Tapi Paulus mengatakan di dalam pasal 2: 1, kalau kamu menghakimi dengan mengatakan “memang orang yang menjalankan homoseksual adalah orang jahat, mesti dihukum oleh Tuhan”, Paulus mengatakan “kamu juga sama, kamu menghakimi orang lain, kamu sendiri tidak bebas dari salah”. Saudara mungkin bingung “saya bukan gay, saya tidak jatuh dalam dosa seksual. Mengapa dikatakan saya melanggar apa yang dikatakan oleh Tuhan sama seperti orang homoseksual melanggar yang dikatakan oleh Tuhan. Kalau saya menghakimi mereka dengan mengatakan kamu salah”, mengapa Paulus mengatakan “kamu sendiri tidak bebas dari salah”? Yang Paulus mau katakan adalah bahwa setiap dosa dimulai dari tidak mau mengenal Tuhan, ini yang harus kita ingat terus. Jadi pasal 1: 18 dan seterusnya memberikan argumen yang jelas sekali. Saudara tidak bisa potong Surat Roma dengan sembarangan apalagi hanya ambil satu dua ayat lalu jadikan itu sesuatu untuk apa pun, untuk apologetika, untuk pembenaran diri, untuk kerangka teologi sistematik dan lain-lain. Paulus menulis argumen yang panjang di dalam Surat Roma. Kalau Saudara mau bersabar mendengar argumen yang panjang, Saudara akan mendapat berkat. Tapi kalau Saudara cuma mau mencari kalimat-kalimat emas, atau kata-kata mutiara untuk dimasukan dalam instagram dan menjadi pic quote abad ini, maka Saudara akan sulit memahami apa yang Paulus katakan. Paulus memberikan argumen yang panjang dan Saudara harus peka dan sabar mempelajarinya dengan tekun. Maka Paulus mengatakan Tuhan menyatakan diri tapi manusia tidak mau kenal Tuhan, maka Tuhan marah. Tuhan menyatakan diri, manusia tidak mau, maka Tuhan membiarkan manusia. Biarkan itu berarti meskipun Tuhan terus menyatakan diri, tapi Tuhan membiarkan manusia mengabaikan pernyataan diri Tuhan. Dan kalau pernyataan diri Tuhan diabaikan, dampaknya apa?