Sekarang kita sudah mati di dalam Kristus dan kita bangkit menjadi milik Dia. Sekarang kita melayani di dalam keadaan baru menurut roh dan bukan menurut Hukum Taurat. Maksudnya adalah segala hal yang tadinya bentur dengan kita karena kita tidak setia kepada Tuhan, sekarang diperbaiki oleh Kristus. Saudara sekarang menjadi orang yang dalam jalur yang benar dengan Tuhan. Dia yang menjadi Kepala kita, Dia membuat kita pindah. Taurat lakukan kepada engkau adalah menjaga buah yang akan engkau hasilkan di dalam Kristus. Ini yang dikatakan oleh Paulus, sekarang engkau tidak lagi bentur dengan Taurat. Jadi di dalam Kristus, Taurat tidak lagi memberikan tekanan dan kita tidak lagi membenci dia. Dan ini penting untuk kita pahami, karena yang akan menjaga relasi kita dengan Kristus, bukan lagi tingkah laku kita. Pengertian ini penting untuk kita pahami, Kristus datang ke dalam dunia untuk lakukan apa yang seharusnya kita lakukan, yaitu cinta dan setia kepada Allah. Yesus mencintai Allah, Yesus setia kepada Allah maka Dia sudah melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Saudara dan saya tidak melakukannya, Dia yang melakukan. Dan kesetiaan Dia kepada Allah adalah kesetiaan yang membuat Saudara tidak lagi dituntut untuk melakukan hal yang akan membuat Saudara setia, Yesus sudah melakukan itu. Kalau Yesus sudah melakukan itu, Taurat berguna untuk memastikan bahwa kita tahu kita di dalam Dia. Taurat dalam sebagai fungsi sebelum kita dibangkitkan dalam Kristus adalah hukum yang akan membinasakan kita, dan ini membuat Taurat membenci kita dan menyingkirkan kita di dalam murka Tuhan karena kita melakukan hal-hal tadi sebagai bentuk perlawanan kepada Taurat dan kepada Tuhan.
Keadaan baru tidak seperti paralel, “sekarang kamu sudah dalam keadaan baru, sekarang kamu mesti taati Taurat untuk memelihara kesetiaanmu kepada Tuhan”, tidak, Yesus sudah menjalankan Taurat. Taurat menjaga supaya umat manusia setia kepada Tuhan, dan Dia setia kepada Tuhan. Tuhan menjaga supaya umat manusia memelihara dedikasi, komitmen, perjanjian, cinta kepada Tuhan dan Yesus melakukan sampai mati. Jadi ketika Kristus sudah memenuhi semua, maka sekarang Hukum Taurat tidak membuat kita berulang-ulang kali dari titik awal menjalankan lagi. Sehingga sekarang Taurat tidak berperan di dalam hurufnya, mengarahkan kita harus melakukan apa, sekarang Taurat berperan mengingatkan kita akan kesetiaan Kristus. Ingat kesetiaan Dia, ingat kasihNya, ingat kuasaNya, ingat cintaNya, ingat pengorbananNya. Itu yang membuat Saudara dan saya berada dalam keadaan baru. Keadaan baru ini adalah keadaan merenungkan betapa besar Yesus mencintai Allah. Waktu saya melihat Kristus, saya melihat pribadi yang memberikan segala yang diperlukan untuk menunjukan cinta kepada Tuhan, dan Hukum Taurat mengingatkan aku ada di dalam Dia. Saudara yang diikat perjanjian dengan Dia, dan apa yang menjadi milik Kristus menjadi milik Saudara karena kesetiaan dari Taurat. Taurat menjaga supaya apa yang sudah dikomitkan dalam perjanjian akan terus Saudara miliki. Maka dalam pandangan Paulus, Saudara bisa selalu lihat dari dua sisi, dirimu ada dua, diri yang lama ada di dalam Adam yang memberontak kepada Tuhan, dan diri yang baru. Bagaimana dengan Taurat? Juga bisa dilihat dua, Taurat dalam keadaan lama yang merongrong engkau benci atau dalam keadaan baru yang mengingatkan kepadamu akan kesetiaan Kristus. Hidup orang Kristen di dalam pengertian Paulus adalah hidup yang melihat kepada Anak Allah, melihat kepada Kristus. Tuhan sekarang sedang mengatakan kepada kita “kamu sekarang sudah dihidupkan kembali dan kamu sudah diikat dengan perjanjian”. Perjanjian dengan Allah? Bukan, tapi perjanjian dengan Kristus, otomatis Saudara diikat dalam perjanjian yang baru dengan Allah. Namun perjanjian ini adalah dengan Kristus, menyatukan Saudara dengan Dia untuk memastikan bahwa apa yang Dia lakukan itu menjadi bagian Saudara. Inilah prinsip pengantara, Dia yang setia kepada Allah adalah Dia yang kepadaNya Saudara mengikat perjanjian. Taurat berguna untuk memberikan pandangan bahwa yang diikat oleh Taurat sekarang adalah saya dan Dia. Dan Saudara akan melihat Dia sebagai Kepala yang membawa kita ke dalam suatu keadaan yang baru di dalam Allah. Saudara membaca Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Saudara akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh Paulus. Kristus menjalankan Taurat. Dan sekarang Taurat memastikan kita satu dengan Dia, Taurat mengikat kita dalam keadaan yang baru. Itulah yang disebut dengan keadaan menurut roh. Kita tidak lagi menjadi orang yang menjalankan Taurat demi membuktikan kesetiaan kepada Tuhan, tapi kita adalah orang yang diikat Taurat kepada Kristus. Hukum tidak lagi mengikat kita dalam cara yang lama, itu sudah terbukti gagal. Sekarang hukum menyatukan kita dengan Kristus.
Itu sebabnya dalam ayat ke-6, Paulus mengatakan “kita sudah dibebaskan dari Hukum Taurat, kamu tidak lagi berbagian di dalam keadaan lama, karena Hukum Taurat menyatukan engkau dengan Kristus”. Banyak orang menjadi antinomian karena pengertian ini, tapi yang ditekankan Paulus adalah hukum yang lama tidak mampu engkau taati, bukan hanya tidak ditaati, engkau juga membenci hukum itu. Tapi sekarang kamu ada dalam keadaan baru, cara yang kamu lakukan untuk tidak berada dalam keadaan lama adalah belajar untuk mencintai Kristus. Engkau tidak bisa belajar menaati Tuhan kecuali engkau mencintai Kristus. Karena engkau tidak mungkin diperkenan Tuhan tanpa Kristus, engkau juga tidak mungkin mencintai apa yang Tuhan mau kecuali engkau belajar mencintai Kristus. Sehingga sekarang arah yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan menurut Paulus adalah kamu bukan lagi berusaha menaati seluruh Taurat, membuktikan cintamu kepada Tuhan, yang harus kamu lakukan adalah belajar mencintai Kristus dan menyadari bahwa dengan didorong oleh cinta kepada Dia, Saudara akan mendapatkan segala yang Saudara jalani sebagai bukti cinta kasih Tuhan. Dari situ Saudara akan berubah, Saudara akan mematikan diri yang lama, Saudara akan meninggalkan dosa. Ini yang dikatakan di pasal 6 yang makin dijelaskan dalam keadaan kita sekarang. Paulus mengatkaan “kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa karena kamu tidak berada di bawah Hukum Taurat tapi berada di bawah kasih karunia”. Kamu tidak lagi berada dalam keadaan lama. Namun, Saudara tetap dituntut untuk mengontrol diri Saudara. Bagaimana cara melakukannya? Saudara harus berjuang, tapi kemampuan Saudara untuk melakukan hanya mungkin ketika Saudara mencintai Kristus karena dengan Saudara menjadi satu dengan Kristus, Saudara punya alasan untuk hidup kudus, alasan untuk menjalankan hidup yang Tuhan tuntut, kalau tidak ada alasan seperti itu Saudara tidak mungkin lakukan. Alkitab mengatakan “kamu tidak sanggup, kamu punya kesukaan untuk menjalankan itu, tapi itu dulu, sekarang dirimu yang lama sudah mati. Sekarang kamu belajar cinta Kristus yang memberikan alasan mengapa ini harus hilang. Mencintai Tuhan Yesus membuat Saudara mempunyai alasan mengapa sekarang saya harus meninggalkan hidup yang lama. Jika engkau tidak tahu seberapa besar Tuhan Yesus mencintai engkau, engkau tidak akan punya alasan untuk meninggalkan dosa, tidak peduli apa pun yang dunia katakan. Saudara bisa mengatakan “saya bisa berubah, saya akan mencoba menguasai diri saya”. Tidak seperti itu, Saudara akan lepas dari satu dosa untuk jatuh ke dosa yang lain. Jadi Saudara tidak bisa lepas dari dosa kecuali Saudara punya alasan itu mencintai Tuhan Yesus. Mencintai Tuhan Yesus membuat Saudara menjadi selfless, membuat Saudara merasa diri tidak penting karena kita yang tidak penting ini dicintai oleh Dia. Yesus menunjukan kerelaanNya untuk menjangkau orang-orang yang rendah. Jika engkau tidak kenal Tuhan Yesus berdasarkan apa yang Alkitab katakan, jika engkau tidak tahu siapa Dia seperti yang Injil jelaskan, jika engkau tidak tahu apa yang Dia lakukan waktu berinteraksi dengan manusia, engkau tidak mungkin cinta Dia, dan jika engkau tidak mencintai dia, percayalah Saudara hanya pindah dosa, dari satu jenis dosa ke dosa yang lain. Sekarang kamu tidak minum-minum lagi, itu bagus, tapi engkau sekarang pindah ke dosa kesombongan. Semua hal yang kita kerjakan tidak lepas dari dosa belaka. Tapi setelah merenungkan Kristus membuat kita sadar ada pribadi yang membuat segala sesuatu baru dan bahkan agung, yaitu Kristus. Dari situ Saudara sadar saya sudah satu dengan Dia, sekarang saya sudah mati bagi diri saya yang lama dan sekarang saya disatukan dengan Dia. He is mine forever, Dia milikku selamanya dan saya milik Dia selamanya. Di dalam relasi yang baru ini, saya tidak mau ada dosa. Bisakah? Tidak bisa. Tapi hatiku yang sekarang cinta hukum Tuhan, sekarang tidak tahan dengan dosa yang dilakukan oleh tubuhku. Paulus bukan platonis, tapi Paulus mempunyai pengertian diriku yang lama masih muncul, tapi hatiku sudah tidak suka. Hatiku tidak nyaman dengan diriku yang lama. Karena sekarang hati saya sudah menjadi milik Kristus. Jika hatimu belum menjadi milik Kristus, Saudara tidak mungkin tidak nyaman dengan diri yang lama. Ini yang harus kita ketahui Kekristenan membawa kita ke dalam keadaan baru, bukan berada dalam keadaan super yang bebas dari dosa. Tapi kita dalam keadaan yang membenci diri yang lama, yang masih muncul. Alasan kita membencinya adalah karena kita sekarang satu dengan Kristus. Tuhan mau kita hidup di dalam hati yang mencintai Tuhan Yesus. Dan dengan hati yang mencintai Tuhan Yesus, kita menemukan alasan untuk berubah, “saya tidak mau lagi sama, saya mau meninggalkan dosa saya sebab saya sekarang milik Tuhan Yesus”. Kiranya pengenalan akan Kristus menguduskan kita hari demi hari.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)