Kita bersyukur karena Tuhan membukakan cara melihat dosa dan harapan untuk menghancurkannya, dengan pandangan yang luas. Tuhan menunjukan kepada kita apa yang jarang kita pikirkan dan sesuatu yang tidak mungkin kita ketahui kecuali Tuhan menyatakannya kepada kita. Ketika Israel ada di Mesir, Tuhan melakukan satu pekerjaan besar yang Israel pun tidak sadar, Tuhan memulai memunculkan umat di tempat Dia bekerja di tengah dunia ini. Tuhan memunculkan umat yang menjadi tempat Dia berdiam. Di dalam buku Confession, Agustinus mengatakan ketika Tuhan berdiam memnuhi sebuah wadah, bukan wadah itu yang menampun Tuhan tapi Tuhan yang menampung wadah itu. Ketika Tuhan hadir di tengah Israel, bukan Israel yang menampung Tuhan tapi Tuhan yang sedang menggendong Israel. Bahkan di dalam Mazmur dikatakan, “Tuhan setia dan sampai putih rambutmu, Tuhan tetaplah Dia yang menggendong engkau”, ini tentu dikatakan untuk menunjukan bahwa bukan Israel yang menopang Tuhan tapi Tuhan yang menopang Israel. Tuhan sedang memulai proyek besar sekali, yang terus berlanjut sampai kita sekarang. Tidak ada orang Israel di Mesir yang sadar tentang besarnya pekerjaan yang Tuhan sudah mulai dengan memberikan 10 tulah. Mengapa 10 tulah Tuhan berikan untuk menghancurkan Mesir? Karena Tuhan sedang memulai sebuah proyek yang sampai sekarang Tuhan masih lakukan. Bukankah kita beda dengan Israel? Kita beda dengan Israel tapi kita berbagian di dalam Israel. Israel sejati menerima janji itu, Israel yang hanya fisik, hanya identitas luar tapi tidak benar-benar beriman, akan tersingkir. Dan bangsa-bangsa lain yang memunyai iman kepada Kristus akan berbagian di dalam janji yang Tuhan berikan kepada Israel. Ketika Tuhan mengeluarkan Israel dari Mesir, Tuhan melakuan sesuatu yang tidak ada orang Israel tahu Tuhan sedang kerjakan. Yang Tuhan kerjakan besar sekali dan Tuhan menyatakan secara progresif dalam Kitab Suci, pelan-pelan makin dibukakan bahwa ternyata peristiwa keluarnya Israel dari Mesir ujungnya panjang sekali. Ternyata peristiwa keluarnya Israel dari Mesir adalah titik awal adanya umat yang akan menghancurkan dosa, menghancurkan setan dan menghancurkan maut, siapa yang berpikir bahwa ini akan terjadi. Ketika Tuhan memulai sebuah pekerjaan, tidak ada yang sangka, final apa yang akan Dia buat dari titik permulaan ini. Tidak ada yang tahu betapa besarnya Tuhan bekerja. Kita harus belajar memunyai pola pikir seperti ini, melihat apa yang Tuhan mulai kerjakan. Tapi setelah itu mulai pikirkan apa yang akan Tuhan kerjakan sampai tuntas. Hal besar apa yang akan Dia kerjakan melalui penebusan yang Dia genapi di dalam Kristus. Maka Roma 6 tidak mengatakan kepada kita untuk tinggalkan dosa dan langsung memberitahukan apa itu dosa “dosa adalah ini, sekarang kamu harus berhenti, sekarang kamu harus lakukan itu, apa yang tadinya salah harus kamu hentikan, dan yang benar harus kamu lakukan.” Alkitab bukan berisi pesan untuk berubah secara etika saja. Tapi pesan untuk berubah secara etika menjadi pesan yang masuk di dalam seluruh skema yang Tuhan sedang kerjakan. Itu sebabnya Saudara tidak hanya melihat peraturan yang bersifat etis saja di Roma 6, tapi Paulus memulai penjelasannya dengan mengatakan bahwa Tuhan memanggil kita supaya kita berada dalam Kristus, bukan di dalam Adam. Kita di dalam Kristus, Dia sudah mati dan bangkit, maka kita bersama dengan Kristus mati dan juga bangkit. Paulus memakai hal yang indah dalam berteologi yaitu memakai Kristus sebagai ilustrasi, penjelasan. Dan Kristus bukan cuma ilustrasi untuk menjelaskan poin utama, Kristus adalah poin utamanya sekaligus ilustrasinya. Paulus mengisahkan tentang Kristus dan dia memakai Kristus untuk membuat kita mengerti apa yang dimaksud hidup di dalam Kristus, ini unik. Kristus menjadi ilustrasi untuk kita mengerti. Sayangnya kita mencari ilustrasi lain untuk ilustrasinya Paulus.
Bagaimana kita mengerti hidup kita? Paulus merangkum hidup kita sebagai hidup yang mengikuti polaNya Kristus, Kristus mati karena dosa, Kristus bangkit untuk memulai zaman baru. Maka sebelum Paulus mengatakan “ayo berhenti berdosa”, Paulus memberikan dulu pengertian mengapa berhenti berdosa itu penting, mengapa penting bagi kita untuk meninggalkan hidup kita yang lama? Tanpa penjelasan utuh kita akan menjadi moralis kosong. Mengajarkan etika bukanlah hal yang salah. Mengajarkan etika kosong itu yang salah. Banyak orang mengajarkan etika kosong ketika memberikan penjelasan, mengulangi tema yang sudah diketahui. Tapi ketika Saudara membagikan satu cara memandang realita lalu menjelaskan bahwa dosamu tidak cocok di sini, itu akan memberikan penjelasan tentang hidup kudus menjadi sangat kuat. Seringkali kita bermain di tataran umum, maksudnya adalah semua orang Kristen tahu itu salah, dan kita cenderung mengulangi tanpa memberikan satu pandangan yang utuh. Maka kita mesti perhatikan bagaimana cara Paulus menjelaskan tentang keharusan hidup suci. Paulus bukan anti hukum, anti-nomian kalau istilah teologinya, Paulus bukan seorang yang cuma memberikan penjelasan tentang moral tapi tidak menjelaskan wadah mengapa dosa itu tidak baik atau tidak masuk. Setelah membahas tentang di dalam Adam dan di dalam Kristus, Paulus melanjutkan dengan membahas apa yang terjadi di dalam Kritus. Di dalam Kristus kita melihat hidup Kristus sebagai hidup yang utama dimana di dalamnya hidup kita berada. Hidup Saudara bukan lagi milik Saudara, hidup Saudara adalah milik Kristus sekarang. Dan maksudnya hidup menjadi milik Kristus, itu bukan hanya Saudara dimiliki oleh Kristus saja, tapi Saudara akan mengimitasi Dia, Saudara akan menjalani keadaan yang sama dengan Dia. Dan kata “akan sama dengan Kristus”, itu bukan kata perintah, tapi kata penjelasan. Paulus memberikan penjelasan bahwa kamu di dalam Kristus, kamu akan jalani hidup seperti Dia, mati dan bangkit. Maka ada 3 sudut pandang yang ingin saya bagikan sebelum kita lihat lebih teliti mengenai ayat 12-14. Tiga sudut pandang mengenai di dalam Kristus yang Paulus berikan.