Dan meskipun manusia mengalami dan memahami aturan itu, tapi manusia tetap bertindak untuk melawannya. Manusia tahu mencuri itu tidak baik, tapi manusia tetap melakukannya. Manusia tahu kalau membunuh itu tidak baik, tapi manusia tetap melakukannya. Jadi aturan Tuhan berikan ke dalam hati manusia, itu dari Tuhan, bukan dari yang lain. Maka Paulus mengingatkan bahwa Taurat Tuhan berasal dari hati Tuhan demi kebaikan umatNya, ini tidak bisa di samai oleh aturan-aturan yang lain. Ini dari Tuhan, Taurat dari Tuhan, perintahnya dari Tuhan, dan semua kesempurnaan akan menjadi final karena menjalankan Taurat itu akan terjadi, asal umatNya menaati Taurat. Di dalam Ulangan 15 bahkan Tuhan mengatakan lewat Musa, bahwa tidak akan ada orang menderita dan miskin di tengah-tengah kamu asal kamu menjalankan Taurat. Tuhan menjanjikan kehidupan yang limpah tapi komunal, bukan sendiri. Tanpa Taurat Tuhan ditaati, orang akan memanipulasi kekayaan di bangsa itu untuk kepentingan sendiri. Orang akan membuat distribusi pendapatan yang tidak adil, sehingga ada yang sangat kaya dan ada yang sangat miskin. Sistem yang rusak dikeluarkan oleh hukum yang rusak. Sistem yang rusak terbentuk oleh tata cara dan tata kelola yang rusak, itu sebabnya Taurat sangat penting. Dan Paulus mengingatkan, ini dia bicara kepada orang-orang Roma yang sangat mengerti hal ini, dia mengatakan bahwa pembuat hukum yang sejati itu Tuhan. Tuhan yang membuat aturan dan Tuhan yang menerapkannya ke bangsa-bangsa. Di sini Paulus akan sedikit kontroversial, karena orang Yahudi akan berpikir “kok bangsa-bangsa, bukankah Tuhan hanya memberikan Taurat kepada Israel? Hanya Israel, yang lain tidak. Tidak ada Taurat di Mesir, tidak ada Taurat Kekaisaran Roma, tidak ada Taurat di Makedonia, tidak ada Taurat di mana-mana selain di Israel”. Jadi Paulus salah? Tuhan hanya peduli Israel, Tuhan memberikan Taurat supaya Israel menjadi lebih baik dibandingkan bangsa-bangsa lain. Kalau Israel adalah umat kesayangan Tuhan, umat milik Tuhan, Israel-lah yang akan menunjukan kebaikan hidup berbangsa oleh sebab ada aturan Tuhan. Ini akan membuat orang Israel bangga. Tapi Paulus mengatakan hal yang lain, bahwa semua bangsa bisa punya Taurat dari dirinya sendiri. Ini membingungkan, maka kita lihat di ayat 14, “apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki Hukum Taurat, oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut Hukum Taurat maka walaupun mereka tidak memiliki Hukum Taurat, mereka menjadi Hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukan bahwa isi Hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela”. Jadi ada kesan Paulus mengatakan Hukum Tuhan juga bisa dijalankan oleh bangsa lain, bukan cuma Israel. Dan ini kontroversial karena orang Israel selalu menganggap bangsa mereka unik. Dan bukankah itu yang Tuhan katakan, “di antara seluruh bangsa di bumi, Aku cuma pilih kamu, oleh sebab Aku mengasihi engkau. Jika engkau menjalankan Taurat, kamu akan beda dengan bangsa lain, tidak ada bangsa di bumi yang akan seperti engkau”. Tuhan juga mengatakan bahwa kalau Israel menjalankan Taurat, mereka akan jauh lebih bijaksana daripada musuh-musuh mereka. Jadi mereka akan lebih hebat dari bangsa-bangsa lain. Sehingga wajar kalau mereka merasa bangsa mereka sedikit hebat dari bangsa lain, memunyai keunggulan di hadapan Tuhan dibandingkan bangsa-bangsa lain. Maka Paulus akan memberikan argumen, kalau Tuhan benar-benar menghakimi bangsa lain, standarnya apa? Kalau tidak ada standar, penghakimannya berdasarkan apa? Kalau ada standar, standarnya apa? Maka Paulus mengatakan standarnya adalah Taurat dalam hati mereka. Sama seperti Israel dihakimi karena melanggar Taurat yang tertulis, demikian bangsa lain dihakimi karena melanggar Taurat dalam hati mereka. Ini jelas sekali, maka kalau Saudara baca dalam Surat Roma Saudara sadar sedang bertemu dengan penulis yang tidak main-main. Maka dari sini dia mulai membahas samanya Israel dengan bangsa lain, ini khasnya Surat Roma. Kalau bangsa lain dan Israel sama, apa gunanya Taurat? Itu yang akan dibahas nanti. Apa keunikan Israel? Dia bahas di pasal 9. Ada keunikan Israel dibandingkan bangsa lain, tapi jangan pikir uniknya Israel karena mereka penting dan bangsa lain tidak penting. Israel unik karena melalui mereka bangsa lain bisa menjadi penting juga. Ini yang menjadi keunggulan dari pemikiran Paulus di Surat Roma. Maka di ayat 14 dikatakan “apabila bangsa lain tidak memunyai Hukum Taurat, oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut Hukum Taurat, maka walaupun mereka tidak memiliki Hukum Taurat, mereka menjadi Hukum Taurat bagi diri mereka sendiri”, yang mengerjakan apa yang Tuhan berikan di dalam hati itu yang penting. Saudara memunyai buku panduan, tidak penting kalau Saudara tidak mengerti apa yang buku panduan itu katakan. Dan biasanya kita selalu menganggap buku panduan tidak penting sampai barang yang kita beli rusak. Maka sebenarnya Paulus ujung-ujungnya akan mengatakan semua bangsa sudah gagal. Israel gagal, bangsa lain gagal. Kegagalan bangsa-bangsa lain dan Israel adalah bukti nyata bahwa mereka perlu penebus, mereka perlu Juruselamat. Juruselamat harus datang supaya apa yang rusak itu diperbaiki. Kita perlu tahu concern-Nya Tuhan, apa yang Tuhan inginkan? Yang Tuhan inginkan adalah supaya setiap bangsa-bangsa di bumi menjalankan apa yang perlu untuk menyempurnakan kemanusiaan. Seluruh bangsa harus mencapai tema yang disebut dengan human fluorishing tadi. Ada seorang ahli Perjanjian Baru dari Amerika namanya Jonathan Pennington, dia mengatakan bahwa human flourishing, tema kesempurnaan menjadi manusia itu banyak dibahas oleh orang-orang Yunani, dunia filsafat. Tapi yang banyak orang gagal lihat adalah bahwa Alkitab lebih banyak membahas itu daripada dunia filsafat. Alkitab sudah membahas human flourishing, kesempurnaan menjadi manusia dari awal kitab ini ditulis, Kitab Kejadian. Tuhan menciptakan manusia sebagai gambar Allah yang akan Tuhan sempurnakan. Tuhan memanggil Abraham untuk menyempurnakan rencanaNya membentuk Israel. Tuhan memanggil Israel supaya mereka menjadi kerajaan imam bagi bangsa-bangsa lain juga. Jadi Tuhan punya kehendak untuk seluruh bangsa. Indonesia adalah bangsa yang Tuhan punya kehendak atasnya. Demikian juga dengan bangsa-bangsa lain. Alkitab mengatakan Tuhan ingin keadilan, berkat, adanya kesejahteraan, adanya manusia diperlakukan baik, ada pemimpin yang adil dan tunduk kepada kebenaran, Tuhan ingin sejahtera ada pada bangsa-bangsa.
Bagaimana caranya sejahtera itu muncul? Dalam Teologi Reformed kita percaya sejahtera itu muncul dengan dua tindakan dari umat Tuhan. Tindakan pertama adalah penginjilan. Umat Tuhan akan beritakan Injil untuk tarik orang datang kepada Tuhan untuk menjadi umat, sama seperti kita sudah menjadi umat. Tindakan penginjilan tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengenal Kristus. Dan setiap orang yang sudah mengenal Kristus tidak mungkin boleh tidak memberitakan Injil. Hal kedua, disebut dengan mandat budaya. Di dalam mandat budaya, orang Kristen berjuang untuk membuktikan bahwa prinsip hidup dan cara pandang Kristen jauh lebih efektif daripada yang lain demi menyebabkan kesempurnaan manusia. Ini yang harus kita perjuangkan terus. Leonard Ravenhill pernah mengatakan problem paling besar dari Amerika itu bukan atheisme, bukan komunisme, problem paling besar dari Amerika adalah gereja yang tidak bertindak, gereja yang tidak mengerjakan tugasnya. Maka di dalam Alkitab, terutama di dalam Surat Roma, Paulus sedang menekankan pentingnya panggilan sebagai orang Kristen, sebagai pengikut Kristus. Karena sebagai pengikuti Kristus kita tahu tujuan yang Tuhan mau atas semua bangsa. Menjadikan mereka tunduk untuk rencana Tuhan menyempurnakan kemanusiaan, baik lewat Injil atau pun lewat mandat budaya. Baik lewat menyerukan supaya mereka percaya Tuhan Yesus atau dengan cara membagikan prinsip kita tentang hidup, cara pandang kita tentang masyarakat, politik atau apa pun. Kalau orang Kristen tidak punya tawaran ini maka kita akan menjadi bersalah kepada Tuhan, karena baik mandat Injil maupun mandat budaya tidak bisa lepas. Mandat budaya bisa kuat karena ada mandat Injil di dalamnya. Mandat Injil bisa menjadi kuat karena ada budaya yang menjadi concern-nya. Injil tidak bisa pisah dari budaya, budaya tidak boleh pecah dari Injil. Maka tidak ada kemungkinan lain selain menjadi murid Tuhan yang membawa bangsa-bangsa kembali kepada Tuhan untuk menjadikan bangsa-bangsa tunduk ke dalam rencana Tuhan. Maka di dalam ayat ke-14 Paulus mengingatkan bukan cuma Israel, bangsa-bangsa lain pun diinginkan oleh Tuhan untuk menjadi bangsa yang tunduk kepada Dia. Bangsa-bangsa lain pun diinginkan oleh Tuhan untuk menjadi bangsa yang menjalankan keadilan dan kebenaran. Dengan tema ini di dalam pikiran kita maka kita tahu bahwa baik Israel maupun bangsa-bangsa lain perlu jalankan mandat dari Tuhan, tapi baik Israel maupun bangsa-bangsa lain gagal menjalankan mandat ini. Terus gagal karena tidak ada Kristus. Jadi harus ada Kristus baru bisa beres.