Yang kedua, pelayanan Paulus.  Selain jemaat di Akhaya dan Makedonia dilatih menjadi dewasa oleh Tuhan, Paulus juga. Dia mengatakan “saya punya rencana untuk pergi ke Spanyol, saya ingin mengunjungi kamu. Saya minta kepada Tuhan untuk bisa mengunjungi kamu.” Di dalam posisi, Paulus adalah orang bebas. Tetapi Tuhan melatih Paulus. Waktu dia datang ke Yerusalem, dia ditangkap. Ini yang sudah dikhawatirkan Paulus. Maka dia meminta orang berdoa, termasuk orang Roma. Dia menulis, “Doakan saya, waktu saya bawa persembahan dari Akhaya, Korintus, Filipi, dan Makedonia, ke Yerusalem. Banyak orang di Yerusalem yang membenci saya, yang mau menghancurkan pekerjaan Injil. Mereka adalah ancaman bagi saya. Kalau saya datang ke Yerusalem, dan mereka menangkap dan masukkan saya ke dalam penjara, maka saya tidak bisa kunjungi kamu. Mohon doa supaya saya diluputkan dari tangan orang-orang ini. Supaya dalam rencanaku melayani Spanyol, saya bisa mampir lewat kamu”. Jadi Paulus sudah berencana akan naik kapal dari Tirus, terus ke Roma. Di pelabuhan di Roma dia turun, lalu dia menikmati pertemuan dengan jemaat Roma yang beberapa dia kenal. Dia sangat rindu lihat gereja salah satu yang terbesar, yang bukan dia dirikan. Gereja Roma adalah gereja yang berdiri karena pelayanan orang awam. Jadi Paulus mengatakan “saya rindu lihat gereja itu, saya rindu lihat jemaat di Roma.” Tetapi, ternyata Tuhan mendidik Paulus dengan cara lain.

Tuhan mendidik Paulus untuk menggenapkan tiga pelayanan yang belum dia dikerjakan. (1) Pelayanan bersaksi di Yerusalem. Ini sebenarnya sempat dia kerjakan dan tercatat di Kitab Kisah Para Rasul 9. Dia menginjili di Yerusalem, tetapi  kemudian ditolak. (2) Pelayanan memberitakan Injil kepada raja. Ini yang Tuhan katakan kepada Ananias, “Aku memanggil orang ini untuk menjadi pekabar Injil bagi orang Yahudi, bagi raja-raja dan bagi orang-orang non-yahudi.” (3) Pelayanan memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Paulus sudah melayani kelompok ke-3 ini kemana-mana, tetapi yang paling utama belum terjadi. Pertama, Paulus sudah memberitakan Injil kepada orang Yahudi di perantauan, tetapi belum pernah kepada pemimpin agama di Yerusalem. Kedua, Paulus juga sudah memberitakan Injil kepada pemimpin, yaitu Sergus, seorang Gubernur dari daerah lain dan pemimpin-pemimpin Romawi. Tetapi dia belum pernah memberitakan Injil kepada raja. Ketiga, Paulus sudah memberitakan Injil kepada orang-orang yang non-Yahudi di banyak tempat, tetapi di Roma belum pernah. Tiga tugas ini langsung Tuhan kumpulkan di dalam proses penangkapan Paulus. Jadi, Paulus mau bebas, tapi dia justru dibelenggu. Ini unik, yang mau bebas merasa belenggu sebagai kesukaan. Maka Paulus berkata, “Hei orang Makedonia, hei orang Akhaya, kamu memberi karena kewajiban, tapi kamu sudah dewasa. Karena kamu rela menganggap kewajiban itu sebagai kerelaan. Kamu dibelenggu dengan kewajiban tapi kamu menganggap itu sebagai kesukaan. Kamu dewasa.” Sekarang giliran Paulus, apakah dia dewasa atau tidak? Tuhan yang membentuk.

Paulus sampai Yerusalem langsung ditangkap dan dikurung dulu di tempat seorang pemimpin dari pasukan Romawi yang bernama Claudius Lisias. Dia adalah seorang pemimpin yang membawahi banyak pasukan Romawi yang mengamankan Paulus karena dipukul oleh orang Yahudi di Yerusalem. Paulus harus dikurung dulu di penjara untuk diamankan. Setelah itu Paulus dihadapkan ke pengadilan pemimpin agama dan di sana, Paulus memberitakan Injil. Jadi, dia mengkhotbahkan Injil kepada pemimpin agama Yahudi. Ini belum pernah terjadi, pemimpin utama di Yerusalem mendengar Injil. Inilah kesempatan yang Tuhan berikan kepada Paulus. Dia memberitakan Injil kepada para pemimpin agama dan setelah itu terjadi kehebohan sampai Kaisar Agripa, Herodes Agripa II. Agripa datang mengunjungi Gubernur Festus, lalu Festus mengatakan “saya punya tahanan namanya Paulus, dia berbicara tentang hal-hal Yahudi, kamu kan raja orang Yahudi, coba dengarkan dia”. Akhirnya Agripa bertemu Paulus. Setelah mendengan Injil yang disampaikan Paulus, Agripa mengatakan “kamu hampir meyakinkan saya menjadi orang Kristen”. Paulus mengatakan “Agripa, saya tidak hanya ingin kamu menjadi orang Kristen, semua hal yang saya alami saya juga mau kamu alami, kecuali belenggu. Kamu tidak perlu dipenjara seperti saya, tapi saya mau kamu menikmati hidup saya.” Ini beraninya Paulus. Hidup seperti apa yang Paulus ingin Agripa nikmati? Hidup beriman kepada Kristus. Ini adalah kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari pada menjadi raja sekalipun”. Jadi,  Raja Agripa mendengar Injil dari Paulus.

« 4 of 5 »