Kita berada dalam Adam, tapi bukan Adam yang menjadi tuan. Argumen Paulus ini menarik sekali, “kamu di dalam Adam tapi bukan Adam yang menjadi tuan, karena Adam pun ditaklukan”. Kalau Saudara ditaklukan oleh satu orang lalu ada orang lain yang menaklukan orang yang menaklukan Saudara, Saudara otomatis ditaklukan oleh orang yang menaklukan orang yang menaklukan Saudara. Saya ada di dalam Adam, saya ada di bawah kekepalaan Adam. Siapa kepalamu? Paulus mengatakan “bukan Adam”, mengapa bukan Adam? “Adam sudah mati, kamu tidak bisa berada di bawah kuasa orang mati”. “Lalu saya di bawah siapa?”, “Adam dikalahkan mati, berarti kamu di bawah mati”, ini mengerikan sekali. Di dalam Adam berarti saya di dalam mati. Betapa mengerikannya kalau Saudara ditaklukan oleh kuasa maut. Dan maut itu bukan hanya penghujung, gambaran ini harus kita singkirkan. Maut bukan hanya titik akhir ketika Saudara menghembuskan nafas terakhir. Mati adalah kuasa, mati adalah pengatur hidup sekarang. Ini kontradiksi, “Mana mati? Saya tidak lihat mati, masa mati mengatur hidup saya?”, iya. Mati itu berarti terusir dari hadirat Tuhan. Sekarang Saudara pikirkan terusir tadi, keadaan yang rusak tadi menjadi penguasa hidup, berarti Saudara didikte oleh dia. Saudara tidak punya jalur lain, Saudara tidak punya cara untuk hidup selain cara yang didikte oleh dia. Yang dia dikte adalah Saudara mengerjakan pekerjaan yang sia-sia untuk diri, tapi akhirnya mati. Yang Saudara kerjakan tidak ada ujung, yang Saudara kerjakan hanya berputar-putar dalam kebingungan, yang Saudara kerjakan tidak punya makna yang melepas Saudara dari kebingungan kematian. Kita sudah menjadi orang yang berpikir singkat, berpikir pendek dan ikut terseret dalam permainan apa pun yang ada di dunia ini, kita ada di dalam kuasa kematian. Dan Saudara tidak bisa lepas, Saudara menjadi orang yang melanjutkan tradisi dikuasai kematian. Ketika Saudara berpikir tentang karier, mau untung untuk diri sendiri, mau menjadi orang yang sukses sendiri, tidak peduli orang lain, selamat inilah kuasa maut itu.

Apakah manusia hanya ada di sini? Kuasa maut menang, kuasa maut menaklukan, apakah hanya itu saja? Tidak, Paulus mengatakan Tuhan tidak pernah mendesain manusia untuk menjadi di bawah Adam lalu Adam ditaklukan oleh maut, kita perlu Adam yang lain. Kita perlu adam, manusia, yang tidak takluk oleh maut supaya dia bisa menjadi kepala kita dan membawa kita menjadi manusia yang sejati. Siapa manusia atau adam, yang bisa mengalahkan maut supaya kita tidak lagi ditaklukan maut, supaya bukan maut yang berkuasa atas kita, mana ada manusia itu? Saya tanya, mana manusia yang tidak takluk oleh maut? Jadi kalau saya mengatakan “saya mau bebas dari keadaan ditaklukan oleh maut”, selamat, kamu tidak punya kepala. Tidak ada kepala yang bisa tolong kamu keluar dari keadaan ini. Tapi Paulus mengatakan memang tidak ada karena tidak ada orang yang dimaksudkan untuk itu. Hanya Kristus. Maka Paulus mengatakan “jika oleh satu orang maut berkuasa, maka lebih benar lagi ketika ada satu orang yang menaklukan maut dengan ketaatanNya yaitu Yesus Kristus”, Dialah Kepala yang baru. Sekarang isunya bukan lagi bagaimana cara saya mengalahkan penguasa saya yaitu maut. Saudara tidak bisa melawan maut dalam cara apa pun. Satu-satunya yang mungkin adalah Kristus, karena Kristus adalah Kepala yang baru. Yang membuat Kristus menjadi Kepala yang baru adalah Tuhan sendiri. Yang membuat Dia berhasil menjadi Kepala yang baru adalah karena Dia menang lewat taat kepada Tuhan. Ini yang Paulus katakan, Adam tidak taat maka ditaklukan maut, Kristus taat dan Dia bangkit. Adakah orang lain yang taat bisa bangkit? Tidak ada, karena orang lain bukan kepala, hanya Kristus yang Kepala. Maka kalau ditanya “apa syarat juru selamat?”, saya kurang setuju harus ada syarat tertentu, Juru selamat hanya satu, tidak ada yang lain. Kristus adalah Kepala yang baru. Kepala yang baru itu Tuhan kirim ke dunia, Dia jalankan panggilanNya sebagai Raja, Raja yang akan menaklukan maut. Ini bukan raja yang ditaklukan maut, ini adalah Raja yang akan membersihkan seluruh realm ciptaan Tuhan dari penguasa-penguasa palsu. Maka Kristus akan bereskan dari setan, setan itu penguasa palsu, dari raja-raja yang lalim, raja-raja lalim juga penguasa maut, dan juga dari maut, maut pun penguasa palsu. Kristus yang akan singkirkan. Dan inilah beritanya, Saudara tidak bisa pindah dari dalam Adam ke dalam Kristus kalau bukan karena iman kepada Kristus, Tidak ada yang berubah, tidak ada yang bisa berjuang untuk pindah “saya mau pindah dari dalam Adam ke Kristus”, tidak bisa. Karena Saudara sedang pindah dalam keadaan yang nasibnya mati menuju kepada keadaan yang bangkit, itu sesuatu yang di luar kekuatan Saudara. Saudara perlu Tuhan, Tuhan yang akan pindahkan. Bagaimana caranya Tuhan pindahkan? Tuhan yang pindahkan. Bagaimana caranya berbagian di dalam Tuhan? beriman kepada Dia, percaya bahwa Kristus adalah Juruselamat. Dari situ Paulus mengatakan baru ada kehidupan yang baik, yang indah, yang murni, tapi kali ini tanpa yang buruk. Saudara bisa bayangkan kemanusiaan yang hanya menunjukan sisi baik, mulia, senang, limpah, murni, suci, benar dari manusia, dimana sisi fasik, kasar, egois, cemar, bodoh, tidak kenal Tuhan, gelap, semua disingkirkan, ini yang akan terjadi di dalam Kristus. Ada botol air isinya air kotor, lalu Saudara mengatakan “ini botol air kotor, saya tidak mau botol air kotor, kalau begitu saya akan taruh air bersih”, tidak bisa, Saudara mesti buang dulu air kotornya. Penebusan Kristus adalah mengosongkan ini, saya dibersihkan dari segala kejahatan saya. Tapi dibersihkan dari kejahatan itu cuma satu langkah pertama. Seringkali kita pikir Yesus datang untuk mencuci dosa kita, membersihkan dosa kita, bukan hanya itu. Itu langkah awal. Penebusan itu bukan hanya bersihkan dosa, melainkan membuat kita berbagian di dalam Kristus, bukan lagi berbagian di dalam Adam. Apa yang ada dalam Kristus sekarang menjadi milik kita. Dan Paulus mengatakan “bagaimana mengerti ini?”, “sama dengan apa yang menjadi bagian Adam jadi milik kamu”, simple. Dulu kamu berbagian di dalam Adam, sekarang kamu akan berbagian di dalam Kristus. Kamu berbagian di dalam matinya Adam karena kamu satu dengan Adam. Kamu akan berbagian di dalam hidupnya Kristus, karena kamu satu dengan Kristus. Bukan karena kamu memperjuangkan hidup yang akan mirip Kristus, kamu akan diberikan itu. Jadi Kristus akan menyingkirkan air kotor di dalam diri kita, segala dosa, segala kecemaran, segala kekacauan, lalu Dia akan memberikan apa yang menjadi milik Dia untuk kita berbagian di dalamnya. Itulah yang Paulus katakan di dalam Kristus. Di dalam Kristus berarti Saudara akan berkuasa, berlimpah hidup dan penuh dengan kelimpahan. Kapan? Belum sekarang, tapi akan. Ini yang Paulus tekankan di dalam gambaran yang akan dia pakai di pasal berikutnya mengenai cangkok. Kalau Saudara mencangkok sebuah ranting ke sebuah dahan, apakah langsung tiba-tiba ada buah? Tidak bisa, lalu kapan buahnya? Nanti. Tunggu saatnya. Disatukan dengan Kristus itu pasti, sudah, sekarang ketika Saudara percaya kepada Dia. Kalau ditanya “mengapa kehidupan barunya belum ada pada saya?”, “belum, akan ada saatnya”. Itu sebabnya pasal 5 menekankan posisi awal kita, posisi awalmu bukan lagi di dalam Adam, tapi di dalam Kristus. Posisi awalmu ini yang penting ini, akan menentukan posisi akhirmu di dalam Dia, di dalam kelimpahan dan kesempurnaan. Sangat indah sekali berita yang Paulus beritakan, Paulus mengatakan kamu bukan lagi di dalam Adam, kamu di dalam Kristus. Kamu tidak lagi punya maut sebagai penguasa, kamu tidak lagi hidup dengan jalannya dia, sekarang kamu hidup di dalam jalan Penguasa yang baru. Dan kalau kita bandingkan kerajaan yang dipimpin oleh maut, siapa pun dia, ini personifikasi bukan dari person, Saudara tentu tidak bisa mengatakan ada person namanya maut, kita bukan orang Yunani yang percaya semua fenomena itu ada dewanya, mati ada dewanya yaitu dewa kematian, mungkin bodoh pun ada dewanya. Tentunya kita tidak percaya itu, kematian bukan person. Tapi dipersonifikasi oleh Paulus, seumpama pikirkanlah kalau kematian itu benar-benar bertahta dan perwujudan dari tahta kematian Saudara bisa lihat dari kehidupan sekarang, lalu bandingkan dengan kuasa Kristus, bertahtanya Kristus. Saudara bandingkan berapa bedanya yang satu mematikan yang lain, yang satu mematikan diri demi yang lain. Mengapa Yesus mesti mati? Karena Dia mengambil alih kita dari Adam yang lama. Dia mengambil kita menjadi satu dengan kita. Banyak orang yang menghina “masa kamu percaya Tuhan yang mati?”, tapi saya akan tanya balik “kalau tuhanmu tidak rela mati bagimu, harapan apa yang kamu miliki? Tidak ada”. Ketika Yesus Kristus rela menjadi manusia lalu rela menjadi satu dengan kita, Dia akan memberikan apa yang menjadi milik Dia supaya kita boleh berbagian di dalam Dia. Tapi caranya adalah Dia berbagian di dalam kita. Tidak ada cara yang mudah, bahkan bagi Anak Allah untuk menebus kita. Penebusan Kristus adalah penebusan yang memerlukan pengorbanan besar dari Dia. Kalau penebusan adalah sesuatu yang semudah membalikkan tangan, ini bukan penebusan yang berarti. Tuhan tidak mengatakan penebusan itu simple, karena manusia tidak simple, manusia begitu penting. Tuhan tidak mau manusia dihina, maka untuk menyelamatkan manusia, Tuhan melakukan hal yang menakjubkan kita, ini namanya kasih. Dia mengerjakan hal yang membuat Dia meresikokan kemuliaanNya. Dia menjadi manusia, Dia mati dan bangkit. Dan kebangkitanNya inilah yang Paulus katakan di dalam Kristus. Mengapa kita boleh di dalam Kristus? Karena Dia bangkit.

Lalu apa bedanya kepenguasaan maut dengan kepenguasaan Kristus? Kepenguasaan maut adalah yang mengakibatkan kita yang dikuasai menjadi mati. Kepenguasaan Kristus adalah Dia mati bagi kita. Kalimat pendek ini pun sudah membuat kita tahu bahwa berada di dalam maut dan berada dalam Kristus adalah hal yang benar-benar berbeda. Dan Paulus mengatakan “entah kamu orang Yahudi, orang Yunani, orang merdeka, budak, laki-laki, perempuan, begitu engkau percaya Kristus, engkau tidak berada dalam Adam dan oleh karena itu ditaklukan oleh maut. Engkau berada dalam Kristus dan karena itu dibenarkan”. Dan inilah yang kamu alami sebagai orang Kristen. Mari syukuri apa yang Kristus sudah kerjakan, mari sadari kamu harus berjuang untuk hidup yang baru. Bukan karena status, karena status sudah. Sekarang kamu mau tinggalkan kematian dengan berjuang untuk hidup suci, berjuang untuk hidup sesuai dengan kesucian yang Tuhan sudah deklarasikan ada pada kita. Dan inilah yang membuat orang Kristen hidup bukan lagi dengan mempertimbangkan apakah saya nanti akan di dalam Tuhan atau tidak. Tapi dengan sebuah kepastian bahwa saya bukan lagi berada di dalam Adam, tapi di dalam Tuhan. Maka Saudara harus sadari bahwa di dalam ajaran Paulus tidak ada in between, Saudara either sepenuhnya di dalam Adam atau sepenuhnya di dalam Kristus, ini yang Paulus tekankan. Tidak ada lagi identitas yang lain, engkau Israel, engkau bangsa lain, bangsa apa pun, hanya ada dua kemungkinan, engkau di dalam Adam atau di dalam Kristus. Kiranya Tuhan mengingatkan kita akan berita Injil yang indah ini dan membuat kita semakin bersyukur karena kita tidak di dalam Adam, tapi di dalam Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah)

« 3 of 3