Di dalam Kitab Suci sunat itu dimulai di dalam Kejadian 17, janji antara Tuhan dengan Abraham. Tapi sebelum Tuhan janji kepada Abraham dan memerintahkan sunat, di pasal 15 Tuhan sudah lebih dulu mengikat janji kepada Abraham, dan janji ini adalah janji dengan cara memotong binatang. Di dalam pengertian Ibrani, pengertian Perjanjian Lama ini dikenal dengan memotong perjanjian, karat berith. Berith itu perjanjian dan karat artinya potong. Jadi to cut a covenant itu adalah Bahasa Inggris dari carat berit. Itu yang dilakukan di Kejadian 15, ada pemotongan lalu perjanjian itu dijanlankan. Pemotongan ini adalah tanda kalau saya tidak setia dengan perjanjian ini, saya boleh di-caret, yang di dalam Bahasa Ibrani berarti saya akan dipotong dari hidup. Atau kalau kita lihat di dalam Taurat, berarti saya akan dipotong dari umat perjanjian. Konsep ini yang membuat pengertian sunat itu jadinya nyambung. Sehingga Saudara bisa bayangkan ketika awal Tuhan menyatakan janji kepada Abraham, Tuhan mengatakan “mari kita potong perjanjian”, ada kata potong. Pakai potong karena ini perjanjian yang sangat serius, siapa tidak menjalani perjanjian ini, dia akan dipotong keluar. Dipotong keluar, dibuang. Lalu di dalam Kejadian 17, perjanjiannya berubah, bukan lagi memotong binatang, tapi memotong kulit dari kelamin Abraham dan juga keturunannya laki-laki. Ini perjanjian yang mungkin kedengarannya aneh. Tapi sangat berkait ketika kita melihat keseluruhan pengertian tadi, bahwa ada satu umat yang utuh yang janji mengikuti Tuhan dengan memotong perjanjian. Tapi pemotongan tidak lagi dilakukan dengan binatang yang dibelah dua, pemotongan dilakukan dengan simbol yang sangat unik yaitu memotong dari bagian tubuh manusia kemudian dibuang. Lalu apa yang akan terjadi dengan pengertian sunat kalau dikaitkan dengan orang Israel secara utuh? Ini berarti kalau kamu orang Israel sudah mengikat perjanjian dengan Tuhan, kamu adalah satu bangsa yang utuh. Dan kamu sudah berjanji dengan sunat ini bahwa jika kamu tidak setia dengan perjanjian ini, kamu akan dipotong keluar. Jadi sunat memberikan tanda, menyatakan suatu janji “kalau saya tidak setia kepada Tuhan, saya akan dipotong keluar”. Lalu mungkin Saudara berpikir “apakah tidak ada yang lain yang bisa dipotong? Misalnya potong kuku”, kalau Saudara poton kuku itu tidak ada kaitan dengan keseluruhan janji Tuhan kepada Abraham. Apa yang Tuhan janjikan kepada Abraham? Keturunan, bagaimana orang bisa berketurunan? Ini kaitannya, kalau yang dipotong itu telinga, itu tidak nyambung dengan janji Tuhan memberikan keturunan. Jadi ketika Abraham dijanjikan keturunan, tentu dia akan memunyai keturunan lewat relasi seksual. Maka tanda perjanjian itu ada di dalam bagian tubuh yang berkait dengan reproduksi. Lalu mengapa dipotong keluar? Karena itu pengertian cut a covenant dari awal, dipotong keluar. Begitu cara kita melihat Alkitab, kita akan melihat keutuhannya, bukan cuma melihat ada periode lama yang kita sudah tidak perlu apa-apakan lagi.
Maka sebenarnya tanda sunat itu adalah tanda kalau saya tidak setia, saya akan dipotong. Bukan perjanjian yang mengatakan “lihat saya orang yang baik, karena saya sudah disunat”, terbalik. Janji setia lain dengan janji sudah mendapatkan kegenapan. Paulus sedang membuat satu pernyataan yang menyindir, orang Yahudi selalu membedakan kelompok yang bersunat dan yang tidak. Kelompok bersunat adalah kami keturunan Abraham, sedangkan yang tidak disunat adalah kelompok kafir yang boleh disingkirkan dari hidup ini. Ada kelompok yang bersunat, ada kelompok kafir. Siapa keolompok bersunat? “kami orang Israel. Siapa kafir? “orang lain yang tidak bersunat”. Sehingga sunat menjadi tanda yang membanggakan, bukan tanda kesetiaan. Sunat menjadi suatu pernyataan bahwa kami beda dari orang lain. Dan pembenaran diri seperti ini sebenarnya sangat berkait dengan gaya hidup yang lama atau seperti perkataan di Ulangan 10, ini berkait dengan ketegaran hati, tegar tengkuk. Saya bingung mengapa sering kali ada kata ketegaran hati, tegar tengkuk dan lain-lain. Waktu saya coba selidiki, salah satu penafsir mengatakan tegar tengkuk itu berarti Saudara dan saya, atau orang Israel atau siapa pun yang tegar tengkuk adalah orang-orang yang begitu bangga dengan kehidupan yang lama sehingga sulit bertobat karena terlalu bangga dengan kehidupan yang lama. Ini menjadi suatu pencerahan bagi saya karena saya selama ini berpikir tegar tengkuk itu berarti orang yang susah berubah /diberi tahu tapi tidak mau berubah. Tegar tengkuk berarti ada begitu besar kebanggaan terhadap gaya hidup yang lama, sehingga cara hidup yang baru dianggap sesuatu yang merendahkan saya, “saya tidak mau cara hidup baru, karena cara hidup saya yang lama lebih agung”. Banyak orang Israel seperti itu, membanggakan keagungan hidup mereka, sehingga mereka sulit menerima Mesias yang disalib. Demikian juga dengan kita, kita sudah lama menjadi Kristen tapi kita tetap bangga dengan hidup yang lama. “Sebelum saya kenal Tuhan Yesus, saya sangat senang orang yang punya uang banyak, kemewahan adalah tujuan hidup saya. Setelah saya menjadi pengikut Kristus, saya tetap memegang pengertian itu dan saya hina pengertian Kristen yang mengatakan harta di sorga lebih baik dari pada harta di bumi. Itu munafik”, ini tegar tengkuk. Tegar tengkuk berarti begitu besar kebanggaan akan hidup yang lama sehingga sulit meninggalkannya, ini masalah hati. Tegar tengkuk adalah masalah hati, bukan masalah kebodohan. Mengapa tegar tengkuk? “karena saya suka gaya hidup yang lama, dan saya belum melihat indahnya Kekristenan”. Kita tidak menikmati menjadi Kristen secara total. Ada sesuatu yaitu hati yang belum diarahkan. “Tapi saya Kristen, KTP saya Kristen, jadi apa lagi yang diinginkan dari saya?”, ini sebenarnya yang menjadi sindiran Paulus kepada orang Yahudi. “Kami sudah disunat, kamu mau apa lagi dari kami? Kami adalah kelompok bersunat, kami adalah kelompok yang beda dari kelompok yang lain”. Tapi Paulus mengingatkan “apakah kamu sudah lupa pengertian sunat?”.