Paulus membagikan tema yang sebenarnya sudah sangat lama ada yaitu tema yang sudah ada di Kitab Suci dari Kitab Ulangan. Di dalam Ulangan 10 misalnya, Tuhan mengatakan bahwa Tuhan ingin orang Israel bersunat hati. Supaya apa? Di dalam Ulangan 10 dikatakan supaya engkau tidak tegar tengkuk, supaya engkau tidak keras di dalam kehidupan lamamu. Ini hal pertama yang dinyatakan dalam Kitab Ulangan mengenai sunat hati. Jika engkau bersunat secara fisik namun tidak bersunat hati, Tuhan akan membuang kamu. Tapi jika engkau memunyai hati yang bersunat, maka engkau akan hilangkan tegar tengkukmu, itu Ulangan 10. Lalu di Ulangan 30, Tuhan menyatakan lagi tema ini yaitu sunat hati. Di dalam Ulangan 30 Tuhan mengatakan “Aku akan sunat hatimu, supay aengkau memapu mengasihi Tuhan”. Jadi Ulangan 10 mengatakan jika engkau tidak sunat hati, engkau akan tegar, engkau akan terus-menerus hidup di dalam cara yang lama. Ini ada konteks juga di dalam Kitab Ulangan, Musa sedang menegur kekerasan hati orang Israel yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan di Mesir. Mereka terus-menerus ingat Mesir, bahkan berhala Mesir pun menjadi berhala yang mereka bentuk lalu mereka katakan “ini adalah tuhan”. Musa mengerti ketegaran hati orang Israel dan dia mengatakan “satu-satunya cara supaya ketegaran hatimu bisa hilang adalah kalau kamu bersunat hati”. Demikian di dalam Ulangan 30 “jika kamu mendapatkan anugerah Tuhan, Tuhan akan menyunat hatimu dan engkau akan mencintai Tuhan. Engkau akan mengasihi Tuhan dengan segenap dirimu, segenap kekuatanmu, segenap gairahmu, segenap kesenanganmu, segenap dirimu”. Ini yang diulangi oleh Yeremia, di dalam Yeremia 4, Yeremia menyatakan hal yang sama. Yeremia mengatakan “sunat hatimu bukan tubuhmu. Sunat hatimu bukan fisikmu”. Jadi ini bukan tema Kristen. Sunat secara hati adalah hal yang Tuhan mau ada pada Israel. Jadi Paulus tidak sedang mengatakan sesuatu yang baru atau aneh, tapi dia sedang mengatakan yang para Kristen dan juga kelompok penganut agama Yahudi yang sudah ketahui. Sunat bukan sekedar fisik, sunat adalah yang berkait dengan menghilangkan hati yang lama kemudian meletakan hati yang baru. Nanti di Yeremia juga digenapi bagaimana Tuhan menyunat hati yaitu dikatakan bahwa Tuhan akan memberikan perjanjian baru. Yang dimaksud perjanjian baru bukanlah PB, yang Tuhan maksudkan adalah kalau dulu huruf-huruf dari Tuhan tertulis di batu, “termasuk batu hatimu”, itu sindirannya. Maka di perjanjian yang baru ini Tuhan akan membuat kamu mendapatkan pengenalan akan Tuhan melalui firman yang erukir dalam hatimu, loh hati. Sehingga kamu besar atau kecil, tua atau muda, tidak perlu lagi dipaksa untuk kenal Tuhan, diajar dengan cara yang sangat keras. Tapi kamu dengan sukacita mengenal Dia. Jadi Saudara lihat ada perubahan hati dan itu disimbolkan dengan sunat. Banyak dari kita yang mengatakan “kalau sunat hati, saya mengerti. Hati yang lama dibuang, hati yang baru dinyatakan”. Tapi saya masih sangat aneh dengan konsep sunat dari Perjanjian Lama, mengapa mesti ada sunat? Sehingga kita berkata “di Perjanjian Lama kan Tuhan berikan syarat yang sulit supaya orang mensyukuri anugerah di dalam Kristus”. Kalau dulu banyak sekali aturan, sekarang tiba-tiba aturannya hilang, sehingga kita mengatakan “puji Tuhan saya hidup di dalam zaman Kristus, sehingga saya tidak perlu mengikuti hal-hal yang rumit”. Kalau yang lama adanya peraturan menggelikan dan sangat sulit dijelaskan, tapi di Perjanjian Baru hanya ada peraturan kasih”. Tapi kita akan salah mengerti karena di dalam Perjanjian Baru, segala hal yang diajarkan di Perjanjian Lama itulah yang digenapi oleh Kristus. Jadi saya sangat berharap kita bisa melihat keindahan, kaitan antara tema-tema di dalam Taurat dengan Kitab Nabi-nabi dan juga di dalam Kitab Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru tidak mengajarkan yang baru dan membuat yang lama itu hilang. Seorang teolog Belanda yang bernama Herman Bavinck pernah mengatakan di dalam hati kita ini bisa jatuh ke dalam dosa dari kelompok Marcion. Marcion adalah bidat yang mengatakan bahwa Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang jahat, Allah yang berkuasa dengan sewenang-wenang. Tapi puji Tuhan ada Allah yang baru yang mengirim Kristus untuk menyatakan bahwa perjanjian baru sudah tiba, Bapa yang penuh kasih sudah menang. Ajaran itu bidat luar biasa. Ajaran itu sudah dikutuk dan ditentang oleh gereja. Tapi Bavinck mengatakan “kita memang mengutuk dan menentang ajaran Marcion, tapi di dalam level yang kecil kita masih anut”. Kita masih melihat superioritas Perjanjian Baru dari Perjanjian Lama. Kita masih lihat Perjanjian Baru kalau dibaca itu relevan sekali dengan hidup, sedangkan Perjanjian Lama isinya begitu banyak hal aneh. Perjanjian Baru adalah perjanjian anugerah, sedangkan Perjanjian Lama adalah perjanjian yang ketat dan keras. Demikian juga tema-tema Perjanjian Baru sebenarnya tema-tema Perjanjian Lama yang disoroti setelah ada penggenapan di dalam Kristus. Sehingga (mungkin ini yang lumayan mengerikan) Saudara dan saya akan sulit menghargai kelimpahan Kristus kalau kita tidak membaca tenang Kristus sebagai penggenapan dari ajaran Perjanjian Lama, termasuk ajaran sunat.
Itu sebabnya kita tidak bisa mengatakan sunat itu miliknya agama seberang, kita tidak ada sunat. Lalu kita mulai menghina “masa ada agama yang main potong-potong? Sudah bagus dicipta, kemudia dipotong, mengerikan sekali”. Kalau Saudara mengerti konteks dari Perjanjian Lama, Saudara akan mengerti mengapa tema sunat itu indah sekali. Dan sulit bagi kita untuk menikmati kelimpahan Injil, kecuali kita memaknai sunat dengan benar.