Jadi apa beda kaum remnant dengan kaum utama? Kaum utama hanya melihat yang sementara, kaum remnant mengharapkan Kerajaan Allah. Hal sementara sangat penting, Saudara perlu sehat? Perlu. Tapi Saudara harus belajar untuk mempunyai tempat di dalam hati, bahkan tempat yang utama, untuk sesuatu yang melampaui. Ini bijaksana yang cuma kaum remnant miliki. Karena di dalam hati manusia tidak ada tempat untuk Tuhan, tidak ada tempat untuk rencanaNya. Itu sebabnya di dalam Kitab Yeremia dikatakan “hati yang baru harus diberikan, Aku menuliskan firmanKu di dalam hati mereka. Aku tidak tuliskan lagi di Loh Batu, tapi di hati yang tadinya seperti batu”, jadi ada perubahan dari Tuhan. Di dalam bagian lain dari Kitab Nabi-Nabi dikatakan “Aku akan ganti hati mereka yang batu dengan hati yang dari flesh, hati tubuh manusia, hati yang terdiri dari serat yang adalah bagian dari manusia”. Tuhan tidak mau membuat orang-orang sisa ini, kaum remnant memiliki arti yang sama dengan kaum utama. Hal pertama, kaum utama melihat yang sementara, kaum remnant lihat Kerajaan Allah. Hal yang kedua, kaum utama punya hati yang lama, hati yang lama ini menampung banyak hal baik tetapi tidak menampung hal yang melampaui itu yang sempurna. Banyak orang mengatakan bahwa Kekristenan itu menolak keluarga yang baik, menolak pekerjaan baik, dan itu sedikit banyak ada benarnya. Karena banyak orang Kristen menjadi saksi yang salah sekali dengan kehidupan yang rusak. Ada orang makin mengerti teologi, semakin mengabaikan keluarga. Semakin rajin pelayanan, semakin tidak peduli istri dan anak, ini orang Kristen macam apa? Banyak orang yang melihat Kekristenan yang minimal ini, yang sangat salah ini, lalu mengatakan semua orang Kristen seperti itu. Demi Injil, demi firman, demi belajar, kamu mengabaikan tugasmu? Itu bukan hal yang baik. Hal yang sementara penting, hal yang ditampung oleh hati manusia di dunia ini penting. Jadi Saudara jangan meremehkan hal-hal itu, pekerjaanmu di kantor penting, kondisi keluargamu penting, tanggung jawab sebagai istri, sebagai suami penting, tanggung jawab sebagai seorang pekerja penting, semua ini penting dan harus diusahakan. Tetapi hati manusia hanya bisa menampung itu, hati manusia tidak bisa menampung Pemberi hal-hal yang penting itu yaitu Tuhan sendiri. Bagaimana supaya bisa menampung? Hanya kalau Tuhan memberikan hati yang baru, tanpa hati yang baru tidak mungkin. Maka Tuhan memberikan hati yang baru kepada kaum remnant. Mereka mempunyai hati yang bisa menampung Tuhan. Hatimu bisa menampung Tuhan atau cukup dengan hal-hal sementara? Saudara bisa senyum kalau pekerjaan baik, bisa murung kalau pekerjaan buruk, dan saya tidak bilang itu salah. Apakah bisa orang senyum ketika keadaan sangat buruk, ketika orang tanya “bagaimana pekerjaanmu?”, Saya kerja keras. Tapi kondisi seperti ini mau bagaimana? Hati saya hancur”, apakah itu salah? Tidak salah. Tapi orang Kristen mempunyai sesuatu yang akan Tuhan bentuk yaitu hati yang menampung Tuhan. Waktu kita goyah, tetap ada perasaan yang mungkin masih kecil di dalam hati yang mengatakan “tenanglah, Allah tidak gagal.” Ini membuat kita belajar untuk punya ketenangan di dalam waktu yang berjalan. Orang Kristen adalah orang yang bisa goyah. Tapi di dalam berjalannya waktu. Di dalam perjalanan dia bergumul dengan goyahnya, dia menemukan kekuatan dia untuk menang, ada dari hati yang baru. Hati yang Tuhan berikan kepada kaum sisa, bukan kepada semua orang. Itu sebabnya Paulus mengatakan “Injil dikatakan ke semua orang, semua dengar Injil kami, kami tidak pernah sembunyikan berita ini, kepada siapa pun kami beritakan”. Paulus itu orang yang kemanapun pergi memberitakan Injil. Dia bicara dengan siapapun, dia khotbah tentang pengharapan Israel. Dia bertemu orang Farisi yang garang, dia tetap mengatakan “Yesus adalah Mesias karena Dia mati dikayu salib”. Ke mana dia pergi, dia berusaha untuk membagikan Kerajaan Allah. Jadi apa yang dimiliki oleh Paulus diberikan oleh Tuhan. Dia memiliki kegigihan untuk melihat rencana Tuhan yang besar di dalam Injil Tuhan. Dari mana kegigihan ini? Dari Tuhan. Dan Paulus sadar dia gigih memberitakan Injil, tapi tidak semua menanggapi, tidak semua diberikan hati untuk mendengar. Ketika Nikodemus bertanya kepada Tuhan Yesus “bagaimana aku bisa lahir kembali?”, Tuhan Yesus mengatakan “jika engkau lahir dikerjakan oleh Roh, jika engkau lahir dari Roh, maka engkau bisa melihat masuk ke dalam Kerajaan Allah”. “Bagaimana masuk Kerajaan Allah?”, “kalau engkau dilahirkan oleh Roh”. Dan di dalam Kitab Yeremia dikatakan Tuhan akan tuliskan di hati firman Tuhan. Siapa yang tulis? Roh Kudus. Roh adalah yang menafaskan firman tertulis di dalam Kitab Suci kita. Dan Roh yang sama akan menginspirasikan firman ke dalam penulis Alkitab. Roh yang sama juga akan memberikan firman ke dalam hati kita. Jadi Tuhan memberikan hati yang baru kepada siapa yang Dia mau, kepada kaum sisa ini. Ini yang membuat Paulus sadar, berita Injil segencar apapun tidak akan mengubah pendirian manusia, kecuali Tuhan mengubah hati mereka, ini hal yang kedua. Kaum utama hanya mempunyai hati yang menampung apa yang baik di dalam kesementaraan. Sedangkan kaum sisa menampung berita Injil karena mereka punya hati yang baru.

Agustinus berbicara tentang pergumulan memiliki hati yang baru. Di buku Confession, dia mengatakan bahwa manusia itu cuma bisa melihat kematian sebagai saksi utama dari dosanya. Kalimat ini sangat benar, kita cuma bisa melihat kesaksian paling kuat itu kesaksian dari kematian. Ini ditulis di awal bukunya, ketika dia berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, bagaimana saya mesti berseru kepadaMu supaya Engkau datang kepadaku?” Sebelum dia bergumul tentang itu, dia lebih dulu bergumul mengatakan “Tuhan, kami manusia yang gampang mati. Kesaksian yang paling kuat bagi kami adalah mati. Ini kesaksian yang terus berbicara ada dosa”. Kalau orang bertanya dosa itu apa? Saudara bisa bilang “kematian itu akibatnya, sekarang pikir sendiri apa itu dosa”.

Jadi Agustinus sudah mengatakan di bagian awal, “kesaksian paling kuat dalam hidup kami adalah kematian”. Apa kesaksian itu? Kesaksian itu berarti utusan yang punya pesan dari sang pengutus. Siapa pengutusnya? Tuhan. Kesaksiannya apa? Manusia berdosa. Apa yang jadi saksi, siapa yang Tuhan utus untuk menyaksikan bahwa manusia berdosa? Kematian. Kematian itu sering dipersonifikasi sebagai perwakilan dari dewa untuk mencabut nyawa orang. Di legenda Yunani kuno dikatakan dewa paling sibuk adalah dewa kematian. Maka meskipun kelahiran adalah sesuatu yang terjadi sama besarnya dengan kematian, namun peristiwa yang menyertai sebelum kematian jauh lebih kena kepada manusia dibandingkan peristiwa sebelum kelahiran. Sebelum kelahiran ada dua orang saling mencintai, mereka mengikat janji, cerita romantis. Tapi cerita tragedi selalu memberikan kesan kepada manusia. Mengapa tragedi begitu kuat? Karena tragedi memberikan kesan sangat mendalam di dalam hati kita. Apa kesan yang didapat oleh sang saksi yang namanya mati? Kesannya adalah hidup begitu kacau. Karena apa? Jawabannya adalah karena dosa. Dosa membuat hidup tidak ada jalan selain kematian. Jadi Agustinus mengatakan “kematian jadi saksi paling kuat, saya tahu ada dosa”. Manusia bisa bicara apa lagi? “Kami hidupnya sementara, sekarang ada besok tidak, hari ini hidup tidak berapa lama lagi akan mati”. Kita selalu pikir hidup kita panjang, tapi kalau kita pikir masa lalu kita sadar sudah lalui hari-hari yang sangat banyak tanpa disadari. Dan kalau kita bandingkan spend hidup, waktu hidup yang kita miliki dengan sejarah manusia, kita sadar sejarah manusia terlalu besar untuk dibandingkan hidup kita. Dan kalau Saudara bandingkan sejarah manusia ada dengan sejarah alam semesta, Saudara akan sadar hadirnya manusia terlalu singkat. Mengapa kita menolak fakta bahwa kekekalan jauh lebih besar, kalau mau dibilang besar, dibandingkan dengan linear dengan kita daripada kehidupan manusia. Allah sudah ada jauh lebih lama dari kita, mengapa problematik bagi kita untuk terima bahwa alam sudah ada jauh lebih lama sebelum manusia ada? “Apa gunanya alam kalau tidak ada manusia?”, ini sombongnya kita, engkau pikir alam buat kamu? Alam Tuhan ciptakan untuk Dia nikmati. Begitu banyak galaksi yang engkau belum pernah lihat, tapi Tuhan nikmati setiap saat. Alam ada untuk Tuhan, bukan untuk kita. Kita dipercayakan bumi, tapi kita bukan pemilik alam dan bukan penikmat alam secara keseluruhan. Tuhan yang menikmati semua. Saudara kalau tanya, kalau laut yang paling dalam yang belum pernah dieksplorasi manusia, terdapat makhluk-makhluk begitu menakjubkan untuk siapa makhluk-makhluk itu ada? Manusia tidak tahu makhluk itu ada. Untuk Tuhan. Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, Tuhan menikmati langit. Bumi menyatakan kebesaranNya, Tuhan menikmati bumi. Jadi jangan salah, kalau Saudara mengatakan mustahil kalau usia bumi lama. Tapi kita mulai berpikir berarti hidup manusia singkat sekali, seperti nafas, seperti uap, seperti embun yang pagi-pagi muncul setelah itu tidak ada orang ingat. Saudara, kita kalau meninggal, yang ingat berapa banyak orang, berapa lama mereka ingat? Setelah orang-orang dekat kita juga meninggal bersama-sama dengan kita, apakah nama kita tercatat? Yang namanya tercatat di buku sejarah tidak banyak, tapi catatan nama mereka di buku sejarah pun adalah kesaksian bahwa mereka sudah mati. Mereka tidak bisa bersaksi untuk diri sendiri, mereka perlu catatan karena mereka sudah mati. Yosephus mengatakan siapa masih ingat tokoh-tokoh penting di Israel? Tidak ada, kalau tidak ada yang mencatat, mereka dilupakan karena kematiannya. Jadi kematian adalah saksi hidupmu pendek, dosa begitu berkuasa dan tidak ada yang signifikan di dalam hidupmu, tidak ada yang signifikan kecuali hidupmu berpaut dengan Kerajaan Allah. Segala hal yang membuat kita bergumul membuat kita sulit, membuat kita merasa sangat terganggu adalah karena kita perlu belajar untuk melihat berapa tidak signifikan hidup kita sebenarnya. Tapi Bukankah hidup kita penting? Iya hidup kita penting, karena Tuhan memberikannya sebagai anugerah untuk dinikmati. Hidup kita penting bukan karena kita mampu melihat signifikannya hidup sebagai sesuatu yang real. Hidup penting karena Tuhan berikan itu untuk kita. Itu sebabnya ketika orang menikmati hidup, seharusnya dia menikmati Pemberi hidup juga. Kalau dia cuma menikmati hidup, dia tidak menikmati Pemberi hidup, dia tidak mungkin menikmati hidup. Agustinus mengatakan “kematian menjadi saksi paling kuat bahwa hidup kami begitu singkat. Dan waktu kami mau bersaksi tentang kami, kami cuma bisa bersaksi kalau kami berdosa, kami sementara dan kami akan mati. Tidak ada yang lain yang bisa kami banggakan. Prestasi kami, kebutuhan yang kami terima, hanya sesuatu yang singkat yang akan hilang. Karena itu ya Tuhan, manusia yang fana perlu memuji Tuhan”, itu kalimat undangan beribadah. Waktu Agustinus mengatakan “kami yang singkat, yang fana, yang akan mati, yang nafasnya sementara, tetap mau memuji Tuhan. Kami tahu kami akan mati, tapi kami tetap memuji Tuhan. Karena kami punya kekosongan luar biasa, kecuali kami memuji Tuhan”. Kekosongan ini datang dari mana? Dari hati yang baru, hati baru membuat kita kosong dan membuat kita sadar kita perlu Tuhan. Perkataan dari seorang bernama E.P. Sanders, dia mengatakan di dalam teologi Paulus ada keselamatan dulu baru pergumulan, ada solution baru ada plaid, ada solusi dulu baru ada kesulitan. Kesulitan hidup Paulus, kegoyahan dia untuk mengikuti Tuhan bukan terdapat sebelum dia kenal Tuhan. Sebelum mengenal Tuhan, dia merasa hidupnya baik, dia stabil dan tenang. Tapi setelah ikut Tuhan, dia banyak bergumul, dia banyak disulitkan, dia banyak penderitaan dan kesulitan. Mengapa itu terjadi? Karena dia diberikan hati yang baru, yang sekarang menampung kemuliaan yang Tuhan mau berikan. Kaum sisa punya hati yang bisa menampung Tuhan, sedangkan kamu utama mempunyai hati yang cuma bisa menampung hal yang sementara. Ini hal yang berikut, yang kita bisa lihat dari perbandingan antara kaum sisa dengan kaum utama.

« 4 of 5 »