Bagaimana Kristus bisa menjadi yang membereskan semua? Ini tema penting dari Paulus di dalam Surat Roma, karena di dalam Kristus sebuah umat mendapatkan kesempurnaan karena ada imam, nabi dan ada raja. Di dalam diri Kristus ada Nabi yang memimpin mereka, ada Raja yang memimpin mereka. Dan baik nabi maupun imam, maupun raja, ketiganya berkait dengan Taurat. Apa yang dilakukan raja? Raja memastikan Taurat berfungsi di tengah-tengah masyarakat, tidak ada yang memanipulasinya, tidak ada yang bertingkah tidak adil, raja akan menjadi penghalang bagi orang licik yang mencoba menghancurkan orang lain. Lalu bagaimana dengan fungsi imam? Imam menjalankan aspek ibadah dari Taurat. Doa, ibadah, persembahan, datang kepada Tuhan, semua dijalankan oleh imam. Bagaimana dengan nabi? Nabi berseru kalau orang melupakan Taurat, nabi mengajar supaya orang dapat mengerti Taurat. Apa bedanya nabi dan imam, bukankah imam juga mengajar? Perbedaan nabi dan imam adalah nabi jauh lebih kontekstual dengan problem, sedangkan imam jauh lebih dekat kepada tata cara, ibadah dan juga pengertian akan Tuhan. Imam akan bicara doktrin tentang Tuhan, doktrin tentang ibadah, doktrin tentang keselamatan dan lain-lain. Nabi akan bicara menegur situasi langsung, ini beda. Apakah Yesaya bukan imam? Yesaya imam, tapi fungsi Yesaya lebih banyak menegur terhadap situasi yang terjadi daripada mengeksposisi apa yang Taurat maksudkan. Imam adalah guru sehingga orang dapat mengerti apa itu Taurat. Nabi adalah suara sehingga orang sadar ada sesuatu yang salah di masyarakat. Maka tanpa imam, tanpa nabi, tanpa raja, bangsa-bangsa tidak mungkin bisa jalankan hati nuraninya atau pun menjalankan Taurat.
Ini sebabnya Paulus menekankan bahwa tanpa Kristus, Taurat tidak berguna. Paulus tidak pernah mengatakan “Taurat berguna dulu lalu sekarang sudah berhenti, sekarang Kristus datang, kita buang Taurat, sekarang kita beriman kepada Kristus”. Paulus mau tahu orang tahu bahwa sebelum kamu berada dalam Kristus, Taurat tidak berguna bagi kamu. Tapi Paulus tidak pernah mengatakan hal yang sama kepada orang yang sudah berada di dalam Kristus. Orang yang sudah ada di dalam Kristus wajib menjalankan apa yang Tuhan mau. Tapi Taurat tidak bisa membawa kita sempurna karena di dalam Taurat ada syarat bahwa kamu harus menjalankan Taurat bersama-sama sebagai umat yang dipimpin oleh nabi, raja dan imam. Jadi tanpa ada nabi, raja, imam, Saudara tidak mungkin menjalankan apa yang Taurat maksudkan dan berhasil menjalankannya. Saya akan ambil contoh, seumpama saya adalah seorang yang tidak pernah diterima ITB, saya bukan mahasiswa ITB, lalu saya coba jalankan tugas-tugas mahasiswa ITB. Saya mengerjakan PR, paper, tugas, dan saya coba masukan tugas-tugas saya ke dosen ITB. Dosen itu kaget “ini apa, kamu siapa?”, “ini tugas-tugas yang saya kerjakan, saya Jimmy Pardede”, “kamu mahasiswa saya? Kamu ikut kelasnya siapa”, “saya bukan mahasiswa bapak, saya tidak ikut kelas siapa-siapa”, “kamu angkatan berapa?”, “saya belum pernah diterima”, “kalau begitu mengapa kamu membuat tugas ini?”, “karena saya ingin lulus dari sini”, “maaf, tidak bisa, percuma kamu bikin tugas ini”. Lalu dengan menyesal saya menyadari ternyata percuma saya mengerjakan tugas-tugas itu. Kemudian saya bertemu dengan Andrian, “percuma bikin tugas, saya sudah membuat tugas, paper, semua, tapi ditolak, tidak ada gunanya”, lalu Andrian tidak mengerjakan tugas, dia tidak membuat PR, paper, dan lain-lain, lalu dia di-DO. Langsung dia datang kepada saya dan mengatakan “bapak juga di-DO ya?”, “tidak, karena saya tidak pernah jadi mahasiswa”. Apa bedanya saya dengan dia? Dia di dalam dan saya di luar, saya kerjakan tugas tidak ada gunanya, sedangkan dia wajib mengerjakan tugas karena dia sudah di dalam. Ini yang Paulus mau katakan, kamu tidak bisa menjalankan Taurat kalau kamu di luar Kristus. Jadi tidak ada benturan antara Taurat dan Kristus di dalam pemikiran Paulus. Saudara jangan dengarkan teori-teori yang tidak Alkitabiah, meskipun itu teori-teori katanya dari gereja, karena gereja harus kembali ke Alkitab. Paulus tidak mempertentangkan Taurat dan Injil, Paulus mengatakan “tanpa Injil, untuk apa kamu kerjakan Taurat?”. Orang Yahudi menjalankan Taurat, memberikan persembahan, tidak makan ini tidak makan itu, mereka menjalankan Taurat dengan setia, mereka melakukan semua, tapi Paulus mengatakan “kamu jalankan ini, tapi kamu tolak Raja, Imam dan Nabi, kamu bodoh. Kalau kamu tolak Kristus, untuk apa kamu kerjakan ini?”. Lalu kalau kamu pikir “kami kerjakan ini supaya kami selamat”, mana bisa, kamu tidak ada di dalamnya. Harus di dalam Kristus. Kalau engkau sudah di dalam Kristus, baru kamu bisa efektif menjalankan Taurat. Apa guna menjalankan Taurat? Supaya ada masyarakat yang adil, supaya ada keadilan, supaya manusia dimanusiakan. Meskipun Injil membuat kita selamat dan jadi milik Tuhan, tapi itu titik awal dan ada tugas yang lain yaitu membuat ada kesempurnaan menjadi manusia di tengah-tengah sebuah bangsa. Maka Paulus mengatakan “apabila bangsa-bangsa lain tidak memiliki hukum Taurat, karena dorongan diri menjalankan Taurat, maka mereka menjadi Taurat bagi diri mereka sendiri”, kalau ada bangsa seperti ini, Tuhan akan perkenan. “Tapi mereka tidak percaya Yesus”, tidak apa-apa, yang penting mereka menjalankan ini dan Tuhan perkenan. Tapi mereka tidak mungkin jadi umat karena tidak ada Kristus. Sama dengan Israel, Israel jalankan Taurat, Tuhan perkenan, tapi mereka tidak mungkin menjadi umat karena mereka tidak ada di dalam Kristus. Dan selama tidak ada umat di tengah-tengah Israel, atau tidak ada umat di tengah-tengah bangsa lain, maka ketaatan bangsa-bangsa lain itu makin lama akan semakin tergerus dan pasal 1 yang mengatakan “lihat semua sudah rusak, laki-laki bersetubuh dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan”, itu akan menjadi ending-nya. Tidak peduli berapa baik bangsamu sekarang, ujungnya akan rusak kalau tidak ada umat Tuhan dengan Injil di tengah-tengahnya. Inilah inti dari argumen Paulus tentang mengapa orang Kristen diperlukan di Roma. Mengapa kamu mesti di Roma? Karena Roma menuju kerusakan. Ada pemikir-pemikir Roma yang sadar kalau mereka menuju kerusakan dan mereka terus berjuang di dalam etika untuk memperbaiki kerajaan ini, tapi percuma. Karena kalau bukan orang Kristen yang punya Kristus yang berjuang, maka perjuangannya akan semakin lama semakin jauh dari hati nurani, makin jauh dari Taurat dan akhirnya jatuh dalam penyimpangan yang luar biasa jahat. Bangsa-bangsa akan semakin jahat, perlu ada umat yang bertahan di dalamnya untuk menyatakan bahwa Kristus adalah Rajaku dan saya akan perjuangkan apa yang Tuhan inginkan untuk bangsa ini, lewat Injil ataupun mandat budaya.