Maka Paulus mengatakan “kamu yang menghakimi orang homoseks ini, apakah kamu punya problem yang sama di awal? Sama, kamu pun mendirikan kebenaran sendiri, kamupun tidak mau datang kepada Tuhan, kamu pun tidak menikmati apa yang Tuhan mau berikan, namun ekspresi keluarnya beda”. Ada orang yang menjalankan praktek homoseksual, orang lain mungkin mencuri tapi dia bukan homoseks. Maka berkait dengan seks, dia bebas. Tapi kalau dia menghakimi orang lain, Paulus mengatakan “hati-hati, kamu sendiri suka mencuri, mengapa kamu mencuri?”, “karena saya tidak bisa menikmati hidup kalau tidak cukup. Dan saya tidak bisa mendapatkan apa-apa yang cukup”, kalau tidak mencuri tidak cukup. Saudara coba perhatikan kalimat ini “kalau tidak mencuri tidak cukup”, kasihan karena dia tidak pernah mengalami ada Allah yang pelihara bunga bakung di padang, ada Allah yang memelihara burung di udara, ada Allah yang memelihara rusa-rusa di hutan, kata Mazmur, dan ada Allah yang memelihara setiap umatNya. Dia tidak punya Allah seperti itu. Dia tidak punya harapan untuk dipelihara, maka harus mencuri. Problemnya adalah dia tidak mengenal Allah sungguh-sungguh. Maka problem tidak kenal Allah adalah problem kita semua. Itu sebabnya Paulus mengatakan “kamu pasti menghakimi orang lain dengan cara yang tidak adil, karena kamu akan benturkan sisi dimana kamu kuat dengan sisi dimana orang lemah tanpa menyadari bahwa di dasarnya kita semua sama. Di dasarnya kita tidak cinta Tuhan, kita tidak ingin Tuhan, kita tidak mau Tuhan, maka kita jatuh dalam dosa kita masing-masing.

« 6 of 11 »