Banyak pertanyaan tentang ke-Mahakuasaan Tuhan. Apa itu Tuhan Mahakuasa? Tuhan Mahakuasa berarti Tuhan sanggup mengerjakan apa pun. Itu definisi yang salah. “Mengapa itu salah? Tuhan Mahakuasa artinya Tuhan sanggup kerjakan apa pun kan?”, salah, MahakuasaNya Tuhan tidak dipahami dengan cara seperti itu. Di dalam abad ke-14 ada seorang bernama William Ockham, dia memelajari tema ini, tentang kedaulatan Allah. William Ockham adalah seorang teolog yang sangat baik, dia memengaruhi Martin Luther dan banyak teolog setelah dia. Kita tahu Tuhan itu Mahakuasa. Lalu kita mulai tanya “kalau Tuhan Mahakuasa, bisakah Tuhan ciptakan tuhan?”. Tapi William Ockham punya pemikiran yang jernih sekali, dia mengatakan apa itu Mahakuasa? Kita sering membagi Mahakuasa antara yang mungkin Tuhan lakukan dengan yang benar-benar Tuhan lakukan. Lalu kita mengatakan yang mungkin Tuhan lakukan itu cuma satu dari banyak alternatif. Maka Tuhan itu Mahakuasa karena Dia bisa kerjakan segala alternatif. Bisakah Tuhan selamatkan tanpa salib? “Bisa, karena Dia Mahakuasa”, itu yang sering lakukan. Tapi Ockham mengatakan bahwa mengatakan Tuhan Mahakuasa dalam artian seperti itu berarti Saudara masuk dalam realm yang Saudara tidak mungkin ketahui. Saudara akan memikirkan tema-tema yang tidak real. Ini penting, kalau dalam sejarah ada perdebatan nominalisme dan realisme, yang belajar teologi dan filsafat pasti tahu ini. Nominalisme dan realisme, perdebatannya apa? Realisme mengatakan bahwa segala hal yang kita pahami, segala situasi yang kita lihat itu ada kebenaran idealnya. Saudara mengatakan ada kucing dan anjing, mengapa kucing berbeda dengan anjing? Karena kucing itu punya kekucingan, anjing punya keanjingan, ini bahasa filsafat bukan bahasa makian. Nominalis mengkritik ini, mereka mengatakan sapi ya sapi, tidak ada sapi ideal, pokoknya setiap individu sapi unik. “Pokoknya sapi ya sapi, manusia ya manusia, tidak perlu diidealkan”, menurut orang nominalis. Lalu dikritik, kalau begitu apa gunanya pembagian? Pembagian itu hanya kata-kata. Nominalis akan mengatakan “kata itu bukan cuma, kata itu segalanya”. Ini yang dipikirkan oleh Ockham, kata itu segalanya dan Luther sangat terpengaruh karena kata dari Tuhan menciptakan segalanya. Banyak sekali hal indah dalam dunia teologi abad pertengahan. Teologi Katolik sangat penting, tapi organisasi Katolik sangat rusak, ini yang harus kita tahu. Di dalam tradisi Ockham ada pengertian bahwa Allah itu Mahakuasa bukan karena apa yang kita pikir Dia bisa lakukan, tapi apa yang Dia nyatakan Dia akan lakukan dan Dia benar-benar lakukan, itu Mahakuasa. Kalau Dia mengatakan “Aku akan”, dan Dia benar, itu Mahakuasa. Tapi kalau Dia tidak pernah mengatakan, Saudara tidak boleh klaim bahwa Tuhan itu Mahakuasa kalau Dia lakukan, Dia tidak pernah mengatakan. Kalau Saudara mengatakan “Tuhan itu Mahakuasa, kalau bisa selamatkan saya tidak perlu pakai salib”, tidak bisa, Tuhan tidak Mahakuasa dengan cara itu. Tuhan Mahakuasa kalau Dia ngomong dan terjadi, ini MahakuasaNya Tuhan. Itu sebabnya Ockham memperkenalkan pengertian yang namanya pactum, bukan cuma potensia, bukan cuma ordinance. Ada 3 hal, potensia ordinat, potensia ordinata, absolut ordinata. Apa yang secara absolut Tuhan bisa lakukan dan apa yang secara potensi Tuhan sudah lakukan, ini dipisahkan. Yang Tuhan bisa lakukan, sudah Dia lakukan. Yang Tuhan bisa lakukan tapi belum dilakukan, itu namanya yang absolut. Jadi Tuhan bisa lakukan segalanya, menurut Ockham itu salah, ke-Mahakuasaan Tuhan adalah Dia melakukan penciptaan berdasarkan pactum, berdasarkan perjanjian yang Dia sudah buat. Dia mengatakan “Aku akan ciptakan dalam 6 tahap hari”, jadi Tuhan sudah tetapkan dan laksanakan, itu baru kesempurnaan dari MahakuasaNya Tuhan. Ketika Tuhan mengatakan “Aku akan…”, dan Dia lakukan, itu Mahakuasa. Maka untuk tahu Tuhan itu Mahakuasa, silahkan baca janjiNya, itu semua pasti jadi karena ke-Mahakuasaan Tuhan ada disitu. Dia berkuasa secara mutlak karena Dia akan lakukan apa yang Dia katakan. Saudara menyelidiki Kitab Suci, semuanya mengatakan seperti itu. Allah kita Mahakuasa karena Dia melaksanakan apa yang Dia janjikan. Tidak pernah dikatakan “Allah kita Mahakuasa karena bisa membuat batu yang Dia sendiri tidak bisa angkat.” Sekali lagi mahakuasa berarti Tuhan akan lakukan apa yang Dia katakan, itu mahakuasa. Yang lain-lain Saudara tidak bisa tahu, Saudara mana bisa tahu hal yang Tuhan tidak nyatakan. Ulangan 29 menjelaskan ini, “jika itu tidak dinyatakan, engkau tidak mungkin tahu”. Jadi Saudara tidak mungkin tahu absolutNya kekuatan Tuhan selain yang Tuhan nyatakan. Maka Alkitab memberikan definisi yang jelas sekali. Harap Kekristenan kita dibangun di dalam doktrin yang benar, kalau tidak Saudara akan eror terus membaca Alkitab. Apa itu mahakuasa? Mahakuasa berarti Tuhan bilang apa itu akan terjadi. Yang Tuhan katakan pasti jadi, itu Mahakuasa. Maka semakin kita membaca Alkitab, semakin kita menikmati mahakuasaNya Tuhan. Tuhan sudah janji akan melakukan ini dan harap Saudara tahu satu hal, Tuhan janji akan sempurnakan ciptaanNya. Itu janji Tuhan yang banyak orang abaikan, karena mereka pikir setelah mati akan ke surga saja, lalu di bumi akan menjadi seperti apa? “Terserah, saya tidak urus itu”, tapi Tuhan berjanji akan menyempurnakan ciptaannya. Itu sebabnya ciptaan bergumul dan mengatakan, ini Paulus memakai bahasa puisi bukan benar-benar ciptaan yang berdoa. Saudara tidak bisa sendengkan telinga ke pohon lalu tiba-tiba dengar doa pohon. Dia tidak akan menyanyi. Tapi Paulus memakai bahasa puisi yang mengatakan seluruh alam memohon “Tuhan, pulihkan kami.” Dan Tuhan berjanji “Aku akan pulihkan”. Ini yang kita pegang dan ini membuat kita berharap. Yang membuat kita berharap adalah Tuhan akan pulihkan. Lalu kalau Saudara dan saya tahu Tuhan akan pulihkan, mengapa itu bisa menguatkan kita? Karena yang Tuhan janjikan untuk dipulihkan adalah hal yang senantiasa kita nikmati hari demi hari. Tuhan memulihkan bumi dan Saudara sedang menikmati bumi hari demi hari. Itu sebabnya waktu Tuhan menyatakan janji akan pulihkan seluruh ciptaan, Saudara akan bersukacita karena Saudara sekarang sedang mencicipi nikmat ciptaan final di dalam bentuk sementara sekarang. Saudara sedang mencicipi keindahan dari ciptaan. Setiap hal baik, Saudara sedang nikmati langsung Saudara tahu janji Tuhan tidak akan batal karena Saudara bisa menikmati kenikmatan itu. Mengapa Saint John Passion dari Bach begitu indah? Saudara kalau dengar bagian awalnya mulai berpikir musik ini cocok untuk pembukaan film horor, tidak cocok untuk oratorio tentang agama Kristen. Tapi Saudara salah mengerti, agama Kristen bisa mengekspresikan kengerian lebih ngeri dari film horor, tapi mengharapkan pengharapan lebih indah dari film apa pun. Saint John Passion menggambarkan penyaliban, peristiwa mengerikan ketika paku menghujam masuk ke tangan Yesus, itu bukan kisah indah. Kematian Kristus bukan kisah indah, tapi itu beautiful. Bukan indah remeh tapi indah dalam. Dan di sini kita bisa mengerti bahwa hidup yang dipresentasikan oleh Alkitab adalah hidup yang real. Kamu tahu pengharapan ada di mana di dunia ini? Dunia penuh keburukan, itu betul tapi tetap ada keindahan. Keindahan di tengah-tengah kesulitan, keindahan yang harus Saudara nikmati meskipun banyak hal kacau terjadi. Saudara mengatakan “hari ini saya mengalami keadaan yang buruk sekali”, paling tidak pernah ada hari dimana engkau bangun pagi dan bisa menghadapi keburukan itu. Saudara masih punya hidup yang diberkati Tuhan, Saudara masih punya niat berjuang yang Tuhan berikan, Saudara masih ditopang oleh Tuhan, lihat hal baik dan Saudara akan sadar hal-hal baik yang Tuhan berikan kepada Saudara adalah untuk menguatkan Saudara menantikan pengharapan nanti. Ini hal baik belum sempurna, tapi ini adalah tanda Allah tidak pernah gagal menyatakan apa yang Dia mau nyatakan. Allah tidak pernah gagal melaksanakan apa yang Dia janjikan. Dan ini yang kita mau nikmati, tiap hari masih bisa makan, ini adalah pernyataan Tuhan akan limpahkan janjiNya. Dia berjanji akan ada perjamuan dimana kita menikmati Dia dan itu pasti jadi. Dan sekarang Saduara menikmati dipelihara oleh Tuhan di tengah kesulitan yang terjadi, menikmati berkat, menikmati setiap hal kecil yang Tuhan masih berikan, menikmati setiap hal indah yang Tuhan masih izinkan Saudara nikmati, itu kekuatan untuk hidup. Menikmati ibadah karena suatu saat nanti kita akan menghadap Tuhan tanpa ada halangan lagi. “Sekarang aku menikmati Dia, nanti di dalam kehidupanku hari demi hari aku masih bisa menikmati Dia”. Dan ini penting untuk kita pahami karena ketika Saudara memperlakukan ciptaan ini sebagai sesuatu yang muncul sendiri, Saudara akan sulit menikmati Tuhan. Hanya umat Tuhan yang tahu Allah itu baik karena mereka senantiasa menerima kebaikan Tuhan hari demi hari.

« 3 of 5 »