi saya katakan agama Kristen beda, iman Kristen lain, lain karena sejak awal tidak ada tradisi awal yang disebarkan kemudian menjadikan agama ini populer. Dari awal Tuhan langsung menyatakan Diri. Di dalam Kejadian Tuhan menyatakan diri lewat Abraham, lalu pengaruhnya tetap belum besar. Di Kitab Keluaran dikatakan Tuhan panggil Musa untuk keluarkan Israel, dan Israel pada waktu itu adalah bangsa budak. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan yang turun menyatakan diri dan memanggil bagiNya suatu umat. Di dalam Keluaran dikatakan Tuhan adalah Allah yang mengumpulkan manusia lalu menjadikan mereka penyembah-penyembah Allah yang sejati. Dalam Kitab 2 Samuel dikatakan bahwa Daud berdoa kepada Tuhan “Tuhan, tidak pernah kami dengar ada dewa turun ke dalam dunia lalu membebaskan bangsaNya, membebaskan umatNya”. Tidak ada pernah tercatat kuasa yang dari atas turun ke bawah untuk kumpulkan bagi dirinya suatu umat. Saudara boleh bandingkan dengan mitologi apa pun, tidak ada yang seperti ini, tidak ada yang menyatakan suatu bangsa yang real benar-benar ada dalam sejarah, benar-benar dibebaskan dan benar-benar mengalami pembebasan keluar dari suatu perbudakan di tengah-tengah bangsa lain. Maka Tuhan menyatakan Diri kepada Israel, ini membuat semuanya berbeda. Tuhan menyatakan Diri, maka orang Isreal bisa percaya kepada Tuhan. Maka orang yang menyembah Allah yang sejati tidak pernah bisa disamakan dengan penyembah-penyembah berhala. Karena penyembah berhala membentuk dewanya sendiri seperti apa lalu membuat imagenya dan mengatakan “ini dewaku”.

Tetapi Tuhan menyatakan Diri, itu sebabnya Israel tidak boleh membuat imageNya karena tidak pernah Tuhan adalah hasil proyeksi pikiran orang Israel. Maka waktu Israel mengatakan “Tuhan, aku mau menyembahMu, boleh kah aku membuat patung?” Tuhan mengatakan “jangan, karena engkau tidak membuat Aku, engkau tidak mengkhayalkan Aku” maka tidak bisa membuat image yang menggambarkan siapa Tuhan. Hanya bangsa yang menyembah berhala palsu yang bisa membuat gambar lalu mengatakan “ini pernyataan dari dewaku”. Ini pengertian yang sangat dalam. Sehingga orang Israel tidak boleh membuat berhala, karena siapa pun yang membuat berhala mengatakan dewaku bisa dikurung di dalam konsep seperti ini. Kalau saya punya dewa, dewa ini punya tanduk besar, punya kaki seperti kaki badak, punya tangan yang besar seperti tangan gorila, kalau lihat dewa seperti ini kesannya apa? kesannya ada kekuatan, kekuatannya bisa digambarkan ke dalam patung seperti ini, berarti Saudara sudah bisa membuat gambaran tentang illah yang Saudara sembah di dalam bentuk seperti ini. Maka Tuhan mengatakan “Aku tidak pernah bisa dikurung dalam konsep seperti itu, engkau tidak boleh membuat gambar yang menyerupai apa pun lalu sujud menyembahnya”. Ini pengertian yang sangat dalam.

Dalam abad ke-6, 7 sampai 9 ada pertentangan yang keras sekali di dalam gereja, ada gereja yang setuju bahwa di dalam gereja harus ada patung, harus ada gambar, harus ada pernyataan tentang Alkitab karena banyak orang tidak bisa baca Alkitab. Mereka harus membuat kejadian ketika Tuhan mencipta, lalu kejadian ketika Musa keluar, ketika Tuhan berbicara kepada Yesaya, ketika Tuhan Yesus memanggil para murid. Lalu sebagian lagi mengatakan “mengapa harus membuat gambar? Kita hancurkan saja gambar ini karena Allah mengatakan tidak boleh membuat patung, tidak boleh membuat gambar apa pun”. Maka 2 golongan ini berkelahi terus, yang satu namanya iconoclast, mengatakan “saya akan hancurkan semua icon, semua gambar, semua patung karena ini tidak boleh ada di dalam gereja”. Sebagian lagi mengatakan “kita harus memakai ini, karena ini membantu kita mengenal Tuhan” ini namanya iconodule “saya adalah orang yang meninggikan Tuhan lewat meninggikan patung ini”. Kita di dalam tradisi Reformed harus ikut yang mana? Di dalam tradisi Reformed garis keras tidak boleh ada gambar apa pun karena itu cenderung membuat kita mengkaitkan kemuliaan Tuhan hanya sebatas gambar yang ada. Saya percaya bagian ini ada benarnya, maka kalau kita memperlakukan gambar/patung atau apa pun dengan mengatakan “ini adalah pernyataan dari Allah” kita sudah berdosa kepada Tuhan. Tapi kalau kita mengatakan “ini adalah bagian dari pernyataan Alkitab yang adalah seni dan tidak ada kaitan dengan pernyataan Tuhan sebagai yang mulia yang menyatakan diri dalam dunia, saya percaya Alkitab masih mengijinkan. Mengapa kita percaya Alkitab mengijinkan? Karena Alkitab mengatakan waktu membuat tabut perjanjian pun harus membuat patung malaikat ada di atasnya. Tapi patung malaikat ini bukan patung Tuhan. Maka di dalam Alkitab mengatakan “jangan membuat image, karena image itu adalah tanda bahwa berhalamu palsu, sebab Tuhan tidak bisa dikurung didalam bentuk image yang ada”. Lalu di Alkitab dikatakan kalau orang-orang kafir membuat berhala, ini berhala menyatakan kehadiran Tuhan. Kalau begitu di dalam orang Israel tanda apakah yang bisa di dapat untuk menyatakan kehadiran Tuhan? Kalau mereka tidak boleh membuat patung, bagaimana caranya tahu kalau Tuhan hadir?

Di dalam Ulangan 4: 14 Tuhan mengatakan “perintahKu itulah yang menyatakan bahwa Aku memanggil kamu keluar dari Mesir. Itu lah yang menyatakan bahwa kamu adalah umat”. Di dalam ayat 14 Musa mengatakan “dan waktu itu aku diperintahkan Tuhan untuk mengajarkanmu ketetapan dan peraturan supaya kamu melakukannya di negeri kemana kamu pergi mendudukinya. Hati-hati sekali sebab kamu tidak melihat suatu rupa”. Di ayat 15 bisa diterjemahkan harap engkau menjaga diri dengan kekuatan penuh karena engkau tidak melihat gambar apa pun. Ayat 14 dan 15 menjelaskan kepada kita Allah dinyatakan bukan lewat gambar atau pun lewat patung seperti bangsa-bangsa lain menyatakan kehadiran dewa mereka. Allah menyatakan Diri lewat perintahNya, lewat FirmanNya. Jadi kalau ada orang bertanya kepada Israel “tahu dari mana kalau Tuhan sedang menyertai?”, orang Israel akan menjawab “Tuhan berfirman kepada kami, itulah tanda penyertaan Tuhan”. Jadi tanda Tuhan menyertai adalah ada Firman. Tanda Tuhan masih menyatakan Diri hadir ditengah-tengah bangsaNya adalah ketika Tuhan masih berfirman. Banyak orang sudah lupa hal ini.

Gereja tanda sejati bahwa ia sudah disertai Tuhan itu apa? Tanda sejati adalah ketika Tuhan rela berfirman kepada manusia. Saya pernah memberikan ilustrasi ini yaitu ketika seseorang sedang jelek relasinya dengan orang lain, maka komunikasi antara 2 orang itu pasti minimal. Saudara kalau sedang marah kepada satu orang pasti diam-diaman. Kalau suami istri sedang bertengkar, duduk bersama-sama, juga akan diam-diaman terus. Berantem akan meminimalkan kasih yang akrab. Tuhan pun menyatakan hal yang sama, kalau Dia tidak peduli kepada suatu bangsa. Dia menyatakan banyak hal, Dia tetap memberikan matahari, Dia tetap memberikan makanan, tetapi Dia tidak mau berfirman. Ini membuktikan Dia tidak mau ikat relasi dekat dengan bangsa itu. Itu sebabnya Tuhan tidak mau dikurung hanya dalam bentuk patung, “kalau ada patung ini Tuhan sertai, kalau ada simbol ini Tuhan sertai”. Tuhan mengatakan tidak, ada Firman Tuhan sertai, ada perintah berarti Tuhan masih berkenan. Kalau Tuhan masih menegur, Tuhan beri perintah, Tuhan masih beri kalimat penghiburan, ini tandanya Saudara adalah anak. Karena tidak ada orang yang terlalu peduli dengan anak orang lain sampai rela hati mengkorbankan dirinya untuk memberikan teguran besar kepada orang lain, kecuali orang ini benar-benar dikasihi. Saudara tidak akan menegur orang yang tidak dikenal dan tidak dikasihi. Maka di dalam Alkitab Tuhan menyatakan “engkau tidak lihat bentuk apa pun, jangan buat bentuk apa pun”. “Tuhan kalau tidak ada bentuk apa pun, apakah tanda penyertaanMu?” Biarlah tanda penyertaan itu hadir di dalam bentuk Firman yang terus menyatakan kehadiran Tuhan yang kita terima dengan iman. Di dalam bagian ini kita mendapat pengertian mengapa Tuhan melarang kita membuat patung, Tuhan melarang kita membuat patung bukan karena Dia takut disaingi. Alkitab di ayat yang kita baca memang mengatakan di dalam Keluaran 20, “Tuhan adalah Allah yang cemburu yang akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya” di satu sisi memang benar seperti itu, di sisi yang lain semua perintah diberikan Tuhan untuk kepentingan manusia. Tuhan mau Saudara mengandalkan kehadiran Tuhan melalui apa yang tidak kelihatan. “Saya tidak bisa lihat Tuhan, tapi saya tahu Dia hadir, Dia memimpin saya dan membimbing saya melalui FirmanNya”, ini lah yang Tuhan mau dimiliki oleh orang Israel. Saudara tidak bisa lihat Tuhan, Tuhan itu ada dimana? Lalu Saudara mulai tergerak “andai aku bisa melihat, itu akan membuat aku merasa lebih dekat”. Alkitab mengatakan semua yang membawa Tuhan seolah lebih dekat, tapi bukan karena pernyataan Firman, itu semua palsu.

Satu orang pernah bertanya kepada saya “saya pernah mimpin, sepertinya di mimpi ini Tuhan berbicara” dia orang GRII dan dia ragu-ragu benar tidak ini Tuhan sedang bicara. Lalu dia tanya kepada saya “Pak Jimmy, kemarin saya mimpi beda dari biasanya, bedanya adalah yang pertama mimpi ini lebih jelas dari biasanya, seperti bukan mimpi. Dalam mimpi itu saya lihat terang, mirip terang yang bukan dari dunia ini. Ada suara bilang “kamu mesti melakukan ini”, waktu itu dia sedang bergumul tentang pekerjaan, dia harus berhenti atau tidak, karena pekerjaannya membuat dia terus terlibat dalam hal yang secara nurani dia tidak tahan. Maka katanya suara itu bilang “kamu mesti mengatakan cukup, berhentilah”. Waktu dia bangun dari tidurnya, dia merasa damai sekali. Kalau Saudara dengar kesaksian ini langsung terenyuh ya, “puji Tuhan, Tuhan begitu dekat, Tuhan itu nyata”. Waktu dia bangun dia merasakan badannya lebih sehat dari biasanya, lalu dia mengatakan “menurut Pak Jimmy ini dari Tuhan bukan? karena saya tahu prinsip Reformed adalah scriptura, bukan mimpi-mimpi seperti itu, tapi kalau mimpinya sesuai Firman, bisa saja benar. Jadi menurut bapak benar atau tidak?” Lalu saya balik tanya “kamu merasa nyaman dengan mimpin itu?”, “nyaman”, “kamu merasa ada kedamaian hati?”, “ada”, “kamu merasa waktu suara itu berbicara kamu sangat tenang”, “iya”, saya bilang “kemungkinan besar palsu. Karena kamu merasa lebih baik dari pada ketika disapa lewat FirmanNya”. Kalau Tuhan memberikan FirmanNya dan mengatakan hormati Firman ini lebih dari apa pun, jangan membuat apa pun, jangan merasa nyaman dengan bentuk pernyataan yang lain. Maka mana mungkin Tuhan kontradiksi diri dengan mengatakan “kamu lewat cara ini lebih nyaman”. Kalau ada pendeta mengatakan “saya tidak perlu bergumul mempelajari Alkitab, Tuhan langsung berbicara sama saya”, maka saya akan mengatakan pendeta ini salah. Karena Tuhan lebih menghormati pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus adalah membawa Firman untuk bisa kita miliki. Maka ketika Saudara merasa lebih dekat dengan image baik di dalam dunia maupun di dalam mimpi, Saudara sedang salah. Inilah pengertian prinsip perintah kedua. Perintah kedua bukan hanya melarang kita membuat patung. Tapi Tuhan Yesus mengatakan “selidiki Firman dan ternyata engkau melanggar satu atau lebih poin-poin di sini” ini perintah Tuhan. Kalau Saudara tidak pernah melanggar satu atau beberapa poin di sini, Tuhan Yesus tidak harus datang menebus dosa Saudara. Kalau Saudara sanggup melewati, Tuhan Yesus tidak harus mati. Tuhan Yesus akan datang ke dalam dunia lalu mengatakan “berjuang! semangat! Usaha lebih baik lagi, kamu mampu” tapi Tuhan Yesus tidak lakukan itu. Dia mati di kayu salib karena Dia tahu kita tidak mampu. Maka Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Maka pasti perintah-perintah ini kita langgar tapi kita tidak sadar. Perintah kedua yang membuat kita melanggar bukan karena kita membuat patung, tapi karena kita merasa nyaman dengan Tuhan versi kita sendiri. Jangan minta kehadiran Tuhan dinyatakan dengan versi sendiri, tapi harus dengan versi Tuhan.

Mari kita belajar sinkron dengan Tuhan. Kita datang ke gereja bukan untuk dikonfirmasi kerohaniannya, tetapi kita datang ke dalam gereja untuk dikoreksi dan diperkembangkan kerohaniannya. Maka makin Saudara beribadah kepada Tuhan, makin mendengarkan Firman, makin berbicara kepada Tuhan lewat doa, makin mengerti kebenaran Firman, Saudara makin bertumbuh, inilah cara yang sehat. Jangan merasa nyaman kalau Saudara merasa Tuhan langsung bicara lewat mimpi. Jangan merasa nyaman kalau Saudara merasa lebih dekat dengan Tuhan dibandingkan dengan yang lain, lewat sesuatu di luar Firman Tuhan. Mari kita menantikan saatnya bicara akrab dengan Tuhan, itu nanti bukan sekarang. Tuhan belum mengijinkan sekarang, itu nanti maka biarlah kita tunggu sampai saatnya kita bertemu dengan Tuhan. Sekarang Saudara tidak mendengar suaraNya langsung, tetapi nanti kalau sudah ketemu, Tuhan akan berfirman dan kita akan melihat Dia wajah dengan wajah. Maka jangan minta apa yang Tuhan janjikan nanti untuk harus dinyatakan sekarang. Sekarang biarlah kita belajar penyertaan Tuhan melalui FirmanNya, melalui perintahNya dan bisa melihat bahwa perintah yang Tuhan berikan adalah sama otoritasnya dengan kehadiran Tuhan sendiri. Karena hanya Alkitab yang menyatakan kehadiran Tuhan kepada kita melalui FirmanNya yang membimbing kita.