(Keluaran 20:3, Ulangan 13:29- Ulangan 13:5)
Tuhan berfirman pada Keluaran 20: 3 “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”. Kita sudah membahas minggu lalu mengapa jangan, karena pertama hanya Tuhanlah yang mencipta segala sesuatu, yang kedua karena hanya Allah yang menopang seluruh ciptaan. Yang ketiga, karena hanya Allah yang ini yang memberikan kebaikan dan pemeliharaan kepada semua ciptaan. Lalu yang keempat, karena hanya Allah ini yang memanggil manusia kembali dari dosa menjadi satu umat yang menyembah Dia. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk menyembah Tuhan lain, karena allah lain tidak ada, karena allah lain bukan Allah pencipta, karena allah lain bukan Allah yang menyatakan pertobatan, menyatakan kebaikan dan memanggil manusia kembali kepada Dia. Sekarang kita akan memperlajari bagaimana caranya saya mempelajari Firman ini, bagaimana caranya saya benar-benar bisa hanya mempunyai satu Allah. Ayat 2 dan 3 dikatakan “jangan mengikuti apa yang dikatakan oleh nabi palsu atau pun pemimpi”, bahkan ayat 2 mengatakan dengan jelas meskipun nabi palsu itu bisa mengerjakan mujizat tetapi dia mengajak murtad menyembah allah lain, dia harus dibinasakan. Kita sudah belajar bahwa Taurat mempunyai kuasa penghukuman karena Taurat merupakan peraturan yang Tuhan berikan bagi umat yang juga adalah bangsa. Tetapi dalam dunia Perjanjian Baru, peraturan Tuhan berikan kepada umat yang tubuh Kristus, bukan bangsa. Oleh sebab itu itu gereja tidak mempunyai kuasa politik untuk memberikan penghukuman di tengah-tengah bangsa. Paulus mengatakan dalam Roma 13 yang punya kuasa politik adalah pemerintah. Meskipun itu pemerintah kafir, mereka punya kuasa untuk menjalankan peraturan.

Mengapa Perjanjian Baru tidak lagi seketat Perjanjian Lama di dalam hal peraturan dan hukuman? karena Perjanjian Baru menyatakan bahwa orang yang dipilih tidak lagi berada di dalam kebertundukan terhadap segala peraturan-peraturan yang ada di dalam Taurat secara politik dan hukum. Tetapi orang Perjanjian Baru mentaati setiap peraturan yang ada di dalam Taurat dengan kerelaan hati seorang anak mentaati papanya. Seorang ayah yang bijak, seorang ayah yang penuh kasih, seorang ayah yang menjadi teladan dalam keluarga. Waktu anak melihat ayah seperti ini, anak itu akan mengatakan “saya akan taati engkau karena saya rela, saya taati engkau karena saya tahu setiap perkataanmu itu bijaksana, saya taati engkau karena saya tahu engkau peduli kepada saya dan engkau mau saya menjadi lebih baik” ini yang Tuhan tuntut dari orang Perjanjian Baru. Waktu lihat peraturan Tuhan tidak lagi diancam hukuman, tetapi sekarang berada dalam kerelaan untuk tunduk. Nabi palsu menggerakkan orang untuk menyembah allah palsu. Dan allah palsu disembah, kalau allah itu kita sembah tanpa kita mendengar dia, tanpa kita mengenal dia, tanpa kita membuka telinga untuk mendengar firmannya. Maka kalau kita tidak kenal siapa Allah yang kita sembah, kita tidak mungkin mempunyai suatu iman sejati, suatu kerelaan hati untuk tunduk kepada Tuhan. Banyak orang menyembah Tuhan dengan pikiran “kalau saya dekat Tuhan, saya banyak mendapat berkat. Saya kecipratan berkat sorgawi, maka saya dekati Dia”. Tetapi ketika ditanya “apakah kamu kenal siapa Dia yang kamu sembah?” mungkin orang itu mengatakan “saya tidak tahu, tapi saya sembah supaya saya dapat sesuatu dari Dia”. Maka manusia beragama sedang dilatih untuk pura-pura, dan Alkitab sudah mengatakan “seperti imanmu kepada dewamu, demikian hidupmu di dalam dunia ini”. Dalam Mazmur 135 dikatakan, kalau yang menyembah berhala, dia akan buta seperti berhala, dia akan tuli seperti berhala. Karena berhala punya telinga tapi tidak bisa mendengar, maka orang-orang yang menyembah berhala punya telinga tapi tetap tidak bisa mendengar, karena dia menyembah yang tidak bisa mendengar. Jadi Alkitab sudah memberikan peringatan, bagaimana engkau menyembah Allah itu akan mencerminkan bagaimana engkau hidup di dalam dunia ini. Kalau saya menyembah Allah untuk mendapat sesuatu dari Allah, maka hidup orang ini di dunia pun akan cari bagaimana caranya saya mendapat sesuatu. Mengapa dunia banyak kebobrokan? Karena banyak orang cari Tuhan untuk mendapat untung. Ketika kita mengenal Allah dan menyembah Dia karena kekaguman setelah mengenal Allah, inilah penyembahan sejati. Waktu Saudara menyembah karena mau sesuatu, perlukah Saudara mengenal dia? Saudara tidak perlu kenal, yang penting bisa memberikan sesuatu, “engkau siapa, saya tidak peduli, saya hanya peduli berkatmu, saya hanya peduli apa yang kamu bisa berikan untuk saya, saya hanya peduli kalau saya datang kepadamu saya sembuh atau tidak, kalau saya datang kepadamu saya kaya tidak? kalau saya datang kepadamu saya sehat tidak? Kalau kamu tidak bisa berikan, saya cari tuhan yang lain”. Sifat seperti ini diberikan kepada Allah, orang ini pasti memberikan sifat yang sama kepada manusia “saya dekati kamu karena kamu orang kaya, saya dekati kamu karena kamu bisa berikan sesuatu kepada saya” orang seperti ini tidak pernah berpikir bahwa kalau dia berelasi, dia harus berikan sesuatu kepada orang lain, tidak ada kerinduan membagi sesuatu, karena relasi dengan dewa pun dia mau dewanya berikan sesuatu untuk dia. Saudara heran mengapa dunia ini penuh dengan orang-orang egois? Karena cara mereka menyembah Allah sudah egois. Kita tidak bisa menciptakan illah, tetapi Allah yang sejati itu akan memperkenalkan diri kepada kita. Itu sebabnya menyembah Allah dan mentuhankan hanya satu Allah berarti melatih telinga, hanya mau mendengar suara dari Allah yang satu ini.

Hukum pertama mengatakan “tidak ada allah lain”, bagaimana saya taati? cara mentaati adalah buka telinga untuk Allah yang satu ini, tutup telinga untuk semua dewa-dewa, semua pengajar dan illah-illah yang palsu, yang tidak akan membawa kita kepada Allah yang sejati. Sekarang di dunia banyak pengajar palsu, sekarang di gereja pun banyak pengajar palsu, tetapi Alkitab sudah mengatakan kalau dia tidak menyerahkan kamu kepada Allah yang sejati, kalau dia tidak menyatakan sembahlah Allah yang sejati, maka dia adalah nabi palsu. Kalau dia tidak menyatakan Taurat untuk membawa orang menyembah Allah, dia adalah nabi palsu. Pendeta tidak khotbahkan Firman, dia nabi palsu. Pendeta tidak khotbahkan Kristus, dia nabi palsu. Dia mau kerjakan mujizat seberapa banyak, dia tetap nabi palsu. Maka mari kita punya mata yang peka untuk melihat siapa yang berdiri di depan. Kalau Saudara lihat orang berdiri di atas mimbar, apakah dia berhak berdiri di atas mimbar? Banyak orang berdiri di atas mimbar tanpa punya hak apa-apa untuk berdiri. Ada orang yang berdiri yang hanya punya pengetahuan akademik, lalu membagikan pengetahuan akademik tanpa hati. Saudara akan merasakan dia hanya pintar cari kata, tetapi tidak punya hati yang sungguh-sungguh ataas apa yang dia ucapkan. Banyak orang liberal berkhotbah seperti ini, pendeta-pendeta yang akademiknya tinggi tapi tidak mengakui ini sebagai Firman Tuhan, mereka mengucapkan kalimat-kalimat moral yang agung, tetapi mereka adalah nabi palsu. Alkitab mengatakan “coba lihat nabi yang berbicara, selidiki dia”. Di dalam Alkitab dikatakan ada 2 cara untuk menyelidiki nabi itu palsu atau tidak, yang pertama kalau dia berbicara sesuatu di masa depan, terjadi atau tidak? Kalau tidak terjadi, ini nabi palsu, tetapi manusia sekarang, terutama orang Kristen sudah toleran dengan nabi palsu. Kalau yang tidak perlu diserang kita serang, kita juga berdosa”. Saudara berdosa kalau menyerang orang yang benar dan tulus, Saudara serang orang yang benar-benar mengerjakan pekerjaan Tuhan, Saudara sedang dipakai setan untuk menghambat pekerjaan Tuhan. Saudara tidak menyerang orang yang salah, Saudara sedang ditipu setan untuk melancarkan pekerjaannya. Jadi jangan lupa Alkitab sendiri mengatakan ada serigala pakai bulu domba. Dalam Wahyu dikatakan “ada naga yang pakai badan mirip anak domba” badannya anak domba suaranya naga, berarti dia pura-pura mirip Kristus tapi semua firmannya dari setan. Maka hati-hati dengar ajaran, dan biarlah kita dengan sungguh-sungguh mencari mana yang benar mana yang tidak. Maka mari kita belajar seperti yang dikatakan Kitab Ulangan “lihat apakah orang ini mengarahkan kamu kepada Tuhan dengan ajaran Taurat yang sejati atau tidak. Kalau iya dia nabi sejati, kalau tidak dia nabi palsu”. Maka setelah memberikan peringatan pilih orang yang memberitakan Firman kepadamu, apakah dia sejati mau mengarahkan kamu kepada Tuhan atau tidak.

Ayat 4 langsung menyatakan inti dari apa yang seharusnya diajarkan para nabi. Musa mengatakan di ayat 4 “nabi-nabi seharusnya mengatakan kalimat-kalimat ini, Tuhan Allahmu harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya. SuaraNya harus kamu dengarkan dan kepadaNya kamu harus berbakti dan berpaut”. Ayat 4 inilah kunci kita menjalankan hukum pertama, tidak boleh ada allah lain berarti engkau harus mengikut hanya Tuhan. Ini hal pertama bagaimana caranya saya menyembah hanya satu Allah ini, satu Allah yang benar?

Yang pertama adalah ikut Dia. Ikut Dia berarti bagaimana? saya tidak tahu Dia berjalan kemana? Kalau Tuhan berjalan, Dia menyatakan ada dimana melalui Firman. Saudara mengatakan “Tuhan, aku mau mengikutiMu, dimanakah Engkau?” Tuhan menyatakan Dia ada di mana melalui Firman. Tidak ada cara instan untuk mengenal kebenaran Firman Tuhan, kecuali bergumul mengerti Firman dan bergumul menerapkannya di dalam hidup. Maka kalau Saudara mau tahu mengikuti Tuhan, Dia ada di mana? Saudara hanya bisa kalau Saudara dengan suaranya Dia. Dan kalau Tuhan minta Saudara mengikuti Dia, berarti Dia berjalan di depan dan Saudara mengikuti Dia, ini namanya mengikuti Tuhan. Tetapi kalau hidup di dalam kesucian, Alkitab memakai bahasa yang terbalik, “engkau berjalan di depan, Tuhan dibelakang”. Mengapa kalau hidup suci Tuhan ada dibelakang kita di depan? Karena Tuhan di belakang sebagai pengamat. Kalau Tuhan di belakang, pandangan kita ke depan, kita tidak lihat Tuhan. Kalau saya berdiri membelakangi Saudara, saya tidak tahu Saudara sedang melakukan apa, tapi saya tahu kalau ada Saudara yang sedang mengawasi saya. Inilah prinsip yang dipakai Alkitab, “Abraham berjalanlah di depanKu dengan tidak bercacat”. Kalau engkau mau hidup benar dan di dalam kekudusan, ingat Tuhan sedang mengawasi. Waktu Dia dibelakang, tidak bisa kelihatan, tapi bisa dipastikan Dia sedang mengawasi. Maka hiduplah dengan benar karena Tuhan sedang menonton setiap tindakanmu, ini hidup dalam kesucian. Tetapi kalau hidup dalam ketaatan, Alkitab membalikan bahasanya, Tuhan ada di depan engkau mengikuti Dia. Mengapa kalau ketaatan Tuhan di depan? karena kalau ketaatan membutuhkan ada satu orang yang mengarahkan “mari pergi ke sini” orang itu akan mengikuti atau tidak. Tuhan mengatakan “kalau Aku memerintahkan engkau, maka Aku akan di depanmu dan engkau mengikuti Aku untuk pergi ke tempat di mana Aku ada”. Di dalam Kitab Kejadian, ketika Tuhan berfirman kepada Nuh setelah bahteranya jadi, Tuhan mengatakan “masuklah ke dalam bahtera”. Dalam Bahasa Indonesia tidak terlalu jelas, tapi dalam bahasa asli kelihatan jelas Tuhan sedang memanggil bukan memerintahkan. Tuhan mengatakan “mari bersama Aku masuk dalam bahtera”. Berarti Tuhan sudah lebih dulu dalam bahtera dan mengatakan “Nuh, mari masuk, karena Aku sudah ada di sini. Aku sudah duluan, sekarang kamu ikuti langkahKu”. Begitu air bah sudah surut, Tuhan mengatakan “mari keluar bersama-sama dengan Aku. Mari ke tempat dimana Aku berada yaitu diluar bahtera”. Ketika Tuhan sudah keluar dari bahtera, baru Dia panggil Nuh. Tuhan sudah lebih dulu jalan, baru Dia panggil “mari kita pergi ke sini”. Tuhan tidak pernah mengarahkan kita ke tempat di mana Dia sendiri belum ada untuk memastikan tempat itu adalah tempat yang tepat untuk kita. Inilah bahasa yang dipakai Alkitab. Maka ketika Tuhan mengatakan “mari ikut Aku” ini adalah suatu perintah yang begitu manis dan begitu agung dan begitu baik dari Tuhan yang mengasihi kita. Tuhan tidak mengatakan “ayo, kamu pergi ke sana” Dia sendiri tetap tinggal. Ada satu orang militer yang menulis buku, dia seorang pemimpin perang padang pasir ketika Amerika bertarung melawan Irak, dia mengatakan mengapa pemimpin zaman dulu punya kuasa lebih besar dari pada pemimpin zaman sekarang? karena pemimpin zaman dulu ketika berperang, mengatakan “mari maju” pemimpinnya di depan. Sedangkan pemimpin zaman sekarang mengatakan “perang” sambil duduk di rumah putih, sambil angkat telepon dia mengatakan “hancurkan” lalu dia tutup kemudian nonton sepak bola. Maka waktu Tuhan mengatakan “Tuhan Allahmu harus kamu ikuti” ini berarti Tuhan mengatakan “Aku berjalan di depan, kamu ikut”. Kalau mengikuti Tuhan, tidak mungkin Tuhan jerumuskan ke dalam jurang. Meskipun harus pikul salib, tidak mungkin ada salib yang menyakitkan Saudara, semua yang Dia berikan akan membuat Saudara makin giat untuk berada di dalam Tuhan, akan membuat Saudara makin punya kerohanian yang kembali kepada Tuhan. Hal pertama yang harus kita lakukan kalau hanya ingin punya satu Allah yaitu ikut Dia dengan sungguh-sungguh. Ini merupakan prinsip utama, mari kita tafsirkan prinsip ini di dalam pergumulan hidup kita masing-masing. Saudara ingin tahu apa yang Saudara harus kerjakan di depan? Biarlah rasa ingin mengikuti Tuhan ini mendorong Saudara untuk mengerjakan apa yang Saudara mau kerjakan. Kalau Saudara rindu mengikuti Tuhan, Saudara akan kerjakan apa yang bisa dulu sampai panggilan Tuhan jelas mengatakan “engkau harus kerjakan ini. Ada seorang pendeta mengatakan “kalau setir mobil diputar, tapi mobil itu diam, dia tidak akan pindah jalur” mobil Saudara pernah mogok dan Saudara putar-putar setir, tetap disitu. Tapi kalau mobil itu maju, Saudara putar setirnya sedikit, dia langsung belik, karena dia sedang maju. Waktu sedang maju diarahkan dia akan belok, tetapi kalau diam lalu mengatakan “Tuhan, tuntun aku”, Tuhan akan bilang “kamu jalan pun tidak, mau dituntun bagaimana?”. Maka mari kerjakan apa yang di depan dulu.

Hal yang kedua, bagaimana caranya saya menyembah hanya Allah saja? Dalam ayat 4 dikatakan “engkau harus takut akan Dia”. Dalam Ibrani 12 ayat terakhir penulis Ibrani mengatakan “beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan gentar, karena Allah kita adalah api yang menghanguskan”. Kita lihat ibadah zaman sekarang seperti apa, Tuhan mau dibawa begitu dekat di bawah, Tuhan akrab dengan saya sampai perbedaan antara Sang Pencipta dengan kita ciptaan menjadi hilang. Saudara menyembah dengan menyadari kita hanya ciptaan dan Dia Sang Pencipta, Dia terlalu agung, terlalu besar, maka saya belajar takut akan Tuhan. Beribadahlah dengan takut dan gentar, beribadahlah dengan hormat, beribadahlah dengan keteraturan. Mana bagian Firman yang mengatakan ibadah boleh dengan sembarangan? Taurat mengatakan ibadah harus dengan takut dan gentar, Perjanjian Baru mengatakan hal yang sama, beribadah dengan takut dan gentar. Lalu bagaimana supaya takut dan gentar? Bagaimana untuk menyadari bahwa saya benar-benar sedang datang kepada Tuhan? Caranya adalah dengan perasaan tidak layak waktu datang, dengan perasaan aku adalah orang berdosa yang tidak boleh datang ke hadapan Tuhan, tapi diijinkan dalam anugerah Tuhan. Ini membuat suatu perasaan “Tuhan, Engkau adalah Allah yang tinggi, aku yang rendah datang kepadaMu, memberanikan diri untuk menyembah Engkau” inilah perasaan takut yang dipupuk karena kita sadar kita ini nothing. Makin kita sadar, kita bukan siapa-siapa, kita akan makin mempunyai perasaan takut akan Tuhan. Siapa yang patut ditakuti? Hanya Allah. Banyak orang takut pada manusia, tidak takut kepada Allah.

Lalu hal ketiga Alkitab juga mengatakan engkau harus berpegang pada perintahNya. Saudara makin membaca ayat ini makin sadar ayat ini sebenarnya berbicara tentang satu hal yaitu tentang ketaatan dan dedikasi. Taat yang ada yang diberikan dalam dedikasi. Taat bukan hanya ketika saya mau taat, saya taat, tapi taat secara total mengatakan “aku mau mentaati Tuhan” dan aspek-aspek ketaatan itulah yang harus dibahas. Harus mengikuti langkah Tuhan, ini aspek ketaatan yang pertama. Harus takut akan Dia, ini adalah motivasi untuk mentaati Tuhan. Ada orang taat karena takut dihukum, tetapi perasaan takut bukan karena takut dihukum tapi karena segan kepada satu pribadi, inilah fear of The Lord seperti yang dibahas Yohanes Calvin. Yohanes Calvin mengatakan kalau ada satu orang bawa senjata lalu kamu takut akan dia, begitu dia taruh senjatanya kamu akan langsung berani lawan dia. Kalau ada pemerintah kejam dengan tentaranya yang kuat menaklukan kamu, begitu tentaranya habis kamu akan berontak dan lakukan revolusi, inilah kekuatan dunia. Maka kita tidak diminta untuk takut kepada Tuhan seperti kita takut kepada pemimpin dunia. Ketaatan juga berarti berpegang pada perintahNya. Ada perintah spesifik yang Tuhan berikan melalui Firman, ini yang tidak boleh dilanggar. Saul adalah contoh orang yang terlalu berani membangkang perintah langsung dari Tuhan. Semua orang di dalam Alkitab pernah berdosa, tetapi Tuhan paling benci orang yang sudah dengar kalimat langsung dari Tuhan tetap tidak mau kerjakan. Tuhan mengatakan kepada Saul “tunggu Samuel, nanti Samuel akan persembahkan korban, Aku akan berbicara kepada Samuel kamu harus lakukan apa”. Inilah keunikan Kitab Samuel, setiap raja yang mau perang tanya sama Tuhan, nanti Tuhan akan beri tahu. Tapi ketika Samuel tidak datang-datang, Saul langsung persembahkan korban, ini berarti dia mau langsung maju tanpa dengar perintah Tuhan. Maka dia mengabaikan perintah Tuhan yang menyuruh dia untuk menunggu. Lalu ketika Tuhan mengatakan “musnahkan seluruh orang Amalek”, Saul tidak lakukan semua, perintah langsung Tuhan diabaikan, ini membuat Tuhan sangat marah. Kalau Saudara tahu Firman “jangan berzinah” Saudara berzinah, ini namanya pemberontakan langsung. Saudara tahu Firman “jangan membunuh” Saudara melanggar, ini pemberontakan langsung. Tuhan mengatakan “jangan ada allah lain” Saudara masih percaya kuasa lain, ini adalah pemberontakan langsung. Maka Alkitab mengatakan “kalau engkau mentuhankan hanya Allah, engkau harus berpegang pada perintahNya”.

Kalimat berikut mengatakan “suaraNya harus kamu dengar”. Apa bedanya berpegang pada perintah dengan suaraNya harus didengar? Perintah itu bersifat legal, “saya berikan peraturan, kamu tunduk” suara itu bersifat relasi. SuaraNya harus didengar berarti ketika Tuhan berbicara kepada Saudara biarlah suara Tuhan menjadi sesuatu yang Saudara nikmati di dalam hidup. Saudara menikmati penghiburan dari Tuhan, Saudara menikmati dorongan dari Tuhan, menikmati nasihat dari Tuhan sebagai bagian hidup yang sangat indah. Inilah sebabnya dikatakan suaraNya harus kamu dengarkan, pada bagian terakhir dikatakan “kepadaNya engkau harus berbakti dan berpaut”. Berbakti berarti saya worship Tuhan di dalam seluruh aspek hidup. Saya kerjakan apa pun, saya kerjakan itu sebagai bagian perwujudan saya sedang menyembah Allah saya, saya sedang menyembah Tuhan yang memanggil saya, maka saya kerjakan apa pun saya kerjakan ini di dalam aspek itu. Ini adalah seruan dari Tuhan yang begitu agung. Saudara kerjakan apapun ini merupakan bagian dari worship yang Saudara berikan kepada Tuhan. Studi, keluarga, pekerjaan, apa pun yang Saudara kerjakan, Saudara sedang menyembah Tuhan. Ini adalah kalimat yang sangat dalam, perlu banyak pelajaran, perlu begitu banyak diskusi untuk bisa memahami ini dengan sangat dalam. Kita harus menyadari bahwa dalam apa pun yang kita kerjakan, kita sedang melakukan aspek menyembah Tuhan. Caranya? banyak, di dalam pekerjaan kita menyembah Tuhan, di dalam masyarakat kita menyembah Tuhan, waktu datang ke gereja kita sedang menyembah Tuhan. Lalu dikatakan berpaut kepadaNya, berpaut artinya kita meletakan seluruh nasib hidup kepada Tuhan. Berpaut berarti apa yang Saudara mau terjadi kepada Tuhan adalah sesuatu yang Saudara mau terjadi pada diri. Maksudnya adalah Tuhan akan menjadi bagaimana kita pun akan menjadi seperti itu. Ini merupakan suatu pernyataan untuk mau menjadi senasib. Mengapa orang menikah? Orang akan menikah mengatakan “bersamamu saya akan hadapi apa pun di depan. Saya memilih pribadimu lebih tinggi dari pada situasi apa pun. Situasi apa bisa terjadi, saya akan lalui bersama dengan kamu. Kamu sakit, saya akan ikut sakit. Kamu sehat, saya akan menikamti kesehatan itu bersama dengan kamu. Kamu miskin, saya akan miskin bersama dengan kamu. Kamu kaya kita akan berbagi sukacita bersama-sama” inilah namanya berpaut. Tuhan tidak mungkin miskin kan?! Tuhan tidak mungkin berada di dalam keadaan yang rusak. Maka ketika Saudara mengatakan “aku berpaut kepada Tuhan” bukan berarti Saudara mau berkatNya, tapi menyatakan Pribadi Tuhan lebih agung dari pada situasi apa pun. Saya bisa mengalami situasi apa pun, tapi keberadaan saya bersama Tuhan itu jauh lebih penting, jauh lebih agung, jauh lebih menyenangkan, inilah yang harus dimiliki untuk kita menyembah Tuhan. Maukah menyembah hanya Dia? maka mari taati perintah ini, mari belajar untuk mengikuti Tuhan, Tuhan berjalan di depan dan kita dibelakang. Mari belajar takut akan Dia, memberikan penghormatan yang besar karena kita kagum akan karakter Allah. Berpegang pada perintahNya berarti tidak berani membangkang perintah langsung Tuhan. SuaraNya harus kamu dengarkan berarti melatih kepekaan untuk dengar suara Tuhan di dalam nasihat, di dalam penghiburan maupun di dalam pimpinanNya. Lalu terakhir, saya berbakti kepada Dia dan saya berpaut kepada Dia, berpaut kepada Pribadi Allah karena Pribadi Allah adalah yang paling saya dambakan untuk berada di dekat saya. Seringkali orang yang dekat dengan orang lain di dunia ini mengatakan “saya lebih suka melewati segala kesulitan bersama dengan kamu dari pada melewati kesenangan sendiri”. Tapi berpaut itu adalah situasi di awal, itu yang Tuhan mau, situasi di awal yang harusnya bertahan. Situasi di awal di mana kita mengatakan “Tuhan, aku mau bersamaMu. Kalau Engkau menuju kepada tempat bahaya, saya bersama dengan Engkau di situ” ini kalimat yang agung sekali, ada perasan takut, gentar, tapi juga merasa indah ketika mengatakan kalimat ini. Jadi kalau kita mau berpaut kepada Tuhan, kita mengatakan “Tuhan kalau Engkau mau saya menjalani kesulitan di dalam dunia asalkan bersama Tuhan, saya siap” atau dalam kata lain bagi bangsa Israel “Tuhan, Engkau mau kami jalan di padang gurun sampai 40 tahun pun, kami siap”. Maka mari kita belajar ini, kita berpaut kepada Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan sungguh-sungguh menjadi orang yang mentuhankan hanya Allah. Firman pertama mengatakan “jangan ada allah lain di hadapanKu” mari kita taati dengan Ulangan 13 menjadikan Dia Allah yang harus diikuti, takut akan Dia, berpegang pada perintahNya, mendengar suaraNya, berbakti kepada Dia, dan berpaut dengan Dia. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan kasih kepada Allah yang membuat kita hanya menyembah kepada Dia.